Kelompok Case Study Reproduksi
Kelompok Case Study Reproduksi
PERAN PERAWAT DALAM BENCANA MELIPUTI PRE, INTRA DAN PASCA BENCANA
Oleh :
Sarina C12116009 Ruslia Mayau C12116309
Putri Chrisma C12116031 Nur Islami C12116305
Annisa Rahmayani C12116302 Ulfa Nurfajeria C12116313
Nurazizah C12116024 Trivosa Rombe C12116503
Tinctoria Citra Amalia C12116016 Ayu Wardani C12115038
Andi Taufiqurahman C12116327 Novianti Putri C12116512
Ade Rahmawati C12116320 Ishmah Rosyidah C12116521
Deka Khusnul Ainiyah C12115509 Dewi Liling C12116316
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam karena atas
izin dan kehendak-Nya jualah tugas sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
bencana . Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai “penilaian sebelum
saat dan setelah bencana pada korban, survivor, populasi rentan, dan berbasis komunitas,
Bussines contunity plan (bcp), Komunitas dan penyebaran informasi (sim bencana), dan Peran
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini
dan juga berbagai sumber seperti buku,e-book dan lainnya. Oleh karena itu sudah sepatutnya
kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah memberikan limpahan ilmu
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih sedikit. Dalam makalah ini kami
sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar dapat
menyempurnakan makalah ini.Harapan kami, makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami
untuk pembuatan makalah selanjutnya . Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi
Kelompok 6
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat
tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi alam tersebut serta adanya
bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga kaya
akan sumber daya alam. Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor
geologi (gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi (banjir,
tanah longsor, kekeringan, dan angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit
manusia, penyakit tanaman/ternak, ataupun hama tanaman) serta kegagalan teknologi (kecelakan
Oleh karena itu, Profesi keperawatan harus bersifat luwes dan mencangkup segala kondisi,
dimana perawat tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan keperawatan dirumah sakit saja
melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana (darurat). Situasi
penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang sangat berbeda, sehingga perawat
harus mampu secara skill dan teknik dalam menghadapi kondisi seperti ini.
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan
oleh profesi keperawatan. Perawat harus berbekal pengetahuan dan kemampuan yang mampu
melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk, perawat juga harus siap terjun
langsung ke daeah-daerah yang terdampak akibat bencana dan bertaruh nyawa sekalipun.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penilaian sebelum saat dan setelah bencana pada korban, survivor,
4. peran perawat dalam bencana meliputi pre, intra dan pasca bencana ?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui bagaimana penilaian sebelum saat dan setelah bencana pada korban,
5. Mengetahui peran perawat dalam bencana meliputi pre, intra dan pasca bencana
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penilaian Sistematis Sebelum, Saat, dan Setelah Bencana Pada Korban, Survivor,
Pra Bencana
psikososial
internasional
Intra Bencana
kabupaten/kota
dari luar negeri, agar tidak terjadi tumpang-tindih antar kegiatan, sekaligus
dilakukan
2. Di Tingkat Provinsi
Pra Bencana
jiwa
pengungsian
masalah kesehatn jiwa dan psikososial bagi masyarakat yang terkena bencan
elemen masyarakat
dari luar negeri, agar tidak terjadi tumpang-tindih antar kegiatan, sekaligus
Pasca Bencana
3. Di Tingkat Kab/Kota
Pra Bencana
tempat pengungsian
jiwa dan psikososial pada masyarakat yang terkena dampak bencana dan
Intra Bencana
jiwa dan psikososial serta sumber daya yang tersedia di masyarakat untuk
psikososial (kader kesehatan, bidan desa, pekerja sosial, guru, PKK, karang
orang cacat)
Pasca Bencana
serta memberikan bantuan sosial bagi masyarakat yang terkena bencana dan
konflik
Melakukan psikoedukasi bagimasyarakat baik langsung maupun melalui
media massa
tempat baru
- Child abuse
- Masalah (belajar, ekonomi, kenakalan remaja, sikap psimis, cendrung tergantung pada
bantuan)
- Layanan kesehatan jiwa yang mudah dicapai dan berada dekat dengan masyarakat yang
mebutuhkan
1. Pra bencana
pada penanggulangan masalah kesehatan jiwa pada kejadian bencana dan konlik
2. Intra bencana
- Mengadakan penilaian secara cepat terhadap kebuutuhan peelayanan kesehatan jiwa dan
psikososial
3. Pasca bencana
Business Continuity Plan (BCP) adalah suatu rencana strategis yang dibuat berdasarkan
kondisi perusahaan untuk tetap menjalankan kegiatan bisnisnya secara berkelanjutan walaupun
sedang terjadi masalah atau bencana. BCP membahas tentang membuat rencana darurat untuk
keadaan darurat yang mengancam kelangsungan bisnis dan meneruskan bisnis tersebut walaupun
terjadi bencana serta membuat rencana dan menciptakan kerangka kerja untuk memastikan
terhadap aktivitas bisnis normal. BCP dirancang untuk melindungi proses bisnis yang kritis dari
kegagalan/bencana alam atau yang dibuat manusia dan akibatnya hilangnya modal dalam
kaitannya dengan ketidaktersediaan untuk proses bisnis secara normal. BCP merupakan suatu
strategi untuk memperkecil efek gangguan dan untuk memungkinkan proses bisnis terus
berlangsung. Peristiwa yang mengganggu adalah segala bentuk pelanggaran keamanan baik yang
disengaja ataupun tidak yang menyebabkan bisnis tidak bisa beroperasi secara normal. Contoh
peristiwa yang dapat mempengaruhi kesinambungan bisnis adalah Kebakaran atau ledakan,
Tujuan BCP adalah untuk memperkecil efek peristiwa mengganggu tersebut pada
perusahaan. Tujuan BCP yang utama adalah untuk mengurangi risiko kerugian keuangan dan
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam proses pemulihan sesegera mungkin dari suatu
peristiwa yang mengganggu. BCP juga membantu memperkecil biaya yang berhubungan dengan
peristiwa yang mengganggu tersebut dan mengurangi risiko yang berhubungan dengan itu.
1. Tahapan BCP
Pada tahap ini, strategi yang digunakan yakni untuk mencegah terjadinya suatu
bencana, serta mencegah efek bencana tersebut. Tahap ini akan berhubungan dengan
manajemen, maka tahap ini menggunakan metode analisa resiko, mulai dari
mengidentifikasi resiko, identifikasi dampak pada karyawan dan property perusahaan dan
lain sebagainya.
terhadap suatu bencana. Pembagian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan
tindakan dan pemulihan yang efisien apabila nantinya terjadi suatu bencana. Kemudian,
tahap ini akan berhubungan dengan Business Impact Analysis (BIA). Contoh penerapan
Apabila ternyata terjadi suatu bencana pada perusahaan, makata hap ini akan
dilakukan. Pada tahap ini, strategi yang dilakukan yakni menahan agar bencana tadi tidak
sampai mengganggu proses bisnis, serta melakukan upaya untuk mengurangi dampak
yang ditimbulkan berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan pada tahap
pemulihan). Tahap ini berhubungan dengan recovery plan. Contoh penerapan tahap ini
yakni menggunakan backup data yang lama bila data yang baru rusak akibat terkena
bencana. Setelah melalui tahap pemulihan, proses tidak berhenti pada tahap tersebut.
Namun, tahap tadi akan memberikan feedback terhadap tahap prevention agar nantinya
a. Komponen Personel
Komponen ini meliputi semua pihak yang terlibat di dalam BCP. Misalnya perencanaan
sebelumnya.
b. Komponen Teknologi
Komponen ini berfungsi untuk mendukung proses BCP. Komponen tersebut meliputi:
softcopy.
proses suatukegiatan.
Backup data :kegiatan menyalinsebuah data untuk disimpan pada tempat lain dan
BCP merupakan rencana yang bersifat preventif, artinya rencana tersebut berfokus
kepada tindak pencegahan sebelum suatu bencana benar-benar terjadi menimpa perusahaan.
Namun, bukan berarti bahwa BCP tidak bisa menanggulangi bencana. Di dalam BCP
terdapat disaster recovery plan (DRP) yang berfungsi sebagai tindak kuratif. Adapun
Dengan menggunakan BCP, maka apabila perusahaan terkena bencana, dampak yang
ditimbulkan dapat dikurangi. Hal ini disebabkan karena BCP membantu perusahaan
untuk mengidentifikasi berbagai macam ancaman yang telah atau akan terjadi, serta
BCP membantu perusahaan untuk menganalisa resiko dan ancaman, serta bagaimana cara
untuk menghadapi permasalahan tersebut. Di dalam analisa resiko, terdapat juga metode
A. Penyebaran Informasi
Pada saat pra, saat dan pasca-bencana pelaporan informasi penanggulangan krisis
1. Informasi Pra-Bencana
dan informasi yang lengkap, akurat dan terkini sebagai bahan masukan pengelola
akibat bencana. Salah satu bentuk informasi yang cukup penting adalah adanya
lintas sektor.
Alur penyampaian informasi penilaian kebutuhan cepat adalah sebagai
berikut :
provinsi/kabupaten/kota.
Alur penyampaian dan konfirmasi informasi perkembangan
a. Informasi pra‐bencana
D. Peran Perawat Dalam Bencana Meliputi Pre, Intra Dan Pasca Bencana
1. Pre bencana
kepada masyarakat.
Perawat juga dapat memberikan alamat atau nomor telepon darurat dll
2. Fase intra
Bertindak cepat
Don’t promise. Perawat tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan maksud
leadership
Selain itu, Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan
1. Merah
internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II 2.
2. Kuning
sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini
sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut
antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis,
3. Hijau
4. Hitam
Meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari
Adapun peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana seperti :
kesehatan di RS
Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi
perawat jiwa
Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)
Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan
Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater
3. Fase post
Bencana tentu bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial dan psikologis tertentu.
Sress psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi posttraumatic
stresss dsisorder (PTSD) Yang merupakan sindrom dengan tiga criteria utama
yaitu :
Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi yang terkait bekerjasama dengan
unsur lintas sector menangani maslaah kesehatan masyarakat pasca gawat darurat
serta mempercepat fase pemulihan (recovery) menuju keadaan sehat dan aman.
Cara mengatasi trauma psikis pada korban bencana :
Gangguan psikologis yang dialami korban bencana antara lain perasaan sedih
akibat kehilangan keluarga yang mereka sayangi, kehilangan harta benda, rumah, mata
tersebut adalah dengan menghibur mereka, memberi pelatihan dan pembinaan serta
aktivitas lain agar mereka tidak jenuh. Untuk penanganan trauma juga dilakukan pada
anak karena mereka belum tahu cara mengontrol emosi dan mungkin belum paham
dengan apa yang sebenarnya terjadi. Jadi penanganan yang dilakukan antara lain seperti
Selain itu untuk penanganan trauma psikologis bagi anak juga dapat
Sekolah Petra yaitu pertama di awali dengan identifikasi masalah, kedua spesifikasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan keperawatan bencana adalah salah satu aktivitas yang dilakukan selama
masa tenang dari siklus bencana. Perawata mempunyai peranan penting dalam f ase ini, yakni
keterampilan yang diperlukan untuk keperawatan bencana. Untuk melakukan tugas ini, perlu
keterampilan diri sendiri melalui program pendidikan dan pelatihan secara berkala dan
berkelanjutan, dan perlu terus melanjutkan praktik keperawatan didalam aktivitasnya sehari-
hari.
maka hal ini menjadi penting untuk mengambangkan program pendidikan bencana yang
program pendidikan dan pelatihan yang sedang / yang sedang dilaksanakan, serta melakukan
B. SARAN
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis sadar bahwa
penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna dan kami sangat mengharapkan kritik dan
saran itu dari pembaca untuk penulisan selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kebijakan masalah kesehatan jiwa dan psikologis akibat bencana dan konflik, diakses pada
tanggal 3 maret 2019(https://www.scribd.com/doc/341824012)Pedoman Teknis
Peran perawat pre, intra dan post dalam bencana oleh nursaktiani 14 februari 2015 diakses pada
tanggal 3 februari 2019https://www.scribd.com/doc/255708793/Peran-Perawat-
Dalam-Bencana-Sebelum
Sitorus, Aston Freddy.2005. “Business Continuity Planning and Disaster Recovery Planning”,
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://openstorage.gunadar
ma.ac.id/linux/docs/v06/Kuliah/MTI-Keamanan-Sistem, diaksespada 03 Maret 2019
pukul 17.00.