Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH MANAGEMENT DIASTER

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPERBURUK BENCANA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

1. CICI PARAMITA 142012014002


2. SEPTA BUDI KURNIAWAN 142012014026
3. TRI HANDAYANI 142012014029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STikes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


LAMPUNG PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “FAKTOR YANG MEMPERBURUK
BENCANA ” dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas managemen diaster.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan
tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa
syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini.

Pringsewu, September 2017

Kelompok
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.......................................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI


A. ................................................................................................................................. 3
B. Etiologi..................................................................................................................... 6
C. Patofisiologi ............................................................................................................. 7
D. Manifestasi klinis ..................................................................................................... 9
E. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................... 10
F. Penatalaksaan ........................................................................................................... 11
G. Komplikasi ............................................................................................................... 13

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS
A. Pengkajian ................................................................................................................ 16
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................ 17
C. Rencana Tindakan Keperawatan.............................................................................. 17

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan. ............................................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................................................ 21
Faktor faktoryang memperburuk bencana

Berikut ini factor-faktor yang memperburuk bencana (Susanto A. 2006) :

1. Kemiskinan
Seluruh studi yang dilakukan mengenai bencana menemukan bahwa kelompok yang paling
kaya dalam populasi dapat selamat tanpa terpengaruh oleh bencana dan dapat [ulih lebih
cepat. Kemiskinan membuat mereka lebih rentan terhadap bahaya. Kemiskinan dapat
menjelaskan mengapa penduduk daerah perkotaan terpaksa tinggal dibukit-bukit yang rawan
tanah longsor.
2. Pertumbuhan penduduk
Terdapat hubungan yang jelas antara meningkatnya kerugian akibat sebuah bencana dan
semakin bertambhanya jumlah penduduk. Jika daerha yang terkena bencana terdapat lebih
banyak jumlah penduduk dan bangunan, akibatyang ditimbulkan bencana kemungkinan akan
meningkat.
3. Urbanisasi yang cepat
Cepatnya pertumbuhan dan perpindahan penduduk berhubungan dengan fenomena urbanisasi
yang cepat. Ini ditandai dengan perpindahan penduduk miskin dari daerah pedesaan dan
daerah konflikkedaerah perkotaan untuk mencari peluang ekonomi dan keamanan. Jumlah
penduduk miskin yang besar di perkotaan Ini menyebabkan semakin terbatasnya pilihan
untuk membangun tempat tinggal yang aman dan diinginkan.
4. Transisi dalam praktek budaya
Perubuahan-perubahan yang tak terhindarkan yang terjadi dalam masyarakat telah
meningkatkan kerawanan terhadap bencana. Sebenarnya seluruh masyarakat mengalami
perubahan secara konstan dalam sebuah tahap transisi yang terus-menerus. Transisi ini sering
bersifat mengganggu dn tidak seimbang, meninggalkn gap dalam ekanisme penanganan
social dan teknologi bagi masyarakat yang sedang berada dalam proses transisi ini masalah
akan bertambah ketika korban yang selamatdari bencana kemungkinan akan mendapat
system dukungan social atau jaringan untuk membantu proses penyelamatan dan pemulihan
bencana.
5. Kerusakan lingkungan
Banyak bencana yang disebabkan ataupun diperburuk olehkerusakan lingkungan. Terciptanya
kondisi kekeringan dan tingkat keparahan relative dan lamanya waktu kekeringan biasanya
adalah sebuah fenomena alam. Kondisi kekeringan data diperparah oleh buruknya pola
panen,buruknya teknik konvervasi, hilngnya sumber mata air, dan pada tahap tertentu ,
urbanisasi tidak terkendali.
6. Kurangnya kesadaran dan informasi
Bencana dapat terjadi karena masyarakat yang rawan terhadap bencana tidak memahami
bagaimna menghilangkan bahaya atau melakukan tindakan perlindungan. Ketidakpahaman
atau ketidakpedulian ini tidak selalu disebabkan oleh factor kemisikinan, tapi juga disebabkan
oleh kurangnyakesadaran mengenai tindakan apa yang harus dimbil untuk membangun
struktur yang aman dilokas yang aman pula.
7. Kerentatan
Menurut pasal 55 ayat 1 UU no 24 tahun 2007 tentang penagggulan bencana perlindunga
terhdap kelompok rentan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 48 huruf e dilakukan
dengan memberikan prioritas kepada kelompok rentn berupa penyelamatan evakuasi,
pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial . kelompok rentan yang dimaksud ada ayat
1 terdiri atas:
a. Bayi, balita, dan anak
b. Ibu yang sedang mengandung dan menyusui
c. Penyandang cacat
d. Orang lanjut usia.

Anda mungkin juga menyukai