PROFIL LEMBAGA
Gambar 1.1
Tampak Depan BKB PAUD Melati IV
1
2
Gambar 1.2
Tampak Depan BKB PAUD Melati IV
BKB PAUD Melati IV berdiri pada tanggal 18 Juli 2000. BKB PAUD
Melati IV memiliki luas tanah seluas 63 m2 dengan jumlah 4 ruangan. Saat ini,
BKB PAUD Melati IV mempunyai 2 guru dan 76 anak. Sejak berdirinya
BKB PAUD Melati IV sampai sekarang belum ada pergantian Kepala
Sekolah. Kepala Sekolah BKB PAUD Melati IV adalah Lily Sri Aprianti.
B. Visi, Misi dan Tujuan Lembaga
BKB PAUD Melati IV sudah memiliki visi, misi dan tujuan lembaga.
Visi dari BKB PAUD Melati IV merupakan Mensosialisasikan, meningkatkan,
mutu bermain dan belajar anak usia dini di lingkungan sekitar khususnya dan
luar pada umumnya. Misi dari BKB PAUD Melati IV adalah sebagai berikut :
Mengembangkan potensi anak didik
Menjadikan anak yang sehat
Menjadikan anak yang mandiri dan dan kreatif
Menjadi anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menjadikan anak yang berkarakter
Gambar 1.3
Peta lokasi BKB PAUD Melati IV
E. Status Satuan Lembaga PAUD
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, BKB PAUD
Melati IV belum memiliki akreditas. Mengenai surat izin operasiona, BKB
PAUD Melati IV sudah memiliki kelengkapan surat-surat seperti sertifikat
tanah, sertifikat NPSN dan surat izin operasional.
5
TEMUAN LAPANGAN
A. Kurikulum
B. Gambaran Proses Pembelajaran
C. Sumber Daya Manusa di Lembaga PAUD
6
7
Profil Pendidik
Gambar
Buku Calon Peserta Didik
Berdasarkan data diatas bahwa jumlah peserta didik pada tahun
ajaran 2017/2018 di BKB PAUD Melati adalah 45 anak. peserta
didik tersebut dibedakan sesuai usia. Sedangkan berdasarkan data
lapangan pada tahun ajaran 2018/2019 jumlah peserta didik di
BKB PAUD Melati IV tersebut adalah 15 anak. Jumlah peserta
didik tersebut akan terus bertambah hingga penutupan pendaftaran.
Pada buku data peserta didik tersebut tetera nama, tempat dan
tanggal lahir, alamat, nama orang tua, dan terima/tolak.
b. Penerimaan Anak Didik
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, cara
penerimaan perserta memiliki persyaratan tertentu seperti usia
anak. Usia yang di tentukan oleh BKB PAUD Melati IV ini
minimal 3 tahun. Warga di sekitar PAUD ini sudah mengetahui
bahwa RW 14 menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia dini
sejak tahun 1997 dengan awall pembentukan pos yandu. Cara
mempromosikan PAUD ini adalah dengan mensosialisasikannya
pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh RW. Setelah itu
orang tua mengetahui bahwa RW 14 ini menyelenggarakan
11
pendidikan untuk anak usia dini, maka orang tua yang tertarik akan
mendaftarkan anaknya secara langsung dengan mengisi formulir.
Sekolah ini juga menerima anak ADHD. Pada saat pendaftaran
tidak adanya biaya yang di tentukan oleh pihak sekolah.
Berdasarkan data lapangan yang diperoleh pada tangga 18 Juli
2018, bahwa peserta didik yang diterima di BKB PAUD Melati IV
ini belum terlihat adanya anak ADHD. Ketika pendaftaran, orang
tua melengkapi data yang diminta oleh kepala sekolah yaitu foto
copy KTP orang tua dan formulit pendaftaran yang telah diisi.
c. Pengelompokkan Anak Didik
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah,
pengelompokkan peserta didik di bagi berdasarkan 3 kelompok
yaitu KB, TK A dan TK B. Kelompok KB memiliki rentang usia
3-4 tahun, TK A memiliki rentang usia 4-5 tahun, dan TK B
memiliki rentang usia 5-6 tahun. Jumlah siswaa yang berada di
setiap kelompok berbeda, KB berjumlah 20 orang, TK A
berjumlah 25 orang, dan TK berjumlah 30 orang.
Berdasarkan hasil observasi lapangan pada tanggal 18 Juli
2018, pengelompokkan peserta didik pada tahun ajaran 2018/2019
hanya dibagi menjadi 2 kelas. Kelas tersebut adalah KB untuk usia
3-4 tahun dan TK 5-7 tahun. TK A dan TK B digaung menjadi satu,
dikarenakan peserta didik usia 6-7 tahun belum banyak yang
mendaftar di BKB PAUD Melati IV ini.
d. Penyusunan Program Kegiatan Anak Didik
1) Masa Orientasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah
bahwa pada saat anak sudah diterima di BKB PAUD
Melati IV ini, guru melakukan masa orientasi untuk
memperkenalkan lingkungan dan suasana yang ada di
PAUD tersebut. Proses masa orientasi ini berlangsung
12
Orang tua anak didik yang berada di BKB PAUD Melati IV ini
memiliki latar belakang daerah, pekerjaan yang berbeda, dan tingkat
pendidikan yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah mengenai profil umum orang tua dan bentuk keterlibatan yang
dilakukan oleh orang tua dijabarkan sebagai berikut :
JALUR
BKB PAUD UMUM
RUMAH
RUMAH MELATI IV PELATIHAN (KE
WARGA
WARGA BABY SITTER JALAN
BESAR)
JALAN UMUM
Gambar 2.22
Gambar 2.23
Gambar 2.24
2. Floor Plan
Floor plan merupakan gambaran umum mengenai ruangan kegiatan
belajar mengajar yang digunakan sebagai sarana lembaga PAUD. Pada
temuan lapangan ruang lembaga dibagi menjadi 5 bagian. Dimana pada
bagian kanan dari arah timur terdapat ruangan untuk meletakan mainan
outdoor ketika kegiatan pembelajaran sedang libur serta toilet. Ukuran
untuk meletakan alat permainan outdoor sendiri memiliki panjang -/+ 3.6
m, sedangkan lebar nya 3 m. Sedangkan, untuk ruang toilet sendiri
memiliki ukuran panjang -/+ 2.85 m, sedangkan untuk lebarnya memiliki
ukuran 1,2 m.
Ruang tengah sendiri digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dan
disebelah kiri dari arah pintu ditempatkan alat permainan outdoor. Ukuran
dari ruang belajar pada BKB PAUD MelatiIV sendiri memiliki panjang
berukuran -/+ 7.20 m dan lebar -/+ 7.20 m. Pada BKB PAUD Melati IV
sendiri untuk ruang sebelah kiri dari arah timur bangunan digunakan untuk
ruang kepala sekolah dan juga guru. Ukuran untuk ruang kepala sekolah
dan guru. Didalam ruang kepala sekola dan guru terdapat ruang kecil yang
diperuntukan untuk meletakan alat main atau media serta piala. Pada ruang
kelas sendiri seluruh ruangan menggunakan keramik berwarna putih.
Dinding kelas dan ruang untuk meletakan permainan outdoor dicat
menggunakan warna biru muda dengan dihiasi berberapa tempelan
mengenai struktur organisasi sekolah dan meteran untuk mengukur tinggi
anak. Sedangkan untuk ruang kepala sekolah dan guru dicat menggunakan
warna krem. Untuk luar ruangan, warna cat yang digunakan yaitu oranye
21
TIMUR
orang dewasa
anak
TOILET
pintu ayunan
Perosotan lemari
Jungkat-
jungkit
pintu
pintu
Gambar 2.25
Floor plan bangunan BKB PAUD Melati IV
Gambar 2.26
Ruang kelas BKB PAUD MELATI IV
arena luar gedung dan juga arena tersebut sering digunakan warga
untuk memarkirkan kendaraan beroda empat.
26
Gambar 2.27
Gambar 2.28
Gambar 2.29
Gambar 2.30
sebagian cat tembok telah pudar dan berberapa tempat seperti tempat
penyimpanan sarana outdoor dalam keadaan tidak bersih. Pada tempat
penyimpanan permainan outdoor banyak sekali barang yang tidak
terpakai sehingga dalam ruangan itu terkesan sempit dan kotor.
SARANA
NO. URAIAN JML KONDISI FOTO
INDOOR
1. Meja dan Meja dan Baik
kursi anak kursi anak
yang
berukuran
kecil
digunakan
untuk
belajar
3. Papan tulis Terdapat 1 Baik
satu buah
papan tulis
31
Gambar 2
5. Rak kayu Diperguna 2 Baik
kan untuk
penyimpan
an alat-alat
tulis anak,
media
pembelajar
an, buku
Gambar 1
32
Gambar 2
33
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 1
34
Gambar 2
11. Box besar Untuk 3 Baik
penyimpan
an
alat/media
bermain
anak
Fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan yang aman dan sehat
merupakan hal yang wajib ada pada lembaga Paud. Sedangkan dari hasil
temuan lapangan dan wawancara, fasilitas permainan outdoor di BKB
PAUD Melati IV sendiri berada didalam ruangan indoor, sehingga lembaga
BKB PAUD Melati IV tidak memiliki prasarana terbuka/outdoor yang
memadai.
37
BAB III
A. Kurikulum
1
Hilda L Jackman, Early Education Curriculum A Child’s Connection to The World Fifth Edition,
Cengage Learning: Canada, 2012, hlm 35
2
Celia Anita Decker and John R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Programs,
Macmillan Publishing Company: United States America, 1992, hlm 266
38
1. Kurikulum Acuan
3
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
39
Gambar 2.1
Peraturan Menteri
e. Pedoman pembelajaran,
f. Pedoman penilaian,
g. Buku-buku panduan pendidik4.
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 1 dan 2
menyatakan bahwa, (1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik5.
4
Permendikbud no. 146 Tahun 2014
5
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
66
Celia Anita Decker and John R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Programs,
Macmillan Publishing Company: United States America, 1992, hlm 268
41
percaya diri saat melihat temannya lebih cepat menyelesaikan kegiatan yang
di berikan guru.
Solusi yang bisa kami berikan untuk BKB PAUD Melati IV adalah
dengan lebih menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 hanyalah sebagai acuan
untuk pembelajaran sehingga sekolah tidak terlalu jauh memiliki target yang
melampaui kemampuan anak. Sekolah juga bisa membuat kurikulum yang di
sesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan keadaan anak-anak yang
bersekolah disana serta sekolah juga harus melihat standar perkembangan
anak sesuai dengan usianya sehingga dalam membuat kegiatan pembelajaran
guru tidak membuat kegiatan yang terlalu sulit untuk usia anak.
2. Pendekatan Pembelajaran
Untuk posisi duduk dalam belajar yang di dapat dari hasil wawancara,
guru menyatakan bahwa untuk kegiatan pembuka, anak dan guru akan duduk
42
melingkar, ketika sudah selesai maka anak-anak akan duduk di kursi yang
sudah di sediakan yang mana di bagian depan kelas terdapat papan tulis.
Gambar 2.2
Proses Pembelajaran di Kelompok Bermain
43
Gambar 2.3
Duduk Melingkar (circle time) di Kelompok Bermain
Observasi yang kami lakukan untuk kelompok TK A, saat memulai
pelajaran guru dan anak tidak duduk melingkar melainkan anak sudah duduk
di kursi masing-masing dan guru berada di depan kelas. Guru memang tidak
hanya berada di depan kelas, sesekali berjalan menghampiri anak namun
guru lebih sering berada di depan kelas ketika menjelaskan materi dan
setelah menjelaskan materi, guru memberikan tugas pada anak. Ketika anak
mengerjakan tugas yang sudah di berikan guru, guru lebih sering duduk di
depan kelas. Guru akan berjalan ketika ada anak yang berhenti mengerjakan
bahkan tidak mau mengerjakan.
44
Gambar 2.3
Proses Pembelajaran di TK A
Pendekatan pembelajaran merupakan hal penting dalam proses
belajar mengajar. W. Gulo (2002) menyatakan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah cara pandang untuk mengupayakan murid agar mampu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Perceival dan Ellington (1988)
juga menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran memiliki dua cara yaitu
pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher oriented) dan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada murid (learner oriented)7.
7
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia: Bogor, 2011,
hlm 75
8
Diane Trister Dodge dan Laura J. Colker, The Creative Cerriculum for Early Childhood, Teaching
Strategies: Washington DC, 2001. Hlm 19
45
9
Ibid, hlm 19
47
f. seni10
Selain itu dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2014 lampiran I tentang struktur
kurikulum menjelaskan terkait pengorganisasian muatan kurikulum,
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Untuk muatan
kurikulumnya terdapat program untuk pengembangan nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Pengembangan
semua aspek tersebut tersusun dalam Kompetensi Inti dan diturunkan ke
Kompetensi Dasar11.
4. Kalender Pendidikan
10
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014
11
Ibid,
48
12
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014
13
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN POS PAUD, hlm 13
49
5. Perencanaan Pembelajaran
14
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
50
a. Program Tahunan
15
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014
51
16
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
52
c. Program Mingguan
17
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2014
54
18
Ibid,
55
19
Bajamin Bikur.Dkk, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Yogjakarta: Zahir Publishing,2017), Hal
2.
20
Ibid, Hal 11
58
21
Malayu.S.P, Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009). Hal 10
22
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Roskadara,2012), Hal 42
59
23
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
ayat 5 dan 6
60
24
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Bab VII Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal
24 ayat 2
61
25
Celia Anita Decker and John R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Programs Fifth
Edition, ( New York: Macmilan Piblishing Company, 1992), Hal 110
26
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Bab VII Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal
25 ayat 1
62
27
Op.cit, Hal 110-111
63
28
Nanang Nuyanta, Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Tinjauan Rekrutmen dan Seleksi Aspek), Vol
1 No. 1, Hal 61
66
29
Ekki Wibisono D dan Rizka Ramayanti S, Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia Rekrutmen
Sumber Daya Manusia, (Malang; Universitas Brawijaya, 2016), Hal 6
30
Celia Anita Decker dan John R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Program, (New
York: 1992), Hal 115
67
31
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 32 ayai 1-4, Hal 15-16
32
Abd Aziz Hasibuan, Manajemen Pembinaan Profesi Dalam Peningkatan Kinerja Guru, (Jakarta:
2016), Vol 10 No. 1, Hal 3 / 124
33
Op.cit, Hal 127
69
34
UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 30
70
2. Anak didik
Sumber Daya Manusia yang ada di dalam lembaga PAUD adalah anak
didik. Data yang harus ada dalam SDM anak didik ini diantaranya profil,
penerimaan peserta didik, pengelompokkan, penyusunan program dan
pengaturan kelulusan.
a. Profil Anak Didik
Peserta didik yang bersekolah di BKB PAUD Melati IV ini
merupakan warga yang berada di wilayah RW 04 Palmeriam,
Matraman. Data peserta didik diperoleh dari wawancara dan data
lapangan yang diberikan oleh Kepala Sekolah. Rentang usia yang
ada di BKB PAUD Melati IV ini berkisar 3-6 tahun.
71
Gambar
Buku Calon Peserta Didik
Berdasarkan data diatas bahwa jumlah peserta didik pada tahun
ajaran 2017/2018 di BKB PAUD Melati adalah 45 anak. peserta
didik tersebut dibedakan sesuai usia. Sedangkan berdasarkan data
lapangan pada tahun ajaran 2018/2019 jumlah peserta didik di
BKB PAUD Melati IV tersebut adalah 15 anak. Jumlah peserta
didik tersebut akan terus bertambah hingga penutupan pendaftaran.
Pada buku data peserta didik tersebut tetera nama, tempat dan
tanggal lahir, alamat, nama orang tua, dan terima/tolak.
Anak didik merupakan komponen utama dalam sebuah
lembaga pendidikan. Dalam jurnal yang ditulis oleh M. Ramli
menyatakan bahwa peserta didik merupakan masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. 35 Dalam sebuah lembaga sekolah haruslah
memiliki identitas diri atau profil dari peserta didik yang akan
belajar di sekolah tersebut. Dengan adanya data diri dari setiap
35
M. Ramli, Hakikat Pendidik dan Peserta Didik, 2015, Vol 5 No. 1, Hal 8 / 68
72
36
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: indeks, 2014), Hal 20
37
Ibid, Hal 21
73
38
Nizarman, Jurnal Manajemen Penerimaan Siswa Baru, Hal 4
74
didik baru ini perlu dilakukan berdasarkan konsep dan aturan yang
sesuai dan berlaku dalam penyelenggaraan pendidikan.
Penerimaan peserta didik merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan sekolah pada awal tahun ajaran baru. Dalam proses
penerimaan peserta didik ini, pihak sekolah hendakya dilakukan
secara baik hingga kegiatan pembelajaran dapat dilakukan. Saat
akan melakukan proses penerimaan peserta didik baru, sekolah
haruslah memiliki azaz-azaz yang harus diperhatikan. Azaz-azaz
tersebut antara lain :
1. Objektif
2. Transparan
3. Akuntabel
4. Kompetitif
5. Tidak diskriminaitf39
39
Nizarman, Jurnal Manajemen Penerimaan Siswa Baru, Hal 2
75
40
Op.Cit Hal 44/40
41
Celia Anita Decker dan John R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Program, (New
York: 1992), Hal 262-265
77
42
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, pasal 8
78
43
Risdiyanto Prayoga, PERANAN KEGIATAN MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK (MOPD)
DALAM MENYIAPKAN PESERTA DIDIK BARU DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK TAHUN
PELAJARAN 2015/2016, hal 22
44 44
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: indeks, 2014), Hal 96/44
80
45
Annisa Eka Fitri.dkk, Perencanaaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,
(Bengkulu: 2017), Hal 3
46
Ibid, Hal 4
47
Haidar Putra D, dkk., Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di Madrasah Aliyah Kecamatan
Medan Sunggal, (Medan: 2017), Vol 1 No. 2, Hal 140.
82
48
http://earlylearningsuccess.net/curriculum-field-early-childhood-education/
83
49
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: indeks, 2014), Hal 106
50
Petunjuk Teknis Pos PAUD tahun 2015, Hal 54
85
51
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: indeks, 2014), Hal 61/54
52
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia 2011),
Hal 141
86
53
Ibid, Hal 142
54
Ibid, Hal 61/54
87
55
Ibid, Hal 69/56
88
sekolah mengenai profil umum orang tua dan bentuk keterlibatan yang
dilakukan oleh orang tua dijabarkan sebagai berikut :
a. Profil Umum Orang Tua Anak Didik
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, BKB
PAUD Melati IV sebagian besar orang tua anak didik bertempat
tinggal di kelurahan Palmeriam, Matraman. Orang tua anak didik
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu Sekolah
Menengan Atas dan Sekolan Menengah Pertama. Namun ada juga
orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan diploma.
Selanjutnya orang tua anak didik juga memiliki latar belakang
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, ojek, karyawan, dan buruh.
Selanjutnya orang tua anak didik memiliki latar belakang
ekonomi menengah kebawah. Namun saat kami meminta data
menngenai orang tua anak didik, kepala sekolah mengatakan
bahwa data tersebut sedang dirapihkan sebagai pertanggung
jawaban dan pelaopran kepada pihak yang membantu. Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru kelas , ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung, orang tua mengunggu di depan kelas dan berbincang
satu sama lain.
Pada temuan hasil lapangan, latar belakang orang tua peserta
didik di lembaga PAUD berasal dari menengah ke bawah. Rata-rata
pendidikan orangtua peserta didik adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) walau ada beberapa yang lulusan diploma. Pekerjaan orang
tua peserta didik adalah ibu rumah tangga, buruh, ojek, dan
karyawan.
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan. Dan pasal 7 ayat 2
90
56
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
91
57
Celia Anita Decker and Jhon R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Program Fifth
Edition, Macmillan Publishing Company, United States 1992, hlm 380
58
Ibid., hlm. 381
93
59
Carol E. Castron and Jan Allen, Early Childhood Curriculum A Creative-Play Model Second Edition
( New Jersey : Prentice Hall, Inc , 1999) hlm, 76
95
60
Jeanne M. Machado and Helen Meyer- Botharescue, Student Teaching : Early Childhood Practicum
Guide 5th Edition ( Thomson Learning, 2005), hlm. 393
61
Ibid., hlm. 394
96
Kerja sama yang dilakukan oleh guru dan orang tua memiliki
berbagai keuntungan dan salah satunya berdampak pada anak. Anak
akan mempelajari banyak hal melalui kegiatan belajar yang
dilakukan oleh orang tua dan guru. Anak akan mencapai
perkembangan sesuai dengan usianya berdasarkan dengan strategi
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi anak. Orang tua juga
bisa menjadi voluntir dalam membantu guru dalam mengajar di
kelas atau mengatur setting kelas sebelum anak belajar. Keterlibatan
orang tua akan menghasilkan keuntungan baik pihak sekolah
ataupun anak.
62
Herlina, Urgensi Kemitraan Bagi Pengembangan Lembaga Pendidikan Non Formal, Program Studi
Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram, 2018, hlm. 4
63
Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
99
64
Yunida Cahya Kinanti, KEMITRAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA, Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 5 Vol. V Tahun
2016,hlm. 484
100
65
Petunjuk Teknis Kemitraan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Dengan Keluarga dan Masyarakat,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, hlm. 2
101
66
Ibid., hlm. 5
67
Ummu Saadah, Interaksi Tiga Pilar Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Nonformal
Volume 13, No. 1, Maret 2018, hlm. 28
102
68
M. Arief Rizka dan Dian Gustiana, Strategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non
Formal, Jurnal Kependidikan Volume 14 No. 2, 2015, hlm.
103
69
https://kbbi.web.id/prasarana diakses pada Jumat,20 July 2018 pukul: 9.17 WIB
70
https://kbbi.web.id/sarana diakses pada Jumat,20 July 2018 pukul: 9.19 WIB
71
Pasal 31 Ayat 1 Permendikbud No.137 Tahun 2014
72
Pasal 31 Ayat 2 Permendikbud No.137 Tahun 2014
104
JALUR
BKB PAUD UMUM
RUMAH
RUMAH MELATI IV PELATIHAN (KE
WARGA
WARGA BABY SITTER JALAN
BESAR)
JALAN UMUM
Gambar 2.22
Gambar 2.23
Gambar 2.24
5. Floor Plan
Floor plan merupakan gambaran umum mengenai ruangan kegiatan
belajar mengajar yang digunakan sebagai sarana lembaga PAUD. Pada
temuan lapangan ruang lembaga dibagi menjadi 5 bagian. Dimana pada
bagian kanan dari arah timur terdapat ruangan untuk meletakan mainan
outdoor ketika kegiatan pembelajaran sedang libur serta toilet. Ukuran
untuk meletakan alat permainan outdoor sendiri memiliki panjang -/+ 3.6
m, sedangkan lebar nya 3 m. Sedangkan, untuk ruang toilet sendiri
memiliki ukuran panjang -/+ 2.85 m, sedangkan untuk lebarnya memiliki
ukuran 1,2 m.
Ruang tengah sendiri digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dan
disebelah kiri dari arah pintu ditempatkan alat permainan outdoor. Ukuran
dari ruang belajar pada BKB PAUD MelatiIV sendiri memiliki panjang
berukuran -/+ 7.20 m dan lebar -/+ 7.20 m. Pada BKB PAUD Melati IV
sendiri untuk ruang sebelah kiri dari arah timur bangunan digunakan untuk
ruang kepala sekolah dan juga guru. Ukuran untuk ruang kepala sekolah
dan guru. Didalam ruang kepala sekola dan guru terdapat ruang kecil yang
diperuntukan untuk meletakan alat main atau media serta piala. Pada ruang
kelas sendiri seluruh ruangan menggunakan keramik berwarna putih.
Dinding kelas dan ruang untuk meletakan permainan outdoor dicat
menggunakan warna biru muda dengan dihiasi berberapa tempelan
mengenai struktur organisasi sekolah dan meteran untuk mengukur tinggi
anak. Sedangkan untuk ruang kepala sekolah dan guru dicat menggunakan
warna krem. Untuk luar ruangan, warna cat yang digunakan yaitu oranye
108
TIMUR
orang dewasa
anak
TOILET
pintu ayunan
Perosotan lemari
Jungkat-
jungkit
pintu
pintu
Gambar 2.25
Floor plan bangunan BKB PAUD Melati IV
73
Celia Anita Decker dan Jhon R.Decker, op. cit. hal.157
111
74
Pasal 32 Ayat 2 Permendikbud No.137 Tahun 2014
75
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, “Pedoman Pengelolaan kelas anak usia dini”,
(Jakarta, hal : 22)
112
Gambar 2.26
Ruang kelas BKB PAUD MELATI IV
arena luar gedung dan juga arena tersebut sering digunakan warga
untuk memarkirkan kendaraan beroda empat.
115
Gambar 2.27
Gambar 2.28
Gambar 2.29
Gambar 2.30
sebagian cat tembok telah pudar dan berberapa tempat seperti tempat
penyimpanan sarana outdoor dalam keadaan tidak bersih. Pada tempat
penyimpanan permainan outdoor banyak sekali barang yang tidak
terpakai sehingga dalam ruangan itu terkesan sempit dan kotor.
76
Celia Anita Decker dan Jhon R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Programs fith
edition, Macmillan Publishing Company, United States of America, 1992, hal : 153
120
78
Pasal 32 Ayat 2 Permendikbud No.137 Tahun 2014
79
Celia Anita Decker dan Jhon R.Decker, op. cit. hal : 156
122
memiliki fasilitas kamar mandi yang bersih, ruang belajar, dan ruang
kepala sekolah dan juga guru. Namun pada ruang kegiatan belajar
sendiri dalam men-setting kelas berorientasi pada metode klasikal.
Yaitu ruang belajar tidak bersifat bergerak (moving class).
SARANA
NO. URAIAN JML KONDISI FOTO
INDOOR
123
Gambar 2
5. Rak kayu Diperguna 2 Baik
kan untuk
penyimpan
an alat-alat
tulis anak,
media
pembelajar
an, buku
Gambar 1
125
Gambar 2
126
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 1
127
Gambar 2
11. Box besar Untuk 3 Baik
penyimpan
an
alat/media
bermain
anak
80
Celia Anita Decker dan Jhon R.Decker, op. cit. hal : 159
129
dalam lembaga PAUD harus memiliki hal-hal yang estetis dan kenyamanan
untuk anak.
Selain hal tersebut, dalam merencanakan sarana indoor hal yang perlu
diperhatikan yaitu bagian lantai. Bagian lantai merupakan bagian yang
sangat beresiko dengan anak. Jika lantai tersebut tidak dibersihkan dengan
baik, maka bisa memungkinkan mengakibatkan kecelakaan bagi anak.
Menurut buku planning and administering early childhood program by
Decker, menjelaskan hal sebagai berikut :
81
Loc.cit
130
4. Bila kursi plastic dipilih, pastikan cukup kokoh dan tidak licin
pada saat ditempatkan di atas lantai
5. Bila alat furniture dipilih berbahan kayu, pastikan cat yang
digunakan aman bagi anak, tidak mengandung toxin dan racun
6. Perhatikan permukaan furniture kayu, permukaan yang kasar
dapat melukai anak
“antar ruang kegiatan dibatasi oleh loker setinggi anak saat berdiri,
hal tersebut berguna untuk memudahkan guru untuk mengobservasi anak
dengan mudah, dan bukubuku anak ditempatkan disetiap sentra atau
ditempat tertentu yang mudah dijangkau dengan anak”82
82
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, “Pedoman Pengelolaan kelas anak usia dini”,
(Jakarta, hal : 18)
131
temuan lapangan dan teori yang telah dijelaskan diatas, maka sarana pada
BKB PAUD Melati IV belum sesuai dengan teori yang ada. Dimana pada
hasil observasi yang dilakukan, BKB PAUD Melati IV memiliki sarana
seperti karpet, namun karpet tersebut tidak digunakan dalam proses belajar
dan mengajar. Selain itu pebentukan kelas yang digunakan masih klasikal.
Dimana metode tersebut memberikan efek tidak bebas dan nyaman untuk
anak.
Dari permasalahan diatas, solusi yang bisa kita berikan dalam penataan
sarana indoor yaitu, mengganti meja dan kursi kayu yang penempatanya
masih berbentuk klasikal dengan menggunakan karpet. Selain memberikan
kesan luas pada ruang belajar, dan juga anak dapat bermain dengan bebas.
types of play have changed over the years. Along with these changing
concepts, there has been an evolution in playground83”
83
Celia Anita Decker dan Jhon R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Programs fith
edition, Macmillan Publishing Company, United States of America, 1992, hal : 180
84
Phyllis M. Click dan Kimberly A. Karkos, Administration of program for young children; seventh
edition, Thomson Corporation, United states of America, 2008, hal: 165
134
Fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan yang aman dan sehat
merupakan hal yang wajib ada pada lembaga Paud. Sedangkan dari hasil
85
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, “Pedoman Pengelolaan kelas anak usia dini”,
(Jakarta, hal : 20
86
Phyllis M. Click dan Kimberly A. Karkos, Administration of program for young children; seventh
edition, Thomson Corporation, United states of America, 2008, hal: 165
135
Jika mengacu pada pedoman pengelolaan kelas untuk anak usia dini,
dalam perencanaan prasarana terbuka/outdoor sebuah lembaga ada hal
yang harus diperhatikan. Namun, dari hasil temuan lapangan lembaga
tersebut yang dikhususkan untuk anak usia infant dan toddler, pada BKB
PAUD Melati IV tidak memiliki Prasarana terbuka.
Dari hasil analisis berdasarkan teori dan temuan lapangan, maka solusi
yang dapat diberikan untuk BKB PAUD Melati IV sendiri mengenai
prasarana outdoor yaitu merapihkan ruang penyimpanan outdoor. Karena
tempat penyimpanan permainan outdoor sendiri ruanganya cukup untuk
meletakan alat permainan tersebut. Namun karena banyaknya barang yang
disimpan dalam ruangan tersebut, dan sirkulasi udara yang kurang baik.
Solusi kedua yang dapat dilakukan untuk BKB PAUD Melati IV sendiri
yaitu mengganti alat permainan outdoor yang bermaterial besi dengan
bermatrial plastik. Solusi ketiga dari masalah diatas, jika lembaga tidak
memiliki sumber dana yang baik, alangkah baiknya alat permainan outdoor
tersebut diletakan didalam ruang indoor, namun diberi pembatas agar anak
dapat bermain dengan leluasa.
136
3. Ayunan Digunakan 1
untuk
permainan
anak
87
Buku pengelolaan kelas. Op.cit,.hal : 21
88
Phyllis M. Click dan Kimberly A. Karkos. Op.cit,.hal: 165
139
“(1) pathways for running or bike riding, (2) cleary defined areas
for each activity, (3) different surfaces; sand, grass, cement, dirt, and wood
chips, (4) natural areas for trees, bushes, and plants, large boulders or
logs for climbing on, (5) a sandbox with storage for sand toys, (6) space
for woodworking, art activities, and dramatic play”89
89
Ibid. hal : 166
140
sarana tersebut cat nya sudah tergelupas dan banyak bagian dari sarana
tersebut sudah tidak baik digunakan.
90
https://kbbi.web.id/manajemen diakses pada hari Minggu, 22 juli 2018. Pukul 00.00 WIB
91
Ahmad Nurabadi, “Manajemen sarana dan prasarana pendidikan”, fakultas ilmu pendidikan
Universitas Negeri Malang, 2014, (Malang, hal : 1)
141
92
Ibid. hal : 1
142
93
Permendikbud no 137 Pasal 31 tahun 2014
94
Celia Anita Decker dan Jhon R. Decker, Planning and Administering Early Childhood Programs fith
edition, Macmillan Publishing Company, United States of America, 1992, hal : 201
143
Berdasarkan dari hasil temuan lapanagan dan teori yang ada , BKB
PAUD Melati IV tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan. Karena
BKB PAUD Melati IV belum memiliki pencatatan mengenai prasarana
dan sarana. karena pada proses pengadaanya hanya dilakukan ketika
melakukan rapat antara kepala sekolah dan guru dikelas.
95
Ahmad Nurabadi, “Manajemen sarana dan prasarana pendidikan”, fakultas ilmu pendidikan
Universitas Negeri Malang, 2014, (Malang, hal : 37)
144
berberapa cara yaitu dengan cara pembelian bila memiliki dana yang
tersedia, mengajukan peminjaman , pengajuan kepada pemerintah,
pengajuan ke pihak yayasan, mengajukan ke pihak komite sekolah dan
terakhir tukar-menukar dengan sekolah lain.
Dari hasil temuan lapanagn dan teori diatas , dapat disimpulkan
bahwa dalam pelaksanaan pengadaan prasarana dan sarana BKB PAUD
Melati IV melakukan proses pengadaan sesuai dengan teori diatas yaitu
melakukan pembelian langsung melalui dana yang tersedia dan juga
melakukan pengajuan dana kepemerintah untuk masalah pengadaan
sarana dan prasarana. Sehingga lembaga tersebut memiliki prasarana dan
sarana yang memadai.
8. Pemakaian dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana
Lembaga PAUD
Berdasarkan hasil wawancara, pemakaian dan pemeliharaan
prasarana dan sarana di BKB Paud Sakura sendiri tidak jelaskan secara
rinci. Namun setelah anak selesai bermain semua guru yang mengajar
dikelas harus saling membantu satu sama lain untuk membersihkan
dan meletakan kembali mainan dan media pembelajaran yang telah
digunakan pada saat pembelajaran
Dalam pemakaian dan pemeliharaan prasarana dan sarana
Lembaga agar pemakaian dan pemeliharaan prasarana dan sarana
dapat dilakukan secara baik, maka kepala sekolah selaku pemimpin
lembaga harus memberikan arahan kepada staf nya. Sehingga dalam
pemakaian dan pemeliharaan prasarana dan sarana lembaga paud dapat
dilakukan oleh semua pekerja lembaga.
Dari hasil temuan lapangan, dan teori yang ada pemakaian dan
pemeliharaan prasarana dan sarana lembaga paud belum sesuai dengan
teori diatas. Karena pada saat melakukan wawancara, kepala sekolah
mengatakan bahwa dalam pemakaian dan pemeliharaan prasarana dan
srana dilakukan oleh semua staff lembaga.
145
Gamabr 2.32
Papan inventaris
146
BAB IV
A. Penyusunan Program
Berdasarkan hasil temuan lapangan dan analisa temuan lapangan di BKB PAUD Melati IV yang berada di daerah Matraman,
Jakarta Timur, maka dapat disusun program-program baru dan pengembangan program yang sudah berjalan sebelumnya di PAUD
ini. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan proses belajar-mengajar di BKB PAUD
Melati IV ini. Program-program yang disusun ini ditujuan untuk lembaga, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah.
Adapun program yang disusun sebagai berikut :
149
Tahapan Peralatan
Deskripsi Sasaran
No. Kegiatan Tujuan Program Pelaksanaan Waktu Tempat dan Koordinator
Kegiatan Program
Program Bahan
Pemaparan
mengenai apa
itu kurikulum
2013 dan
komponen-
komponen yang
Seminar
ada di kurikulum
pembuatan
2013. Serta
dokumen 1 dan ATK dan
1 pemaparan Guru
dokumen 2 Hand out
mengenai cara
pada kurikulum
pembuatan
2013 13.00 -
dokumen 1 dan
16.00
dokumen 2 dan BKB
pemaparan PAUD
mengenai Melati
Taksonomi IV
Bloom
Pembuatan
dokumen 1 (visi,
Pembuatan miisi, tujuan, ATK dan
2 Guru
dokumen 1 muatan Hand out
pembelajaran
dll)
Pembuatan
dokumen 2
Pembuatan 13.00 - ATK dan
3 (Penentuan Guru
dokumen 2 16.00 Hand out
Tema,RPPM,
RKH, dan RKS)
150
Pemaparan
mengenai model
Pengenalan pembelajaran
model Area dan ATK dan
5 Guru
pada proses memperdalam Hand out
pembelajaran model 09.00 -
pembelajaran BKB
15.00 PAUD
Area
Melati
Mengubah Pengaturan IV Karpet,
setting kelas kegiatan belajar media
6 Guru
menjadi model sesuai dengan pembelaja
Area model Area ran
Pemaparan
mengenai
Pengenalan berbagai
ATK dan
7 macam-macam macam metode Guru
Hand out
asesmen asesmen yang 13.00 -
dapat 16.00
digunakan
Pembuatan
Pembuatan
8 format Guru ATK
format asesmen
asesmen
151
Pengecekan
Pengecekan dan evaluasi Dokumen
dokumen 1, pembuatan 1,
dokumen 2 dan dokumen 1 dan 13.00 - dokumen
9 Guru
penerapan 2 serta 16.00 2, dan
hasil asesmen penerepana asesmen
di lapangan asesmen di anakk
kelas
Pemaparan
materi
mengenai media
Work shop
belajar yang ATK dan
10 media Guru
sesuai dengan Hand out
pembelajaran
tahapan BKB
perkembangan PAUD
09.00 -
anak Melati
15.00
Pembuatan IV ATK, busa
media belajar ati, karton,
Pembuatan
yang sesuai gunting,
11 media Guru
dengan tahapan lem,
pembelajaran
perkembangan spidol,
anak origami
B. Pelaksanaan Program