Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM HUBUNGAN FORMAL DAN INFORMAL


Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Antropologi Kesehatan
Dosen Pengampu : Kartika Dian L, S.ST., M.Sc.

DISUSUN OLEH :
1. Chandra Luqman H (P16118)
2. Elisabet Noviana K.M (P16125)
3. Fitriana Dwiyanti ( P16130)
4. Heri Setiawan (P16133)
5. Monica Bella P (P16143)
6. Ratna Fuji L (P16148)
7. Titik Dwi Nur S (P16158)
8. Yeni Kurniawati (P16161)

PROGRAM STUDI PRODI DIII KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016/2017
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................. 1
B..Rumusan Masalah........................................................... 1
C..Tujuan Penulisan............................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Hubungan Formal dan Informal............ 2
B..Unsur dan Tiang Dasar Organisasi Formal..................... 4
C..Ciri – ciri Organisasi Formal dan Informal..................... 4
D. Gambaran Informasi Formal dan Informal..................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................... 8
B..Saran............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar

ii
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem Hubungan Formal dan Informal.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Antrophologi Keperawatan. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Karika Dian L, S.ST., M.Sc. Selaku dosen
Antrophologi dan teman-teman yang telah membantu serta memberikan dukungan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk setiap
pembaca dan menjadi panduan untuk belajar. Penyusun menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun menerima kritikan dan saran
pembaca untuk perbaikkan makalah ini.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentu
manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka akan saling ketergantungan satu
sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia tanpa manusia
lainnya pasti akan mati. Hubungan kesinambungan antara manusia dengan
manusia lainnya akan menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan
interaksi sosial atau hubungan sosial. Dalam melakukan interaksi sosial
terjadi hubungan antar manusia (lebih dari satu pelaku). Proses tersebutlah
yang menjadi awal terbentuknya hubungan sosial maupun kelompok sosial.
Sifat dan struktur kelompok sosial berbeda-beda. Perbedaan tersebut
disebabkan karena sifat kelompok sosial yang dinamis atau sering berubah-
ubah setiap waktu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi formal dan organisasi informal?
2. Apa unsurdan tiang dasar organisasi formal dan organisasi informal ?
3. Apa ciri –ciri organisasi formal dan organisasi informal ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi formal dan organisasi
informal
2. Untuk mengetahui unsur dan tiang dasar organisasi formal dan
organisasi informal
3. Untuk mengetahui ciri – ciri organisasi formal dan organisasi
informal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Organisasi formal adalah suatu sistem dari pekerjaan-pekerjaan yang


dirumuskan dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung
sejumlah wewenang, tugas dan tanggung jawab tertentu, keseluruhannya
disusun secara sadar untuk memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu
bekerja sama secara paling efektif dalam mencapai tujuan mereka (Allen,
1958).
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Apabila beberapa orang bekerja, mungkin karena mereka bertujuan
untuk mencapai sesuatu sasaran. Kalau orang-orang tersebut setuju untuk
melakukan sesuatu, maka mereka akan memerlukan organisasi. Untuk
mencapai tujuan, diperlukan suatu tata cara untuk bekerja. Kadang-kadang
mereka bersetuju untuk mencapai tujuan yang bersifat informal, yaitu
mereka bekerja secara eksplisit. Akan tetapi apabila terdapat begitu banyak
orang, maka manusia menentukan tata cara untuk mengatur aktivitas.
Mengatur aktivitas memerlukan organisasi yang diberangkatkan pada
kepentingan bersama. Hasil-hasilnya adalah umpamanya, mengorganisasikan
partai politik, membentuk rumah sakit, menentukan tata cara menjadi dasar
suatu perkumpulan olahraga dan seterusnya. Anggota-anggota menjadi suatu
organisasi dan mereka mengharapkan untuk mentaati hak dan kewajibannya.
Kalau suatu organisasi sudah dibentuk, maka ia diasumsikan akan
merupakan suatu identitas tersendiri yang khusus. Hidup organisasi biasanya
lama, walaupun terjadi perubahan-perubahan tapi tanpa mengubah identitas
yang menjadi strukturnya. Usah-usaha kolektif para anggota organisasi
disebut sebagai melakukan hal-hal yang bersifat formal karena didasarkan
pada organisasi yang memperjuangkan kepentingan bersama. Unsur-unsur
organisasi merupakan bagian-bagian fungsional yang berhubungan. Tenaga
kerja sebuah pabrik misalnya pengorganisakan diri untuk mencapai tujuan

2
3

meningkatkan kesejahteraan dirinya, walaupun organisasi manajemen


mementingkan kebutuhan majikan. Organisasi mementingkan pencapaian
tujuan dan itu mencangkup berbagai kepentingan.
Contohnya PPNI,IBI,IDI,angkatan bersenjata, perusahaan, sekolah, rumah
sakit, perkumpulan profesional dan seterusnya.
Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang
jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara
jelas.Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan
hubungan-hubungan kerja, kekuasaan,wewenang dan tanggungjawab antara
pejabat dalam suatu organisasi).Atau organisasi yang dengan sengaja
direncanakan danstrukturnya secara jelas disusun.Organisasi formal harus
memiliki tujuan atau sasaran.Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.Struktur
organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi,
atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggungjawab yang berbeda-beda dalam organisasi.Struktur ini
mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi
atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan
kerja.
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara
sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu
eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan
antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak
terspesifikasi.
Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti
makan malam bersama, perawat memberi penyuluhan kepada pasien dan
keluarga.Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal
4

apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan


terumuskan.

B. Unsur dan Tiang Dasar Organisasi Formal


Ada 3 Unsur pokok organisasi formal, yaitu :
1. Sistem kegiatan terkoordinasi
Contoh: Kegiatan perawat dengan dokter untuk melakukan operasi
2. Kelompok orang
Contoh: Antara perawat, dokter , ahli gizi, dll saling bekerjasama
3. Kerjasama mencapai tujuan
Contoh: Kolaborasi antara perawat dengan farmasi untuk pemberian
obat sebagai proses penyembuhan

Tiang dasar teori organisasi formal:


1. Pembagian kerja
Contoh: Bagian farmasi bertugas untuk pemberian obat, perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan pada pasien.
2. Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal)
Contoh: Dokter mendelegasikan tugasnya pada perawat.
3. Struktur
Contoh: Hubungan antar kegiatan seperti posyandu dengan bidan
rumah sakit setiap bulannya.
4. Rentang kendali
Contoh: Para manajer dan supervisor bertanggungjawab terhadap
pengedalian dan perencanaan, koordinasi, motifasi, dan pengawasan.

C. Ciri – cirri Organisasi Formal dan Informal

1. Ciri-Ciri Organisasi Formal


a. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan
antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi
formal adalah jabatan-jabatan.
b. Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-
tugas organisasi disalurkan diantara berbagai jabatan sebagai
kewajiban resmi
c. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada
jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan
untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah
menduduki jabatannya.
5

d. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan


hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang
menunjukkan setiap pegawai bertanggungjawab kepada atasannya
atas keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya
sendiri.
e. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang
ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-
fungsi jabatan dalam organisasi.
f. Proesedurdalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni,
peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan
diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan
mereka dengan langganan dan pejabat lainnya.
g. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu system disiplin
merupakan bagian dari organisasi.
h. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan
kehidupan organisasi.
i. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan
kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau
koneksi lainnya.
j. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis,
kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

Ciri-ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang


disebut komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan,
bukan antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan
jabatan.

2. Ciri – ciriorganisasi Informal


a. Lepas
b. Fleksibel
c. Tidak terumuskan
d. Spontan

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik


secara sadar, maupun tidak sadar. Kerap kali sulit untuk menentukan
waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat
eksak hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan
6

organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh Organisasi


Informal :
a. Arisan ibu-ibu
b. Orang-orang dikendaraan umum
c. Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola.

D. Gambaran Organisasi Formal dan Informal


Formal

Kegiatan belajar mengajar disekolah.

Kegiatan meeting antar pimpinan perusahaan.


7

Informal

Sekumpulan ibu PKK sedang melakukan kegiatan usaha kecil menengah

Ibu-ibu PKK sedang melakukan perkumpulan rutin di desa


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi formal adalah suatu sistem dari pekerjaan-pekerjaan yang
dirumuskan dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung
sejumlah wewenang, tugas dan tanggung jawab tertentu, keseluruhannya
disusun secara sadar untuk memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu
bekerja sama secara paling efektif dalam mencapai tujuan mereka (Allen,
1958).
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat
pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.

B. Saran
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna
,kedepanya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat dipertanggung jawabkan .

8
DAFTAR PUSTAKA

Elly dkk.2006.ilmu sosial dan budaya dasar.jakarta:Kencana Prenada


Media Group.
Soerjono,soekanto.”Sosiologi Suatu Pengantar “.PT RajaGrafindo
Persada,Jakarta,1982.
Fokky .”Bahan Kuliah Pengantar Sosial”Universitas Indonesia Esa
Unggul 2007/2008.
Pertanyaan dari Yulinar Dita dan jawaban

1. Pengertian dari proses saklar dan proses fungsional?

Jawaban :Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang


menghasilkan pertambhaan tingkat-tingkat struktur organisasi .Proses skalar
dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.

Proses fungsional adalah cara organisasi untuk berkembang horisontal


.Dinamika fungsional adalah pembagian kerja.

Anda mungkin juga menyukai