Anda di halaman 1dari 9

Analisis Pemetaan Geologi Teknik Dalam Perencanaan Bendungan Manikin

Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kiki Marina Murdiani1, Widyayuni Nur Harjanti1


1
Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro
kiki.marina.murdiani@gmail.com
widyayuni.nh@gmail.com

Abstrak
Pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Kupang Provinsi NTT menjadi permasalahan utama
dikarenakan ketersediaan air di Kabupaten Kupang sangat terbatas. Untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan penyediaan tampungan air dengan cara membangun Bendungan Manikin.
Perencanaan bendungan Manikin dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan geologi teknik di
sekitar lokasi rencana bendungan. Penyelidikan di lapangan diawali dengan pemetaan geologi
teknik permukaan. Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa di sekitar lokasi rencana
bendungan Manikin tidak dijumpai adanya deformasi batuan sehingga pembangunan
bendungan dapat dilanjutkan.

Kata kunci: pemetaan geologi teknik; bendungan; manikin

Abstract
Water Fulfillment in Kupang Regency of NTT Province is a major problem, because water
availability in Kupang Regency is very limited. The Manikin Dam will be built to overcome
this problem. The planning for construction of Manikin Dam is based on the results of
engineering geological investigations around the site of the dam plan. The field investigation
is begun with engineering geological mapping. Based on investigation result, there is no rock
deformatin around the site of the planned Manikin Dam, so the dam construction can be
continued.

Keywords: engineering geological maping, dam, manikin

PENDAHULUAN dukung tanah untuk pondasi, kedalaman


Pembangunan Bendungan Manikin sangat lapisan batuan, sifat fisik dan dinamis tanah
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air untuk konstruksi bangunan, sehingga dapat
baku di Provinsi Nusa Tenggara Timur digunakan untuk perhitungan stabilitas
(NTT). Dalam perencanaannya, Bendungan bendungan, stabilitas lereng pada galian
Manikin berada di Desa Kuaklalo pondasi, dan daya dukung tanah di lokasi
berbatasan dengan Desa Bokong Kecamatan bangunan pelimpah.
Taebenu Kabupaten Kupang. Perencanaan
yang disusun harus mempertimbangkan Maksud Dan Tujuan
keadaan sekitar rencana lokasi bendungan. Maksud dari penyelidikan geologi teknik
Untuk itu, pemetaan dilakukan untuk adalah untuk mengumpulkan data dan
mendapatkan gambaran kondisi geologi informasi geologi teknik di lokasi rencana
teknik yang lebih akurat. Informasi teknis bendungan Manikin yang mencakup sebaran
penting yang didapatkan dari hasil pemetaan serta sifat fisik tanah/batuan, kondisi air
adalah potensi gerakan tanah/sesar aktif, tanah, morfologi, dan bahaya beraspek
lapisan tanah dan bocoran bendungan, daya geologi serta memberikan gambaran data
geologi teknik untuk parameter perencanaan berada di 10o 12’ 46” LS dan 123o 43’ 04”
teknis bendungan. Sedangkan tujuannya BT. Ruang lingkup penyelidikan terbatas
adalah mengetahui kondisi geologi dan sifat pada geologi teknik permukaan.
keteknikan dari daerah rencana bendungan
Manikin. METODOLOGI
Bagan alir pelaksanaan pemetaan geologi
Ruang Lingkup teknik adalah seperti dalam Gambar 1
Penyelidikan ini dilakukan di sekitar lokasi berikut:
rencana Bendungan Manikin yang terletak
di DAS Manikin, perbatasan Desa Kuaklalo
dan Desa Bokong, Kecamatan Taebenu,
Kabupaten Kupang. Dengan titik koordinat

Gambar 1. Bagan Alir Pemetaan Geologi Teknik


HASIL pegunungan bergelombang ini ditem-
Peta yang digunakan sebagai dasar pati oleh batuan yang bersifat lempun-
pemetaan geologi teknik Bendungan gan, karena batuan pembentuknya ter-
Manikin adalah Peta Geologi Regional sebut sehingga di daerah ini sering
lembar Atambua-Kupang seperti dalam dijumpai gejala rayapan maupun long-
Gambar 2. soran. Sungai-sungai di tempat ini
mempunyai lereng yang landai hingga
QI = Batu Gamping Koral – Plistosen terjal.
Qa = Aluvium – Holosen
QTn = Formasi Noele – Plio Plistosin c. Dataran rendah
Tmb = Kompleks Bobonaro - Miosen Tengah - Pliosen
Dataran rendah ini membentuk ruang-
ruang yang sempit, berada di antara
perbukitan, pegunungan dan pada
umumnya ditempati endapan klasti,
beberapa tempat memperlihatkan
endapan teras sungai.
2. Stratigrafi
Gambar 2. Peta Susunan batuan yang ada di daerah
Geologi Regional Bendungan Manikin rencana bendungan dan sekitarnya terdiri
dari batuan yang beragam baik dari
Informasi yang didapatkan dari hasil jenisnya maupun umurnya. Jenis batu-
pengamatan lapangan di daerah rencana annya terdiri dari:
Bendungan Manikin dan sekitarnya
adalah sebagai berikut: a. Aluvium
Endapan aluvium ini terdiri dari pasir,
1. Fisiografi kerikil, kerakal dan bermacam-
Daerah rencana Bendungan Manikin dan macam batuan terdapat di daerah da-
sekitarnya dikelompokkan dalam 3 (tiga) taran banjir. Lempung pasiran dan
satuan fisiografi yaitu: lumpur pantai terdapat di daerah ra-
a. Dataran tinggi wa-rawa dan dataran pantai. Lumpur
Daerah dataran tinggi mempunyai asin yang tertinggal sesudah peng-
ketinggian sebagai berikut, di sekitar genangan di musim hujan diusahakan
Kupang mempunyai ketinggian antara oleh penduduk setempat untuk pem-
200-500 m, di sekitar Biuduk buatan garam.
mempunyai ketinggian sekitar 600 m b. Batugamping koral
dan di sekitar Wailuli mempunyai Batugamping koral berwarna putih
ketinggian lebih dari 800 m. Terdiri hingga ke kuning-kuningan, kadang
dari batugamping koral dengan mem- kemerahan serta batugamping na-
perlihatkan ciri spesifik topografi palan, setempat-setempat permukaan
karst. kasar dan berongga, bagian bawah
b. Pegunungan bergelombang memperlihatkan perlapisan yang
Pegunungan bergelombang ini mem- hampir datar atau membentuk sudut
bentuk perbukitan dengan perbukitan antara 30 hingga 50, sedangkan pada
yang ketinggiannya bervariasi antara perlapisan bagian atas tidak tampak
200 hingga 600 m. Mempunyai lereng perubahan perlapisannya. Satuan ba-
landai sampai agak terjal. Daerah tugamping ini membentuk topografi
yang agak menonjol berupa bukit
dengan puncak-puncaknya hampir da- kan matrik dari bongkah-bongkah
tar, puncak yang tertinggi pada asing yang berasal dari batuan yang
ketinggian 657 m d.p.l. sekitar G. Ko- lebih tua. Bongkah-bongkah asing itu
finoe, pada fasies batugamping na- antara lain dari pasir mikaan dari
palan yang ada disini mengandung Formasi Bisane, batugamping dari
fosil yang berumur Plistosen. Ba- Formasi Cablac: rijang, batuan ultra-
tugamping napalan ini saling menjari basa, lava bantal dan batugamping
dengan konglomerat dan kerakal. krinoid dari Formasi Maubisse, batu-
an dari kompleks Mutis, Formasi Ofu,
Formasi Naifunu dan batuan yang
c. Formasi Noele
lain. Orientasi bongkah-bongkah ba-
Tersusun dari napal pasiran yang
tuan asing ini agak teratur, sejajar
diikuti dengan variasi batupasir,
dengan poros pulau Timor dan ka-
konglomerat dan tuf dasit. Perubahan
dang-kadang menunjukkan boudinase
fasies ke arah lateral dan perubahan
dengan struktur kerucut dalam
litologi ke arah vertikal berlangsung
kerucut seperti yang terdapat di tepi
cepat.
jalan di sebelah Brarat Camplong.
d. Kompleks Bobonaro Di dalam lempung bersisik terkan-
Lempung bersisik mempunyai sifat dung fosil-fosil foram yang menun-
beragam, menunjukkan cermin sesar, jukkan umur Mesozoikum sampai
lunak, berwarna macam-macam me- Pliosen. Kontaknya dengan formasi-
rah tua, merah kecoklatan, merah formasi yang lebih tua cenderung ber-
jambu, hijau muda, hijau keabu-abuan sifat tektonik. Ketebalan aformasi
dan abu-abu kebiruan. Mem- Bobonaro ini sangat bervariasi, sulit
perlihatkan garis-garis aliran dengan diperkirakan.
perdaunan lemah terutama pada batu- Kompleks Bobonaro ini dapat
lempung di sekitar bongkah batuan dibedakan dalam dua jenis yaitu Ke-
yang lebih kompeten seperti halnya di lompok Otokton-Paratokton dan
sekitar bongkah asing yang kadang- Kelompok Alokton. Jenis batuan yang
kadang mengembang bila lapuk dan telah disebutkan di atas dapat dilihat
memperlihatkan kemas jagung beron- pada Gambar 3 sampai dengan
dong. Lempung bersisik ini merupa- Gambar 6.

Gambar 3. Batuan Scaly Clay Formasi Gambar 4. Batuan redish silty clay formasi
Bobonaro bobonaro
Gambar 5. Produk exotic block (bongkah Gambar 6. Kenampakan dua longsoran
asing) didekat damsite besar yang terdapat di daerah genangan

3. Struktur geologi pendahuluan (reconnaissance)


Pulau Timor dan beberapa pulau lain di dilakukan untuk mengenal situasi lokasi
sebelah Baratnya terletak pada Busur serta rutinitas penduduk di lokasi
Banda Luar tak bergunungapi, pemetaan/penyelidikan. Hasil penye-
beranomali gaya berat negatif dan ter- lidikan pendahuluan menjadi dasar
masuk dalam gempa dangkal (<100 km). rencana kegiatan selanjutnya, seperti
a. Terdapatnya aneka ragam batuan dari membuat rencana lintasan.
berbagai umur dan batuan-batuan c. Persiapan Peralatan dan Perlengkapan
tersebut umumnya bersentuhan secara Alat-alat yang disiapkan meliputi:
struktur. kompas geologi, palu geologi, pita ukur,
b. Terdapatnya batuan campur aduk yang GPS, Lup (perbesaran 10–20 kali),
menutupi hampir 40% pulau Timor. komparator ukuran butir, cairan HCl 0,1
N, kantong sampel, alat tulis, buku
PEMBAHASAN catatan lapangan, papan penjepit peta,
Langkah-langkah dalam melakukan tas untuk sampel batuan, tas lapangan
pemetaan geologi teknik adalah sebagai untuk peta dan alat tulis, dan kamera.
berikut:
d. Pekerjaan Lapangan
a. Perencanaan sebelum ke lapangan
(1) Morfologi dan kemiringan lereng
Hal-hal yang perlu dipersiapkan
Morfologi diperlukan untuk
sebelum melakukan penyelidikan,
mengetahui karakteristik bentang
antara lain sebagai berikut:
alamnya seperti kemiringan
 Administrasi, kesiapan anggota tim,
lereng. Jangkauan optimum sudut
transportasi dan peralatan lapangan,
lereng diperlukan untuk
serta kelengkapan lainnya.
mengetahui kesampaian lokasi
 Penyelidikan terdahulu atau
dan operasional kendaraan
pengumpulan data lapangan yang
pengangkut material, sampah dan
telah ada.
tataguna lahan. Hal-hal yang perlu
 Penyiapan peta dasar (peta topografi
diperhatikan adalah keadaan
dan citra satelit).
bentuk lembah, pola aliran sungai,
b. Perencanaan selama di lapangan sudut lereng, pola gawir dan
Perencanaan yang dilakukan sebelum bentuk-bentuk bukit. Morfologi
melakukan pemetaan/penyelidikan yang tampak saat ini adalah hasil
geologi teknik. Penyelidikan kerja dari sistem alam, yaitu
proses-proses dalam bumi dapat terjadi sebagai akibat dari
(geologi, vulkanisme) dan proses- faktor geologi. Identifikasi bahaya
proses luar (air permukaan, geologi sangat erat kaitannya
gelombang, longsoran, tanaman, dengan pembangunan infrastruk-
binatang termasuk manusia). tur, karena dikhawatirkan akan
(2) Satuan Tanah dan batuan menjadi kendala atau hambatan
Satuan tanah dan batuan selama pembangunan maupun
menginformasikan tentang pasca pembangunan, antara lain
susunan stratigrafi dari tanah dan struktur sesar aktif, gerakan tanah/
batuan secara vertikal maupun batuan, banjir bandang, amblesan
horisontal. Untuk itu perlu tanah/batuan, bahaya kegunung-
dilakukan pemerian sifat fisik dan apian, erosi dan abrasi, kegem-
keteknikan tanah/batuan yang paan, Tsunami, dan lempung
dapat diamati langsung di mengembang.
lapangan secara megaskopis. e. Pengujian keteknikan tanah dan batuan
Pengelompokan tanah/batuan Pengujian lapangan menghasilkan data
yang mempunyai kesamaan sifat mengenai konsistensi, kepadatan dan
fisik dan teknik dilakukan untuk plastisitas tanah, kekerasan dan
penyusunan satuan geologi teknik. kekompakan batuan yang merupakan
(3) Struktur Geologi sifat fisik dan mekanik tanah maupun
Struktur geologi meliputi batuan. Pencatatan dilakukan pada
pemerian jurus dan kemiringan kolom diskripsi tanah dan batuan pada
lapisan batuan, kekar, rekahan, setiap penampang pengeboran inti
sesar, lipatan dan ke- (teknik) dan pengeboran tangan.
tidakselarasan. Informasi ini
digunakan untuk menghindari f. Pengambilan contoh tanah dan batuan
atau memecahkan permasalahan Pengambilan contoh tanah dan batuan
yang dapat terjadi. Bila dijumpai dilakukan untuk pengujian laboratorium
sesar aktif ataupun perselingan mekanika tanah dan batuan, yaitu:
lapisan batuan yang miring dapat (1) Contoh tanah tak terganggu
menimbulkan kehancuran batuan (undisturbed samples)
dan berakibat terjadi longsoran. Diambil memakai tabung contoh
(4) Keairan (tube sample), core barrels, atau
Pengamatan keairan yang mengambilnya secara langsung
dilakukan adalah kedalaman muka dengan tangan, sebagai contoh
air tanah bebas, sifat korosifitas dalam bentuk bongkah-bongkah
air tanah dan munculnya mata air (block samples).
atau rembesan yang dapat (2) Contoh tanah terganggu
mempengaruhi perencanaan (disturbed samples).
konstruksi pondasi bangunan. Berupa pengambilan batu
Pengambilan contoh air tanahnya setempat (hand spacement) pada
untuk diuji di laboratorium batuan utuh (intact rock) dan
dilakukan untuk mengetahui pengambilan batu yang terdapat
tingkat korosivitas. bidang ketidaksinambungan
(5) Bahaya Geologi (discontinuity) pada massa batuan
Bahaya geologi meliputi (rock mass) apabila banyak
pengamatan dan penilaian tentang dijumpai retakan dan rekahan
kerawanan bahaya yang mungkin (heavy broken rocks).
g. Pekerjaan Laboratorium dipetakan sebagai tanah
Pekerjaan laboratorium dilakukan sedangkan kurang dari 1 (satu)
setelah pekerjaan lapangan, dengan meter dipetakan sebagai batuan;
maksud untuk memperoleh parameter  Hasil dari pengamatan lapangan
sifat keteknikan tanah dan batuan guna baik berupa pengamatan tanah
menunjang dalam melakukan analisis batuan,penyondiran, pengeboran
geologi teknik berdasarkan standard tangan, masalah geodinamika
ASTM. Jenis pengujian untuk contoh (bahaya beraspek geologi)
tanah meliputi: Pengujian Basic ditambah dengan data sekunder
Properties, Index Properties, yang didapat perlu dituangkan
Engineering Properties, mekanika dalam peta geologi teknik.
batuan, dan bahan agregat. (9)Penggambaran peta dan penampang
geologi teknik.
h. Analisis dan Evaluasi Data
(1)Mengklasifikasikan kemiringan i. Penyusunan Laporan
lereng berdasarkan bentuk topo- Penulisan laporan yang baik dan
grafi daerah pemetaan/ lengkap merupakan bagian yang paling
penyelidikan; penting dalam suatu pemetaan/
(2)Mencari hubungan sudut lereng/ penyelidikan geologi teknik. Pada
morfologi terhadap masalah geo- dasarnya kegunaan suatu laporan
logi teknik daerah pemetaan/ meliputi penguraian secara tepat apa-
penyelidikan; apa yang telah dipetakan/diselidiki dan
(3)Mencari hubungan dan pengaruh memadukan serta menerangkan
sifat fisik dan mekanik tanah/ hubungan geologi teknik dengan
batuan terhadap masalah geologi permasalahan yang ada. Keterangan dan
teknik; kesimpulan laporan harus didasarkan
(4)Mencari hubungan kejadian bahaya atas kenyataan yang ada di lapangan.
geologi dengan kondisi geologi
teknik daerah pemetaan/ KESIMPULAN
penyelidikan; Dari hasil pembahasan geologi teknik
(5)Menganalisis pengaruh struktur permukaan perencanaan bendungan Manikin
geologi terhadap masalah geologi dapat disimpulkan antara lain sebagai
teknik; berikut:
(6)Analisis daya dukung dan perosokan 1. Tinjauan Geologi Teknik menghasilkan
tanah; sebagai berikut :
(7)Analisis kemantapan lereng terhadap a. Tinjauan Geologi perbukitan
sifat fisik dan mekanik tumpuan kiri diwakili boring MB-3,
tanah/batuan; dari sisi daya dukung cukup baik
(8)Penentuan satuan geologi teknik; dimana batulempung bersisik (scaly
 Penyusunan satuan geologi clay) tingkat slaking/swelling yang
teknik dilakukan dengan cara tinggi (besar) dijumpai di kedalaman
pengelompokan tanah/batuan 6.0 meter dengan Nilai SPT N>30.
yang mempunyai jenis yang hingga kedalaman 20 meter telah
sama atau mendekati sama dari menunjukkan batuan keras dengan
Formasi batuan konsistensi (hard clay).
 Tanah pelapukan berketebalan b. Tinjauan Geologi riverbed (dasar
lebih dari 1 (satu) meter sungai) dari 2 titik bor MB-2 (50m)
dan MB-4 (15m), ketebalan river adalah tipe batuan soft rock atau
deposit atau endapan sungai berkisar menurut klasifikasi ISRM adalah
2.0~3.5 m, bagian bawah berupa (R0) atau extremely weak. Namun
batulempung bersisik (scaly clay) dengan N-SPT > 30 meter setara
dengan konsistensi stiff clay dengan daya dukung ijin lebih besar
(lempung kaku) dengan SPT N<30 dari 30 ton/m2
dan dijumpai hard clay (lempung 2. Sesuai dengan peta geologi teknik pada
keras) di kedalaman dibawah 5.0 bendungan Manikin tidak terdapat sesar
meter sampai dengan kedalaman dan kekar aktif.
30.0 m termasuk jenis batulempung 3. Pelaksanaan pengambilan data telah
bersisik (scaly clay), dibawah dilakukan sesuai dengan prosedur.
kedalaman 30.0 meter berupa
batulempung coklat kemerahan Rekomendasi
(redish brown clay) dengan tingkat Dari hasil analisis yang telah dilakukan
slaking/swelling yang rendah (kecil). maka ada beberapa hal yang perlu
c. Tinjauan Geologi perbukitan diperhatikan yaitu:
tumpuan sebelah kanan diwakili 1. Perlu dilakukan penyelidikan terperinci
boring MB17-1, berupa batulempung terhadap semua longsoran pada lokasi
bersisik (scaly clay) dengan potensi rencana bendungan untuk analisa jenis
slaking/swelling tinggi hingga longsoran dan tindakan penanggulangan
kedalaman 18.0 m, dibawahnya longsor tersebut.
semuanya menunjukkan batulem- 2. Perlu dilakukan pengamatan dan
pung coklat kemerahan (redish pemetaan mata air pada saat musim
brown clay) dengan tingkat hujan, untuk mengetahui posisi mata air
slaking/swelling yang rendah (kecil), yang ada di sekitar kolam waduk.
tingkat konsistensi/kekerasan batu- 3. Minimnya data laboratorium sehingga
lempung hard clay (N-SPT >30), perlu penambahan data uji laboratorium
dijumpai mulai kedalaman 13.5 m. terhadap batuan fondasi dan material
d. Nilai Permeabilitas timbunan.
Karena jenis batuan soft rock metode 4. Hasil laboratorium dari tinjauan geologi
pengujian permeabilitas hanya bisa teknik agar dituangkan dalam Peta
digunakan dengan metode Geologi Teknik Bendungan Manikin.
percolation test atau pengujian 5. Peta geologi teknik dilengkapi dengan
dengan metode falling head test dan legenda yang memuat lokasi titik bor
constant head test, hasil pengujian (stasiun), susunan batuan, karakteristik
permeabilitas menunjukan bahwa batuan, sifat teknik tanah/batuan,
umumnya batuan pondasi baik struktur geologi, dan simbol peta.
batulempung bersisik (scaly clay) 6. Perlunya ketelitian tinggi pada saat
maupun batulempung coklat perencanaan bendungan terutama untuk
kemerahan (redish brown clay) pihak yang bertanggungjawab pada
menunjukkan nilai permeabilitas 10- pembangunan bendungan, dalam hal ini
6 cm2/det hingga 10-5 cm2/det, nilai BWS Nusa Tenggara II.
permeabilitas besar hanya pada 7. Hasil dari laboratorium agar dianalisis
lapisan endapan alluvial (endapan ke dalam Atterberg Limit untuk
sungai) dengan nilai permeabilitas mengetahui jenis lempung dan jenis
10-3 cm2/det. batuan yang akan dimasukkan dalam
e. Hasil pengujian laboratorium peta geologi teknik.
menunjukkan nilai yang umumnya
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada
Bapak Dr.rer.nat. Thomas Triadi P selaku
Dosen mata kuliah Geologi Teknik
Universitas Diponegoro dan rekan Magister
Rekayasa Bendungan 2018 yang telah
membantu dalam penyusunan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 1992. SNI
03-2489-1992 Tata Cara Pemetaan
Geologi Teknik Lapangan.
Departemen Pekerjaan Umum, 1980. Pe-
doman Penyelidikan Geologi Teknik
dan Mekanika Tanah.
Karl Terzaghi dan Ralph B. Peck, 1987.
Mekanika Tanah Dalam Praktek
Rekayasa, Alih Bahasa Ir. Bagus
Wicaksono dan Ir. Benny Krisna,
Penerbit Erlangga.
Noor Endah dan Indrasurya B. Mochtar,
1993. Mekanika Tanah (Prinsip-
prinsip Rekayasa Geoteknik), Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Paulus, P.R., 1997. Uji Sondir, Interpretasi
dan Aplikasinya untuk Peran-
cangan Pondasi, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung.
P.N.W. Verhoef, 1994. Geologi untuk Teknik
Sipil.
Shirley L. Hendarsin, 2003. Investigasi Re-
kayasa Geoteknik untuk Perencanaan
Bangunan Teknik Sipil.
Wesley, L.D., 1976. Mekanika Tanah dan
Batuan, Penerbit Pekerjaan Umum,
Cetakan ke VI.
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II,
Laporan Penunjang Survey dan Inves-
tigasi Bendungan Tefmo/Manikin Ka-
bupaten Kupang.

Anda mungkin juga menyukai