Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

“PENDEKATAN KEGUNAAN KEPUTUSAN DALAM


LAPORAN KEUANGAN”
DISUSUN SEBAGAI SYARAT MEMENUHI PENUGASAN MEMBUAT
MAKALAH DALAM MATAKULIAH TEORI AKUNTANSI

Mata Kuliah: Teori Akuntansi


Dosen Pembimbing: Bpk Dr. Dadan Ramdhani SE.,M.Si, Akt., CA
Program Studi: Akuntansi
Fakultas: Bisnis

Kelompok III:

Annelia Setiawan (20160100085)

Dede Karunia (20160100059)

Eric Handoko (20160100146)

Zodhi (20160100129)

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA


TANGERANG
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

BAB III PENDEKATAN KEGUNAAN KEPUTUSAN DALAM LAPORAN


KEUANGAN
3.1 Pendahuluan ................................................................................................ 4
3.2 Pendekatan Kegunaan Keputusan ............................................................... 4
3.3 Single- Person Decision Theory .................................................................. 4
3.3.1 Penerapan Teori Keputusan ................................................................ 5
3.3.2 Sistem Informasi ................................................................................. 9
3.2.3 Definisi Informasi ............................................................................... 11
3.4 Investor Rasional yang Menghindari Resiko .............................................. 12
3.5 Prinsip Diversifikasi Portofolio ................................................................... 13
3.6 Keputusan Investasi Optimal ....................................................................... 17
3.6.1 Ringkasan ........................................................................................... 19
3.7 Resiko Portofolio ........................................................................................ 20
3.7.1 Menghitung dan Menginterpretasi Nilai Beta .................................... 20
3.7.2 Varians dan Nilai Portofolio yang Diharapkan ................................... 22
3.7.3 Resiko Portofolio Seiring Peningkatan Jumlah Sekuritas .................. 23
3.7.4 Ringkasan ........................................................................................... 24
3.8 Reaksi Badan Profesional Akuntansi terhadap Pendekatan Keputusan ...... 25
3.8.1 Ringkasan ........................................................................................... 25
3.9 Keimpulan ................................................................................................... 26
3.10 Saran .......................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 28

GLOSARIUM .................................................................................................. 29

INDEX .............................................................................................................. 31

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
BAB III

PENDEKATAN PENGGUNAAN KEPUTUSAN DALAM LAPORAN


KEUANGAN

3.1 Pendahuluan

Pendekatan Kegunaan Keputusan terhadap teori akuntansi dalam


dilukiskan dalam sebuah pernyataan “Jika kita tidak dapat mempersiapkan/
mempraktekkan secara lengkap teori dalam penysusunan laporan keuangan,
paling tiddak kita mencoba untuk membuat pendekatan historical-cost lebih
bermanfaat”. Kegunaan keputusan membandingkan beberapa pandangan tentang
aturan dalam penyusunan laporan keuangan, seperti teori kepemilikan. Dalam
keguanaan keputusan paling tidak terdapat dua pertanyaan utama yaitu:

1. Siapa yang menggunakan laporan keuangan ?


2. Apa masalah dalam pengambilan keputusan menggunakan laporan
keuangan ?

Untuk pertanyaan pertama secara umum pengguna laporan keuangan dapat


dipisahkan menjadi beberapa kelompok seperti investor, kreditor, manajer, pajak,
organisasi/standard dan pemerintah. Masing-masing pengguna laporan keuangan
memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akuntan
dituntut untuk dapat memahami kebutuhan informasi dari beragam pengguna
laporan keuangan. Dengan memahami kebutuhan informasi ini maka laporan
keuangan yang disajikan akan lebih berguna dalam pengambilan keputusan.
Namun, yang perlu digaribawahi oleh akuntan dalam proses penyusunana laporan
keuangan bahwa memenuhi keingin pengguna laporan keuangan secara spesifik
dalam menyusun laporan keuangan tidak bermakna harus mengabaikan proses
yang seharusnya dijalani.

iv
Kadang kala dalam kondisi yang simalakama seperti ini akuntan dapat
menggunakan beberapa teori dalam ekonomi dan keuangan untuk membantu
seperti teori keputusan pribadi dan teori investasi. Teori keputusan pribadi dapat
digunakan untuk mulai memahami bagaimana individu atau personal membuat
keputusan yang rasional dalam kondisi ketidakpastian. Sementara itu dengan teori
investasi membantu akuntan untuk memahami resiko bawaan dalam investasi
portofolio.

Berdasarkan beberapa penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa


keputusan mengadopsi pendekatan kegunaan keputusan ini adalah sebagai
tanggapan atas ketidakmungkinan untuk menerapkan secara benar penyusunan
laporan keuangan secara lengkap berdasarkan teori yang ada.

3.2 Pendekatan Kegunaan Keputusan

Pendekatan kegunaan keputusan terhadap teori akuntansi berpandangan


bahwa “jika kita tidak dapat menyusun laporan keuangan yang secara teoritis
benar, setidaknya kita dapat mencoba membuat laporan keuangan berbasis biaya
historis lebih berguna.” Pendekatan ini dinyatakan pertama tahun 1966, dan
ditegaskan oleh laporan Trueblood Commission pada tahun 1973, pendekatan ini
memiliki implikasi besar bagi teori dan praktik akuntansi.

Dalam menerapkan pendekatan ini, ada 2 pertanyaan yang harus dijawab.


Pertama, siapa saja pengguna laporan keuangan? Pengguna laporan keuangan
dapat diklasifikasikan menjadi kelompok-kelompok luas, seperti investor,
manajer, serikat buruh, penentu standar, dan pemerintah.Kelompok-kelompok ini
disebut konstituen akuntansi.

Kedua, apa saja masalah keputusan bagi para pengguna laporan keuangan?
Dengan memahami masalah keputusan ini, akuntan akan lebih siap menghadapi
berbagai kebutuhan informasi dari berbagai konstituen. Laporan keuangan pun
dapat disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan informasi. Dengan kata lain,

v
menyesuaikan informasi laporan keuangan dengan kebutuhan khusus pengguna
laporan tersebut akan menghasilkan pngambilan keputusan yang lebih baik.
Dengan cara ini, laporan keuangan akan menjadi lebih berguna.

3.3 Single-Person Decision Theory

Single- Person Decision Theory mengambil sudut pandang seseorang yang


harus membuat keputusan dalam kondisi ketidakpastian. Teori ini menyadari
probabilitas keadaan tidak lagi bersifat objektif, seperti dalam kondisi ideal, dan
menetapkan suatu prosedur formal yang membuat keputusan terbaik dengan
memilih serangkaian alternatif yang ada. Teori pembuatan keputusan, relevan bagi
ilmu akuntansi karena pelaporan laporan keuangan memberi informasi tambahan
yang berguna bagi banyak keputusan.

3.3.1 Penerapan Teori Keputusan

Contoh 3.3.1.1

Sebuah Keputusan Investasi yang Umum Dijumpai

Bill Cautions memiliki dana $10.000 untuk diinvestasikan dalam 1 periode. Ada 2
pilihan investasi, yaitu : saham perusahaan PT X, atau obligasi pemerintah yang
mendatangkan hasil 21/4 %. Selanjutnya, tindakan membeli saham akan disebut a,
dan membeli obligasi pemerintah sebagai b.

Jika ia membeli saham, Bill menghadapi risiko bahwa kinerja PT X di masa


datang tidak diketahui. Akibatnya, ia mendefinisikan 2 keadaan yang ia hadapi :

Keadaan 1: Kinerja yang akan datang tinggi

Keadaan 2: Kinerja yang akan datang rendah

Kita dapat memandang kinerja yang akan datang PT X dari aliran kas yang
diterima atau pendapatannya. Jika PT X berada dalam keadaan 1, maka arus kas

vi
bersih pengembalian investasi yang akan diterima oleh Bill dari saham X adalah
$1.600, dimana pengembalian arus kas bersih dihitung sebagai :

Net Return = Nilai Pasar di akhir periode + Deviden dalam periode tersebut -

Investasi awal

Jika PT X berada dalam keadaan 2, anggaplah arus kas bersih dari pengembalian
investasi yang diterima Bill adalah nol.

Jika Bill membeli obligasi, ia akan menerima bunga $225 pada periode
sebelumnya, terlepas dari keadaan. Artinya, investor obligasi bebas dari risiko.

Besarnya jumlah yang diterima dari suatu keputusan disebut hasil, yang dapat kita
ringkas dalam tabel 3.3.1.1 berikut ini :

Table 3.3.1.1 Tabel Hasil Teori Keputusan

Tindakan Keadaan

Tinggi Rendah

a. Membeli Saham $1.600 $0


b. Membeli Obligasi $225 $225

Perhatikan probabilitas keduanya, Bill secara subjektif menilai probabilitas


keadaan 1 sebagai P(H) yang nilainya = 0,30. Probabilitas keadaan 2 pun
dinyatakan sebagai P(L) yang nilainya = 0,70. Probabilitas ini menggabungkan
semua yang diketahui Bill atas PT X saat ini. Hal ini disebut probabilitas awal. Ia
dapat mendasarkan probabilitas ini pada suatu analisis laporan keuangan PT X
dimasa lalu. Atau dapat mempelajari harga pasar PT X saat itu. Jika harga
sahamnya rendah, hal ini akan menunjukan evaluasi pasar yang tidak mendukung
prospek perusahaan X di masa depan, dan Bill mungkin akan mempertimbangkan
hal ini ketika menilai probabilitas keadaannya.

vii
Karena investor biasanya menghindari risiko, kita asumsikan Bill berusaha
menghindari risiko. Mari kita asumsikan bahwa banyaknya utilitas, atau besarnya
keputusan, yang diperoleh dari suatu hasil sama dengan nilai akar kuadrat dari
jumlah hasil tersebut. Maka, jika ia menerima hasil $1600, utilitasnya adalah $40.
Asumsi mengenai penghindaran risiko bukan merupakan hal yang harus ada
dalam contoh yang diajukan. Kita bisa saja berasumsi bahwa Bill netral risiko,
dan mengevaluasi besarnya nilai dollar yang diharapkan dari berbagai hasil.

Teori keputusan menyatakan bahwa, jika Bill harus memutuskan sekarang,


ia harus memilih tindakan yang memiliki utilitas yang diharapkan dengan nilai
tertinggi. Utilitas yang diharapkan dari tindakan a akan disebut EUa, dan
seterusnya.

Gambar 3.3.1.1 Pohon Keputusan

Tindakan Keadaan (Probabilitas) Hasil (Utilitas)

Laba tinggi (0,30) $1.600 (40)

Investasi $10.000 Laba rendah (0,70) $0 (0)

B Laba tinggi atau rendah (1,00) $225 (25)

EUa = (0,30 x 40) + (0,70x0) = 12

EUb = (1,00 x 15) = 15

Dengan demikian Bill harus memilih b, dan membeli obligasi tersebut.


(Alternatif lain yang mungkin adalah dengan diversifikasi, yaitu membeli jenis
sekuritas tersebut masing-masing dengan jumlah sedikit. Hal ini dikecualikan
dengan asumsi bahwa biaya makelar untuk membeli dalam jumlah kecil tidak
diperbolehkan)

viii
Meskipun demikian, Bill bisa memilih alternatif lain dengan mendapatkan
lebih banyak informasi. Laporan tahunan PT X akan diliris dalam beberapa hari
kedepan dan Bill memutuskan untuk menunggu hal tersebut, karena laporan
tersbut menyediakan bukti langsung dengan cost effective mengenai keadaan PT
X. Ketika laporan tahunan diperoleh, Bill memperhatikan nilai pendapatan
bersihnya cukup tinggi. Dengan demikian hal ini memberi “kabar baik”
selanjutnya disebut good news.

Bill mengetahui bahwa ada kemungkinan sebesar 80% bahwa laporan


keuangan tahun berjalan akan memberikan GN dan 20% probabilitas memberikan
“kabar buruk” atau BN. Kita menyebut probabilitas keadaan ini sebagai PGN/H
= 0,80 dan PBN/H = 0,20. Probabilitas BN 20% disebabkan laporan keuangan
tidak sepenuhnya relevan atau reliabel.

Anggaplah bahwa PT X memang berada dalam keadaan rendah, maka


probabilitas laporan keuangan tahun berjalan akan memberi GN sebesar 10%,
dengna demikian kemungkinan BN nya adalah 90%. Keadaan ini dirumuskan
sebagai PGN(L) = 0,10, dan PBN(L) = 0,90.

Dengan kondisi diatas, maka Bill dapat menggunakan Teorema Bayes


untuk menghitung probabilitas keadaan akhir-nya (yaitu keadaan setelah
adanya bukti dari laporan keuangan. Probabilitas akhir dari perusahaan dengan
kinerja tinggi adalah:

P(H/GN) = P(H) . PGN(H) / P(H).PGN(H) + P(L).PGN(L)

= 0,30 x 0,80 / (0,30 x 0,80) + (0,70 x 0,10)

= 0,70

Keterangan :

P(H/GN) : probabilitas akhir dari keadaan tinggi dengan GN

P(H) : probabilitas sebelumnya dari keadaan tinggi

ix
PGN(H) : probabilitas saat laporan keuangan memberi kabar baik ketika
keadaan tinggi

P(L) : probabilitas sebelumnya dari keadaan rendah

PGN(L) : probabilitas saat laporan keuangan memberi kabar baik ketika


perusahaan dalam keadaan rendah.

Maka probabilitas akhir dari PT X berada dalam kinerja rendah adalah


1,00 – 0,77 = 0,23. Ingatlah kembali bahwa jika keadaan tinggi, maka hasil dari
investasi akan tinggi, begitupun sebaliknya.

Bill akan dapat menghitung utilitas yang diharapkan untuk setiap tindakan
atas dasar probabilitas akhirnya:

EUa/GN = (0,77 x 40) + (0,23 x0) = 30,8

EUb/GN = (1,00 x 15) = 15

Dengan demikian, informasi laporan keuangan berjalan dengan GN


tersebut telah menyebabkan keputusan optimal bagi Bill berubah menjadi a, dan
sebaiknya membeli saham PT X.

3.3.2 Sistem Informasi

Laporan keuangan dapat berguna jika dapat memprediksikan hasil


pengembalian investasi di masa depan. Berdasarkan akuntansi berbasis biaya
historis, laporan keuangan tidak menunjukkan kinerja yang diharapkan secara
langsung. Walaupun begitu, laporan keuangan masih berguna bagi investor selama
Good News dan Bad News yang terdapat terus berlaku smapai masa depan.

Inti dari hubungan antara informasi laporan keuangan dan kinerja


perusahaan adalah probabilitas, PGN(H) dan PBN(L). Probabilitas ini disebut
sistem informasi. Ingatlah, bahwa dalam contoh tadi, probabilitas laporan
keuangan PT X menunjukkan kabar baik dengan syarat perusahaan berada dalam
keadaan kinerja tinggi, adalah 0,80. Probabilitas laporan keuangan menunjukkan

x
kabar buruk dengan syarat perusahaan berada dalam keadaan kinerja rendah
adalah 0,90. Probabilitas 0,80 dan 0,90 ini disebut probabilitas diagonal utama,
sementara probabilitas yang lain disebut probabilitas bukan diagonal utama.

Suatu sistem informasi adalah suatu pilihan yang sangat


kondisional atas keadaan alam masing-masing, memberikan
probabilitas objektif dari setiap bukti laporan keuangan yang
mungkin.

Tabel 3.3.2.1 Sistem Informasi untuk Teori Keputusan

Bukti Laporan Keuangan Berjalan

GN BN

Keadaan Tinggi 0,80 0,20

Rendah 0,10 0,90

Seperti disebutkan diatas, ada probabilitas sebesar 20% saat perusahaan


berada dalam keadaan kinerja tinggi, laporan akan menunjukkan BN, dan 10%
probabilitas saat keadaan kinerja rendah, laporan keuangan akan menunjukkan
GN. Melemahnya hubungan sering antara informasi laporan keuangan tahun
berjalan dan kinerja perusahaan yang akan datang ini sering disebut dengan noise
(kegaduhan) atau kualitas laba rendah. Meskipun demikian, sistem informasi
tersebut masih informatif, karena memungkinkan Bill memperbaharui probabilitas
sebelumnya untuk mencerminkan apa yang diketahui saat ini, dan mempengaruhi
keputusannya.

Perhatikan bahwa kemampuan memberi infomasi tergantung pada


relevansi dan reliabilitas laporan keuangan. Sebagai contoh, anggaplah PT X
beralih dari metode biaya historis ke metode nilai wajar untuk menghitung modal
asetnya. Peningkatan relevansi yang dihasilkan cenderung meningkatkan
probabilitas diagonal utama dari sistem informasi dan menurunkan probabilitas

xi
diagonal bukan utama. Hal ini disebabkan karena nilai wajar, misalnya nilai pasar
yang berlaku, dari asset tersebut merupakan hal-hal yang lebih baik untuk
memprediksi nilai asset-aset tersebut di masa akan datang daripada biaya historis
dari modal asset.

Kualitas suatu sistem infomasi dapat diperkirakan secara empiris.


Misalnya, Easton dan Zmijewski (1989), selanjutnya disebut EZ, meneliti revisi
yang dibuat oleh para analis Value Line atas perkiraan pendapatan laba untuk
triwulan berikutnya setelah diumumkannya GN atau BN dalam laporan triwulan.
Pendapatan laba triwulan akan datang dapat dianalogikan dengan keadaan alam,
sementara GN atau BN dalam pendapatan laba triwulan berjalan merupakan bukti
laporan keuangan. Value Line memberi perkiraan untuk sejumlah besar
perusahaan, dan perkiraan-perkiraan direvisi setiap triwulannya.

Para peneliti telah mengamati suatu sampel yang terdiri dari 150
perusahaan berskala besar di Amerika Serikat selama periode 1975 – 1980, EZ
mendapati bahwa untuk setiap $1 dalam GN atau BN dari pendapatan laba yang
dilaporkan, para analis Value Line meningkatkan perkiraan pendapatan laba untuk
triwulan sebesar rata-rata 34 sen. Hal ini menyiratkan bahwa sistem informasi
yang mendasari laporan keuangan perusahaan-perusahaan dalam sampel tersebut
sifatnya informative, artinya, para analis menggunakan informasi dari laporan
keuangan berjalan tersebut untuk mengubah perspektif mereka mengenai kinerja
perusahaan yang akan datang. EZ menyebut efek dari informasi laporan keuangan
terhadap perkriaan analis akan pendapatan laba di triwulan selanjutnya sebagai
suatu “koefisien revisi”. Koefisien ini merupakan suatu pengganti atau proksi
untuk kualitas pendapatan laba.

EZ juga mendapati bahwa semakin tinggi koefisien revisi perusahaan,


semakin besar dampak dari GN atau BN dalam pendapatan laba berjalan terhadap
harga pasar saham perusahaan. Ini konsisten dengan tindakan investor yang
menerima evaluasi analis atas sistem informasi, dengan lebih kuat menaikkan atau
menurunkan penawaran semakin tinggi kualitas dari sistem tersebut.

xii
3.3.3 Definisi Informasi

Informasi adalah bukti atau fakta yang berpotensi mempengaruhi


keputusan seorang individu. Perhatikan bahwa definisi tersebut sifatnya ex ante.
Kita sulit mengharapkan seorang individu untuk mengumpulkan bukti jika ia tidak
berharap untuk mempelajari cukup hal untuk dapat mempengaruhi keputusan.
Persyaratan utama agar bukti dapat menjadi informasi adalah, untuk setidaknya
mengumpulakan sedikit fakta yang mungkin dapat diterima sehingga membuat
keyakinan berubah atas keputusan optimal yang akan dibuat.

Definisi juga bersifat spesifik untuk setiap individu. Sebagai contoh,


probabilitas awal masing-masing individu mungkin berbeda, sehingga probabilitas
akhirnya, dan karena itu, keputusan individu-individu tersebut mungkin berbeda
pula ketika menghadapi bukti yang sama. Definisi tersebut harus benar-benar
diinterpretasikan bersih atau tanpa buaya. Sumber informasi mungkin berpotensi
mempengaruhi keputusan seorang individu, namun jika terlalu mahal, hal itu akan
menjadi masalah. Meskipun demikian, dapat dipertanyakan apakah laporan
keuangan benar-benar merupakan sumber yang hemat biaya karena banyaknya
jumlah orang yang berpotensi manjadi pengguna.

3.4 Investor Rasional yang Menghindari Resiko

Dalam teori pembuatan keputusan, konsep mengenai seorang individu


yang rasional berarti bahwa dalam membuat keputusan, tindakan yang dipilih
adalah yang diperkirakan menghasilkan manfaat atau utilitas tinggi. Jika setiap
orang mengambil keputusan dengan cara rasional dan dapat diprediksi, maka akan
memudahkan pengguna informasi untuk mengetahui informasi mana yang
berguna.

Biasanya sifat investor yang rasional adalah menghindari resiko. Untuk


menyusun model penghindaran resiko, para pembuat teori keputusan

xiii
menggunakan instrumen fungsi utilitas, yang mengkaitkan besarnya hasil dengan
utilitas para pembuat keputusan untuk besaran tersebut, Meskipun intuisi untuk
menghindari resiko begitu menggiurkan, seringkali diasumsikan bahwa para
pembuat keputusan besifat netral resiko. Hal ini berarti bahwa mereka
mengevaluasi investasi yang beresiko hanya melalui hasil yang diharapkan semata
resiko itu sendiri tidak dianggap sebagai masalah. Asumsi ini diambil untuk
menunjukkan fungsi utilitas dari seorang pembuat keputusan yang netral resiko.
Fungsi yang dijumpai adalah U(x) = bx, yang berarti b adalah lereng dari garis
linear yang bersinggungan. Utilitas menjadi sekedar fungsi linear dari hasil
tersebut.

Netralitas resiko merupakan asumsi yang masuk akal jika menghasilkan


utilitas sedikit. Meskipun demikian, menghindari resiko adalah asumsi yang lebih
realistis dalam banyak kejadian. Konsep penghindaran resiko ini penting bagi
akuntan, karena ini berarti investor memerlukan informasi berkenaan dnegan
resiko tersebut, beserta nilai yang diharapkan dari pengembalian investasi di masa
akan datang.

3.5 Prinsip Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi merupakan strategi untuk menurunkan resiko pada level


tertentu untuk tingkat pengembalian yang diharapkan, yaitu dengan berinvestasi
pada suatu portofolio sekuritas. Prinsip ini menunjukan bahwa resiko dapat
dihapuskan melalui penggunaan strategi investasi yang tepat, walaupun tidak
semua. Prinsip ini memiliki implikasi yang tepat untuk sifat informasi resiko yang
diperlukan investor.

Sebelum menghitung utilitas yang diharapkan oleh seseorang untuk


tindakan investasi yang berbeda, harus diketahui bagaimana fungsi utilitas
individu tersebut tampak. Sebagai contoh, utilitas Bill dalam contoh sebelumnya
adalah U(x) = √x, x ≥0. Dengan fungsi utilitas ini dan probabilitas hasil, utilitas

xiv
yang diharapkan Bill untuk berbagai tindakan yang berbeda dihitung dan
dibandingkan.

Kemudian akan muncul pertanyaan, “Bagaimana cara mengetahui apa


fungsi utilitas seseorang?”. Untuk menghindari pertanyaan ini, akan diambil
utilitas nilai rata-rata varians :

U(a) = f(xa, σa2)

Persamaan diatas melambangkan suatu tindakan investasi. Sebagai contoh,


tindakan investasi mungkin berupa investasi pada obligasi pemerintah yang bebas
resiko, atau pada saham perusahaan. Atau, tindakan tersebut dapat berupa suatu
investasi dalam portofolio sekuritas.

Fungsi tersebut menyatakan bahwa utilitas dari suatu tindakan investasi


bagi investor i, adalah suatu fungsi f dari tingkat pengembalian yang diharapkan
dari tindakan tersebut, x dan bahwa resiko diukur oleh variansnya, σ. Kita
berasumsi bahwa f meningkat dalam x dan menurun dalam σ. Suatu contoh
spesifik dari fungsi utilitas rata-rata varians adalah:

U(a) = 2Xa- σa2

Yang mana dapat dilihat bahwa x akan meningkan dan σ a2 akan menurun.
Setiap individu akan memiliki pertukaran yang berbeda antara tingkat
pengembalian yang diharapkan dan resikonya. Misalnya, seorang investor yang
lebih menghindari resiko akan memilih 2σa2 daripada σa2. Secara umum tidak
benar jika utilitas suatu tindakan hanya tergantung pada nilai rata-rata dan
variansnya.

Pentingnya asumsi utilitas rata-rata varians bagi para akuntan adalah


asumsi yang menjadikan kebutuhan kepuasan investasi lebih eksplisit, seluruh
investor memerlukan informasi mengenai nilai yang diharapkan dan resiko
pengembalian investasi, terlepas dari bentuk-bentuk spesifik dari fungsi
utilitasnya.

xv
Dengan latar belakang ini, dapat digambarkan mengenai prinsip
diversifikasi portofolio dengan dua contoh :

Anggaplah seorang investor yang menghindari resiko (Toni) memiliki


$200 untuk diinvestasikan, dengan pertimbangan menginvestasikan ke perusahaan
A, yang menjual sahamnya dengan harga $20. Anggaplah Toni menilai
probabilitas senilai 0,74 saat saham tersebut naik nilai pasarnya menjadi $22
selama periode selanjutnya dan probabilitas 0,26 saat saham turun menjadi $17.
Anggap juga perusahaan A akan membayar deviden sebesar $1 per lembar saham
pada akhir periode.

Contoh 3.5.1

Prinsip Diversifikasi Portofolio (Bagian 1)

Hasil dari investasi yang akan diambil Toni adalah :

Jika lembar saham naik : $22 x 10 saham + $10 deviden = $230

Jika lembar saham turun : $17 x 10 saham + $10 deviden = $180

Persamaan diatas menunjukkan perhitungan tingkat pengembalian yang


diharapkan dan varians dari investasi ini. Dari sini, kita akan membahas mengenai
tingkat pengembalian, hal ini hanya diperoleh dari pembagian laba bersih dengan
besarnya investasi awal ($200). Pembagian dengan investasi awal ini adalah
instrument yang distandarisasi, tingkat pengembalian juga sangat sesuai dengan
asumsi utilitas rata-rata varians, yaitu berkenaan dengan nilai yang diharapkan dan
varians dari tingkat pengembalian.

Varians dari pengembalian adalah 0,0120. Varians dari suatu pengembalian


investasi berperan sebagai pengukur besarnya resiko. Karena Toni menghindari
resiko, meningkatkan besarnya resiko akan menurunkan utilitasnya, dengan hal
lain dianggap tetap. Toni kini harus memutuskan apakah ia akan berinvestasi atau
tidak. Jika ia merasa bahwa utilitas tidak cukup tinggi, maka ia tidak berinvestasi
di PT A.

xvi
Contoh 3.5.2

Prinsip Diversifikasi Portofolio (Bagian 2)

Toni mencoba mencari alternatif lain untuk menemukan investasi yang


memiliki pengembalian hasil yang sama namun resiko lebih rendah. Ini
dikarenakan adanya prinsip diversifikasi portofolio.

Jika perusahaan B menjual saham nya seharga $10. Dengan tingkat


deviden $1, tingkat probabilitas 0,6750 saat saham perusahaan B akan naik nilai
pasarnya menjadi $10,50, dan sebesar 0,3250 saat nilainya turun menjadi $8,50.

Toni memutuskan untuk menginvestasikan $200-nya untuk 6 saham


perusahaan A seharga $20 per lembar dan 8 saham perusahaan B seharga $10 per
lembar saham. Ada 4 hasil yang mungkin didapat Toni dari portofolio tersebut :
nilai pasar kedua saham naik, nilai pasar A naik sedangkan B turun, nilai pasar B
naik sedangkan A turun, atau dua-duanya turun. Hasil tersebut diasumsikan pada
tabel 3.5.1.

Tabel 3.5.1 Tabel Hasil Probabilitas

A B Deviden Total Hasil Probabilitas

132 + 84 + 14 = $230 0,5742

132 + 68 + 14 = $214 0,1658

102 + 84 + 14 = $200 0,1008

102 + 68 + 14 = $184 0,1592

1,000

Hal diatas dihitung berdasarkan asumsi-asumsi yang akan terjadi. Para


baris pertama misalnya, diasumsikan dengan hasil yang tinggi sebesar $22 untuk
saham perusakaan A dan $10,50 untuk saham perusahaan B, ditambah deviden $1

xvii
untuk masing masing saham. Maka ditemukan hasil $230 untuk baris pertama.
Perhitungan yang sama berlaku untuk baris lainnya.

Dengan dasar asumsi mengenai probabilitas hasil masing-masing


perusahaan, maka probabilitas dari kedua hasil tersebut, ketika masing-masing
saham diperhitungkan secara terpisah adalah 0,74 untuk A dan 0,675 untuk B. Jika
hasil kembalian saham A dan B tidak saling berhubungan, maka probabilitas
masing-masing saham adalah 0,74 x 0,6750 = 0,4995.

Namun, ada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengembalian dari


seluruh saham, seperti tingkat suku bunga, valuta asing, aktivitas ekonomi, dan
lain sebagainya. Faktor ini disebut faktor-faktor untuk seluruh pasar/ekonomi.
Adanya faktor ini berarti jika hasil laba salah satu saham tinggi, maka hasil dari
saham lain juga tinggi. Karena itu diasumsikan bahwa probabilitas untuk kedua
saham mencapai hasil tertingginya, adalah 0,5742, lebih tinggi daripada 0,4955
jika kedua saham tidak saling berhubungan.

Alasan yang sama berlaku bagi baris terakhir dengan hasil $184. Disini
diasumsikan bahwa probabilitas gabungan untuk kedua perusahaan mencapai
hasil terendah yaitu 0,1592, lebih besar jika keduanya tidak saling berhubungan
(0,26 x 0,325 = 0,0845). Jika realiasi seluruh pasar ternyata tidak mendukung
tercapainya laba tertinggi, maka probabilitas kedua saham mencapai hasil yang
rengah lebih tinggi daripada yang diharapkan ketika keduanya tidak berhubungan.

Nilai kembalian investasi yang diharapkan rata-rata atas varians dari


portofolio Toni untuk saham A dan B dihitung dengan menggunakan probabilitas
yang berkorelasi. Karena itu, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari
portofolio tersebut adalah 0,0850, namun varians telah menurun sampai 0,074 dari
0,012. Mengingat Toni bersifat menghindari resiko, maka ia lebih baik membeli
kedua saham dibandingkan hanya saham A saja, karena hasil yang sama namun
resiko nya lebih rendah.

Pada kenyataannya, utilitasnya sekarang adalah:

xviii
U(a) = ( 2 x 0,0850) – 0,0074 = 0,1626

Naik dari investasi untuk saham salah satu perusahaan saja.

3.6 Keputusan Investasi Optimal

Jika suatu portofolio yang terdiri dari dua saham lebih baik dari pada
hanya satu, maka mestinya suatu portofolio dengan tiga saham akan lebih baik
dari pada dua, dan seterusnya. Memang beginilah adanya, dan dengan berasumsi
bahwa tidak ada biaya-biaya transaksi seperti biaya makelar, maka Toni harus
terus membeli sampai portofolio tersebut mencakup sedikit-sedikit dari seluruh
sekuritas yang diperdagangkan dalam bursa. Ini disebut: memegang portofolio
pasar.” Perhatikan lagi bahwa jumlah total yang diinvestasikan masih $200,
namun dibagi-bagi untuk lebih banyak sekuritas.

Yakinkan bahwa anda memahami mengapa jumlah yang sama yang


diinvestasikan dalam suatu portofolio dapat menghasilkan resiko lebih rendah
ketimbang jika kita memegang lebih dari satu investasi beresiko, maka resiko
yang spesifik bagi perusahaan akan cenderung saling menghapuskan. Jika salah
satu saham menghasilkan pengembalian yang rendah, selalu ada kesempatan
bahwa saham lainnya akan mengahsilkan pengembalian yang tinggi. Semakin
besar jumlah saham perusahaan yang berbeda-beda dalam portofolio tersebut,
semakin besar kemungkinan dampak ini akan terjadi. Akibatnya resiko
pengembalian menurun. Artinya paling tidak, ketika portofolio pasar kita pegang,
faktor-faktor untuk seluruh ekonomi masih akan berkontribusi terhadap resiko
portofolio, dan resiko ini tidak dapat diversifikasikan. Resiko yang tidak dapat
diversifikasikan seperti ini disebut resiko sistematis.

Kini mari kita kembali kepada investor kita, Toni Difelice. Toni
memutuskan membeli portofolio pasar setelah mendengar mengenai keuntungan
diversifikasi. Tugas pertamanya adalah menilai hasil yang diharapkan dan varians
dari portofolio. Secara subjektif dan menaksir bahwa probabilitas kenaikan

xix
sebesar 10% dari indeks S&P/TSX Composite adalah 0,8 untuk periode yang akan
datang dan probabilitas kenaikan sebesar 2 ½% adalah sebesar 0,2. Kemudian,
dengan menyebut varians dan pengembalian yang diharapkan untuk portofolio
pasar masing-masing dengan xM dan σM2 pada tabel 3.6.1 yang akan dilampirkan
dibawah ini:

Tabel 3.6.1

Expected
Hasi Rate of
Probability Rate of Variance
l return
return
$230 230-200 = 0.15 0.5742 0.0861 (0.15 - 0.0850) x 0.5742 = 0.0024
230
$214 214-200 = 0.07 0.1658 0.0116 (0.07 – 0.0850) x 0.1658 = 0
300
$200 200-200 = 0 0.1008 0 (0.00 – 0.0850) x 0.1008 = 0.0007
200
$184 184-200 = -0.08 0.1592 -0.0127 (-0.08 – 0.0850) x 0.1592 = 0.0043
200
Xa = -0.085 αa2 = 0.0074

Ini member Toni utilitas sebesar:

Ui(a) = 2 x 0.0850 - 0.0074


= 0.1691

Pertanyaannya kini adalah: Apakah keputusan investasi Toni tersebut optimal?


Jawabannya adalah, mungkin tidak. Jika Toni cukup menghindari resiko, maka ia
mungkin lebih memilih suatu portofolio dengan resiko lebih rendah dari 0.0009,
dan akan bersedia mendapatkan pengembalian investasi yang lebih rendah sebagai
hasilnya.

Satu strategi yang dapat diikutinya adalah menjual beberapa saham yang
beresiko tinggi dalam portofolionya tadi. Namun, jika ia memang melakukan hal
ini, ia tidak lagi memegang portofolio pasar, sehingga beberapa keuntungan yang
diperoleh dari diversifikasi pun hilang.

xx
3.6.1 Ringkasan

Jika biaya-biaya transaksi diabaikan, seorang investor yang menghindar


resiko akan memutuskan investasi optimalnya dengan membeli kombinasi dari
portofolio pasar dan asset bebas resiko yang menghasilkan yield terbaik dengan
mempertimbangkan hasil dan resiko. Pertimbangan semacam ini dilakukan
masing-masing individu, tergantung pada fungsi utilitas investor tersebut.
beberapa investor mungkin berkeinginan mengurangi investasi mereka dalam
portofolio pasar dan membeli asset bebas resiko dengan laba yang mereka
peroleh. Beberapa investor lainnya mungkin ingin meminjam dengan tingkat
bebas bunga dan meningkatkan investasi mereka. Bagaimanapun juga, seluruh
investor dapat menikmati manfaat penuh diversifikasi sekaligus memperoleh
pertimbangan resiko dan hasil yang optimal bagi mereka.

3.7 Resiko Portofolio

3.7.1 Menghitung dan Menginterpretasi Nilai Beta

Prinsip diversifikasi mengarah pada suatu ukuran resiko yang penting


dalam teori investasi sekuritas, yaitu nilai beta, yang mengukur pergerakan saham
yang sama-sama terjadi antara perubahan dalam harga sekuritas dan perubahan
dalam nlai pasar dari portofolio pasar.

Beta adalah suatu konsep yang penting dan berguna dalam akuntansi
keuangan. Sedangkan nilai beta adalah suatu komponen yang penting dari studi
empiris mengenai kegunaan informasi akuntansi keuangan bagi investor.
Akibatnya pemahaman mengenai apa nilai beta suatu saham dan apa yang
diberitahukan oleh nilai beta tersebut mengenai resiko perusahaan adalah bagian
penting dari dasar pengetahuan seorang akuntan.

Contoh 3.7.1.1
Menghitung Nilai Beta

xxi
Nilai beta dari saham perusahaan A, yang ditunjukan dengan βA, dihitung dengan:

βA = Cov (A, M)
Var (M)
dimana Cov (A,M) adalah kovarians dari pengembalian investasi atas saham A
dengan pengembalian investasi dari portofolio pasar M. dengan demikian?
Mengukur seberapa kuat pengembalian investasi saham A bervariasi seiring
dengan variasi pada pasar. Sebagai contoh, suatu perusahaan dengan nilai beta
yang tinggi akan mengalami fluktuasi tingkat pengembalian yang tinggi seiring
dengan perubahan kondisi pasar. Saham maskapai dan pabrik pesawat terbang
adalah contohnya, karena industri ini sangat sensitif pada kondisi ekonomi. Saham
utilitas perusahaan listrik dan makanan cepat saji akan memiliki nilai beta yang
rendah, karena pengembalian investasi dari perusahaan seperti ini kurang rentan
terhadap keadaan ekonomi.

Probabilitas ini dapat diestimasi dengan menelaah data masa lalu dari
pengembalian saham A dalam hubungannya dengan pengembalian atas saham M.
Cov (A, M) dihitung dalam tabel 3.7.1.1 berikut ini:

Return
Joint Probabilities
A M
High High (0.15 - 0.0850) (0.10 - 0.085 x 0.72 = 0.0007
High Low (0.15 - 0.0850) (0.0250 - 0.085 x 0.02 = -0.0001
Low High (-0.10 - 0.0850) (0.10 - 0.085 x 0.08 = -0.0002
Low Low (-0.10 -0.0850) (0.0250 - 0.085 x 0.18 = 0.002
Cov (A, M) = 0.0024

Pada baris pertama tabel tersebut, nilai 0.15 masing-masing merupakan


pengembalian yang tinggi dan pengembalian yang diharapkan dari A. demikian pula
0.10 dan 0.0850 merupakan pengembalian yang tinggi dan pengembalian yang
diharapkan dari M Probabilitas gabungan bahwa A dari M sama-sama membuahkan hasil
tinggi adalah:

Prob (A high and M high) = Prob (M hight) Prob (A High / M high)


= 0.8 x 0.9

xxii
= 0.72
2.7.2 Varians dan Nilai Portofolio yang Diharapkan

Nilai pengembalian investasi yang diharapkan atas suatu portofolio P


dihitung sebagai rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan atas
sekuritas dalam portofolio tersebut:

XP = k1x1 + k2x2 + …… + knxn

Dimana Xp adalah return atas kembalian investasi yang diharpkan atas P;


x1 adalah kembalian yang diharpakan untuk sekuritas 1, dan lain sebagainya; k1
adalah proporsi portofolio investasi dalam sekuritas 1, dan seterusnya; dan n
adalah banyaknya sekuritas dalam portofolio tersebut.

Dalam contoh 3.3, n = 2, k1 = $120/$200 = 0.6; k2 = (1 – k1) = 0.4, dan


return yang diharapkan dari kedua sekuritas A dan B dalam portofolio Toni adalah
0.0850. maka rumusnya menjadi:

XA+B = (0.6 x 0.085) + (0.4 x 0.0850) = 0.085

Untuk varians dari return portofolio, kami memiliki rumus standar berikut
untuk varians dari suatu jumlah variable yang diacak:

Var (P) = αp2 = k12α12 + k22α22 + …… + kn2αn2 + 2k1k2 + Cov(x1x2) + 2k1k1 +


Cov(x1x1) + …… + 2kn-1kn + Cov(xn-1xn)

Artinya, varians dari P merupakan jumlah rata-rata tertimbang dari varians


sekuritas P secara individu, ditambah jumlah rata-rata tertimbang dari kovarians
seluruh pasangan sekuritas dalam P. Dalam Contoh rumus tersebut menjadi:

Var (A+B) = k12 Var (A) + (1-k1)2 Var (B) + 2k1(1-k1) Cov (A, B)

Poin utama disini adalah bahwa varians portofolio tergantung tidak hanya
pada varians komponen sekuritas namun juga jika pengembalian sekuritas
berkorelasi pada kovarians antara sekuritas – sekuritas tersebut (jika return atas
saham A dan B tidak berkolerasi, Cov (A, B) = 0).

xxiii
Dalam konteks investasi, return atas saham A dan B hampir pasti berkorelasi
karena faktor - faktor dari seluruh ekonomi. Pada kenyataannya, kita telah berasumsi
bahwa faktor – faktor seluruh ekonomi adalah satu – satunya sumber korelasi antara
pengembalian sekuritas. Maka, kita dapat menyatakan kovarians antara saham A dan B
dalam hal kovarians keduanya dengan pasar portofolio M.

Cov (A,M) Cov


Cov (A,B) =
(B,M)
Var (M)
= Var (M) βAβB

Varians portofolio menjadi:

Var (A+B) = 0.62 Var (A) + 0.42 Var (B) + 2 x 0.6 x 0.4 Var (M) βAβB
= (0.36 x 0.0120) + (0.16 x 0.0088) + (0.48 x 2.6667 x 1.5556)
= 0.0043 + 0.0014 + 0.0017
= 0.0074

yang sesuai dengan perhitungan langsung Tabel 2.4. Karena itu, kita mengetahui
bahwa sekuritas A dan B memberi resiko sistematis sebesar 0.0017 terhadap
varians portofolio 0.0074 atau sekitar 23%.

2.7.3 Resiko Portofolio Seiring Peningkatan Jumlah Sekuriitas

Kontribusi 23% sepertinya bukan jumlah yang besar, namun angka ini
diperoleh dari hanya ada dua sekuritas dalam portofolio. Untuk sedikit
menyederhanakan, kita akan berasumsi bahwa jumlah yang sama diinvestasikan
untuk masing – masing sekuritas, sehingga proporsi untuk setiap sekuritas dalam
P adalah 1/n dari jumlah total yang diinvestasikan. Maka rumusnya:

Var = α12 + α12 + … Cov(x1x2) + …. + Cov(xn-1, xn-2)

xxiv
= α12 + α22 + … + αn2 + Var(M) + β1β2 + β1β2 + … + βn-1 βn

Hal ini berarti bahwa, bahkan untuk portofolio yang mengandung jumlah
sekuritas yang sedikit, sebagian besar resikonya adalah resiko sistematik, dari
sebutan kovarians tadi. Sebagai contoh, jika n/10 maka koefisien dari istilah
varians hanya sebesar 1/100, sehingga varians dari 10 sekuritas hanya memberi
kontribusi 10% terhadap varians rata – rata bagi varians portofolio. Namun
meskipun koefisien istilah resiko sistematis hanya sebanyak 2/100 seluruhnya ada
45 istilah, sehingga kovarians member kontribusi penuh sebesar 90% dari nilai
kovarians rata – rata terhadap varians portofolio. Dengan kata lain, sebagaian
besar keuntungan diversifikasi dapat diperoleh hanya dengan beberapa sekuritas
dalam portofolio tersebut. hal ini menguntungkan, karena biaya – biaya broker
dan transaksi lainnya akan mencegah sebagian besar investor membeli portofolio
pasar. Dari sudut pandang akuntansi hal ini berate bahwa bagi sebagian besar
investor, informasi yang berguna adalah yang membantu mereka menilai nilai beta
yang diharapkan dari suatu sekuritas.

2.7.4 Ringkasan

Jika biaya - biaya transaksi diabaikan, keputusan investasi optimal seorang


investor yang menghindari resiko adalah dengan membeli sekuritas dalam jumlah
relative sedikit dan bukannya membeli potofolio pasar. Dengan cara ini, sebagian
besar keuntungan dari diversifikasi dapat diperoleh, dengan biaya yang lebih
masuk akal.

Informasi mengenai return yang diharapkan dari sekuritas dan nilai beta
akan berguna bagi investor seperti ini. Informasi tersebut memungkinkan mereka
mengestimasi return yang diharapkan dan resiko dari beragam portofolio yang
tengah mereka pertimbangkan. Mereka kemudian dapat memilih portofolio yang
bagi mereka memberikan pertimbangan mengenai resiko kembalian tertinggi,
yang terbebani oleh tingkat biaya transaksi yang bersedia mereka tanggung.

xxv
2.8 Reaksi Badan Profesional Akuntansi terhadap Pendekatan
Kegunaan Keputusan

Menurut Statement of Fincancial Accounting Concepts (1978) (SFACT),


tujuan dari proyek konsep tersebut adalah untuk “menetapkan landasan untuk
standar pelaporan dan akuntansi keuangan.” Salah satu tujuan dari pelaporan
keuangan ini adalah untuk :

Menyediakan informasi yang berguna bagi investor atau kreditor


yang ada sekarang maupun calon investor/kreditor dan para
pengguna lain dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan
keputusan-keputusan nasional lainnya.

Perhatikan terutama penggunaan kata “rasional” dalam tujuan tersebut.


inilah penghubungannya dengan teori keputusan ekonomi. Seperti para pembuat
keputusan yang terus bertindak berdasarkan teori tersebut, yaitu mereka yang
membuat keputusan untuk memaksimalkan utilitas mereka, disebut rasional.

Seperti disebutkan sebelumnya, poin utama yang harus dipahami adalah,


agar dapat berguna untuk tujuan keputusan investasi, informasi laporan keuangan
tidak harus melibatkan suatu prediksi langsung atau hasil yang diharapkan dari
suatu perusahaan dimasa yang akan dating. Alih - alih demikian, jika informasi
tersebut memiliki karakteristik tertentu yang diinginkan, seperti relevansi,
reliabilitas, dan ketepatan waktu, informasi tersebut dapat menjadi suatu masukan
yang informative untuk membantu investor membentuk prediksi mereka sendiri
dari hasil investasi yang mereka inginkan.

2.8.1 Ringkasan

SFAC No 1 dari FASB mewakili suatu adaptasi penting dari teori


keputusan bagi akuntansi dan pelaporan keuangan. Lebih lanjut lagi dalam SFAC

xxvi
No 1 teori ini berorientasi kepada teori pembuatan keputusan bagi investor yang
telah banyak dipelajari dalam system ekonomi dan keuangan.

3.9 Kesimpulan

Mengikuti pelopor laporan trueblood Committee dan ASOBAT,


pendekatan kegunaan keputusan terhadap penyajian laporan keuangan
menyiratkan bahwa para akuntan harus memahami masalah keputusan yang
dihadapi oleh para pengguna laporan keuangan. Teori keputusan Singgel-person
dan khususnya pada keputusan investasi portofolio member suatu pemahaman
akan perlunya investor yang rasional dan menghindari resiko. Teori ini
menjelaskan kepada kita bahwa setiap investor membutuhkan informasi untuk
membantu mereka menilai kembalian aliran kas yang diharpkan dari investasi dan
resiko dari kembalian investasi tersebut. dalam teori investasi, nilai beta adalah
suatu pengukur resiko yang penting, sebagai kovarians terstandarisasi dari
pengembalian sekuritas dengan return atas portofolio pasar. Resiko kovarians ini
merupakan komponen utama dari beresikonya suatu portofolio yang
terdiverifikasi, meskipun portofolio yang terdiversifikasi, meskipun portofolio
tersebut hanya terdiri dari relatif sedikit sekuritas.

Laporan keuangan berbasis biaya historis merupakan suatu sumber


informasi yang penting dan hemat biaya bagi investor, meskipun laporan tersebut
tidak melaporkan hasil kembalian investasi akan dating secara langsung. Laporan
keuangan memberi suatu system informasi yang dapat membantu investor
memprediksi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang dan pada gilirannya
juga memprediksi return investasi yang akan datang. Peranan produktif ini
ditingkatkan sampai pada tingkat dimana laporan keuangan menjadi relevan dan
reliabel.

Badan-badan penentu standar akuntansi seperti CICA dan FASB telah


mengadopsi pendekatan kegunaan keputusan ini. Hal ini dibuktikan oleh kerangka

xxvii
konseptual keduanya yang menunjukan pengakuan yang jelas atas peranan
laporan keuangan dalam member informasi yang relevan dan reliabel bagi
investor.

3.10 Saran

Kita Perlu merenungkan bahwa banyak factor yang mempengaruhi


pengambilan dalam suatu perusahaan seperti laporan keuangan, informasi yang
diberikan, badan badan penentu standar akuntansi seperti CICA dan FASB telah
mengadopsi pendekatan kegunaan keputusan ini, Juga harus mempertimbangkan
Faktor - faktor resiko yang juga mempengaruhi investor dalam melakukan
pengambilan keputusan seperti bagaimana pengembalian dari investasi kita
apabila terjadi kerugian pada investasi yang kita berikan.

Kadang kala dalam kondisi yang simalakama seperti ini akuntan dapat
menggunakan beberapa teori dalam ekonomi dan keuangan untuk membantu
seperti teori keputusan pribadi dan teori investasi. Teori keputusan pribadi dapat
digunakan untuk mulai memahami bagaimana individu atau personal membuat
keputusan yang rasional dalam kondisi ketidakpastian. Sementara itu dengan teori
investasi membantu akuntan untuk memahami resiko bawaan dalam investasi
portofolio.

Berdasarkan beberapa penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa


keputusan mengadopsi pendekatan kegunaan keputusan ini adalah sebagai
tanggapan atas ketidakmungkinan untuk menerapkan secara benar penyusunan
laporan keuangan secara lengkap berdasarkan teori.

xxviii
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Muntu, Ishak Awaluddin. 2016. Teori Akuntansi, Yogyakarta: K-Media.

xxix
GLOSARIUM

Alternatif Pilihan lain

Basis Dasar

Eksplisit Tegas, gamblang, tidak tersembunyi, tidak bertele-tele, tersurat,


jelas dan tidak mempunyai gambaran makna yang kabur dalam

xxx
berbagai hal seperti : isi berita, majalah, koran, pidato dan lain
sebagainya.

Estimasi Proses menemukan estimasi, atau perkiraan, yang merupakan nilai


yang dapat digunakan untuk beberapa tujuan bahkan jika input data
mungkin tidak lengkap, tidak pasti, atau tidak stabil.

Intuisi Kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional


dan intelektualitas.

Implikasi Suatu hal yang berhubungan keterkaitan, dampak, efek, sangkutan,


akibat, konotasi.

Klasifikasi Sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis atau


menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.

Koefisien Faktor pengali dalam sebuah ekspresi

Konsep Abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada


kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan

Kontribusi Peran atau keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu

Korelasi Nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara
dua peubah acak.

Optimal Suatu proses untuk mendapatkan hasil yang sempurna atau ideal

Poin Sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan


yang sama tetapi maknanya berbeda.

Potensi Sebuah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang sangat


mungkin untuk dikembangkan

Probabilitas Suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya


suatu kejadian yang acak.

xxxi
Prospek Kemungkinan dan harapan. Secara sederhana, definisi ini berarti
jika prospek adalah hal-hal yang mungkin terjadi dalam suatu hal
sehingga berpotensi menimbulkan dampak tertentu.

Rasional Konsep normatif yang mengacu pada kesesuaian keyakinan


seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, atau tindakan
seseorang dengan alasan seseorang untuk bertindak.

Reliabilitas Konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat


ukur.

Sensitive Tingkat kepekaan suatu hal.

Spesifik Khusus.

Teoritis Pikiran atau pola pikir yang mendasarkan semuanya dari teori-teori
yang ada sebagai landasan tindakannya.

Varians Sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan


yang sama tetapi maknanya berbeda.

Versifikasi Teori filsafat positif logis dalam memilih yang menyatakan bahwa
pengalaman adalah satu-satunya sumber dasar pengetahuan dan
dalam analisis logis dapat dilakukan dengan bantuan.

INDEX

A
Alternatif, 5, 7

xxxii
Basis, 4

E
Eksplisit, 14
Estimasi, 5

I
Implikasi, 1
Intuisi, 9

K
Klarifikasi, 7
Koefisien. 11, 24
Konsep, 8
Kontribusi, 8
Korelasi, 23
Kovarians, 21, 28

O
Optimal, 9, 12, 19

P
Potensi, 8
Probabilitas, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 17, 18, 21
Prospek, 6

R
Rasional, 12
Reliabilitas,, 10

xxxiii
S
Sensitive, 17
Spesifik, 14

T
Teoritis, 12

U
Utilitas, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 19

V
Varians, 14, 15, 22, 23, 24
Verivikasi, 20

xxxiv

Anda mungkin juga menyukai