Oleh :
Kelompok : 10
Nama : 1. Miranti Nur Arafah (171411052)
2. Muhammad Akhid M (171411053)
Kelas : 2B-TK
Dalam pengendalian level ini sebagai PV adalah level air, MV adalah aliran air
masuk, SP adalah level yang diinginkan, gangguan adalah aliran air keluar.
Sebagai sensor level adalah jenis sensor level hidrostatik. Level hidrostatik
menunjukkan tinggi level cairan. Oleh transmiter, ketinggian cairan
dikorelasikan dengan sinyal arus 4-20 mA. Sinyal dari transmiter dikirim ke
pengendali (komputer). Aksi pengendali berjenis berkebalikan (reverse acting).
Artinya jika level naik maka aliran air yang masuk berkurang.
Sinyal kendali dari pengendali (komputer) berupa sinyal tegangan 1-5 V, yang
selanjutnya diubah menjadi sinyal arus 4-20 mA. Oleh konverter sinyal arus
diubah menjadi sinyal pneumatik 0,2-1 bar (3-15 psi). Control valve (unit
kendali akhir) adalah jenis pneumatik yang mendapat sinyal pneumatik tersebut.
a) Control Valve
Fungsi:
Mengatur laju aliran air atas perintah pengendali melalui sinyal kendali
(controller output) Aksi:
Aksi control valve adalah reverse acting air-to-open atau fail-closed (FC). Arti
reverse acting di sini adalah, jika sinyal kendali atau tekanan udara pneumatic
bertambah besar, maka stem (poros) masuk ke dalam. Arti air-to-open adalah
tekanan udara pnemuatik dipakai untuk membuka valve. Dengan kata lain,
jika udara pneumuatik bertambah besar maka valve membuka.
Konvensi:
Jika stem ke atas maka valve membuka. Dan sebaliknya. Lihat penunjuk bukaan
valve di tangkai (stem).
b) I/P Transducer
Fungsi:
Aksi:
Aksi I/P Transducer adalah direct acting. Artinya, hubungan antara sinyal dan
tekanan udara adalah berbanding langsung. Dengan kata lain, jika sinyal
kendali bertambah besar, maka sinyal tekanan udara pneumatic bertambah
besar juga.
c) Manometer (Pressure Gauge)
Fungsi:
Aksi:
Mengatur aliran air keluar agar pada nilai sinyal kendali 100% (maksimum)
level masih bisa naik. Setelah diperoleh bukaan tertentu, katup ini tidak boleh
diubah-ubah selama praktikum berlangsung.
run 11
64
62
60
58
56
54
52
50
20 30 40 50 60 70 80 90 100
pv setpoint
run 12
70
60
50
PV (waktu)
40
30
20
10
0
27 37 47 57 67 77 87 97 107 117
Waktu (detik)
Series1 Series2
run 13
70
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
pv setpoint
RUN 21
64
63
62
PV dan SP (%)
61
60
59
58
57
56
55
54
0 20 40 60 80 100
Waktu (sekon)
RUN 22
70
60
50
PV dan SP (%)
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (sekon)
Run 23
70
65
60
55
PV (%)
50
45
40
35
30
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (detik)
Run 31
70
65
60
55
PV (%)
50
45
40
35
30
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (detik)
RUN 32
70
65
60
PV dan SP(%)
55
50
45
40
35
30
25
0 20 40 60 80 100
Waktu(detik)
Run 33
70
60
50
PV dan SP (%)
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (detik)
PV (waktu)
50
PV vs SP (%)
60 50 40
30
20
10
50 0 0
20 70 120 27 Series1 77 Series2 127 0 20 40 60 80 100 120
pv setpoint Waktu (detik) Waktu (s)
Nilai τi meningkat
RUN 22
RUN 21 RUN 23
70 70
65 60 60
PV dan SP (%)
PV dan SP (%)
60 50 50
PV vs SP (%)
40 40
55 30 30
20
50 10
20
10
0 50 100 0
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (sekon) 0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (sekon) Waktu (s)
PV vs SP (%)
PV vs SP (%)
40 40 40
30 30
30
20 20
20
10 10
10
0 0
0 50 100 150 0
0 20 40 60 80 100 120 140
0 50 100 150
Waktu (s) Waktu (s) Waktu (s)
Nilai PB meningkat
IV. PEMBAHASAN
Sensor yang digunakan pada level adalah sensor hidrostatik. Hidrostatik bekerja
bergantung pada tingkat konstan cair dan mengukur perbedaan tekanan. Prinsip operasi
bekerja pada perbedaan tekanan antara dua elevasi tetap di bawah permukaan. Karena
ketinggian antara kedua titik tidak berubah, setiap perubahan dalam tekanan karena
variasi kepadatan. Jarak antara titik – titik ini adalah sama dengan perbedaan tekanan
kepala cair antara elevasi.
Sensor level menunjukkan ketiggian level air. Oleh transmiter, ketinggian cairan
dikorelasikan dengan sinyal arus 4-20 mA. Sinyal dari transmiter dikirim ke pengendali
(komputer). Aksi pengendali berjenis berkebalikan (reverse acting). Sinyal kendali dari
pengendali (komputer) berupa sinyal tegangan 1-5 V, yang selanjutnya diubah menjadi
sinyal arus 4-20 mA. Oleh konverter sinyal arus diubah menjadi sinyal pneumatik 0,2-
1 bar (3-15 psi). Control valve (unit kendali akhir) adalah jenis pneumatik yang
mendapat sinyal pneumatik tersebut.
Katup pada level yaitu AO (Air to Open) atau FC (Fail Close), jenis ini mengakibatkan
katup akan membuka jika mendapat tekanan udara. Atau dengan kata lain, bila terjadi
kegagalan pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan menutup.
Sedangkan aksi penggerak pada level adalah Reverse Acting, yaitu sinyal masuk dari
bawah. Dengan kenaikan sinyal tekanan udara, stem bergerak ke atas.
Respons level bersifat cepat dan banyak noise, makin turbulen suatu aliran maka makin
besar pula noise yang dihasilkan. Maka dari itu tidak diperlukan penggunaan derivatif
untuk pengendalian level. Karena aksi derivatif sendiri berguna untuk mempercepar
tanggapan dan memperkecil overshoot. Sehingga pada praktikum ini kelompok kami
memilih pengendali PI. Dengan memvariasikan nilai Pb dan Ti.
V. SIMPULAN
Co,Radnor.Pensylvania. 1980
Matley, J. Practical Process Instrumentation Control Volume II. New York. 1997