PNEUMOTHORAX
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Radiologi Di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh :
Aufan Lisan Shidqi 30101407146
Pembimbing :
dr. Bambang Satoto, Sp. Rad (K)
1
2
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pneumothorax
Bagian : Ilmu Radiologi
Fakultas : Kedokteran Unissula
Pembimbing : dr. Bambang Satoto, Sp. Rad (K)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam
pleura yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena (3).
Gambar 1.
2.2 Klasifikasi
Menurut penyebabnya, pneumotoraks dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu (2), (3) :
- Pneumotoraks spontan
Yaitu setiap pneumotoraks yang terjadi secara tiba-tiba.
Pneumotoraks tipe ini dapat diklasifikasikan lagi ke dalam dua jenis, yaitu
:
1. Pneumotoraks spontan primer, yaitu pneumotoraks yang terjadi secara
tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya.
2. Pneumotoraks spontan sekunder, yaitu pneumotoraks yang terjadi
dengan didasari oleh riwayat penyakit paru yang telah dimiliki
sebelumnya, misalnya fibrosis kistik, penyakit paru obstruktik kronis
(PPOK), kanker paru-paru, asma, dan infeksi paru.
- Pneumotoraks traumatik,
7
83 512
______ ________
= = ± 50 %
3
10 1000
% luas pneumotoraks
A + B + C (cm)
= __________________ x 10
3
3. Rasio antara selisih luas hemitoraks dan luas paru yang kolaps dengan luas
hemitoraks (4).
(AxB) - (axb)
_______________ x 100 %
AxB
11
D. Auskultasi :
− Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang
− Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negatif
2.7 Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk mengeluarkan
udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi.
Pada prinsipnya, penatalaksanaan pneumotoraks adalah sebagai berikut :
2. Observasi dan Pemberian O2
Apabila fistula yang menghubungkan alveoli dan rongga pleura telah
menutup, maka udara yang berada didalam rongga pleura tersebut akan
diresorbsi. Laju resorbsi tersebut akan meningkat apabila diberikan
tambahan O2. Observasi dilakukan dalam beberapa hari dengan foto toraks
(2)
serial tiap 12-24 jam pertama selama 2 hari . Tindakan ini terutama
ditujukan untuk pneumotoraks tertutup dan terbuka (4).
3. Tindakan dekompresi
Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus
pneumotoraks yang luasnya >15%. Pada intinya, tindakan ini bertujuan
untuk mengurangi tekanan intra pleura dengan membuat hubungan antara
rongga pleura dengan udara luar dengan cara (2) :
− Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk rongga pleura,
dengan demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan
berubah menjadi negatif karena mengalir ke luar melalui jarum
tersebut (2), (4).
− Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :
2. Dapat memakai infus set
Jarum ditusukkan ke dinding dada sampai ke dalam
rongga pleura, kemudian infus set yang telah dipotong pada
pangkal saringan tetesan dimasukkan ke botol yang berisi air.
Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak gelembung
udara yang keluar dari ujung infus set yang berada di dalam
botol (4).
3. Jarum abbocath
16
4. Torakoskopi
Yaitu suatu tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks
dengan alat bantu torakoskop.
5. Torakotomi
6. Tindakan bedah (4)
a) Dengan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian dicari
lubang yang menyebabkan pneumotoraks kemudian dijahit
b) Pada pembedahan, apabila ditemukan penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak bias mengembang, maka dapat dilakukan
dekortikasi.
18
2.9 Rehabilitasi(4)
a) Penderita yang telah sembuh dari pneumotoraks harus dilakukan
pengobatan secara tepat untuk penyakit dasarnya.
b) Untuk sementara waktu, penderita dilarang mengejan, batuk atau bersin
terlalu keras.
c) Bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian antitusif, berilah
laksan ringan.
d) Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk,
sesak napas.
19
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2. ANAMNESIS
Anamnesis didapatkan secara alloanamnesis pada tanggal 19 Maret 2019, pukul
10.00 WIB.
A. Keluhan utama
Mual muntah dan pusing
− Riwayat hipertensi :+
− Riwayat DM : disangkal
− Riwayat alergi : disangkal
− Riwayat operasi : disangkal
− Riwayat trauma : disangkal
D. Riwayat Keluarga
− Riwayat hipertensi :+
− Riwayat DM : disangkal
− Riwayat alergi : disangkal
− Riwayatasma : disangkal
3.3. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis GCS : E4M6V5
3. Vital sign
Tekanandarah : 150/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit, isi cukup, reguler
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
Isokor 1mm/1mm
Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)
Thoraks : jejas (-)
Paru
− Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi dada (-/-)
− Palpasi : pengembangan paru yang tertinggal (-), fremitus
raba (normal/ )
− Perkusi : sonor
− Auskultasi : SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
21
3.4. ASSESSMENT
Simple Pneumothoraks
I. Planning Diagnosis
X FOTO THORAX
22
Hasil :
- COR: CTR tak dapat dinilai. Apeks bergeser ke
laterokaudal
- PULMO :
- Corakan bronkovascular normal
- Tak tampak bercak pada kedua paru
Tampak gamaran luscent avascular pada laterobasal
hemithorax kanan.
Diafragma dan sinus kostfrenikus baik.
Kesan :
23
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur, C. Hall, John, E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC; 1997. p. 598.
Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata.
Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta :
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;
2006. p. 1063.
Bowman, Jeffrey, Glenn. Pneumothorax, Tension and Traumatic. Updated: 2010
May 27
Alsagaff, Hood. Mukty, H. Abdul. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press; 2009. p. 162-179
Schiffman, George. Stoppler, Melissa, Conrad. Pneumothorax (Collapsed Lung).
Cited : 2011 January 10. Available from :
http://www.medicinenet.com/pneumothorax/article.htm
Malueka, Rusdy, Ghazali. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta : Pustaka Cendekia
Press; 2007. p. 56