Anda di halaman 1dari 65

Panduan Kegiatan Khusus Komite

Komite Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES


Jalan Satu maret No. 48 Kel. Pegadungan Kec. Kalideres, Jakarta Barat
Telp. 021-54390575
Email: rskalideres@gmail.com
PANDUAN

KOMITE KEPERAWATAN

PANDUAN ETIK KEPERAWATAN

PANDUAN KREDENSIAL

PANDUAN CONTINUING PROFESIONAL DEVELOPMEN ( CPD )

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KASUS ( DRK )

PANDUAN RONDE KEPERAWATAN

PANDUAN AUDIT KEPERAWATAN


PANDUAN

Etika Keperawatan
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................5

A. Latar Belakang.......................................................................5

B. Tujuan.....................................................................................6

C. Defenisi...................................................................................7

BAB II RUANG LINGKUP................................................................8

BAB III TATA LAKSANA...................................................................9

BAB IV DOKUMENTASI...................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut

menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara

keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana

keperawatan memberikan kontribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan

kesehatan sebagai satu kesatuan yang relative, berkelanjutan, koordinatif dan

advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk

pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan

kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh

masyarakat dengan baik.

Perawat dan bidan sebagai bagian dari tim kesehatan yang ada di rumah
sakit, merupakan komunitas terbanyak dari profesi yang ada di rumah sakit.
Sebagai komunitas yang terbanyak, baik buruknya perawat/bidan di sebuah
rumah sakit akan berdampak terhadap citra rumah sakit sebagai pemberi
layanan kesehatan kepada masyarakat. Wacana tentang komunitas
keperawatan telah lama disampaikan oleh Prof Ma’arifin Husein, dan konsep
tentang komite keperawatan, sebagaimana di rumah sakit juga ada Komite
Medis, Komite Keperawatan mempunyai dasar hukum yang cukup kuat, yaitu
berdasar Kep Mendagri No. 1 tahun 2002. Dalam Kep. Mendagri tersebut
menyebutkan bahwa di rumah sakit terdapat Komite Medis, dan Komite
keperawatan. Komite Keperawatan disebutkan adalah merupakan kelompo

profesi perawat/bidan yang anggotanya terdiri dari perawat, bidan, dan


mempunyai tugas membantu direktur menyusun standar keperawatan,
pembinaan askep, dan pembinaan etika.
Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuhan keperawatan dan menetapkan etika profesi dalam
praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembinaan dan penegakan displin profesi dan penguatan nilai –
nilai etik dalam kehidupan profesi. Penegakan disiplin profesi dan pembinaan
etika profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah,dan dengan semangat
yang tinggi sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan benar – benar
menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
Dalam pelaksanaan tugas – tugas keperawatan sering terjadi masalah
etik dan disiplin yang timbul baik yang disebabkan oleh individu maupun oleh
system. Oleh karena itu, penatalaksanaan masalah etik dan disiplin
keperawatan ini harus jelas dan terstruktur sehingga diharapkan timbul
harmonisasi dalam pelaksanaan tugas keperawatan.

Standar 4 Akreditasi Rumah Sakit Pokja KPS Keperawatan


menyebutkan bahwa masalah etik tenaga keperawatan yang timbul di rumah
sakit dikelola sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Standar ini
mempersyaratkan bahwa perlunya dibentuk Panitia Etik dengan SK Direktur,
adanya Kode Etik Perawat dan Bidan, kewajiban Perawat dan bidan, SK
pemberlakuan Pedoman Kode Etik Perawat tersebut, ada alur pengelolaan
etik,
ada dokumen penanganan masalah dan yang penting juga ada uraian tugas

dari Panitia Etik dimaksud.

Dengan demikian, panduan ini penting untuk disusun agar dapat

digunakan sebagai acuan dalam pengelolan masalah etik dan disiplin

keperawatan di Rumah sakit umum daerah Kalideres.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan profesionalisme perawat dan bidan yang bekerja

sesuai kode etik dan disiplin keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kalideres.

2. Tujuan Khusus
a. Menyamakan persepsi tentang etik dan disiplin keperawatan berbagai

pihak terkait dengan penatalaksanaan masalah etik dan disiplin

keperawatan.

b. Menyelesaikan masalah keperawatan dan kebidanan yang terkait

dengan disiplin, etik, dan moral perawat / bidan.

C. DEFENISI

1. Etika bagi perawat adalah suatu pedoman bagi perawat yang digunakan

dalam pemecahan masalah / pengambilan keputusan etis baik dalam area

praktek, pendidikan, administrasi maupun penelitian.

2. Kode Etik keperawatan adalah suatu pernyataan masyarakat profesi

keperawatan dari keyakinan yang menggambarkan moral nilai – nilai dan

tujuan keperawatan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup sub komite etik dan disiplin keperawatan antara lain :

A. Menyusun Standar Etika Profesi, hak dan Kewajiban perawat/bidan, hak dan

kewajiban pasien, peraturan rawat inap dan mensosialisasikannya.

B. Menyusun profesi penanganan etik / disiplin profesi dan sangsinya

C. Mengevaluasi penerapan kode etik profesi keperawatan dan kebidanan

D. Membantu ketua komite dalam memberikan rekomendasi /masukan kepada

Ka Si Keperawatan dan penujang terhadap tenaga keperawatan yang

melakukan pelanggaran etik / disiplin profesi.

E. Melakukan sosialisasi dan promosi tentang disiplin profesi kepada seluruh

tenaga keperawatan.

F. Melakukan pembinaan terhadap tenaga keprawatan yang melanggar

etik/disiplin profesi.

G. Bekerjasama dengan panitia K3RS dalam memantau ketertiban dan

kepatuhan peraturan rumah sakit serta rawat inap.

H. Melakukan koordinasi rutin sub komite etik dan disiplin keperawatan.

I. Melakukan pembinaan kepada seluruh perawat /bidan melalui pertemuan etik

J. Pro aktif terhadap penaganan yang melibatkan etik perawat dan bidan

K. Melakukan klarifikasi terhadap perawat dan bidan yang terlibat masalah etik

L. Melakukan laporan tertulis kepada Ka.si Keperawatan tentang kasus etik.


BAB III

TATA LAKSANA

A. Langkah – langkah Tata Laksana Etik Dan Disiplin Keperawatan

Tata laksana etik dan disiplin keparawatan sebagai berikut :

1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan :

a. Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin

di dalam rumah sakit.

b. Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaraan etik dan disiplin

profesi.

2. Membuat keputusan

Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan dengan

melibatkan organisasi profesi yang ada di rumah sakit.

3. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa :

a. Pelanggaran etik direkomendasikan kepada Organisasi Profesi Tenaga

Keperawatan di Rumah Sakit melalui Komite Keperawatan.

b. Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada Kepala Ka Si

Keperawatan melalui Komite Keperawatan.

c. Untuk pencabutan kewenangan klinis diusulkan ke Ketua Komite

Keperawatan untuk diteruskan ke Direktur Rumah Sakit.

4. Bersama dengan Kepala Ka.si keperawatan melakukan pembinaan

profesionalisme keperawatan, meliputi :

Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan


praktek keperawatan sehari – hari.
a. Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan

metode serta evaluasi.

b. Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah,

lokakarya,symposium, “ bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan

lain – lain disesuiakan dengan lingkup pembinaan dan sumbere yang

tersedia.

5. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua

Komita Keperawatan.

B. Klarifikasi Pelanggaran Etik dan Disiplin Keperawatan

1. Pelanggran ringan meliputi :

a. Terlambat datang

b. Tidak mengisi daftar hadir

c. Kadang – kadang pulang lebih awal tanpa alasan yang dapat

dipertanggung jawabkan.

d. Berpakian tidak dengan atribut lengkap

e. Kadang – kadang tidak berpakaian dinas

Sangsi :

a. Teguran lisan maksimal 3 ( tiga ) kali

b. Diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi masalah

yang sama.

Pelaksana : Kepala Ruangan

Keterangan : Bila tidak dapat diatasi kepala ruangan, dilimpahkan ke KaSi

Keperawatan dan Penujang melalui Ka.satpel keperawatan


2. Pelanggaran sedang, meliputi :

a. Selalu tidak berpakaian dinas

b. Selalu pulang lebih awal

c. Sering meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi

d. Sering ijin dengan beberapa alasan yang tidak dapat dipertanggung

jawabkan

e. Kurang jujur, kurang tertib, dan kurang cermat dalam bekerja

f. Kurang memberi contoh yang baik dalam perilaku sehari – hari

g. Kurang bertanggung jawab dalam memelihara barang inventaris rumah

sakit

h. Mengulangi pelanggaran ringan yang telah diperingatkan sampai tiga

kali

i. Melakukan tindakan negative

j. Bertindak selaku perantara untuk mendapatkan pekerjaan orang lain

dengan maksud mendapatkan keuntungan pribadi.

k. Kurang menghargai teman sejawat / perawat ataupun bidan.

Sangsi:

a. Teguran lisan maksimal 2 ( dua ) Kali

b. Teguran tertulis

c. Memotong cuti tahunan

Pelaksana : Ka.satpel keperawatan

Keterangan : Bila tidak masuk dinas tanpa kabar

3. Pelanggaran berat

a. Mengganggu kehormatan / martabat rumah sakit dan kedinasan

b. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi


c. Menyalahgunakan barang, uang, surat berharga milik rumah sakit.

d. Menjual belikan, memiliki dan menggunakan dokumen milik rumah

sakit secara tidak sah

Sangsi :

a. Teguran tertulis dan membuat surat pernyataan untuk tidak

mengulangi lagi masalah yang sama

b. Menurunkan nilai DP3/Kinerja

Pelaksana : Ka.si keperawatan

Keterangan : Bila tidak mampu diatasi oleh Ka.si keperwatan, maka

dilimpahkan langsung ke direktur.

C. Mekanisme Penanganan Masalah

1. Apabila ditemukan kasus pelanggaran etika keperawatan di unit kerja

keperawatan ( ruangan ) maka kepala ruangan mengidentifikasi

permaslahan dan mengklarifikasi jenis pelanggaran ( ringan,sedang, berat

).

2. Kepala ruangan memperoleh informasi permasalahan bisa dari pelangar,

dari saksi maupun mengetahui sendiri.

3. Penyelesaian masalah diupayakan di unit kerja yang bersangkutan oleh

kepala unit / kepala ruangan.

4. Pembinaan bagi pelanggar bisa berupa peringatan awal/nasehat sampai

membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran.

5. Apabila ditingkat ruangan kepala ruangan tidak mampu menyelesaikan

masalah maka kepala ruangan bisa berkoordinasi dengan kepala instalasi,

KaSi keperawatan untuk menyelesaikan permasalahan.


6. Pembinaan bagi pelanggar bisa berupa teguran lisan dan membuat surat

pernyataan.

7. Apabila ditingkat instalasi tidak bisa menyelesaikan masalah maka kepala

instalasi bisa membawa permasalahan ke Badan Pertimbangan Jabatan

dan Kepangkatan (baperjakat).

8. Bentuk sangsi bagi pelanggar ditentukan oleh Baperjakat sesuai dengan

peraturan rumah sakit.


9. Alur Penanganan Masalah

PELANGGARAN RINGAN
MASALAH ETIKA DI UNIT KERJA
PELANGGARAN SEDANG

PELANGGARAN BERAT

KEPALA RUANGAN

SELESAI BELUM SELESAI

KA. INSTALASI

KOMISI ETIK

KA.SI KEPERAWATAN

SELESAI BELUM SELESAI


SELESAI

BAPERJAKAT/SDM

PIMPINAN

RUMAH SAKIT
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi penatalaksanaan etik dan disiplin keperawatan berupa :

A. Laporan Pembinaan Etik dan Disiplin Perawat / bidan di Rumah Sakit

Umum Daerah Kalideres

B. Laporan Penyelesaian Masalah Etik dan Disiplin Perawat / bidan di

Rumah sakit Umum Daerah Kalideres


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Pelayanan keperawatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

tahun 2011.

Undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1596 / Men.Kes / Per II /

1998.Tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 1239/Men.Kes/XI/RI/2001.

Tentang Praktek Perawat.


PANDUAN MUTU

Cotinuing Profesional Development ( CPD )


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................19

A. Latar Belakang......................................................................................19

B. Tujuan...................................................................................................20

C. Defenisi.................................................................................................20

BAB II RUANG LINGKUP........................................................................20

BAB III TATA LAKSANA............................................................................21

BAB IV DOKUMENTASI............................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan di rumah

sakit dan merupakan komponen yang menetukan kualitas baik buruknya

pelayanan suatu rumah sakit. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan di

rumah sakit di tentukan oleh tiga komponen utama yaitu : Jenis pelayanan

keperawatan yang diberikan sumber daya manusia perawat sebagai pemberi

pelayanan, dan manajemen sebagai tata kelola pemberi pelayanan, Jenis

pelayanan keperawatan di rumah sakit terdiri dari pelayanan umum atau

dasar , serta pelayanan spesialis atau lanjutan.

Pelayanan bermutu memerlukan tenaga professional yang

berkompetensi dibidangnya sesuai dengan area prakteknya. Sehingga

terdapat suatu tata kelola yang mengutamakan profesionalisme dan tetap

mengutamakan keselamatan pasien.

Pengembangan professionalism berkelanjutan bagi perawat

dilaksanakan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kompetensi

perawat agar dapat melaksanakan tugas yang berorientasi pada proses dan

keselamatan pasien.

Kejelasan sistem pengembangan professional perawat diperlukan

untuk meningkatkan motivasi perawat dan bidan sehingga produktivitas

optimal.
B. TUJUAN

Meningkatkan kompetensi professional setiap perawat dan bidan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi di bidang

keperawatan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat, sehingga mutu

pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan.

1. Memelihara dan meningkatkan kemampuan profesional perawat dan

bidan sesuai standar kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Terjaminnya mutu pelayanan keperawatan melalui upaya pengembangan

kompetensi professional secara terus menerus.

3. Dalam rangka kenaikan jenjang karir.

C. Defenisi

CPD (Continuing Profesional Development) adalah proses

pengembangan keprofesian sebagai perawat praktis, untuk mempertahankan

dan meningkatkan profesionalisme agar sesuai struktur kompetensi yang

ditetapkan.
BAB III

TATA LAKSANA

Tata laksana CPD keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kalideres yang dilakukan oleh komite keperawatan dan menjadi tugas sub

komite mutu profesi sebagai berikut :

a. Komite keperawatan bersama sub komite mutu melakukan monitoring dan

evaluasi kebutuhan CPD perawat berdasarkan hasil mapping

keperawatan, proses kredensial.

b. Sub komite mutu profesi menyusun program CPD sesuai kompetensi

jenjang karir yang terlihat dibawah ini :

TABEL 1 Program CPD

LEVEL PROGRAM CPD/PELATIHAN

PK I 1. Paket kompetensi kunci keperawatan dasar – generalis

( Sampai (12 core competencies)

challenge PK II ) 2. Caring dalam pelayanan

3. Sosialisasi professional

4. Keselamatan pasien (patient safety)

5. Emergensy Nursing Dasar (BHD)

PK II 1. Kepemimpinan dalam keperawatan

2. Manajemen asuhan pasien

3. Manajemen unit rawat

4. Paket kompetensi klinik dasar sesuai bidang keahlian

keperawatan (bedah, interna, Anak,Maternitas, gawat

darurat, perawatan intensif/kritis)


PK III 1. Manajemen pelayanan keperawatan pada organisasi

terbatas

2. Evidence Based Nursing Practice ( EBNP )

3. Metode penelitian

4. Paket kompetensi klinik lanjut sesuai bidang keahlian

Keperawatan ( bedah, interna, anak, maternitas, gawat

darurat, Perawat intensif / kritis

5. Supervisi klinik, preceptorship, mentorship

6. Kerja tim

7. Manajemen konflik

PK IV 1. Manajemen pelayanan keperawatan pada organisasi luas

2. Ebidence Based Nursing Practice (EBNP) lanjut

3. Laporan hasil penelitian dan menulis jurnal

4. Paket kompetensi klinik spesialis sesuai bidang keahlian

keperawatan ( bedah,interna,anak,maternitas,gawat

darurat,perawat intensif/kritis )

PK IV 1. Metode konsultasi

2. Penelitian keperawatan terpadu

3. Paket kompetensi klinik soesialis dan sub spesialis sesuai

bidang keahlian keperawatan


c. Sub komite mutu melalui ketua komite keperawatan menyampaikan

usulan kegiatan CPD/pelatihan kepada Ka Si keperawatan dan Penunjang

untuk ditindaklanjuti.
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Pelaporan usulan CPD oleh sub komite mutu profesi ke ketua komite

keperawatan untuk diteruskan ke Ka.si keperawatan dan Penujang untuk

ditindaklanjuti sebagai pedoman baku / standar diklat keperawatan.

2. Penyimpanan usulan CPD pada file sub komite keperawatan mutu profesi
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI ( 2013 ) Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat Di

Rumah Sakit, Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DAN Ketehniosan

Medik.
PANDUAN

Diskusi Refleksi Kasus ( DRK )


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................28

A. Latar Belakang..........................................................................28

B. Tujuan.......................................................................................28

C. Defenisi.....................................................................................28

BAB II RUANG LINGKUP...........................................................30

BAB III TATA LAKSANA...............................................................31

BAB IV DOKUMENTASI................................................................33

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan profesionalisme masa kini bagi perawat dan bidan

menjadi tantangan,dimana mutu pelayanan yang tinggi akan menjadi tuntutan

dari pelanggan. Peningkatan profesionalisme dapat dilakukan dengan

berbagai cara, salah satunya melalui Diskusi Refleksi Kasus (DRK) sebagai

suatu metode baru yang diperkenalkan di Indonesia. Apabila dilaksanakan

secara rutin dan konsisten oleh kelompok masing – masing akan dapat

mendorong perawat dan bidan lebih memahami hubungan standar dengan

kegiatan pelayanan yang dilakukan sehari – hari. Mempraktekkan DRK juga

dapat dikatakan sebagai bagian “ IN–SERVICE TRAINING “ yang sangat

efektif dan sangat efisien. Kesadaran akan kebutuhan untuk berkembang

adalah menjadi salah satu tanggung jawab perawat dan bidan terhadap

dirinya sendiri dan profesinya. melalui peningkatan profesionalisme setiap

anggota profesi akan dapat pula meningkatkan kinerja perawat dan bidan

sesuai standar dalam memberikan pelayanan yang bermutu untuk

memenuhi harapan masyarakat.

A. Tujuan

1. Untuk mengembangkan professionalisme perawat dan bidan

2. Meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan

3. Membangkitkan motivasi untuk belaja

B. Definisi
Dikusi refleksi kasus adalah suatu metode dalam merefleksikan

pengalaman klinis perawat dan bidan yang mengacu kepada pemahaman

terhadap standar.
BAB II

RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup kegiatan DRK di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres

adalah :

1. Kegiatan DRK dilaksanakan diruang rawat inap, rawat jalan, UGD, Kamar

operasi, kamar bersalin dan ruang HCU

2. Jadwal kegiatan DRK dilaksanakan dalam waktu yang telah ditentukan /

ditetapkan dan disepakati oleh masing – masing unit terkait dengan sub

komite mutu keperawatan/ Kebidanan.

3. Kasus yang disajikan merupakan pengalaman klinis keperawatan /

kebidanan yang menarik.


BAB III

TATA LAKSANA

1. Fasilitator membuka pertemuan dan memberi salam

2. Fasilitator menyampaikan dengan ringkas persyaratan diskusi :

a. Selama diskusi tidak boleh ada interupsi

b. Berbicara hanya satu orang pada satu saat

c. Tidak boleh ada dominasi dalam diskusi

d. Bertanya tanpa memojokan / mengarahkan

e. Pertanyaan yang disampaikan adalah pertanyaaan tertutup

3. Fasilitator memberikan kesempatan kepada presenter untuk menyajikan

kasus/ masalah selama 15 menit.

4. Setelah selesai, fasilitator mempersilahkan setiap peserta untuk

mengajukan pertanyaan selama 30 menit secara bergantian menurut arah

jarum jam

5. Fasilitator boleh mengajukan klarifikasi

6. Bila diskusi telah selesai, fasilitator bertanya kepada presenter “apa yang

dapat anda pelajari dalam kasus ini ?”

7. Fasilitator mencatat apa yang presenter refleksikan dalam diskusi

8. Fasilitator merumuskan isu – isu sebagai hasil pembelajaran dalam

diskusi

9. Bacakan kembali isu –isu untuk disepakati

10. Masalah isu yang muncul didiskusikan untuk ditindaklanjuti

11. Semua peserta diskusi menandatangani daftar hadir

12. Observasi, membuat laporan dalam format DRK

13. Sepakati jadwal DRK yang akan datang


14. Fasilitator menutup pertemuan dan mengucapkan terima kasih

15. Semua peserta bersalaman sambil meninggalkan tempat pertemuan

16. Dokumen DRK disimpan dalam arsip ruangan dan arsip sub komite mutu

profesi
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Pelaporan hasil DRK oleh sub komite mutu profesi keperawatan untuk

ditindaklanjuti sesuai dengan hasil DRK yang didapat.

2. Penyimpanan laporan DRK pada file sub komite mutu profesi

keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemenb Kesehatan RI, WHO, PMPK-UGM ( 2003 ) Implementasi Sistem

Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Untuk Perawat Dan Bidan Di Rumah

Sakit Dan Puskesmas Jogjakarta : Universitas Gajah Mada.

Departemen Kesehatan RI ( 2006 ) Modul Pengembangan Manajemen Kinerja

Klinik ( PMKK ) Perawat dan Bidan Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Hennesty, D, ( 2001 ), Reflective Case Discussion Modul Jogjakarta : Clinical

Performance and Development System


PANDUAN

__________________________________________________________________

Ronde Keperawatan

3
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................37

A. Latar Belakang................................................................................37

B. Tujuan.............................................................................................37

C. Defenisi...........................................................................................38

BAB II RUANG LINGKUP..................................................................39

BAB III TATA LAKSANA......................................................................40

BAB IV DOKUMENTASI.........................................................................41

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................42
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan,

mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan

bersama dalam sebuah organisasi.

Manajemen keperawatan merupakan salah satu upaya staf

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa

aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.

Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua

kegiatan tertata rapi dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama,

yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf

keperawatan maupun pasien.

Dalam melaksanakan manajemen terdapat model praktek keperawatan

professional (PMKP) yang didalamnya terdapat kegiatan ronde

keperawatan.Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat

primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah

pasien, dan pasien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian

masalah tersebut.

Ronde keperawatan diperlukan agar masalah pasien dapat teratasi

dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar pasien dapat terpenuhi.

A. Tujuan

1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis

2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari

masalah pasien.
3. Meningkatkan validasi data pasien

4. Menilai kemampuan justifikasi

5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan

B. Defenisi

Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat,

disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat

atau konselor,kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan

seluruh anggota tim.


BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan Ronde Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kalideres, adalah :

1. Ruang rawat inap dan ruang intensif (HCU)

2. Jadwal kegiatan Ronde Keperawatan dilaksanakan dalam waktu yang

telah ditentukan/ditetapkan dan disepakati oleh unit terkait dengan sub

komite keperawatan.

3. Pasien yang dipilih adalah pasien yang mempunyai masalah keperawatan

yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan,

pasien dengan kasus baru atau langka.


BAB III

TATA LAKSANA

A. Pra Ronde

a. Tentukan kasus dan topic ( sehari sebelum ronde )

b. Tentukan tim ronde

c. Buat inform concern

d. Buar preplanning

e. Diskusikan kasus dan topic yang dipilih

f. Cari sumber dan literature

B. Ronde

1. Peran PA dan PP

a) Jelaskan keadaan dan demografi pasien

b) Jelaskan masalah keperawatan utama

c) Jelaskan intervensi yang dilakukan

d) Jelaskan alasan ilmiah tindakan yang dilakukan

e) Gali masalah – masalah pasien yang belum teratasi

2. Peran perawat konselor

a) Beri justifikasi

b) Beri reinforcement

c) Nilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan secara

rasional tindakan

d) Arahkan dan koreksi

e) Integrasikan antara konsep dan teori yang telah dipelajari


C. Pasca Ronde

1. Evaluasi pelaksanaan ronde

2. Revisi dan perbaikan

3. Pendokumentasian hasil ronde keperawatan


DAFTAR PUSTAKA

Sitorus R, Yulia ( 2005 ) Model Praktek Keperawatan Di Rumah Sakit Panduan

Implementasi, Jakarta: EGC

Sitorus R, Yulia ( 2005 ) Model Praktek Keperawatan Di Rumah Sakit, Jakarta :

EGC
PANDUAN

__________________________________________________________________

Audit Keperawatan
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................45

A. Latar Belakang...............................................................................45

B. Tujuan.........................................................................................,..45

C. Defenisi.........................................................................................46

BAB II RUANG LINGKUP...............................................................47

BAB III TATA LAKSANA...................................................................48

BAB IV DOKUMENTASI.....................................................................49

DAFTAR PUSTAKA................................................................................50
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit keperawatan merupakan evaluasi professional terhadap mutu

pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Hal ini dilakukan

sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan

yang baik dan bermutu seiring dengan meningkatnya pengetahuan

masyarakat dan kesadaran masyarakan tentang kesehatan.

Pada dasarnya audit keperawatan tidak berbeda dengan audit medik

lainnya, hanya dalam hal ini dilaksanakan oleh profesi perawat. Seperti kita

ketahui peranan perawat saat ini berbeda dengan perawat sebagai mitra

dokter harus dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang

professional untuk memberikan kebutuhan pasien secara menyeluruh/holistic

yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual.

Seorang perawat harus dapat melakukan proses keperawatan dengan

benar dan sesuai standar yang telah ditetapkan mulai dari pengkajian data,

diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan

keperawatan serta evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan dimana

semua ini sudah tergambar pada dokumentasi keperawatan yang seharusnya

terlampir pada setiap status /rekam medik pasien.

Pelaksanaan audit keperawatan ini dapat dalam wadah komite

keperawatan atau berupa Gugus Kendali Mutu ( GKM )

B. Tujuan

1. Mengkaji secara sistematik terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan

criteria eksplit dan upaya perbaikannya


2. Mengoptimalkan pelayanan keperawatan kepada pasien

C. Defenisi

Audit keperawatan adalah pengkajian kualitas keperawatan klinis yang

merupakan evaluasi secara professional terhadap mutu pelayanan

keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam

keperawatan dan dilaksanakan oleh profesi keperawatan.


BAB II

RUANG LINGKUP

1. Audit Dokumentasi Keperawatan

a. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan

b. Guna : Membandingkan dengan dokumentasi Askep yang ditemukan

dalam rekam medis dan pendokumentasian yang ditetapkan dalam

standar asuhan keprawatan.

2. Audit Persepsi Pasien

a. Alat untuk menilai kepuasan pasien / keluarga terhadap kinerja

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

b. Guna : sebagai masukan pelayanan keperawatan untuk meningkatkan

mutu

3. Audit Pelaksnaan Tindakan Perawatan

a. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan

tindakan keperawatan yang sedang dilakukan oleh perawat / bidan

dengan cara observasi langsung


BAB III

TATA LAKSANA

1. Pilih topik yang akan dilakukan audit keperawatan oleh sub komite mutu

profesi

2. Tetapkan standar dan kriteria meliputi :

a. Audit Dokumentasi Askep

b. Audit persepsi Pasien / Keluarga terhadap Mutu Askep

c. Audit Tindakan Keperawatan

3. Tetapkan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit

4. Bandingkan standar / kriteria dengan pelaksanaan pelayanan

5. Lakukan analisa kasus yang tidak sesuai dengan standar dan kriteria

6. Terapkan perbaikan

7. Perencanaan re-audit

8. Dokumentasikan hasil audit keperawatan


BAB IV

DOKUMENTASI

1. Pelaporan hasil audit keperawatan oleh sub komite mutu profesi ke ketua

komite keperawatan untuk ditindaklanjuti sesuai dengan hasil audit.

2. Penyimpanan laporan audit keperawatan pada file sub komite mutu profesi

keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Gillies ( 1994 ) Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Jakarta : EGC

PERDAKHI ( 2012 ) Materi Audit Keperawatan, Jakarta : YPMK


LAMPIRAN

___________________________________________________________________

Standar Prosedur Operasional


LAMPIRAN

Formulir
SUPERVISI ETIK DAN DISIPLIN KEPERAWATAN

Tanggal : Supervisor :
Nama : Perawat Ruang :

No Pelanggaran Dilakukan Tidak Keterangan


Dilakukan
A. Pelanggaran Ringan
1. Terlambat datang
2. Tidak mengisi daftar hadir/absensi
3. Kadang-kadang pulang lebih awal
tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan
4. Berpakaian tidak dengan atribut
lengkap
5. Kadang-kadang tidak berpakaian dinas
B. Pelanggaran Sedang
1. Selalu tidak berpakaian dinas
2. Selalu pulang lebih awal
3. Sering meninggalkan tempat kerja
untuk kepentingan pribadi
4. Sering izin dengan berbagai alasan
yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan
5. Kurang jujur, kurang tertib, dan kurang
cermat dalam bekerja
6. Kurang memberi contoh yang baik
dalam perilaku sehari-hari
7. Kurang bertanggung jawab dalam
memelihara barang inventaris rumah
sakit
8. Mengulangi pelanggran ringan yang
telah diperingati sampai tiga kali
9. Melakukan tindakan negatif
10. Bertindak selaku perantara untuk
mendapatkan pekerjaan orang lain
dengan maksud mendapatkan
keuntungan pribadi
C. Peringatan Berat
1. Mengganggu kehormatan/martabat
rumah sakit dan kedinasan
2. Menyalahgunakan wewenang untuk
kepentingan pribadi
3. Menyalahgunakan barang, uang,surat
berharga milik rumah sakit
4. Menjualbelikan, memiliki dan
menggunakan dokumen milik rumah
sakit secara tidak sah
PEMBINAAN ETIK DISIPLIN

Format A : Pembinaan Etik dan Disiplin Perawat di RS


Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres
Sub Komite Etik dan Disiplin :………………………………………………………………
A. Isu Etik dan Disiplin
1. ……………………………………………

2. ……………………………………………

3. …………………………………………..

4. …………………………………………...

5. Dst.

B. Tujuan
1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. …………………………………………..

5. Dst.

C. Kegiatan

No Kegiatan Sasaran WAKTU ( BULAN ) PJ


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2
1. Sosialisasi Kode Etik
Keperawatan
2. Penerapan etik dalam
asuhan
keperawatan/kebidanan
3. Penyusunan SPO
penerapan etik dalam
asuhan
keperawatan/kebidanan
4. Bimbingan tehnis
dalam penerapan etik
kepada perawat/bidan

Jakarta, 01….
Mengetahui, Kepala Sub Komite
Ka. Si Keperawatan Etik dan Disiplin

( ) (
)
Format B : Penyelesaian Masalah Etik dan Disiplin Perawat RS

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres


Nama Perawat :...........................................
Unit Ruang Rawat :..........................................
Jabatan :...........................................
A. Diskripsi Masalah Etik dan Disiplin ( mikro, meso,makro )
…………………………………………………………………………………………
……………………………………..
…………………………………………………………………………………………
……………………………………..
…………………………………………………………………………………………
……………………………………..
…………………………………………………………………………………………
……………………………………..

B. Unsur / Individu yang terlibat


NO Nama Jabatan Hak/kewajiban

C. Langkah penyelesaian Masalah


1. D ( Define the Problem ( S ) ) :

2. E ( Ethical Review ) :

3. C ( Consider the Option ) :

4. I ( Investigate Outcomes ) :

5. D ( Decide on Action ) :
6. E ( Evaluate Result ) :

D. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….

E. Tindak Lanjut
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Jakarta, 20

Menyetujui,
Ketua Tim
Perawat
(yang ditentukan sesuai masalah
etik)

( ) (
KOMITE KEPERAWATAN

KREDENSIALING PERAWAT

FORMULIR PERMOHONAN ASESMEN KOMPETENSI

Bagian 1 : Rincian Data Peserta

Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data
pekerjaan anda pada saat ini.

a. Data Pribadi

Nama lengkap :

Tempat / tgl. lahir :

Jenis kelamin : Laki-laki / Wanita *

Kebangsaan :

Alamat rumah :

Kode pos :

No. Telepon/E- : Rumah : Kantor :


mail

HP : E-mail :

b. Data Pendidikan (Hanya diisi dengan pendidikan formal terakhir dan dilampiri
bukti dokumen)

Nama Sekolah :

Jurusan/Program :

Strata (Untuk S1 : Tahun lulus :


keatas)
c. Data Pekerjaan Sekarang

Nama Lembaga/
:
Perusahaan

Jabatan :

Alamat :

Kode pos :

No. Telp/Fax/E- : Telp : Fax :


mail

E-mail :

Bagian 2 : Daftar Unit Kompetensi

Pada bagian 2 ini, cantumkan Unit Kompetensi yang anda ajukan untuk dinilai/diuji.
Unit kompetensi yang diajukan dapat berupa Unit Kompetensi Tunggal ( Single Unit
) maupun untuk sekelompok Unit Kompetensi ( Cluster Units ).

No. Kode Unit Judul Unit Keterangan


Bagian 3 : Kompetensi dan Bukti Pendukung

Pada bagian ini, anda diminta untuk menghubungkan dan mencocokkan (matching)
antara Kompetensi dengan Bukti-bukti pendukung yang anda miliki dan
serahkan.

Kesesuaia
n bukti KETERANG
Unit Kompetensi Bukti (paling relevan)
(diisi oleh AN
asesor)

Kode dan tipe-tipe bukti :


Kode bukti Tipe- tipe bukti

SERKOM = Sertifikat atau kualifikasi (contoh : pelatihan, keahlian)

JOBDES = Uraian tugas di tempat kerja

SKET = Surat Keterangan dari atasan


LAIN-LAIN = Bukti-bukti lainnya yang relevan
Asesi :
Rekomendasi :
Nama

Tanda tangan/

Tanggal

Asesor :
Catatan :
Nama

No. Reg.

Tanda tangan/

Tanggal
Formulir Rekomendasi
__________________________________________________________

REKOMENDASI KEWENANGAN KLINIS PERAWAT, DAN BIDAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES

Rekomendasi Rincian Kewenangan klinis untuk Perawat/Bidan dalam menjalankan


prosedur tindakan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideresdiberikan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien dengan kemampuan bersikap secara bertanggung jawab dan mentaati
semua disiplin dan etika keperawatan / etika kebidanan serta moral yang baik
kepada pasien, sejawat dan masyarakat.

REKOMENDASI PEMBERIAN

KEWENANGAN KLINIS PERAWAT

A. Identitas

1. Nama :

2. Nomor STR :

3. Kualifikasi :

1.4. PendidikanTerakhir :

1.5. Tingkatan Klinik :

1.6. Jabatan Fungsional :

4. Nomor Sertifikat Level :

B. Proses Kredensial

No Komponen kredensial Hasil Keterangan

Ya Tidak
1 Portofolio:

1.1. Ijazah

1.2. STR

1.3. SIPP

1.4. Sertifikat kompetensi

1.5. ……………….dst

2 Kewenangan Klinis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

C. Hasil Kredensial

A. Semua kewenangan yang diusulkan sebagai Perawat Klinik KMB Lewvel 3 (TIGA) dapat diberikan dan
dilaksanakan selama praktik di area praktik keperawatan …………………

2.1.

2.2.

2.3.

Proses kredensial telah dilaksanakan sesuai kebijakan/pedoman/panduan komite keperawatan nomor…………

Jakarta, 2019

Perawat pemohon Mitra bestari

Nama : Nama :

Tanda tangan : Tanda tangan :


Mengetahui,

Ketua Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial

Nama : Nama :

Tanda tangan : Tanda tangan :

Mengetahui, Jakarta, Januari 2019


Ketua Komite Keperawatan Ketua Sub Kredensial

Ns.Syamsuryaningsih, S.Kep Ns. Aidil Munandar, S.Kep

NIK.10207319820419201605150 NIK.1020731990042521506076

Anda mungkin juga menyukai