Rancangan Motor Diesel 09E01603 - 2 PDF
Rancangan Motor Diesel 09E01603 - 2 PDF
MOTOR BAKAR
OLEH
MULIYADI
060421010
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
SKRIPSI
MOTOR BAKAR
OLEH
MULIYADI
060421010
Disetujui :
Dosen pembimbing
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
SKRIPSI
MOTOR BAKAR
OLEH
MULIYADI
060421010
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan
HidayahNya Saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir. Tugas Akhir ini adalah
tugas wajib yang diberikan kepada setiap mahasiswa sebagai syarat untuk
Sumatera Utara.
Selesainya Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari dukungan orang-orang yang
ada di sekeliling saya. Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
3. Bapak Syawal, staff administrasi yang telah membantu saya selama pengurusan
skripsi ini
4. Khusus kepada almarhum Ayahanda Sulaiman Yusuf yang telah bersusah payah
membesarkan dan mendidik saya hingga akhir hayatnya, serta Ibunda Kasinem
yang entah berapa juta tetes airmatanya tercurah selama membesarkan dan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
5. Untuk pendamping setiaku Nazriana dan ketiga penerusku Putri, Aziz dan Adzky,
untuk segala dorongan dan motivasinya sehingga Ayah selesaikan Tugas Akhir
ini.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu
saya yang namanya tak bisa saya tuliskan satu persatu, semoga segala amal
kebaikannya mendapat balasan yang setimpal dan selalu mendapat ridho dari Allah
SWT.
Hormat Saya,
Muliyadi
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 3-1. List Panel Distribusi di PT Dow AgroSciences Indonesia ….....…...… 49.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
hingga saat ini, terutama saat krisis moneter melanda negara ini menciptakan bagi
pertanian yang diperlukan dan menjadi salah satu sarana produksi pertanian.
produk yang memiliki prospek yang cukup cerah dimana saat ini Indonesia sedang
heran kalau di pasaran terdapat berbagai macam pestisida yang beredar di pasaran
dengan jenis dan merek yang beraneka ragam. Hal ini wajar saja sebagai strategi bagi
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
perusahaan penghasil pestisida dalam merebut pasar melalui beragam produk yang
ditawarkan.
yang berbeda, meliputi herbisida dan insektisida dalam berbagai kemasan yang
Pada setiap bidang industri hanya ada satu tujuan yang ingin dicapai yaitu
besarnya dengan pengeluaran yang minim dengan syarat tidak merusak atau
mengurangi mutu dari suatu jenis produk yang dihasilkan. Karena mutu tersebutlah
yang menjadi nilai jual. Oleh karena itu kualitas dari hasil produksi merupakan unsur
Untuk mendapat hasil yang baik dari suatu proses produksi diperlukan pula
bahan–bahan yang baik, baik dari bentuk ataupun kandungan bahan kimianya.
Indonesia juga menggunakan berbagai macam peralatan dan proses yang mana setiap
proses memerlukan peralatan pendukung yang digunakan sebagai alat bantu ketika
proses berlangsung. Peralatan-peralatan tersebut juga memiliki system dan cara kerja
yang berbeda – beda. Disamping itu juga system pemeliharaan peralatan tersebut juga
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
menjadi bagian yang amat penting demi mendukung berlangsungnya proses produksi
tenaga listrik sendiri yang digunakan sebagai cadangan sumber energi listrik
bilamana sumber energi listrik dari pemerintah (PLN) mengalami masalah. Proses
memindahkan power listrik ini dilakukan secara manual dan melihat dari kondisi
Generator yang sudah berusia cukup lama, maka peralatan ini akan diganti dengan
kecukupan area dan kapasitas daya listrik yang dibutuhkan. Oleh sebab itu penulis
AGROSCIENCES INDONESIA”
diesel sebagai penggerak generator listrik, namun keadaan yang dijumpai ketika
karena frekuensi tegangan yang dihasilkan tidak stabil. Kondisi ini secara awam
dapat dilihat dari kondisi generator ketika beroperasi terdengar seperti ada tarikan
daya yang naik turun, sehingga suara mesin terdengar seperti turun naik.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Keadaan seperti ini akan bisa memberi dampak terhadap peralatan elektronik
yang ada di pabrik. Karena frekuensi yang tidak stabil mengakibatkan rangkaian
elektronik tersebut sering rusak dan mendapat masalah ketika beroperasi. Dengan
adanya kondisi ini maka generator listrik yang lama akan diganti dengan generator
listrik yang baru. Dan dalam hal ini penulis menentukan motor bakar diesel sebagai
AgroSciences Indonesia
3. Untuk mengaplikasikan motor bakar yang telah dipelajari secara teori pada
4. Mengetahui system dan cara kerja penggerak motor diesel, kelebihan dan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1.4. MANFAAT PERENCANAAN
lain :
engkol (crank shaft), roda penerus (fly wheel), katup dan cam shaft
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bagian dengan
sistematika penulisan skripsi pada umumnya, meliputi beberapa bagian yang dibagi
BAB I. PENDAHULUAN
tulisan-tulisan yang berkenaan dengan sistem penggerak motor diesel dan generator.
Memuat data hasil pengumpulan data yang diperoleh dari perusahaan sebagai
bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pembahasan
masalah.
BAB V. KESIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan dan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahan bakar rendah, persediaan air terbatas, minyak sangat murah dibandingkan
dengan batubara dan semua beban besarnya adalah seperti yang dapat ditangani oleh
mesin pembangkit dalam kapasitas kecil serta dapat beroperasi dalam waktu yang
singkat. Sistem pembangkit listrik seperti ini juga digunakan pada PT Dow
Agrosciences Indonesia.
- Sebagai unit cadangan yang dijalankan pada saat unit peinbangkit utama yang ada
- Sebagai unit pembangkit yang menyuplai listrik selama 24 jam atau sebagai
pemikul beban tetap. Sifat pengoperasian harus pada beban dasar yang
berkapasitas tertinggi dan tidak dipengaruhi oleh frekuensi beban tetap. Hal ini
- Sebagai unit beban puncak atau peak load. Bila PLTD dioperasikan pada beban
puncak biasanya dalam waktu yang tidak lama, karena dapat berfungsi untuk
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
- Sebagai unit cadangan yang dijalankan saat keadaan darurat, saat terjadi
gangguan pada total seluruh jaringan listrik maka PLTD dapat beroperasi tanpa
bantuan tegangan dari luar dan langsung mengisi tegangan serta menanggung
beban listrik dengan cepat serta membutuhkan perhatian yang sedikit. Keadaan
ini adalah keadaan yang berjalan saat ini di PT Dow Agrosciences Indonesia.
(PLTD) adalah :
Hal hal yang menjadi pertimbangan ketika akan memilih sistem Pembangkit Listrik
- Pondasi.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
- Pengangkutan bahan bakar.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
mendapatkan tenaga mekanik dari energi panas yang ditimbulkan oleh energi
kimiawi bahan bakar, energi kimiawi tersebut diperoleh dari proses pembakaran
antara bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Pada motor diesel ruang
bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada tujuan perancangan, dan
dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak.
tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator. Mesin Diesel
adalah sejenis motor bakar yang penyalaannya dengan cara bahan bakar diinjeksikan
kedalam silinder, yang berisi tekanan udara dalam silinder mesin maka suhu udara
meningkat, sehingga ketika bahan bakar dalam bentuk kabut halus bersinggungan dan
bercampur dengan udara panas ini mulai terbakar sendiri. Lihat gambar 2.1
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Qh
P C
B
D
Qc
O A
V
V2 V3 V1
Siklus Diesel
- Proses O-A : Proses hisap, udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan
- Proses A-B : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan temperaturnya
naik
- Proses B-C : terjadi proses pembakaran gas, kalor (Qh) diserap oleh gas
- Proses D-A : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan.
- Proses A-O : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Siklus Otto
-
P
C
Qh
B
D
Qc
O A
V2 V1 V
Gambar 2.2. P – V diagram siklus Otto
- Proses O-A : Udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan atmosfir dan
- Proses A-B : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan temperaturnya
- Proses B-C : terjadi proses pembakaran gas (dari percikan api busi), kalor diserap
oleh gas Qh. Pada proses ini volume konstan sehingga tekanan dan temperaturnya
naik
- Proses D-A : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan.
- Proses A-O : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Sekalipun mesin diesel memiliki kekurangan dalam hal kebisingan
dibandingkan mesin bensin. Mesin diesel karena keunggulan effisiensi bahan bakar
menjadi pilihan banyak pengguna motor bakar untuk kendaraannya. Sebagai efek dari
Internal-combustion engine ini kita temui dalam sistem mobil, kapal, alat pembangkit
listrik portable, bus, traktor dsb. Salah satu keunggulan mesin diesel adalah sistem
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Sistem ini memungkinkan tercapainya tekanan awal yang tinggi sebelum
terjadi proses pembakaran, hal ini akan meningkatkan effisiensi panas dibandingkan
sistem yang lain. Keunggulan yang lain adalah fleksibilitas jenis bahan bakar yang
bunga api, berbagai jenis bahan bakar bisa dipakai. Misalnya; minyak tanah, minyak
sawit, produk minyak berat dari minyak mentah, alkohol, emulsi (campuran air dan
Applikasi dari sistem pembakaran diesel ini bisa ditemui di dunia automotive
listrik darurat di rumah-sakit, hotel dsb. Namun disamping keunggulan yang dimiliki,
diesel sistem juga memiliki problem khusus yang berhubungan dengan pencemaran
lingkungan adalah smoke/asap serta gas buang khususnya Nitrogen Oxide (NOx).
terbentuk ketika bahan bakar tidak mampu tercampur dengan baik dengan oksigen
sehingga reaksi pembakaran tidak sempurna, dalam kondisi seperti ini suhu
pembakaran tidak terlalu tinggi atau Nitrogen Oxide tidak banyak terbentuk.
Namun ketika pencampuran bahan bakar dan udara terjadi dengan baik
sehingga pembakaran sempurna tercapai, maka suhu pembakaran tinggi, hal ini
mengakibatkan terjadinya reaksi antara gas N2 yang ada di udara dengan oksigen
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk mengatasi dilema diatas, berbagai penelitian telah dilakukan khususnya
untuk memungkinkan reduksi antara asap dan Nitrogen Oxide secara bersama-sama.
berikut :
c. susunan bentuk V
d. susunan bentuk W
e. susunan radial
f. susunan berhadapan
a. pendinginan udara
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
b. pendinginan air
a. Injeksi langsung
Berdasarkan pemasukan udara dan bahan bakar mesin diesel dapat dikategorikan
sebagai berikut :
Mesin diesel disebut juga motor tekan rata, karena pembakaran bahan
bakarnya terjadi dalam volume yang membesar hingga tinggi tekanan pembakrannya
hampir sama atau rata. Pembakaran bahan bakarnya dilakukan tanpa perantaraan
nyala api, tetapi dengan suhu kompresinya. Untuk mencapai tekanan dan suhu yang
tinggi kompresi dinaikkan. Pada saat tekanan tertinggi tercapai, bahan bakar
dimasukkan ke dalam silinder dan segera terbakar karena bersentuhan dengan udara
yang sangat panas (500 oC – 600oC) 1. Pembangkitan panas akibat akibat pembakaran
1
Motor Bakar, Harsanto, Djambatan 1981
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2.5. PEMILIHAN MESIN DIESEL
Mesin diesel dibagi menjadi beberapa kelas kecepatan, yaitu mesin kecepatan rendah.
Kecepatan untuk berbagai mesin diesel yang ada dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan
putaran mesinnya.
2. Mesin kecepatan sedang dengan kecepatan 1000 sampai dengan 1500 RPM
3. Mesin kecepatan tinggi dengan kecepatan lebih dari 1500 RPM. Jika mesin
dipasang untuk operasi kontinyu dan kalau diinginkan umur panjang dengan
biaya perawatan murah, maka sebuah mesin kecepatan rendah atau sedang yang
paling sesuai.
Makin banyak jumlah silinder juga berpengaruh pada makin seragam putaran
mesin dan keseimbangan mesin lebih baik Jumlah silinder lebih dari enam terutama
digunakan untuk menigkatkan daya mesin tanpa menambah tinggi dan beratnya.
Dilain pihak makin banyak jumlah silinder akan makin besar jumlah bagian yang
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
bergerak, lebih banyak tempat yang menderita keausan, makin banyak jumlah kerja
perawatan yang diperlukan dan makin besar peluang untuk rusaknya suatu bagian.
- Deret Vertikal
Susunan deret vertikal sebagian besar digunakan dalam pembangkit tenaga listrik.
Semua silinder dipasang secara pararel dan jumlah deret dalam silinder harus
sebanyak 16 buah.
- Tipe V
Susunan piston menyerupai bentuk huruf V, digunakan pada mesin yang memerlukan
- Tipe Horisontal
Susunan mesin horisontal ditempatkan herlawanan satu sama lainnya. Susunan ini
lebih istimewa. karena ruangan atas merupakan masalah besar. Mesin ini harus
Menurut proses bekerjanya mesin diesel dapat dalam mesin 4 langkah dan
mesin 2 langkah. Yang dimaksud dengan mesin 4 langkah ialah bahwa torak
harus membuat 4 langkah untuk memperoleh satu langkah kerja. Berarti poros engkol
harus berputar dua kali untuk mendapatkan daya satu kali. Yang dimaksud dengan
mesin 2 langkah ialah bahwa torak harus membuat 2 langkah untuk memperoleh satu
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
langkah kerja. Berarti poros engkol harus berputar satu kali untuk mendapatkan daya
satu kali.
2. Efisiennya tinggi.
1. Dalam tiap dua putaran poros engkol hanya diperoleh satu langkah kerja (daya).
2. Ukuran mesin lebih besar sehingga ruangan yang diperlukan juga lebih besar.
2. Setengah dari perpindahan torak untuk datya yang diberikan, yang berarti mesin
putarannya yang sama karena langkah kerja berjumlah dua kali lipat.
4. Ukuran mesin Iebih kecil sehingga ruangan yang diperlukan juga lebih kecil.
3. Suhu torak dan dinding silinder tinggi, sehinga air pendingin yang dibutuhkan
lebih banyak.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Keputusan akhir apakah memilih mesin dua langkah ataukah empat langkah
biasanya lebih dipengaruhi oleh tersedianya mesin dari daya dan faktor kecepatan
sebaiknya dipilih dari jenis mesin yang sama. pemilihan jenis mesin yang sama. yaitu
dari merk dengan lubang dan jumlah langkah yang sama mana akan diperoleh
beberapa keuntungan. yaitu Mengurangi jumlah suhu cadang yang harus disediakan
petugas PLTD
harus membuat 4 langkah untuk memperoleh satu langkah kerja. Berarti poros engkol
harus berputar dua kali untuk mendapatkan daya satu kali. untuk memperjelas siklus
mesin diesel 4 langkah dapat dilihat pada gambar 2.4 untuk memperjelas siklus mesin
diesel 4 langkah. Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah
terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan
bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang ditimbulkan oleh dua elektroda
busi, sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur
campuran udara dan bahan bakar hingga mencapai temperatur nyala akibat kompresi
torak. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
juga disebut motor bakar tekan (compression ignition engine) sedangkan motor
Sumber : Lit 12
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Keterangan gambar
(b) Proses hisap, udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan atmosfir dan
volume naik
(c) Proses tekan, gas ditekan secara adiabatik dan temperatur naik
(d) Proses ekspansi, gas berekspansi secara adiabatik, kalor dilepas dan tekanan gas
turun
(f) dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan volume gas
turun
Motor bakar memiliki beberapa bagian yang disebut komponen inti sebuah
Stroke adalah panjang langkah dari kerja piston diukur dari titik mati atas
(TMA) sampai titik ati bawah (TMB). Sedangkan bore adalah diameter lubang
sebelah dalam dari silinder. Perbandingan antara langkah dan diameter menentukan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
jang istilah yang umum digunakan di Amerika Serikat, Inggris, Australia dan
beberapa negara. Mesin yang mempunyai ukuran diameter lebih besar dari langkah
mempunyai rasio L/D lebih besar dari satu, disebut mesin langkah pendek (short
stroke). Jika mesin mempunyai ukuran diameter lebih pendek dari langkah atau
mempunyai rasio L/D lebih kecil dari satu, disebut mesin langkah panjang (long
stroke). Mesin balap untuk formula satu (F1) mempunyai rasio bore-stroke 2.5:1 dan
lebih besar dari langkah. Mesin shortstroke disebut mempunyai karakter positif,
karena stroke yang pendek berarti mempunyai friksi yang lebih kecil serta poros
engkol yang lebih kuat. Mesin shortstroke juga biasanya handal dan dapat
dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin jenis ini tidak mengalami kerugian daya,
namun pada kecepatan rendah torsi relatif rendah. Kelemahan Mesin shortstroke
antara lain tidak bisa mempunyai perbandingan kompresi setinggi tipe mesin
longstroke, sehingga menyebabkan mesin shortstroke lebih boros bahan bakar dengan
emisi gas buang yang lebih jelek dibandingkan dengan mesin longstroke.
putaran maksimum namun dengan kompensasi torsi rendah pada putaran rendah.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Mesin Short stroke lebih ringan dan pendek ukurannya namun cenderung mudah
panas (overheat).
langkah. Mesin tipe ini mempunyai karakteristik negatif karena langkah yang pan-
Injector
lebih kecil dan ukuran katup juga kecil sehingga membatasi pertukaran gas.
Mesin jenis ini umumnya mempunyai torsi putaran rendah yang lebih besar,
juga dapat mempunyai rasio kompresi yang lebih tinggi, berarti lebih hemat bahan
bakar dan menghasilkan gas buang yang lebih bersih. Walaupun mempunyai
keungulan torsi maksimum, mesin jenis ini jarang diproduksi sebab lebih berat dan
lebih tinggi.
2.6.2. Poros engkol dan urutan pembakaran dan kesetimbangan statis dan
dinamis
Pada mesin dengan jumlah silinder lebih dari 1, maka poros engkol umumnya
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan busi pada motor
bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap silinder pada motor diesel.
Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2 silinder, maka urutan penyalaan tidak
terjadi berurut secara seri, namun dengan urutan tertentu untuk agar kestabilan mesin
terjaga. Urutan penyalaan ini sangat kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai
pengoperasian yang halus, agar didapatkan kenyamanan pengguna dan umur mesin
yang lebih lama. Berbagai tipe susunan piston terlihat pada gambar 2.6.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.6. Berbagai contoh susunan piston pada motor bakar
Sumber : Lit 13
Katup ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran udara dan bahan
bakar yang masuk dan keluar dari tuang bakar. Lihat gambar 2.7 contoh desain katup
dan cam pada sebuah motor bakar. Katup ini digerakkan oleh cam shaft yang berputar
seiringan dengan bergerakknya piston. Pada saat langkah masuk, cam akan
menggerakkan katup masuk terbuka dan udara murni akan mengalir masuk ke dalam
silinder. Dan pada langkah kedua (langkah kompresi), katup masuk akan tertutup dan
katup buang juga tertutup. Pada saat langkah ketiga (langkah usaha) terjadi penyalaan
dan pembakaran bahan bakar, pada saat ini posisi katup masuk dan katup buang
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
masih dalam posisi tertutup. Lalu pada saat langkah keempat (langkah buang) katup
masuk akan tertutup dan katup buag akan terbuka dan membuang (melepaskan) gas-
Dalam design katup ini, design dibuat harus sesuai dengan keperluan yang
dimaksud, sehingga pada saat bekerja tidak dijumpai kesalahan. Bentuk penutup
katup harus disesuaikan dengan besar dan bentuk mulut ruang bakar agar katup
berada tepat pada dudukan yang benar sehingga kebocoran-kebocoran yang tidak
diharapkan dapat dibuat sekecil mungkin. Bagian-bagian yang penting pada katup
adalah :
a. Katup,
b. Pegas pembalik
c. Batang pengungkit
d. Batang penekan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.7. Contoh desain katup dan cam pada motor bakar
Sumber : Lit 13
Pada motor diesel konstruksi ruang bakar sangat penting. Ruang bakar adalah
ruangan yang dibentuk antara kepala silinder dengan piston bagian atas, dengan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
maksud agar pembakaran dapat terlaksana dengan sempurna dan menyeluruh pada
langkah tenaga. Menurut Arismunandar (1994) ada 4 jenis ruang bakar yang umum
digunakan yaitu :
Ruang bakar terbuka adalah desain ruang bakar yang paling sederhana (lihat
gambar 2.8). Disini, tugas penyemprot bahan (injector) bakar sangat berat, karena
sempurna. Bahan bakar ini harus bercampur dengan udara yang dipadatkan sampai
bagian terjauh, namun harus dijaga agar tidak menembus sampai silinder karena
dapat merusak kualitas pelumas. Tipe ruang pembakaran ini menggunakan tekanan
injektor 180-300 kg/cm2 bahkan dapat mencapai 1500-2000 kg/cm2 mesin diesel
besar. Ruang bakar ini lebih cocok dipergunakan pada motor diesel putaran rendah.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.8. Desain ruang bakar terbuka
Ruang bakar kamar muka, terdiri dari dua bagian, yaitu kamar muka dan
ruang bakar utama seperti ditunjukkan pada Gambar. Kamar muka berupa ruang
kecil (30-40% volume ruang sisa) disebelah ruang bakar utama, dimana injektor
Pembakaran yang terjadi di kamar muka, namun karena jumlah udara dalam kamar
muka terbatas maka pembakaran masih belum sempurna. Namun demikian, adanya
tekanan udara yang tinggi hasil pembakaran awal ini mendorong bahan bakar ke
ruang bakar utama dengan kecepatan tinggi sehingga pembakaran lanjutan dapat
dilakukan lebih sempurna. Proses ini disebut proses pengabutan kedua. Ruang bakar
tipe ini tidak membutuhkan injektor tekanan tinggi, biasanya digunakan tipe nosel
pasak dengan tekanan semprot antara 85-140 kg/cm2 dengan rasio kompresi berkisar
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
antara 16-17. Ini menguntungkan karena bahan bakarnya lebih murah, dan dapat
menggunakan bahan bakar dengan viskositas lebih tinggi. Tekanan gas maksimum
spesifik sekitar 15% lebih boros, yaitu antara 192-223 g/HP-jam. Kerugian kalor ini
disebabkan volume ruang bakarnya yang lebih besar, sehingga banyak panas yang
hilang karena proses pindah panas melalui dinding ruang bakar. Pada saat dingin
Ruang bakar turbulen mempunyai konstruksi yang mirip dengan ruang bakar
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan desain seperti angka 9, maka udara yang ditekan pada langkah
kecepatan torak yang mendorong udara tersebut. Pada saat bahan bakar
pencampurannya dengan udara. Karena itu mesin dengan ruang bakar ini juga tidak
memerlukan injektor dengan tekanan tinggi, umumnya antara 85-140 kg/cm2. Seperti
juga ruang bakar kamar muka, mesin dengan ruang bakar ini juga memerlukan
terkendali, sehingga ruang bakar ini sangat baik untuk motor diesel tekanan tinggi.
Tekanan gas maksimum berkisar 60-70 g/cm2. Pemakaian bahan bakar spesifik pada
jenis ruang bakar ini juga cukup irit, yaitu berkisar 187-213 g/HP-jam.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Ruang bakar lanova
Prinsip kerja ruang bakar lanova mirip dengan ruang bakar terbuka, perbedaan
utamanya terletak pada penempatan injektornya tidak dalam ruang lanova tetapi di
sebelah luarnya. Sekitar 60% bahan bakar disemprotkan di ruang lanova kecil (yang
volumenya hanya 10% dari ruang sisa). Ruang lanova terbagi dua, yaitu ruang
lanova kecil dan ruang lanova besar. Pada saat bahan bakar disemprotkan, mula-
mula terjadi pembakaran pada ruang lanova kecil. Kenaikan tekanan karena
menyembur ke ruang lanova besar pada kecepatan tinggi, maka terjadi proses
pencampuran yang lebih efektif dan menyebabkan arus turbulen. Pada saat torak
mulai turun dari TMA menuju ke TMB terjadi perbedaan tekanan yang sangat besar
antara ruang lanova dan ruang bakar utama, sehingga campuran bahan bakar dan
udara memasuki ruang bakar utama dengan kecepatan lebih tinggi dan terjadi proses
pembakaran yang lebih sempurna. Ruang bakar ini menggunakan tekanan nosel 125-
130 kg/cm2, dengan sudut pancaran yang lebih kecil. Jenis ruang bakar ini cocok
untuk bahan bakar dengan nilai oktan yang lebih tinggi. Perbandingan kompresi
umumnya untuk mesin dengan ruang bakar jenis ini berkisar 13-15 (cukup rendah).
Tekanan gas maksimum mencapai 60-100 kg/cm2 . Pemakaian bahan bakar spesifik
juga lebih irit jika dibandingkan dengan ruang bakar kamar terbuka. Ruang bakar
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
jenis ini sangat menguntungkan, terutama penggunaannya pada mesin diesel dengan
puncak torak dan kemacetan cincin torak. Disamping itu minyak pelumas yang
melumasi torak akan menguap dengan cepat dan silinder dapat rusak, dan
menimbulkan gangguan kerja mesin. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Metode pendinginan dapat dibedakan berdasarkan jumlah jenis medium
pendingin yang digunakan dan sistem yang digunakan. Berdasarkan jenis medium
pendingin yang digunakan ada dua yaitu medium pendingin udara yang digunakan
pada unit mesin kecil dan medium pendingin air yang digunakan pada unit mesin
besar. Diesel memerlukan air 40 s/d 60 liter untuk mendinginkan setiap daya kuda
setiap jamnya.
karena bagian atasnya terpanas dan sebagian panas gas pembakaran dipindahkan
tidak langsung tetapi lewat torak dan cincin torak jika pendingin tidak berfungsi baik,
maka suhu silinder naik dan menyebabkan kerusakan dinding ruang bakar, minyak
pelumas akan menguap. Batas pemanas yang diperbolehkan adalah 70 oC. Fungsi dari
3. Pendingin udara, berf'ungsi untuk menaikkan densitas udara yang masuk silinder
sehingga tenaga output mesin diesel naik dengan membakar lebih banyak bahan
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
bakar, selain itu juga berfungsi untuk memelihara temperatur yang dapat diterima
Bagaimanapun baiknya sebuah mesin dirancang dari segi efisiensi panas dan
pengerjaannya kalau pelumasan dan semua bagian yang bergerak tidak diperhatikan
dengan baik, maka mesin tidak akan berjalan sama sekali. Kegunaan dari pelumasan
adalah :
diantaranya
keausan.
Pada dasarnya umur dan efisiensi sangat tergantung pada sistem ini. Pelumasan ini
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2.10. SISTEM BAHAN BAKAR
Pada mesin diesel, bahan bakar yang digunakan adalah solar. Dalam bahan
bakar dibutuhkan tangki sebagai penyedia bahan bakar. Ada 2 macam tangki bahan
bakar :
Tangki Harian : Tangki ini biasanya diletakkan diruang mesin dan harus berisi
minyak yang cukup untuk mengoperasikan mesin selama satu hari kerja penuh atau 8
sampai 9 jam. Untuk mesin yang sangat besar tangki harian harus berisi bahan bakar
dalam gedung adalah 909,2 liter (200 galon) sehingga tangki yang besar harus
diatas/ dibawah tanah. Tangki diatas tanah biasanya merupakan tangki baha silindris.
Jadi tangki harus jauh dari gedung sentral dimana jika terjadi kebocoran dapat
pemakaian bahan bakar dan untuk berapa lama bahan bakar disediakan 2
1iter
Vth = x Produksi Listrik 1 hari (KWH) x T -------------------(2.7)
KWH
dimana :
2
Abdul Rizal, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan daya 1500 KW di PT PLN Pulau
Bawean
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
T = untuk berapa lama bahan bakar disediakan (hari)
Sistem bahan bakar memerlukan pompa transfer bahan bakar. Merencanakan daya
pompa transfer bahan bakar harus memperhatikan kapasitas dari pompa bahan bakar
yang dipakai 3
Q . H
P= -----------------------------------(2.8)
102 . μ
dimana :
Kegunaan dari sistem pembuangan gas adalah untuk membawa gas buang dari
meredam kebisingan yang dibuat oleh gas buang yang keluar. Pada akhir langkah
ekspansi gas didalam silinder mesin masih bertekanan cukup tinggi yaitu 30 sampai
50 psig. Kalau tiba-tiba dilepaskan kedalam pipa yang berisi gas pada tekanan
atmosfir, maka gas buang menimbulkan kenaikan tekanan dalam pipa dan
buang. Kenaikan tekanan ini karena kelembamam gas, diikuti dengan penurunan
tekanan. Tekanan yang naik turun/bergelombang tersebut tidak hanya terjadi pada
pipa buang, tetapi dapat dikembalikan ke dalam silinder mesin, keadaan buang ini
disebut tekanan balik. Suatu kenaikan 1 % dalam tekanan balik, akan menurunkan
keluaran daya sebesar kira-kira 1,5 %. Untuk mesin empat langkah panjang pipa yang
paling baik adalah sependek mungkin, tetapi untuk mesin dua langkah pipa
dalam saluran ketika gas buang mulai keluar pada daur berikutnya.
P
L = --------------------------------(2.11)
(ρudara – ρgas)
Dimana :
P_
ρ= ------------------------------- (2.12)
R.T
4
Eddy Harmadi Tjokrowisastro dan Budi Utomo Kukuh Widodo, Teknik Pembakaran Dasar dan
Bahan Bakar (Surabaya, FTI-ITS 1990)
5
Eddy Harmadi Tjokrowisastro dan Budi Utomo Kukuh Widodo, Teknik Pembakaran Dasar dan
Bahan Bakar (Surabaya, FTI-ITS 1990)
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Dimana :
2.12. PERAWATAN
mesin selalu dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Peralatan sistem pembangkit
terdapat di dalam suatu pabrik memerlukan perawatan secara teratur dan baik
untuk mengurangi kerusakan pada mesin dan medukung agar proses produksi dapat
diluar jadwal perawatan harian. Panjang dari jangka waktu yang ditentukan
Metode yang dipergunakan untuk melakukan maintenance terdiri dari dua macam
yaitu :
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1. Preventif maintenance
berkala tanpa menunggu mesin atau peralatan yang lain itu rusak terlebih dahulu.
secara berkala.
2. Repair maintenance
peralatan instalasi tenaga listrik serta peralatan lain yang rusak. Repair maintenance
Apabila tidak ada maka akan dilakukan pembelian suhu cadang tersebut
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Menggantikan sementara mesin atau peralatan lain yang rusak dengan peralatan
cadangan. sehingga mesin atau peralatan lain yang rusak dapat diperbaiki di
tempat tersebut
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
PENENTUAN SPESIFIKASI
namun manfaat tersebut harus diimbangi dengan penyediaan energi listrik yang
memadai. Berhubung karena adanya kesulitan dari pihak pemasok energi listrik yang
dalam hal ini dilakukan oleh pihak PLN (Perusahaan Listrik Negara) sehingga para
pemakai jasa layanan listrik ini harus mencari alternatif lain sebagai sumber energi
listrik, dan salah satu alternatif yang sangat populer saat ini adalah penggunaan
Genset (Generating Set) yaitu alternator yang digerakkan oleh motor diesel.
Mengingat karena Genset ini adalah suatu peralatan yang tidak murah
harganya, maka perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat menjamin keawetan dari
genset itu sendiri. Dan bahagian yang paling sering mendapat masalah adalah motor
Pada PT. Dow AgroSciences Indonesia, Generating set ini juga digunakan
sebagai alat penghasil tenaga listrik yang digunakan sebagai cadangan ketersediaan
daya yang dibutuhkan oleh pemakai, baik daya listrik yang dibutuhkan maupun dari
segi lain yang dapat mempengaruhi daya tersebut. Untuk itu sebagai data awal
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
penulis mengambil catatan list peralatan dan stasiun (panel) listrik yang
membutuhkan pasokan energi listrik sperti yang terlihat pada tabel 3-1 dan tabel 3-2.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
9. Compressor 601 50 HP 50 37.50 backup
10. Pompa transfer water treatment 7.5 5.60 Beroperasi 24 jam
11. Portable water pump 7.5 HP 7.5 5.60 Jarang beroperasi
12. Pompa sand filter 1 3.2 2.40 Beroperasi 24 jam
13. Pompa Sand filter 2 ESPA 2.00 Beroperasi 24 jam
Beroperasi pada kondisi
14. ESPA PDAM storage pump 2.00
tertentu
15. Pompa Solar ke Genset A 0.75 0.50 Stand by 24 jam
16. Pompa Solar ke Genset B 0.5 0.37 Back up pompa A
Beroperasi bila ada F/L
17. Pompa solar ke F/L 0.75 0.50 yang memerlukan bahan
bakar (max 4 x seminggu)
18. Sump pump A 20 HP 20 15.00 Stand by 24 jam
19. Sump pump B 20 HP 20 15.00 Backup pompa A
Beroperasi ketika
unloading solar dari tangki
20. Pompa unloading solar A 5 3.00 Pertamina max 4 x
sminggu selama 4
jam/unloading
21. Pompa unloading solar B 5 3.00 Backup pompa A
22. Melter Insecticide 18 KW x 2 37.00 beroperasi 24 jam
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
30. Pompa formulasi DMA 7.50 Beroperasi ketika ada
formulasi DMA
31. Polipon Agitator 0.75 Beroperasi ketika ada
formulasi DMA
32. Monopump DMA 2.00 Beroperasi ketika ada
formulasi DMA
33. Pompa washing Herbo 5.00 Beroperasi ketika ada
formulasi herbo
34. Agitator Herbo 3 2.00 Beroperasi ketika ada
formulasi herbo
35. Blower Herbicide formulasi 15 11.00 Beroperasi ketika ada
formulasi herbo
36. Agitator Success 1.50 Beroperasi ketika ada
formulasi Success
37. Agitator Pluronic 0.75 Beroperasi ketika ada
formulasi Success
38. High shear veegum 4.00 Beroperasi ketika ada
formulasi Success
39. Agitator V-408 15 11.00 Belum pernah beroperasi
40. Monopump V-408 4.00 Belum pernah beroperasi
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Beroperasi ketika ada
52. Insecticida exhaust fan 7.00 filling/formulasi
Insektisida
53. water heater 5.00 Beroperasi ketika ada
pencucian tangki WBI
54. Panel laboratorium 5.00 24 jam
Catatan :
Rencana Jumlah liter yang akan diproduksi selama proyeksi 5 tahun dapat
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 3-3. Proyeksi Rencana Produksi selama 5 tahun
Rencana Produksi
5,800,000.00
5,600,000.00
5,400,000.00 2007
5,200,000.00
2008
5,000,000.00
4,800,000.00 2009
4,600,000.00 2010
4,400,000.00
4,200,000.00 2011
Total
Jumlah Liter
Berarti untuk peningkatan jumlah produksi yang akan dilakukan pada tahun terakhir
= 12 %
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
3.3. KONDISI PEMBEBANAN
menunjukkan kondisi beban puncak yang terjadi pada PT. Dow agroSciences
Indonesia agar diketahui pada saat kapan dan kondisi yang bagaimana yang perlu
Berdasarkan grafik 3-2 dan tabel 3-4, didapat bahwasanya kenaikan pemakaian listrik
mulai terjadi pada pukul 19:00 karena pada saat ini semua lampu di area produksi dan
lampu penerangan jalan sudah hidup. Dan pemakaian beban tertinggi terjadi pada saat
pukul 06:00 s/d pukul 07:00, karena pada waktu ini listrik ke Admin (kantor) mulai
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Kondisi Pemakaian Listrik
165000.00
160000.00
155000.00
150000.00
Watt
Watt
145000.00
140000.00
135000.00
130000.00
8:00
10:00
12:00
14:00
16:00
18:00
20:00
22:00
0:00
2:00
4:00
6:00
8:00
Waktu
Dengan data ini dapat di tentukan besarnya daya listrik sebenarnya yang
= 160.405,6 Watt
= 160,405 KW
menerus. Sistem keterpasangan dan sistem sambungan aliran tenaga listrik pada PT
Dow AgroSciences Indonesia adalah seperti yang terlihat pada gambar 3-3.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
PLN CUBICAL TRAFO LOAD
Dan untuk sistem keterpasangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel itu sendiri, dapat
LOAD
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
3.5. PENENTUAN SPESIFIKASI YANG DIBUTUHKAN
Untuk menentukan daya motor penggerak berdasarkan output Daya listrik yang
Dimana :
dari data kebutuhan listrik ketika beban puncak sebesar 160,465 KW maka :
proses aminasi sebesar 30% maka kebutuhan listrik ditentukan sebagai berikut :
= 227,86 KW
6
Nakoela Soenarta Dipl-ING, Dr Shoichi Furuhama, Motor Serbaguna, edisi revisi, Pradnya Paramita
Jakarta
7
Nakoela Soenarta Dipl-ING, Dr Shoichi Furuhama, Motor Serbaguna, edisi revisi, Pradnya Paramita
Jakarta
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
227,86 KW . 0,8
Daya motor penggerak (Ne) =
0,736 . 0,8
182,288 KW
=
0,588
= 310 KW
= 420 HP
Dimana :
f = Frekwensi (Hz)
p = Jumlah pol
maka untuk frekwensi 50 Hz dan kumlah pol sebanyak 4 buah, dapat ditentukan
50
Putaran Motor (n) = 120 x
4
8
ibid
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
sebagai berikut :
Tekanan Efektif (Pe), harga efektif rata-rata untuk diesel 4 langkah adalah 5,5 – 6,09
4.2. TORAK/PISTON
segar, mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik dan mencegah (menyekat)
hubungan di atas torak dan di bawah torak. Torak harus dibuat dari bahan yang
mempunyai sifat-sifat ringan, kuat, kokoh, pengantar panas yang baik, koefisien muai
9
Drs Dryanto, Contoh perhitungan Perencanaan Motor Diesel 4 Langkah, Tarsito, Bandung 1984
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1) Perhitungan ukuran-ukuran utama torak :
Ne
D=
0,00523 . Pe . Cm . i
Dimana :
Cm = kecepatan rata-rata piston untuk diesel putaran tinggi (8,5 – 12 m/det) 10,
420
D=
0,00523 . 5,5 . 9,5 . 6
D = 16,0 cm = 160 mm
Cm . 30
L=
n
9,5 . 30
L=
1500
L = 0,19 m = 190 mm
L/D = 190/160
= 0,00381 m3
= 3,81 liter
11
Ir Isril Amir, Catatan Motor Bakar, Universitas Sumatera Utara
12
Daryanto, “Contoh Perhitungan Perencanaan Motor Diesel 4 Langkah” Tarsito Bandung, 1984
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tinggi Torak (H)
H 13
= 1,16 ÷ 1,54 (Diambil 1,3)
Maka,
D
H
= 1,3
D
H = 1,3 . D
H = 1,3 . 160 mm
= 208 mm
= 0,16 . 160 mm
= 25,6 mm
hcr = 0,17 . D
13
Daryanto, “Contoh Perhitungan Motor Diesel 4 Langkah” Tarsito Bandung, 1984
14
ibid
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
hcr = 27,2 mm ~ 27 mm
= 0,05 . 160 mm
= 8 mm
Hl
= 0,38 ÷ 0,50 (Diambil 0,40)
L
H1 = 0,40 . L
= 0,40 . 190 mm = 76 mm
H2
= 0,62 ÷ 0,70 (Diambil 0,66)
L
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
= 0,36 . 160 mm = 57,6 mm ~ 58 mm
bb
= 0,40
D
bb = 0,40 . 160 mm = 64 mm
peluncur sebesar 15 :
Nmax = 0,1 . P
π
Dimana, P = D2 . Pz
4
pz = Tekanan akhir pembakaran (55 ÷ 75 atm), diambil pz = 70 atm
3,14
PZ = 162 . 70
4
= 14067 kg
= 1406,7 kg ~ 1406 kg
Syarat harga q = 5 ÷ 7 kg/cm2, berarti piston skirt masih mampu menahan tekanan
3) Perhitungan Piston
Δt
15
Daryanto, Drs “Contoh Perhitungan Motor Diesel 4 Langkah” Tarsito Bandung, 1984
16
ibid
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.2. Piston crown
Keterangan :
2 D
a = Jarak titik berat ½ lingkaran ke titik pusat lingkaran, untuk crown a =
3 π
b = Jarak titik berat ½ lingkaran ke titik pusat lingkaran,
Di
b=
π
Dimana :
D = Diameter piston
dan piston crown berbentuk bulat yang bergerak bebas di dalam silinder dengan
Feg =
PZ
= pz π D2
2 8
Moment yang terjadi pada bidang ½ lingkaran crown
D3
Mb = Feg . a = pz
12
Moment reaksi dari cincin ½ lingkaran
Mb” = – Feg . b = – D2 Di p
z
8
Resultante moment bending Mb :
Mb = Mb’ + Mb”
D3 D2 Di
Mb = pz pz Dengan menganggap D ~ Di
12 8
Didapat :
D3
Mb = – pz
24
163 .
=– 70
24
= 11946,6 kg cm ~ 11946 kg cm
her2 D
Moment tahanan (WZ) =
6
2,72 16
= = 19,4 cm3
6
b) Tegangan bending (σb)
Mb
WMotor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Muliyadi : Rancangan Z
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
σb =
11946
=
19,4
= 615 kg/cm3
Harga batas tegangan bending untuk campuran aluminium σb = 500 ÷ 900 kg/cm3,
dex = 58 mm
din
rd = (Syarat : 0,52 ÷ 0,58, diambil 0,56)
dex
din = 0,56 . dex
= 0,56 . 58 mm = 32,48 mm ~ 32 mm
bb = 64 mm
136 – 64
a´ = = 36 mm
2
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
100
bb = 64
a´ = 36
Lpp = 136
PZ = 14067 kg
L1 = 100 mm
l = bb = 64 mm
14067 10 6,4
Mmax = –
2 2 4
= 23913,9 kg cm
17
Daryanto, Drs “Contoh Perhitungan Motor Diesel 4 Langkah” Tarsito Bandung, 1984
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
b. Tegangan Bending (σb)
σb = Mmax
W
π dex4 – din4
W= dex
32
= 17,3 cm3
23913,9 kg cm
σb =
17,3 cm3
= 1382,3 kg/cm2
Tegangan bending yang diijinkan adalah σb < 2300 kg/cm2, maka Tegangan bending
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
5. Perhitungan Piston Ring
Tebal Ring : D/t = 20 ÷ 25 (diambil 25), maka tebal ring (t) = D/25 = 160/25 =
6,4 mm ~ 6 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
b = 6 mm
Xb = 0,4 . b
= 0,4 . 6
= 2,4 mm
D 160
= = 26,6 ~ 26
t 6
3,5
Pm = 0,152 . 720000 3 = 1,108 kg/cm2
25 25 – 1
18
Daryanto, Drs “Contoh Perhitungan Motor Diesel 4 Langkah” Tarsito Bandung, 1984
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Pm yang diijinkan (Pm) ijin untuk cincin kompresi adalah 1,1 ÷ 2,5 kg/cm2
Si = 0,9 ÷ 1,3%
Mn = 0,8 ÷ 1,0%
P = 0,1 ÷ 0,3%
Ni = 1,24 ÷ 1,5%
Cr = 0,5%
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tebal dinding (t) :
t = 0,05 . D + 2 mm
= 0,05 . 160 + 2 mm
= 10 mm
C = h/4
= 16/4 = 4 mm
Dos
Di = 160 mm
Dos = 160 + (2 x t) = 180 mm
Gambar 4.6. Silinder linier
= 485 mm
Pengecekan :
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tegangan tarik minimum pada external surface
2 Ri2
σt max = . pz
Rc2 – Ri2
2 . 8,02
. pz = 527,056 kg/cm2
9,02 – 8,02
Untuk silinder linier dari cast iron, tegangan yang diijinkan adalah σt = 500 ÷ 600 19
Batang penggerak merupakan alat pengubah gerak lurus piston menjadi gerak
putar pada crank shaft. Pada ujung batang penggerak dipasang bantalan pena torak
pengepresan. Pada pangkal batang penggerak dibuat terbagi dua bagian, kemudian
diikat dengan baut-baut. Bantalan untuk pangkal batang penggerak dibuat dari
campuran tembaga dan timah hitam yang dituangkan pada permukaan dalam tabung
baja dengan kadar hitam 25%. Konstruksi batang penggerak dilukiskan pada gambar
4-7.
Lrod = R / λ
Dimana :
R (Crank radius) = L / 2
19
Daryanto Drs. Perhitungan perencanaan motor diesel 4 langkah, Tarsito Bandung, 1984
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
L = langkah torak = 190 mm, maka
190 mm
R= = 95 mm
2
= 0,08 . 58 mm = 4,64 mm
Connecting rod
Clearance antara piston pin untuk full floating pin dengan bush perunggu (bronze)
= 0,001 . 58 mm = 0,058 mm
di = dex + Δ
= 58 + 0,0058 = 58,058 mm
d1 = di + 2 t1
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
dend diambil 68 mm, dengan ketebalan setiap sisi 5 mm
a = bb – 4
= 64 – 4 = 60 mm
h = 28mm
= 40 mm
Amin= 2 bt + (h — 2t) t
= 4,48 Cm2
= 5,44 Cm2
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
diambil dcp = 0,6 . D
= 0,6 . 160 = 96 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Lcp = (0,45 ÷ 0,65) dcp diambil 0,65
= 0,62 . 96 = 59,52 mm ~ 60 mm
= 0,05 . 96 = 4,8 mm ~ 5 mm
d2 = dcp + 2 t2
= 96 + 2 (5)
= 106 mm
Do = d2 + 24
C = d2 + 10 + diameter baut
C = 105,6 + 10 + 14
= 129,6 mm ~130 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gbr . 4.10.
Gbr . 4-9.
Crank-shaft berfungsi merubah gerakan piston yang bolak balik menjadi gerak
C = 0,15 0,22 %
Mn = 0,25 — 0,55 %.
Si = 0,17— 0,37%.
Ni = 4,1 — 4,6%.
W = 0,8 — 1,2 %.
S < 0,03 %.
P < 0,035%.
Hb = 321 — 387
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1. Menentukan ukuran crank shaft
di mana dcp = 96 mm
= 193 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
c. Mencari ukuran leher poros pada bantalan :
= 0,5 . 120 = 60 mm
= 57,6 + 2(40 + 5) + 60 + 40
= 247,6 mm ~ 248 mm
maka dihadapan pena engkol di tempatkan bobot kontra. Berat bobot kontra
diperkirakan sama dengan berat batang torak ditambah berat engkol seluruhnya.
atau G = Gcr + Ge
Ge = berat engkol
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
= 0,64 kg
= 1,05 kg
= 1,92 kg
jadi Gcr = G1 + G2 + G3
= 3,2 kg
dimana tpe = 40 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
bpe = 192 mm
ppe = 193 mm
= 23,12 kg
V 3,37
F= = = 4,2 cm3
2tpe 2 (0,40)
F = b1 . δ 1,6
F 4,2
δ= = = 2,6 cm3
b1 1,6
= 26 cm = 260 mm
2 3 4 5
5,2
3,4
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
t = 40
dmj = 120 Ø
S = 248
Lmj = 60 Ø Lmj = 60 Ø
dcp = 96 Ø
Lcp = 57,6 Ø
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
4.6. RODA PENERUS (FLY. WHEEL) DAN BANTALAN
1. Meratakan momen putar yang terjadi pada poros supaya kecepatan poros engkol
berkurang.
dporos = 85 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
π
= (302 – 7,52)
4
= 662,34 cm2
= 10395
10395 . 3600
=
15002 . 0,4 . (1/80)
= 332,6 kg
G
Volume roda penerus (V) = dimana γ = 7,8
γ
= 42,64 dm3
= 42640 cm3
64 Ø
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Bantalan
Bantalan berfungsi sebagai pendukung bagian mesin yang berputar dan membatasi
tinggi dan pada daerah yang panas, maka dalam perencanaan ini memakai bantalan
luncur (sliding-bearing).
Misalkan diameter bantalan adalah Db cm, panjang bantalan Lb cm, dan beban
bantalannya, yaitu beban bantalan dibagi oleh luas bidang bantalan, Fb/(Db . Lb), kira-
kira 300 kg/cm2 atau lebih tinggi 20. Tebal lapisan minyak pelumas bertambah tipis
putar poros. Jadi, bantalan poros engkol motor bakar torak yang biasanya dilcenai
tekanan bidang yang tinggi, boleh dikatakan hampir terkikis. Kemampuan bantalan
menahan beban yang tinggi tanpa kikisan itu sangat tergantung pada pemilihan bahan
bantalan yang setepat-tepatnya, tetalii juga dad cara pelumasan dan pendinginan yang
sebaik-baiknya.
20
Arismunandar Wiranto, Koichi Tsuda, Motor Diesel Putaran Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta 1979
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Bantalan ini dilapisi logam putih (babbitt) setebal 0,5 mm, dengan kandungan 85 %
Sn + 10% Sb + 5 % Cu. Bahan ini mempunyai tekanan bidang yang diijinkan (k) =
60 – 300 kg/cm2.
57,6
87 Ø
96 Ø
106 Ø
101 Ø
Katup berfungsi sebagai pengatur udara dan keluar masuknya gas bekas. Katup
pengatur udara masuk disebut katup masuk (intake-valve) sedang katup pengeluar gas
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Bahan katup dibuat campuran logam istimewa untuk menghindari kerusakan
karena temperatur tinggi (akibat dilalui gas bekas), korosi, kebocoran, kehausan dan
sebagainya.
a. Diagram katup
Pada katup isap rnulai terbuka 20% sebelum TMA, tertutup pada 40° sesudah TMB
Pada katup buang mulai terbuka 40° sebelum TM B, tertutup pada 20° sesudah TMA
TMA
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
= 0,44 . 160 mm = 70,4 ~ 70 mm
= 1,1 . 70 mm = 77 mm
Tinggi bagian silinder katup (h1) = (0,025 ÷ 0,045) dthr diambil 0,045
= 0,045 . 70 mm = 3,15 mm
= 0,13 . 70 mm = 9,1 mm
Diameter minimum kepala katup ( d1) = (0,95 ÷ 1,0) dthr diambil 0,95
= 0,95 . 70 mm = 66,5 ~ 67 mm
= 0,11 . 70 = 7,7 mm
= 0,20 . 70 mm = 14 mm
φ = 50o
h d d2 – d1
Tinggi bukaan katup (hv) = = =
Cos φ Cos φ Cos φ
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
hv = 77 – 67
Cos 50o
= 15,6 ~ 16 mm
Ukuran katup buang dalam perencanaan mi dibuat sama dengan ukuran yang terdapat
pada katup masuk, hanya diameter batang katup (dS)exh = (0,22 ÷ 0,28) dthr
= 0,25 . 70 = 17,5 mm ~ 18 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
d. Bentuk cam shaft
Cam berfungsi sebagai pengubah gerak putar menjadi gerak lurus pada katup atau
sebagai pengatur saat-saat pembukaan katup. Pada poros cam juga berfungsi sebagai
Poros cam digerakkan oleh poros engkol (crank shaft) melalui transmisi roda-roda
gigi. Dalam hal ini perbandingan tranmisinya 1 : 2. Dalam perencanaan ini cam
dituang dengan porosnya. Bentuk sisinya dipakai sisi cembung. Bentuk cam shaft
pada inlet dan outlet valve dibuat sama dikarenakan tinggi permukaan katupnya
sama.
Karena putaran cam shaft adalah ½ kali putaran crank-shaft, maka sudut profil cam
adalah ½ kali sudut pembukaan katup, dengan adanya clearance antara cam dengan
pangkal push-rod, maka sudut profil cam harus ditambah sudut clearance ditentukan
R1 = 2 . 10 mm = 20 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
R1
Tinggi clearance C = – R1
Cos β
β = sudut clearance
β = 28o
20
C= – 20 = 2,72 mm
Cos 28o
Jarak pusat lingkaran alas dengan puncak.
Dcs = h + clearance + R1 – r
Ditentukan r = 3 mm
Dcs = 10 + 2,72 + 20 – 3
= 29,72 mm
a = DWc2
D = 29,72 mm = 0,02972 m
750
Wc = 2 . 3,14 = 78,5 rod/detik.
60
a = 0,02972 . 78,52 = 183,142 m/det2
= 0,02971
a. Katup
= 44,943 cm3
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Berat = 0,044943 . 7,8 = 0,35055 kg
0,35055
Massa (m1) = = 0,03577 kg det2/m
9,8
Jumlah pegas yang aktif (i) = 5, yang tidak aktif (i) = 2, jumlah seluruhnya 7
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
c. Pasak
Volume pasak = 0,785 (2,02 – 1,42)
20
14 Ø
= 1,6014 cm3
= 0,01249 kg
0,01249
18 Massa (m3) = = 0,001274 kg det2/m
9,8
d. Piring pegas.
volume = 0,785 . 42 . 1 – 0,785 (3,62 – 22) 0,8 + 0,785 (22 – 12) 1,6 – vol pasak
= 9,09972 cm3
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
e. Rocker arm
= 0,117936 kg
= 45,3887 cm3
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.22. perlengkapan katup
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.23. Pengabut (Injector)
π . d . 2 . 60 . np
Cop = ηv
106
Di mana
d = pitch diameter
d=Z.m
Z = jumlah gigi
Z = 7 ÷ 12,diambil Z = 12
m = modul gigi
m = 3 ÷ 5, diambil m = 4
d = 4 . 12 = 48 mm
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
KEPALA SILINDER (SILINDER HEAD)
Ni : 0,2 – 2,1 %
Mo : 0,3 %
Cu : 50000 Psi
Fs (Factor Safety) : 7
50000
Sehingga Sallowable.=
7
= 7142,8 psi = 492,6 kg/cm2
D = diameter silinder
c = konstanta = 0,1
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.24. Sirkulasi Minyak Pelumas
diameter alas ( da ) = (Z – 2) . 4
= (12—2) . 4 = 40 mm.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
75 . 106 = 3,14 . 48 . L . 60 . 750 . 0,80.
L = 13,8 ~ 14 mm
Cop . Po
Nop = (PK)
2700 . ηop
Dimana :
4.9. PENDINGIN
pembakaran yang terjadi di dalam silinder dapat menghasilkan suhu yang amat tinggi.
Kemudian panas akan nengalir pada dinding silinder, silinder-head, piston serta
menyerap panas, pengaruh air terhadap besi (korosi) tidak begitu besar.
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Qcool = 0,3 . F . Q1 . No max kkal/jam
di mana
Q1 = 10000 kkal/kg
Nb= 420 HP
Jadi
= 236829,8 kkal/jam
tin = tout – Δ t
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V
KESIMPULAN
2. Dengan kebutuhan daya listrik sebesar 227,86 KW, maka besarnya daya motor
3. Dengan besar daya sebesar 420 HP dan pemakaian yang tidak bersifat kontinue,
4. Komponen utama motor bakar diesel yang dipilih adalah sebagai berikut :
a. Ukuran Torak/Piston :
b. Ukuran silinder
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Diameter luar silinder (Dos) = 180 mm
c. Batang penggerak
d. Crank shaft
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
ihp = 525 HP
f. Katup
g. Cam shaft
5. Sistem pendingin menggunakan air dengan kebutuhan air sebanyak 3497 liter/jam
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wiranto Arismunandar, Koichi Suda, “Motor Diesel Putaran Tinggi” Pradnya
[4] Sularso, Kiyokatsu Suga, “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin” ,
[5] MF Spotts “Design of Machine Element” 4th Edition, Prentice Hall Inc
[9] Doug Woodyard “Marine Diesel Engines and Gas Turbines” Pounders Eight
[11] Stevens Jr, William D, Elements of Power System Analysis (Mc Graw Hill
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
[12] http://af.wikipedia.org/wiki/L%C3%AAer:Four_stroke_cycle_intake.png
[13] http://gudangilmu.org
Muliyadi : Rancangan Motor Diesel Penggerak Generator Listrik Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Pada PT Dow
Agrosciences Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009