Skripsi Full Jason
Skripsi Full Jason
Oleh :
NIM. 5163220012
NIP. 19730627200312100
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memberi kekuatan, kesehatan dan segala
sesuatu yang penulis terima dari-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir dengan judul “RANCANG BANGUN
MESIN PEMARUT UBI KAYU ELEKTRIK” ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya D3 Teknik Mesin Universitas Negeri Medan. Banyak dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada :
iii
ABSTRAK
Kata Kunci : Ubi Kayu, Perancangan Mesin Pemarut Ubi Kayu Elektronik
iv
ABSTRACT
In this design, an electronic yam grater machine is made using the main
power source, namely motor power with a power of 375 volts. Motor power is
used to move or rotate the grate through the belt. An important part of a
cylindrical type of cassava grater engine that can affect engine performance. The
grater machine for cassava is useful for the community, for example for street
vendors who sell shredded cassava snacks.
v
DAFTAR ISI
Halaman
vi
2. Tempat ................................................................................................ 28
B. Alat dan Bahan ......................................................................................... 28
1. Alat ..................................................................................................... 28
2. Bahan .................................................................................................. 28
C. Sistematika ............................................................................................... 29
D. Metode Pelaksanaan ................................................................................. 29
1. Studi Lapangan ................................................................................... 29
2. Studi Literatur ..................................................................................... 30
3. Konsultasi ........................................................................................... 30
E. Dasar Perencanaan .................................................................................... 30
1. Proses Perancangan ............................................................................ 30
2. Perencanaan Kebutuhan ..................................................................... 32
3. Analisis Kebutuhan ............................................................................ 33
4. Pertimbangan Perancangan ................................................................ 33
F. Perhitungan
1. Desain Konstruksi Rancang Bangun Mesin Pemarut Ubi Kayu
Elektrik ............................................................................................... 34
2. Daya Motor Listrik ............................................................................. 35
3. Putaran Motor Listrik ......................................................................... 36
4. Menghitung Torsi Motor .................................................................... 36
G. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 38
A. Rangka ...................................................................................................... 38
B. Rumah Mata Parut .................................................................................... 39
C. Corong Keluar .......................................................................................... 41
D. Kopling ..................................................................................................... 42
E. Proses Pengecatan .................................................................................... 43
F. Biaya Pembelian Bahan ............................................................................ 44
G. Upah Kerja Pembuatan Mesin .................................................................. 44
H. Pembahasan Hasil Uji Coba Mesin .......................................................... 44
1. Uji Fungsional .................................................................................... 45
vii
2. Persiapan Uji Coba ............................................................................. 45
3. Hasil Uji Coba .................................................................................... 46
4. Data Pengujian .................................................................................... 46
I. Pemeliharaan Alat .................................................................................... 46
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 48
A. Kesimpulan ............................................................................................... 48
B. Saran ......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 50
viii
DAFTAR GAMBAR
Halama
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 27
Tabel 4.1 Biaya Pembelian Bahan ....................................................................... 44
Tabel 4.2 Biaya Pembelian Bahan ....................................................................... 44
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era zaman modern ini kita umat manusia kini dalam segala macam
yang canggih dalam berbagai ragam bentuk dan jenisnya, guna alat-alat atau
mesin-mesin yang canggih dan modern tersebut diciptakan untuk membuat suatu
produk atau hasil produksi lebih cepat dan ekonomis contohnya adalah alat mesin
pemarut ubi kayu elektronik. Ubi kayu merupakan komoditas pangan lokal yang
parut kelapa yang spesifikasinya tidak sesuai jika digunakan untuk pemarutan ubi
kayu. Dari segi pengolahannya terdapat perbedaan antara kelapa dan ubi kayu,
santannya sementara pada ubi kayu untuk diambil ampasnya, dimana pada
parutan ubi kayu diinginkan mempunyai tekstur yang halus agar sesuai dengan
Teknologi yang perlu diupayakan adalah pemarutan ubi kayu. Komoditas ubi
teknologi tepat guna dalam proses pengolahannya, produksi ubi kayunya tinggi
produktifitas yang tinggi. Selain itu peningkatan pendapatan juga diperoleh dari
sektor lain yaitu efisiensi tenaga kerja yang digunakan. Apabila dengan cara
tradisional banyak tenaga kerja, maka dengan adanya mesin pemarut ubi kayu ini
tenaga kerja yang dibutuhkan akan menurun dan yang dibutuhkan hanya operator
mesin. Saat ini banyak desain mesin parut dengan menggunakan satu rol parut
Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau
utama mesin pemarut adalah tenaga motor, dimana tenaga motor digunakan
untuk menggerakkan atau memutar alat parut. Dalam kehidupan sehari – hari kita
sering menjumpai mesin pemarut singkong, mesin pemarut ini biasanya sering
lima. Dalam kesempatan ini penulis ingin mendesain alat pemarut lain yang lebih
efisien dan mudah digunakan, dimana konstruksi mesin/alat ini cukup sederhana
dan memiliki keunggulan dari hasil yang diciptakannya bila dibandingkan dengan
alat pemarut manual dan yang sebelumnya telah dibuat, karena dapat melakukan
pekerjaan dalam jumlah yang banyak serta hasil yang diciptakannya lebih bagus
dan cepat.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
2. Apa sajakah alat dan bahan dalam pembuatan mesin pemarut ubi kayu
elektrik ?
elektrik ?
E. Tujuan
F. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari mesin pemarut ubi kayu elektrik
adalah :
1. Bagi Mahasiswa:
mahasiswa.
guna.
2. Bagi Universitas:
3. Bagi Masyarakat:
masyarakat khusus nya bagi pedagang yg bahan nya adalah ubi kayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ubi Kayu
Tanaman ubi kayu merupakan salah satu jenis tanaman dari hasil
mudah tumbuh sekalipun pada tanah kering dan miskin unsur hara serta
Ubi kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya
kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Daging ubi
berwarna putih atau kuning. Dibagian tengah daging umbi terdapat suatu
jaringan yang tersusun atas serat. Ubi kayu segar banyak mengandung air
dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki
protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-
6
sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan
7
7
bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan.Selain itu
cm. Lama waktu panen ubi kayu jalaktowo kurang lebih 8 hingga 12 bulan
setelah tanam. Ubi Kayu merupakan tanaman tipikal daerah tropis. Iklim
ini tidak dapat tumbuh pada suhu kurang dari 10 o C. Suhu optimum
8
atau lebih. Curah hujan yang diperlukan rata-rata 500-5000 mm per tahun.
Singkong dapat tumbuh pada tanah berpasir hingga tanah liat, maupun
Yaitu jenis ubi kayu untuk diolah atau prossesing (Wargiono J,1979)
terdiri dari kadar air 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar lemak 0,5%
oleh umur ubi kayu. Semakin tua umur ubi kayu maka kandungan patinya
semakin besar (Ainuri, 1992). Pati ubi kayu merupakan granula berwarna
glukosa yang saling mengikat melalui ikatan oksigen pada rantai 1,4-
glikosidik pada rantai lurus dan 1,6 pada rantai cabang (Meyer, 1973). Ubi
kayu memiliki sifat atau karakter sebagai berikut: mengandung air (65%),
kadar pati (34,6%), serta sianida (HCN). Secara umum ubi kayu dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu ubi kayu manis yang tidak beracun dan ubi
proses pengolahan seperti ubi kayu dan lain-lain yang bisa diparut. Mesin
kaki lima yang menjual makanan ringan terbuat ubi kayu yang sudah
diparut. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah tenaga motor listrik..
Mesin pemarut ubi kayu yang sudah pernah dirancang yaitu mesin
pemarut ubi kayu tipe silinder. Mesin ini dibuat berguna untuk membuat
tepung tapioca. Penggerak dari mesin ini adalah motor bakar 4 TAK
dengan putaran 3600 rpm yang disambung kan ke pulley dan v-belt untuk
komponen transmisi daya. Bagian penting mesin pemarut ubi kayu tipe
C. Pengertian Perancangan
perancangan mesin berarti perancanaan dari sistem dan segala yang berkaitan
dengan sifat mesin-mesin, produk, struktur, alat-alat, dan instrument (Joseph and
yang baik, tepat dan akurat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada umumnya
ilmu-ilmu yang diterapkan antara lain ilmu matematika, ilmu bahan, dan ilmu
mekanika teknik (Shigley dan Mitchell, 1984 dalam H.Darmawan 2004). Pada
dasarnya, perancangan itu sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan,
Mulai
Identifikasi Masalahh
Pengendalian
Kesimpulan
Selesai
Menurut Daywin, dkk (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin
produk (contoh : ha, Kg, Lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat atau mesin
itu menggunakan daya penggerak daya motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi:
sebagai berikut:
(Daywin,dkk.2008).
13
1. Proses Pengukuran
obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang
atau kejadian yang diukur. Dalam pengukuran ada dua jenis cara
otomatis.
dari pengukuran secara manula ini adalah: Mistar dan Jangka Sorong
terjadi perubahan pada objek yang di ukur maka akan dapat langsung di
baca oleh pengukur. Ada salah satu alat ukur otomatis yaitu : Stopwatch
2. Proses Pemotongan
atau lebih, melalui aplikasi gaya yang terarah pada luas bidang permukaan
kecil. Benda yang umum digunakan untuk memotong adalah pisau, gergaji
3. Proses Pembentukan
benda kerja dengan cara memberikan gaya luar. Beberapa alat yang
karbon rendah untuk menghasilkan suatu produk dari bahan plat. Mesin
bending roll atau bending plate atau gulung plat merupakan salah satu alat
plat logam yang disisipkan pada suatu roll yang berputar. Roll tersebut
4. Proses Penyambungan
a. Penyambungan Las
antara kedua buah kutub pada mesin las yaitu antara benda kerja dengan
elektroda las. Penyambungan las listrik dapat digunakan untuk baja, besi,
c) Menambah zat-zat pada elektroda yang dilapis masih terbakar keluar dari
logam.
Ada beberapa bentuk sambungan dan kampuh las listrik yang saat
Square groove.
yang tidak terputus putus. Kampuh temu lebih kuat menahan beban static
akan bertambah secara drastic bila kedua permukaan dari kampuh akan di
18
las dan di gerinda searah dengan arah gaya kampuh miring juga lebih kuat
cangkir (disebut kampuh U atau kampuh U ganda). Bila tebal pelat yang
disambung berbeda dengan beban yang tinggi, maka pelat yang lebih tebal
tertipis dari kampuh. Bila sambungan las menerima gaya luar, maka
F
σ=
A
A= L.t
F
σ 1 ≤∨σ 1 | ≤| σ s |
h .l
F = Gaya normal
h = tebal pelat
atas logam lainya. Sambungan ini merupakan salah satu jenis sambungan
F
σ s ≤∨σ s | ≤| σ s |
A
kontruksi atap, konveyor dan jenis konstruksi lainnya. Tipe groove yang
dignakan adalah double bevel, kecuali plat yang digunakan sangat tebal.
Untuk beban dinamik kampuh rongga adalah yang terkuat dan diikutiti
b) Pengelasan jenis ini tidak disarankan untuk plat yang tebalnya kurang dari
5 mm
U.
Baut dan mur adalah suatu alat yang dapat menggabungkan kedua benda
dengan cara dikunci atau diikat menggunakan obeng atau menggunakan alat
lainnya. Untuk mencegah kecelakaan, atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut
dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk
Mur merupakan plat logam yang berbentuk segi enam atau segi
a) Bila suatu baut bekerja gaya geser aksial murni pada penampang
F 4F
σt = =
A π d 21
b) Syarat perencaan
σ t ≤∨σ t ∨¿
4F
≤∨σ t ∨¿
π d 21
Dimana :
τ s ≤∨τ s∨¿
21
F
≤∨τ s∨¿
k π d1 H
P = jarak bagi
Z = jumlah ulir
5. Proses permesinan
suatu produk dengan pemotongan dengan mesin perkakas. Umumnya benda kerja
(casting) dan proses pembentukan (metal forging). Salah satu proses permesianan
adalah pembubutan yang menggunakan pahat dengan satu mata potong untuk
menggunakan mesin bubut. Pahat bergerak sejajar dengan sumbu putar benda
kerja.
lurus dan mengebor, demikian bidang rata (membubut rata), juga untk
mengerjakan bidang tirus (kerucut) dan berbentuk lengkung (bola) dan membubut
ulir sekrup. Prinsip dasar pembubutan adalah sebagai proses pembentukan benda
kerja dengan cara mengurangi material yang dilakukan pada benda kerja yang
berputar dengan alat potong atau pahat yang bergerak secara linear yaitu
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran berbeda yang dapat dilakukan dengan cara
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan porosulir.
mendatar, mesin bubut khusus, mesin bubut bangku kepala, mesin bubut karosel.
6. Proses Perakitan
bagian komponen menjadi satu alat atau mesin yang mempunyai fungsi
tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang
satu dengan bagian yang lain atau pasangannya. Pada prinsipnya perakitan
perakitan hasil yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan
Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan, hal ini
tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan
jumlah produk yang akan di hasilkan sangatmenentukan. Pada umunya ada dua
peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus
7. Proses Finishing
menjadi kelihatan bersih, halus, atau seperti baru dan dapat membuat
permukaan produk menjadi rata atau permukaan menjadi tidak rata, atau
bertekstur.
Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau
utama mesin pemarut adalah tenaga motor. Tenaga motor digunakan untuk
Mesin pemarut ubi kayu ini akan bekerja ketika mesin motor listrik
dihidupkan. Pada saat poros mesin berputar, kemudian gerak putar dari
rol parut. Setelah poros rol parut berputar maka mesin siap untuk memarut
ubi kayu. Setelah ubi kayu diparut maka hasil parutannya akan keluar
melalui corong. Ada pun prosedur pemarutan ubi kayu dapat dilakukan
2. Ambillah ubi yang telah dikupas dan dicuci sebelumnya, kemudian pegang
4. Ketika ubi mencapai ukuran yang sudah tidak bisa untuk dipegang lagi,
maka letakkan saja ubi dalam mesin tersebut karena ubi akan terparut
secara manual.
5. Ubi telah keluar dari corong dan tertampung dalam wadah atau baskom.
dan rumah pemarut. Bahan yang digunakan untuk membuat rangka adalah besi
siku. Proses pembuatan rangka ini dilakukan dengan memotong besi siku yang
2) Motor listrik
energi listrik menjadi energi mekanik sebagai tenaga penggerak utama mesin.
Komponen motor listrik akan dipasang bersama dengan bearing dan pulley.
26
3) Bearing
membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu
4) Kopling
menyambungkan motor listrik dengan mata parut agar tidak ada getaran
lubang untuk motor listrik sebesar 12 mm dan besar lubang untuk mata
5) Mata parut
6) Rumah parut
Rumah parut adalah tempat untuk mata parut dan tempat memarut
ubi dan jatuh ke baskom yang sudah dilektakkan di bawah. Bahan yang
METODE PERANCANGAN
1) Waktu
2 Desain alat
sesuai
kebutuhan
3 Rancang alat
sesuai
kebutuhan
4 Proses
fabrikasi
(pembuatan)
alat
6 Proses
pengujian
alat
7 Pembuatan
laporan tugas
akhir
28
2) Tempat
1) Alat
Alat yang digunakan dalam rancang bangun mesin pemarut ubi kayu
2) Bahan
Bahan yang digunakan dalam rancang bangun mesin pemarut ubi kayu
Adapun bahan yang digunakan dalam uji coba adalah ubi kayu yang sudah
C. Sistematika
Start
Tidak
Performa Baik Perbaikan
Ya
Selesai
D. Metode Pelaksanaan
1) Studi Lapangan
melakukan pengamatan secara langsung pada pemarut ubi yang sudah ada
diperjual belikan.
30
2) Studi Literatur
3) Konsultasi
E. Dasar Perencanaan
1) Proses perancangan
sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar sketsa yang akan dibuat
dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam proses pembuatan produk
tersebut. Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan penting, artinya
rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak
1. Mesin pemarut ubi kayu yang sudah ada pada saat ini kebanyakan
jumlah besar perlu waktu yang sangat banyak. Sehingga mesin yang ada
kurang efisien.
2. Penjelas mengenai mesin pemarut ubi kayu elektrik yang akan dibuat,
antara lain :
c. Penutup dari mesin pemarut dibuat agar hasil dari parutan tidak
tercecer kemana-mana
3. Mencari informasi tentang Mesin pemarut ubi kayu elektrik yang akan
B. Perancangan Bentuk
ukuran.
32
C. Perancangan Detail
gambar kerja.
2) Perencanaan Kebutuhan
pemarut ubi kayu elektrik untuk membuat mesin pengering yang sudah ada
elektrik, diantaranya :
a. Diperlukan bentuk fisik yang aman dari Mesin pemarut ubi kayu elektrik
tersebut dioperasikan, sehingga dapat meningkatkan safety operator.
b. Diperlukan rumah pemarut agar ketika memarut hasilnya tidak keluar
kemana-mana
c. Diperlukan corongkeluar agar hasil dari memarut lewat dari corong keluar.
d. Diperlukan konstruksi rangka yang kuat dan kokoh menahan berat beban,
serta harganya yang sesuai.
33
3) Analisis Kebutuhan
Mesin pemarut ubi kayu elektrik menggunakan motor listrik bekerja untuk
memutar atau penggerak. Adapun spesifikasi motor listrik yang digunakan adalah:
Agar motor listrik bergerak selaras dengan mata parut mesin pemarut ubi
kayu elektronik juga menggunakan penyambung antara motor listrik dengan mata
diameter lubang untuk motor listrik sebesar 14 mm dan untuk mata parut sebesar
18 mm.
4) Pertimbangan Perancangan
a) Pertimbangan Teknis
1) Kecepatan putaran motor listrik dapat menggerakkan mata parut
dengan cepat untuk memarut ubi kayu.
2) Kompling untuk menyambungkan motor listrik dengan mata parut
b) Pertimbangan Ekonomis
1) Suku cadang yang berkualitas dengan harga terjangkau dan mudah
didapat serta perawatan yang mudah.
2) Biaya pembuatan alat terjangkau bagi pemakai.
3) Kinerja mesin mampu memberikan hasil yang memuaskan bagi
pemakai.
c) Pertimbangan Keselamatan Kerja
dikatakan bahwa produk merupakan produk layak pakai. Syarat tersebut dapat
34
atau pengaman bagi operator dari bagian komponen mesin yang berpotensi
F. Perhitungan
ruang kerja mesin yang diperkirakan total dari dimensi mesin pemarut ubi
3) Plat yang digunakan untuk membuat rumah mata parut dan corong keluar
hasil memarut ubi menggunakan plat stanles steel dengan tebal 1,5 mm.
Elektrik
1) Rangka utama
Rangka adalah bagian yang menopang seluruh komponen dari mesin yang
2) Kopling
diameter lubang untuk motor listirk 12 mm dan lubang untuk mata parut 18 mm
3) Corong keluar
Rumah parut berfungsi untuk dudukan mata parut dan juga tempat untuk
5) Bearing
Bearing berfungsi agar putaran dari mata parut akan semakin minim
Daya motor yang gunakan adalah 1/2 phase dimana sudah diketahui kW
Diketahui:
V = Tegangan (Voltage)
I=P/V
I = 0,0010004023/220
I = 0,0000045472 A
Ns = (195.F)/P
Ns = kecepatan singkron motor dalam satuan rpm
F = Frekuensi
P = jumlah kutub motor
Misalnya :
Frekuensi 50 Hz
K3 yang dipakai saat mengerjakan mesin pemarut ubi kayu elektronik yaitu :
a) Kacamata Las
b) Sarung tangan
BAB IV
A. Rangka
kayu elektrik, maka dilanjutkan dengan pembuatan nya yang dilakukan selama 1
cm dan tinggi 52 cm. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan rangka
yaitu besi siku. Untuk membuat rangka, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengukur panjang besi yang akan dibuat sesuai dengan ukuran dimensi rancangan
39
yang telah dibuat. Setelah besi diukur, potong besi menggunakan mesin gerinda
potong. Besi yang sudah dipotong dilakukan penyambungan dengan mesin las
listrik. Hasil dari pembuatan rangka bisa dilihat dari gambar dibawah
cm dan tinggi 8 cm.Adapun bahan yang digunakan untuk membuat rumah mata
adalah memotong stainless steel sesuai dimensi ukuran yang sudah direncanakan
yaitu 8 cm x 8 cm x 8 cm,.lalu setelah itu buat lubang pada stainless steel untuk
sudah di lubangi dan sambungkan dengan Las listrik, kemudia sambungkan mata
parutan kedalam bearing yang sudah di las di stainless stell. Grenda bagian kiri
dan kanan sebesar 4 cm untuk ruang memasukkan ubi ketika menguji memarut
membuat dudukan buat ubi kayu untuk memarut dan setelah itu di sambung
dengan Las listrik.Danjuga Grenda stainless steel untuk membuat penutup rumah
mata parut gunanya untuk ketika pengujian berlangsung ubi yang diparut tidak
C. Corong keluar
dan tinggi 8 cm . Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan corong keluar
garis stainless stell dulu dengan spidol sesuai ukuran yang sudah ditentukan lalu
setelah itu potong stainless steeldengan mesin gerinda. Potong 3 buah dan setelah
D. Kopling
mata parut berdiameter 18 mm. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan
besi bulat dengan mesin gerinda yang berukuran 40 mm, lalu besi yang sudah di
potong dibubut di mesin bubut. Bubut besi bulat yang berukuran 40 mm menjadi
ukuran yang sudah ditentukan yaitu 30 mm , lalu setelah dibubut , bor bagian
kedua ujung besi bulat dengan mata bor. Ukuran Mata bor yang dipakai untuk
43
membuat lubang penyambung Motor listrik berukuran mata bor 14 mm dan untuk
membuat lubang penyambung besi AS dari mata parut berukuruan mata bor 18
mm. Setelah itu bagian atas besi bulat dibor dengan mata bor berukuran 10 mm
untuk tempat baut penahan bagi motor listrik dan mata parut.
E. Proses Pengecatan
Adapun upah kerja saat mengerjakan mesin ubi kayu elektrik bisa
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari desain dan
45
rancangan bangun sesuai dengan harapakan. Jika tidak sesuai maka perlunya
1. Uji Fungsional
Hasil yang didapat setelah memarut ubi yaitu sangat lah halus karna
putaran dari mata parut sangat la kencang. Hasil yang di dapat seperti gambar
dibawah ini :
4. Data Pengujian
Data yang didapat setelah selesai menguji memarut ubi kayu adalah
I. Pemeliharaan Alat
Namun untuk mendapatkan fungsi yang maksimal selama umur pemakaian, maka
proses pengoperasian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Rukmana. 1997. Ubi kayu Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius
Suprapti, Lies. 2004. Dasar – dasar Teknologi Pangan. Surabaya: Vidi Ariesta
Joseph & Larry, 1986. Perencanaan teknik mesin jilid I. Jakarta: Erlangga
Rochim, Taufik. 1993. Teori Dan Teknology Proses Pemesinan. Bandung : FTI
ITB
Sularso & Suga. 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita
49
50
Lampiran 1
Lampiran 2
Gambar Teknik Rangka Mesin
52
Lampiran 3
Lampiran 4