Anda di halaman 1dari 4

TEORI HARAPAN (EXPECTANCY THEORY)

Vroom pada tahun 1964 mengemukakan Expectancy Theory dimana ini merupakan
salah satu teori motivasi yang lebih fokus terhadap hasil, yang berbeda dengan teori
kebutuhan yang telah diungkapkan oleh Maslow and Herzberg.

Ada beberapa asumsi pokok dari teori Vroom yaitu:


1.kita percaya bahwa ketika setiap individu melakukan sesuatu dengan cara
tertentu, maka ia akan mendapatkan apa yang telah ia perbuat. Hal Ini biasa dikenal
dengan outcome expectancy yang merupakan penilaian seseorang secara subjektif
mengenai kemungkinan yang terjadi pada hasil yang diperoleh merupakan dampak
dari perilaku akan individu tersebut.

2.nilai yang akan diperoleh ketika seseorang menghasilkan sesuatu yang


diharapkan hal ini biasa disebut dengan valence di mana setiap orang akan memiliki
daya tarik yang berbeda akan suatu hasil yang diharapkan.

3.dalam mencapai suatu hasil akan menghadapi berbagai kesulitan, seberapa


mungkin usaha indvidu tersebut dapat tercapai sesuai dengan harapannya disebut
dengan effort expectancy.

Umumnya teori harapan dapat digunakan untuk memperkirakan motivasi dan


perilaku dalam situasi apapun dimana pilihan antara dia alternatif atau lebih harus
diambil. Contohnya teori ini digunakan untuk memperkirakan saatnya berhenti atau
tetap bertahan dalam suatu pekerjaan, apakah harus mengeluarkan tenaga dengan
ekstra keras atau hanya dengan tenaga yang minimal dalam menjalankan tugas,
dan apakah harus mengambil posisi dibidang manajemen, keuangan, pemasaranm
psikologi atau komunikasi.

Teori konsep mengenai ekspektansi :


Harapan (Expectancy) adalah mempresentasikan kepercayaan seseorang bahwa
sebuah tingkatan usaha akan diikuti dengan tingkatan kinerja tertentu. Dengan kata
lain, harapan ini bisa digambarkan dengan usaha -> kinerja. Faktor faktor yang
mempengaruhi persepsi dari karyawan:
1. Kepercayaan diri
2. Efektivitas diri
3. Kesuksesan pada tugas sebelumnya
4. Bantuan yang diterima dari atasan dan bawahan
5. Informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
6. Bahan dan peralatan yang baik untuk menunjang pekerjaan

Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi -> kinerja dimana mempresentasikan


kepercayaan seseorang bahwa suatu hasil tidak dapat diduga melalui penyelesaian
suatu kinerja tertentu. Kinerja menjadi berperan penting ketika nantinya mengarah
pada suatu yang lain. Misalnya berhasil dalam ujian merupakan peran penting agar
lulus kuliah. Contoh lain rencana atas pembagian keuntungan yang dimiliki
perusahaan Aflac membuat bonus para individu dalam perusahaan menjadi
berperan terhadap kinerja secara keseluruhan.

Valensi (Valence) adalah mengarah pada nilai positif atau negatif yang dirujuk oleh
orang-orang terhadap sebuah hasil. Valensi merefleksikan pilihan pribadi kita,
contohnya sebagian besar pegawai memiliki valenci positif terhadap penerimaan
tambahan uang atau pengakuan. Sebaliknya tekanan dalam pekerjaan atau
ancaman dipecat kemungkinan besar akan menghasilkan valensi negatif bagi
sebagian besar pegawai. Valensi sebuah hasil bergantung pada kebutuhan
seseorang dan bisa diukur untuk kepentingan penelitian dengan skala yang berkisar
dari nilai negatif dan bisa positif.

Teori ekspektansi dalam praktek


Model teori ini motivasi Vroom bisa digunakan untuk menganalisa program motivasi
dunia nyata, contoh kasus pada federal express dimana pada awalnya mahasiswa
yang bekerja dengan usaha yang rendah karena mereka dibayar berdasarkan
waktu, bukan hasil. Mereka menjadi bekerja dengan lambat dan mengakumulasi
sebanyak mungkin jam kerja. Dengan membiarkan para mahasiswa tersebut pulang
lebih awal apabila mereka telah menyelesaikan tugas yang diberikan, federal
express telah meminta usaha yang tinggi. Kebijakan yang baru ini menghasilkan dua
hasil bernilai positif : jaminan akan dibayar dan kesempatan untuk pulang lebih awal.
Motivasi untuk melakukan usaha tinggi menjadi lebih besar daripada motivasi untuk
mengeluarkan usaha yang rendah.
Menilai dari hasil yang mengagumkan, para mahasiswa memiliki harapan tinggi
tentang usaha -> kinerja dan instumentalities positif terhadap kinerja -> hasil.
Terlebih lagi, kesempatan jaminan dibayar dan pulang cepat terbukti memiliki valensi
yang positif terhadap mahasiswa tersebut.

Impikasi manajerial tentang teori ekspektansi


Teori ekspektansi telah dikritisi karena berbagai macam alasan. Misalnya teori ini
sulit diuji, pengukuran yang digunakan untuk menilai harapan, instumentality, dan
valensi memiliki validitas yang dipertanyakan. Namun dalam analisa finalnya, teori
ini memiliki implikasi praktis yang penting bagi seorang manajer dan organisasi
secara keseluruhan.

Implikasi bagi manajer Implikasi bagi organisasi


Menentukan nilai hasil para karyawan Memberi penghargaan atas kinerja yang
diharapkan, dan tidak merahasiakan
keputusan pembayaran
Mengindentifikasi kinerja yang baik Merancang pekerjaan yang menantang
sehingga perilaku yang memadai dapat
diberikan penghargaan
Memastikan bahwa pekerja dapat Mengikat beberapa penghargaan pada
mencapai tingkatan kinerja yang pencapaian kelompok untuk
ditargetkan membangkitkan kerja sama dan
mendukung kerja sama
Menghubungkan hasil yang diharapkan Memberikan penghargaan kepada para
dengan tingkatan kinerja yang manajer atas penciptaan, pengawasan,
ditargetkan dan pemeliharaan harapan,
instrumentality, hasil yang menuntun
pada kerja keras dan pencapaian
sasaran
Memastikan bahwa peruabahan pada Mengawasi motivasi pekerja melalui
hasil cukup besar memotivasi kerja keras wawancara atau kuesioner anonim
Memastikan sistem penghargaan untuk Menampung perbedaan individual
ketidakadilan dengan membangun fleksibilitas kedalam
program motivasi

Tidak ada satu tipe penghargaan yang terbaik, teori perbedaan dan kebutuhan
individu menjelaskan bahwa orang-orang termotivasi dengan penghargaan yang
berbeda. Oleh karena itu, para manajer harus fokus menghubungkan kinerja
pegawai terhadap penghargaan yang diharapkan terlepas dari jenis penghargaan
yang digunakan untuk meningkatkan motivasi.

Anda mungkin juga menyukai