Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ILMU KEALAMAN DASAR

MENGENAI BUMI
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Ilmu
Kealaman Dasar yang diampu oleh:
Dr. Dharmono, M, Si
Mahrudin, S. Pd.

Disusun Oleh:

Abd Halim 1710914210001


Eva Noorlatifah 1710914320023
Gusti Nada Jihan 1710914120008
Isna Aisyah Amini 1710914320037
Lilis Suryani Putri 1710914220025
Muhammad Norrahim 1710914310054
Nurhalisa 1710914120025
Putri Nuraziza 1710914320071
Rolinda Septi Mardiana 1710914220051
Sri Lestari Handayani 1710914320084
Wahyu Sugiono 1710914210055

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Semesta Alam karena atas
izin dan kehendak-Nya jualah makalah ini dapat kami rampungkan tepat pada
waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini di tujukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar, yang diampu oleh Bapak Mahrudin, S.
Pd. dan Bapak Dr. Dharmono, M, Si. Adapun judul makalah yang kami kerjakan
ini adalah

Dalam penulisan makalah ini kami tidak menemui berbagai hambatan


yang nyata. Kami juga sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tentu saja
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang
akan datang nanti. Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record dan
menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap
agar makalah ini dapat berguna dan mempermudah bagi orang lain yang
membacanya.

Banjarbaru, 21 Februari 2019

Penulis

2 ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

A. Latar Belakang................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6

A. Pengertian Bumi ............................................................................................... 6

B. Proses Terjadinya Bumi ..................................................................................... 7

C. Bagian-bagian Bumi ........................................................................................ 11

D. Perkembangan Bentuk Permukaan Bumi .......................................................... 20

E. Rotasi dan Revolusi Bumi ............................................................................ 25

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27

A. Simpulan ....................................................................................................... 27

B. Saran ............................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

iii

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi adalah planet ketiga dari matahari. Tata surya kita terdiri dari
matahari, sebagai pusatnya, dan dikelilingi oleh planet – planet, satelit,
meteor, debu dan gas antar planet. Bumi merupakan salah satu planet yang
menjadi bagian dari tatasurya tersebut. Bumi merupakan satu-satunya planet
yang diketahui memiliki atmosfer yang mengandung oksigen, lautan air di
permukaannya dan, tentu saja, kehidupan. Bumi disebut juga “planet biru”
karena tampak berwarna biru apabila dilihat dari luar angkasa. Planet bumi
sangat unik dalam Tata Surya karena terdapat air dalam tiga fasa (padat, cair,
dan gas) sehingga memiliki lautan dan kutub es serta terjadinya siklus
hidrologi (di antaranya hujan) yang berkesinambungan. Di bumi juga
berlangsung proses geologis secara aktif, yaitu terjadinya daur (siklus) geologi
yang menyebabkan permukaan Bumi terus mengalami perubahan dan
peremajaan (rejufenation) sepanjang waktu. Bumi merupakan suatu planet
yang istimewa bagi manusia. Bumi hingga sekarang ini merupakan satu-
satunya planet pada tata surya yang mempunyai kondisi yang memungkinkan
adanya suatu kehidupan karena adanya ketersediaan air dan juga oksigen.
Sebagaimana planet yang lain, dari jauh bumi tampak sebagai bola yang
melayang mengedari matahari yang mempunyai sebuah satelit yang disebut
bulan.
Bumi mempunyai atmosfer yang terdiri dari 78% N2, 21% O2 sedangkan
sisanya terdiri dari Argon 0,9%, Karbondioksida 0,03% dan gas-gas mulia
termasuk Ozon 0,07%. Permukaan Bumi sebagian besar tertutup air hingga
71%, komposisi dalam bumi merupakan selubung yang sebelah luarnya terdiri
dari campuran Silisium dan Aluminium (Si Al), yang sebelah dalam terdiri
dari campuran Silisium dan Magnesium (Si Ma). Bagian inti lebih banyak
mengandung Nikel dan Ferum. Bumi hanya memiliki satu satelit yaitu Bulan
atau Luna. Di Bulan tidak terdapat atmosfer, tekanannya hanya 10 –9 atm.

4
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Pengertian Bumi ?
2. Bagaimana proses pembentukan bumi dan apa saja teori yang
mengemukakan tentang terbentuknya bumi?
3. Apa saja bagian-bagian bumi?
4. Bagaimana perkembangan bentuk permukaan bumi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan dan mengetahui pengertian bumi
2. Untuk menjelaskan proses terbentuknya bumi dan mengetahui teori yang
mengemukakan tentang terbentuknya bumi.
3. Untuk menjelaskan dan mengetahui bagian-bagian bumi
4. Untuk menjelaskan bagaimana perkembangan bentuk permukaan bumi

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bumi
Dalam bahasa Inggris modern, kata benda earth dikembangkan dari kata
bahasa Inggris Pertengahan erthe (dicatat pada 1137), yang berasal dari kata
bahasa Inggris Kuno eorthe (sebelum 725), sedangkan kata itu sendiri berasal
dari kata Proto-Jermanik *erthō. Earth memiliki kata kerabat pada semua
bahasa Jermanik lainnya, termasuk aarde dalam bahasa Belanda, Erde dalam
bahasa Jerman, dan jord dalam bahasa Swedia, Denmark, dan Norwegia.
Earth adalah perumpamaan untuk dewi paganisme Jermanik (atau Jörð dalam
mitologi Norse, ibu dari dewa Thor). Dalam bahasa Indonesia, kata bumi
berasal dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah, dan selalu ditulis
dengan huruf kapital ("Bumi"), untuk merujuk pada planet Bumi, sementara
"bumi" dengan huruf kecil merujuk pada permukaan dunia, atau tanah.
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya.
Diperkirakan usianya mencapai 4.6 milyar tahun.Jarak antara bumi dan
matahari adalah 149.6 juta kilometer. Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut magnotosfer yang melindungi
bumi dari angin matahari, sinar ultrafiolet, dan radiasi dari luar angkasa.
Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer,
dan Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 km, berada dilapisan stratosfer dan
mesosfer untuk melindungi bumi dari sinar ultrafiolet. Perbedaan suhu bumi
adalah antara -70 C hingga 55 C tergantung pada iklim setempat. Sehari
dibagi menjadi 24 jam dan setahun 35,2425 hari. Bumi mempunyai massa
seberat 59.760 miliyar ton, denang luas permukaan 510 juta km persegi. Berat
jenis bumi sekitar 5.500 km/m kubik digunakan sebagai unit perbandingan
berat jenis planet yang lain. Kerak bumi lebih tipis didasar laut yaitu sekitar 5
km. Kerak bumi terbagikepada beberapa bagian dan bergerak melalui
pergerakan tektonik lempeng yang menhasilkan gempa bumi.Titik tertinggi
dipermukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik

6
terdalam adalah palung mariana di samudra pasifik dengan kedalaman
10.924 meter. Dan danau terdalam adalah danau baikal dengan kedalam 1.637
meter.
Bumi adalah planet terbesar kelima di tata surya. Ini lebih kecil dari empat
planet gas raksasa; Jupiter , Saturnus , Uranus , dan Neptunus tetapi lebih
besar dari tiga planet berbatu lainnya, Merkurius , Mars , dan Venus. Bumi
memiliki diameter sekitar 8.000 mil (13.000 kilometer) dan bulat karena
gravitasi menarik materi ke dalam bola. Tapi, itu tidak bulat sempurna. Bumi
benar-benar sebuah "oblate spheroid," karena putarannya menyebabkannya
terjepit di kutubnya dan membengkak di ekuator. Air menutupi sekitar 71
persen permukaan bumi, dan sebagian besar di lautan. Sekitar seperlima
atmosfer bumi terdiri dari oksigen, yang diproduksi oleh tanaman. Sementara
para ilmuwan telah mempelajari planet kita selama berabad-abad, banyak
yang telah dipelajari dalam beberapa dekade terakhir dengan mempelajari
gambar-gambar Bumi dari luar angkasa.

B. Proses Terjadinya Bumi


Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. akan tetapi bentuk
permukaan bumi selalu mengalami perubahan secara terus menerus sepanjang
masa. proses perubahan bentuk permukaan bumi disebabkan oleh tenaga
geologi yakni tenaga berasal dari dalam bumi ( Endogen) dan tenaga dari luar
bumi ( Eksogen ). Berdasarkan beberapa pengamatan diketahui bahwa bumi
berbentuk bulat bola yang memepatkan kutubnya. Garis ditengah Khatulistiwa
adalah 12.713,54 KM dan jarak antara kutub utara dengan kutub selatan
adalah 12.713,54 KM
1. Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi
a. Teori Kabut (Nebula)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan
proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula)
yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De
Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.

7
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik
antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan
memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori nebula ini
terdiri dari beberapa tahap,yaitu :
1) Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas,
kabut yang begitu pekat dan besar.
2) Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana
pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian
membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi
lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari
matahari yang disebut sebagai planet, bergerak
mengelilingi matahari.
3) Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus
melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari
dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
b. Teori Planetisima
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli
astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal
Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang
ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas
begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya
lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut
mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.

8
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi
terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan
bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan
membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal.
Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada
akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
c. Tori Pasang Surut Gas(Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold
Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu
masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya
adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60
kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan
terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh
matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-
gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari
massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
d. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A
Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang
kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material
yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai
gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu.
Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari,
sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.

9
e. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi
berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya
terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk
cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi
dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu
galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet
bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen
dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui
bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian
dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki
permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur
hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.

Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli
seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere
Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi
tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan

10
sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini
menjadi planet.
Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald
P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa
gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet.Pusat
piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan
protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan
menggumpal menjadi planet – planet. Dalam teorinya beliau juga
mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa.
Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada
porosnya sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar,
sedangkan bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah
cakram mulai menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta suhunya
bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya
terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar
massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.
Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut
menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat
tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur
lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk
palnet – planet, termasuk bumi.

C. Bagian-bagian Bumi
Bagian dalam bumi, seperti halnya planet terestrial lainnya, dibagi menjadi
beberapa lapisan berdasarkan sifat kimianya atau fisiknya ( reologi ). Lapisan
luar adalah kerak padat silikat yang berbeda secara kimia , yang didasari oleh
mantel padat yang sangat kental. Kerak dipisahkan dari mantel oleh
diskontinuitas Mohorovičić . Ketebalan kerak bervariasi dari sekitar 6

11
kilometer (3,7 mil) di bawah lautan hingga 30-50 km (19-31 mil) untuk benua.
Kerak dan dingin, kaku, bagian atas mantel atas secara kolektif dikenal
sebagai litosfer, dan dari litosfer inilah lempeng tektonik tersusun. Di bawah
litosfer adalah astenosfer, lapisan dengan viskositas yang relatif rendah di
mana litosfer mengendarai. Perubahan penting dalam struktur kristal di dalam
mantel terjadi pada 410 dan 660 km (250 dan 410 mi) di bawah permukaan,
mencakup zona transisi yang memisahkan mantel atas dan bawah. Di bawah
mantel, inti luar cairan dengan viskositas sangat rendah terletak di atas inti
bagian dala . Melalui pengamatan seismologi (hantaran pada gelombang
gempa bumi)para ahli memperoleh gambaran mengenai susunan bagian dalam
bumi. Bumi ternyata memiliki beberapa lapisan, di mulai dari yang terdalam
yaitu (controsfer/barisfer), lapisan kulit yang padat (litosfer) dan lapisan air
pada permukaan bumi (hidrosfer). Bumi diselimuti gas, yaitu atmosfer.
Berikut bagian-bagian bumi antara lain:
1. Inti Bumi (Barisfer/Centrosfer)
Inti bumi terdiri dari tiga bagian, yaitu : mantel (tebalnya 1800
mil), inti luar (tebalnya 1360 mil) dan inti dalam (tebalnya 815mil). Berat
jenis inti bumi diperkirakan 10,7. Pengaruh panas matahri hanya terasa
paling dalam 20m dibawah permukaan bumi. Setelah 20m kebawah
temperaturnya telah konstan, akan tetapi, makin masuk kedalam bumi
temperaturnya makin tinggi. Umumnya tiap turun 33m temperature akan
naik 10C. Angka 33m ini disebut ‘jumlah geometris’, artinya jumlah meter
yang diperlukan untuk kenaikan temperature 10C, apabila turun vertical
kedalam lapisan bumi. Derajat Geothermis, artinya jumlah derajat Celcius
yang dipakai apabila turun vertical 100m kedalam bumi. Jumlah
geothermis tidak sama disetiap tempat. Batuan gunung berapi yang masih
panas memperkecil derajat geotermis, sedangkan air samudra dan air tanah
memperbesar derajat geotermisnya.
Namun diduga bahwa makin jauh dari permukaan bumi akin kecil
derajat geotermisnya, sehingga temperature inti bumi tidak akan lebih dari
3.0000C. Dalam temperature ini segala macam zat telah mencair / menjadi

12
gas, tetapi karena tekanan berat dari lapisan-lapisan di atasnya maka
barisfer tetap padat. Beberapa ulasan tentang padatnya barisfer; seandainya
barisfer cair, maka tentu akan terjadi pasang naik dan pasang surut, yang
mungkin akan mengakibatkan permukaan bumi kembang kempis. Getaran
gempa di Jepang dapat diukur di Inggris dengan alat yang halus, sifat
tersebut menunjukan bahwa inti bumi padat.
2. Selimut atau selubung merupakan lapisan yang letaknya dibawah lapisan
kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapau 2.900 km dan merupakan
lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000 °C,
tetapi tekanannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.

3. Kulit Bumi (Litosfer)


Kulit bumi (Litosfer) (lithos = batuan, sphaira – bulatan) adalah
bagian bumi yang vital bagi kehidupan manusia, berupa benua, daratan,
pulau-pulau tempat tinggal dan tempat melangsungkan kehidupan
manusia. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan Sial (Silisium
dan Aluminium) dengan berat jenis rata-rata 2,65 dan lapisan Sima
(Silisium dan Magnesium) dengan berat jenis rata-rata 2,9. Kulit bumi
terdiri dari zat padat yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu,
gunung berapi,kerikil dll) menurut kejadiaanya, batuan dibedakan atas tiga
golongan yaitu :
a. Batuan Beku : terjadi dari magma yang cair dan panas membeku di
dalam atau diluar bumi akibat temperaturnya turun. Menurut
tempat terbentuknya, dibedakan ada tiga macam, yaitu batuan luar
(magma yang cair dan panas keluar dari kawah gunung berapi saat
meletus dan bersentuhan dengan udara yang tempraturnya lebih
rendah dimuka bumi, akibatnya magma tadi membeku menjadi
batuan), batuan beku sela (magma yang membeku di jalan keluar
muka bumi), dan batuan beku dalam (magma yang membeku di
dalam bumi)

13
b. Batuan Sedimen (endapan) : angin, air, es mengkikis batuan dan
hasil kikisannya diendapkan ke tempat lain. Hasil kikisan ini ada
yang tetap gembur, ada yang menjadi keras (membatu), karena
tekanan dari lapisan di atasnya. Contoh yang tetap gembur (pasir
pantai dan sungai) sedangkan yang mengeras (konglomrat =
kumpulan batu-batu kerikil yang menyatu dan mengeras dan
batuan pasir – kumpulan pasir yang menyatu dan mengeras).
c. Batuan Metamorf (malihan) : batuan sedimen maupun batuan beku
yang telah mengalami perubahan sifat, karena suhu yang tinggi
atau tekanan yang berat. Contoh batu pualam (marmer)
a. Lapisan Air (Hidrosfer)
Hidrosfer (Hydro = air, sphaira = bulatan) ialah semua perairan
yang berada di bumi, yaitu samudra, lautan, danau, sungai dan air tanah.
Kira-kira 71% dari planet bumi ini nerupakan lapisan air. Air dari laut,
sungai, danau menguap (evaporasi) ditambah dari penguapan vegetasi
(transpirasi) akan membentuk awan. Awan yag terbawa oleh angin
ketempat yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan (kondensasi)
sehingga terurai menjadi titik-titik air yang karena gaya beratnya akan
turun kemuka bumi sebagai hujan (presipitasi). Setelah sampai dimuka
bumi, sebagian mengalir diatas permukaan bumi dan aliran bawah
permukaan , mengisis kembali danau, sungai, dan laut srta diserap kembali
oleh tumbuhan. Dengan demikian terjadilah siklus hidrologi.
b. Lapisan Udara
Lapisan udara (Atmosfer = uap, udara, Sphaira = bulatan )
menyelimuti bumi. Berdasarkan sifatnya dibagi dalam beberapa lapisan.
Antara lain dijelaskan sebagai berikut:
a. Troposfer
Troposfer adalah lapisan terendah atmosfer bumi. Itu
memanjang dari permukaan bumi ke ketinggian rata-rata sekitar 12
km (7,5 mi; 39.000 kaki), meskipun ketinggian ini bervariasi dari
sekitar 9 km (5,6 mil; 30.000 kaki) di kutub geografis hingga 17

14
km (11 mil; 56.000 kaki) di Ekuator, dengan beberapa variasi
karena cuaca. Troposfer dibatasi di atas oleh tropopause , batas
yang ditandai di sebagian besar tempat oleh inversi suhu (yaitu
lapisan udara yang relatif hangat di atas yang lebih dingin), dan di
tempat lain oleh zona yang isotermal dengan ketinggian. Meskipun
variasi memang terjadi, suhu biasanya menurun dengan
meningkatnya ketinggian di troposfer karena sebagian besar
troposfer dipanaskan melalui transfer energi dari permukaan.
Dengan demikian, bagian terendah dari troposfer (yaitu permukaan
bumi) biasanya merupakan bagian paling hangat dari troposfer. Hal
ini mendorong pencampuran vertikal (maka, asal namanya dalam
bahasa Yunani τρόπος, tropos , yang berarti "berubah"). Troposfer
mengandung sekitar 80% massa atmosfer bumi. Troposfer lebih
padat daripada semua lapisan atmosfer atasnya karena berat
atmosfer yang lebih besar berada di atas troposfer dan
menyebabkannya menjadi sangat padat. Lima puluh persen dari
total massa atmosfer terletak di bagian bawah troposfer 5,6 km (3,5
mi; 18.000 kaki). Hampir semua uap air atmosferik atau uap air
ditemukan di troposfer, jadi itu adalah lapisan tempat sebagian
besar cuaca Bumi terjadi. Ini pada dasarnya memiliki semua jenis
genus awan terkait cuaca yang dihasilkan oleh sirkulasi angin aktif,
meskipun awan guntur cumulonimbus yang sangat tinggi dapat
menembus tropopause dari bawah dan naik ke bagian bawah
stratosfer. Sebagian besar kegiatan penerbangan konvensional
terjadi di troposfer, dan itu adalah satu-satunya lapisan yang dapat
diakses oleh pesawat berbaling-baling.
b. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan terendah kedua dari atmosfer
bumi. Itu terletak di atas troposfer dan dipisahkan oleh tropopause .
Lapisan ini memanjang dari puncak troposfer pada kira-kira 12 km
(7,5 mi; 39.000 kaki) di atas permukaan bumi ke stratopause pada

15
ketinggian sekitar 50 hingga 55 km (31 hingga 34 mi; 164.000
hingga 180.000 kaki). Tekanan atmosfer di bagian atas stratosfer
kira-kira 1/1000 tekanan di permukaan laut . Ini berisi lapisan
ozon, yang merupakan bagian dari atmosfer bumi yang
mengandung konsentrasi gas yang relatif tinggi. Stratosfer
mendefinisikan lapisan di mana suhu naik dengan meningkatnya
ketinggian. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh penyerapan radiasi
ultraviolet (UV) dari Matahari oleh lapisan ozon , yang membatasi
turbulensi dan pencampuran. Meskipun suhunya mungkin −60 ° C
(−76 ° F; 210 K) pada tropopause, bagian atas stratosfer jauh lebih
hangat, dan mungkin mendekati 0 ° C. Profil suhu stratosfer
menciptakan kondisi atmosfer yang sangat stabil, sehingga
stratosfer tidak memiliki turbulensi udara penghasil cuaca yang
begitu lazim di troposfer. Akibatnya, stratosfer hampir sepenuhnya
bebas dari awan dan bentuk cuaca lainnya. Namun, awan stratosfer
atau nacreous kutub kadang-kadang terlihat di bagian bawah
lapisan atmosfer di mana udaranya paling dingin. Stratosfer adalah
lapisan tertinggi yang dapat diakses oleh pesawat bertenaga jet.
c. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan tertinggi ketiga atmosfer Bumi,
menempati wilayah di atas stratosfer dan di bawah termosfer. Ia
memanjang dari stratopause di ketinggian sekitar 50 km (31 mi;
160.000 kaki) hingga mesopause di 80–85 km (50–53 mi;
260.000–280.000 kaki) di atas permukaan laut. Temperatur turun
dengan meningkatnya ketinggian ke mesopause yang menandai
bagian atas lapisan tengah atmosfer ini. Ini adalah tempat terdingin
di Bumi dan memiliki suhu rata-rata sekitar -85 ° C (-120 ° F ;
190 K ). Tepat di bawah mesopause, udaranya begitu dingin
sehingga uap air yang sangat langka sekalipun pada ketinggian ini
dapat disublimasikan menjadi awan noctilucent polar-mesosfer .
Ini adalah awan tertinggi di atmosfer dan dapat terlihat oleh mata

16
telanjang jika sinar matahari memantulkannya sekitar satu atau dua
jam setelah matahari terbenam atau waktu yang sama sebelum
matahari terbit. Mereka paling mudah terlihat ketika Matahari
sekitar 4 hingga 16 derajat di bawah cakrawala. Pelepasan yang
disebabkan oleh petir yang dikenal sebagai transient luminous
events (TLEs) kadang-kadang terbentuk di mesosfer di atas awan
petir troposfer . Mesosfer juga merupakan lapisan tempat sebagian
besar meteorterbakar di pintu masuk atmosfer. Itu terlalu tinggi di
atas Bumi untuk dapat diakses oleh pesawat bertenaga jet dan
balon, dan terlalu rendah untuk mengizinkan pesawat ruang
angkasa orbital. Mesosfer ini terutama diakses oleh roket dan
pesawat bertenaga roket.
d. Termosfer
Termosfer adalah lapisan tertinggi kedua di atmosfer Bumi.
Itu memanjang dari mesopause (yang memisahkannya dari
mesosphere) pada ketinggian sekitar 80 km (50 mi; 260.000 kaki)
hingga termopause pada kisaran ketinggian 500-1000 km (310-620
mi; 1.600.000-3.300.000 kaki) ). Ketinggian termopause sangat
bervariasi karena perubahan aktivitas matahari. [11] Karena
termopause terletak pada batas bawah eksosfer, ia juga disebut
sebagai exobase . Bagian bawah termosfer, dari 80 hingga 550
kilometer (50 hingga 342 mi) di atas permukaan bumi,
mengandung ionosfer. Suhu termosfer secara bertahap meningkat
dengan ketinggian. Berbeda dengan stratosfer di bawahnya, di
mana inversi suhu disebabkan oleh penyerapan radiasi oleh ozon,
inversi dalam termosfer terjadi karena kepadatan molekul yang
sangat rendah. Suhu lapisan ini dapat naik hingga 1500 ° C (2700 °
F), meskipun molekul gas sangat jauh sehingga suhunya dalam arti
yang biasa tidak terlalu berarti. Udara sangat langka sehingga
molekul individu ( oksigen , misalnya) berjalan rata-rata 1
kilometer (0,62 mi; 3300 kaki) antara tabrakan dengan molekul

17
lain. [13] Meskipun termosfer memiliki proporsi molekul yang
tinggi dengan energi tinggi, termosfer tidak akan terasa panas bagi
manusia yang bersentuhan langsung, karena kepadatannya terlalu
rendah untuk menghantarkan sejumlah besar energi ke atau dari
kulit. Lapisan ini benar-benar tidak berawan dan bebas uap air.
Namun, fenomena non-hidrometeorologis seperti aurora borealis
dan aurora australis kadang-kadang terlihat di termosfer. The
Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit di lapisan ini, antara
350 dan 420 km (220 dan 260 mil).
e. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan terluar atmosfer bumi (yaitu batas
atas atmosfer). Ia memanjang dari exobase , yang terletak di bagian
atas termosfer pada ketinggian sekitar 700 km di atas permukaan
laut, hingga sekitar 10.000 km (6.200 mi; 33.000.000 kaki) tempat
ia bergabung menjadi angin matahari . Lapisan ini terutama
tersusun atas densitas hidrogen, helium, dan beberapa molekul
yang lebih berat, termasuk nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida
yang lebih dekat dengan exobase. Atom-atom dan molekul-
molekulnya sangat berjauhan sehingga mereka dapat berjalan
ratusan kilometer tanpa saling bertabrakan. Dengan demikian,
eksosfer tidak lagi berperilaku seperti gas, dan partikel-partikel
terus-menerus melarikan diri ke ruang angkasa. Partikel-partikel
yang bergerak bebas ini mengikuti lintasan balistik dan dapat
bermigrasi keluar-masuk dari magnetosfer atau angin matahari.
Eksosfer terletak terlalu jauh di atas Bumi untuk memungkinkan
terjadinya fenomena meteorologis. Namun, aurora borealis dan
aurora australis kadang-kadang terjadi di bagian bawah eksosfer, di
mana mereka tumpang tindih dengan termosfer. Eksosfer berisi
sebagian besar satelit yang mengorbit Bumi.

18
Atmosfer penting bagi khidupan di bumi karena tanpa atmosfer,
makluk hidup tidak dapat hidup . atmosfer juga sebagai pelindung
kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan
mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Sangat
beruntung bahwa atmosfer menyebabkan ambatan bagi benda yang
bergerak melaluinya, sehingga metior melalui atmosfer akan menjadi
panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Atmosfer bersifat
kompresibel (bias dimanpatkan) sehingga lapisan atmosfer hewan lebih
padat daripada lapisan di atasnya, akibatnya tekanan udara berkurang
sesuai ketinggian.
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak
dan tidak berwarna. Empat gas yaitu nitrogen(N2), oksigen (O2), argon
(Ar) dan Carbondioksida (CO2) volumenya hampir 100% dari volume
udara. Volume nitrogen( N2) 78%, oksigen 20 %, argon 0,9% dan
carbondioksida 0,03% . gas lain yang stabil adalah neon(Ne), helium(He),
krpton(Kr), hydrogen (H2), xenon (Se), metana(CH4), sedangkan yang
kurang stabil antara lain ozon (O3). Oksigen sangat penting bagi
kehidupan, yaitu mengubah zat makanan menjadi energy. Oksigen dapat
bergabung dengen unsur kimia lain yang di butuhkan untuk pembekaran.
Karbon dioksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, pernafasan
manusia dan hewan, kemudian di butuhkan oleh tumbuhan. Karbon
dioksida mengakibatkan efek rumah kaca, kenaikan konsentrasi carbon
dioksida di dalam atmosfer akan mengakibatkan kenaikan suhu permukaan
bumi. Nitrogen terdapat di udara dalam jumlah paling banyak, tidak
langsung bergabung dengan unsur lain. Tetapi pada hakekatnya unsur ini
adalah penting, karena merupakan dari senyawa organic, kalau tidak ada
unsure ini, materi akan mudah terbakar dan setiap ada api akan
menimbulkan kebakaran yang sulit di padamkan. Neon, Argon, Xeon, dan
Kripton tidak mudah bergabung dengan unsur lain , bisa digunakan untuk
bohlam lampu. Helium dan Hidrogen merupakan gas yang paling ringan
dan sering digunakan untuk mengisi balon. Ozon terutama terdapat pada

19
ketinggian 20 km- 30 km, gas ini dapat menyerap radiasi ultra violet dari
matahari yang bisa membahayakan bagi mahluk hidup.

D. Perkembangan Bentuk Permukaan Bumi


Kita tentu pernah mendengar bahkan merasakan adanya fenomena alam
yang berhubungan dengan pergerakan muka bumi. Fenomena alam tersebut
antara lain gempa bumi, tanah longsor, dan penurunan permukaan tanah.
Berbagai fenomena alam yang terjadi itu menunjukkan bahwa permukaan
bumi bersifat labil. Contoh fenomena diatas menunjukkan adanya dinamika
yang terjadi di permukaan bumi. Dinamika itu terjadi akibat adanya aktivitas
tenaga endogen dan tenaga eksogen dari waktu ke waktu. Permukaan bumi
sendiri mengalami perubahan bentuk karena terjadinya deformasi lapisan
batuan penyusun kulit bumi.
Terhadap adanya gerakan lapisan kulit bumi tersebut banyak ahli yang
mengemukakan teorinya, antara lain sebagai berikut:
1. Teori Kontraksi
Teori kontraksi dikemukakan oleh James Dana di AS tahun 1847
dan Elie de Baumant di Eropa tahun 1852. Mereka berpendapat bahwa
kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di
bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan-pengerutan itu
mengakibatkan bumi menjadi tidak rata. Keadaan itu dianggap sama
seperti buah apel, yaitu jika bagian dalamnya mongering kulitnya akan
mengerut.
Teori yang dikemukakan oleh kedua ahli itu mendapat banyak kritikan.
Kritikan itu antara lain menyatakan bahwa bumi tidak akan mengalami
penurunan suhu yang sangat drastic sehingga mengakibatkan terbentuknya
pegunungan tinggi dan lembah-lembah di permukaan bumi. Di dalam
bumi juga terdapat banyak unsur radioaktif yang selalu memancarkan
panasnya sehingga ada tambahan panas bumi. Selain itu reaksi-reaksi
kimia antarmineral di dalam bumi dan pergeseran-pergeseran kerak bumi
akan menimulkan panas.

20
2. Teori Laurasia-Gondwana
Eduard Zuess dalam bukunya The Face of the Earth (1884) dan
Frank B.Taylor (1910) mengemukakan teorinya bahwa pada mulanya
terdapat dua benua di kedua kutub bumi. Benua-benuar tersebut diberi
nama Laurentia (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua itu kemudian
bergerak secara perlahan kearah ekuator sehingga terpecah-pecah
membentuk benua-benua seperti sekarang.
Amerika Selatan, Afrika, dan Australia menyatu dalam Gondwanaland,
sedangkan benua-benua lainnya menyatu dalam laurasia. Teori laurasia-
gondwana diyakini oleh banyak ahli karena bentuk pecahan-pecahan
benua tersebut apabila digabungkan dapat tersambung dengan tepat.
Namun, penyebab pecahanya benua-benua tersebut belum dapat
ditemukan.
3. Teori Apungan Benua
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912
dalam bukunya The Origin of the Continent’s and Ocean’s. Wegener
mengemukakan teori tentang perkembangan bentuk permukaan bumi
berhubungan dengan pergeseran benua. Menurut Wegener, dipermukaan
bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut
Pangea (dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta sebuah
samudra bernama Panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara
perlahan kea rah ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang. Teori
apungan benua diperkuat dengan adanya kesamaan garis pantai antara
Amerika Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil
pada lapisan di kedua daerah tersebut. Gerakan tersebut menurut Wegener
disebabkan oleh adanya rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal
sehingga gerakan cenderung kea rah ekuator, sedangkan adanya gaya
Tarik-menarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerak ke arah barat.
Gerakan ke arah barat tersebut terjadi seperti halnya pada saat terjadinya
gelombang pasang, yaitu akibat revolusi bulan yang bergerak dari arah
barat ke timur. Akan tetapi sekitar tahun 1960-an muncul kritik terhadap

21
teori itu yang mempertanyakan kemungkinan massa benua yang sangat
besar dan berat dapat bergeser di atas lautan yang keras.
4. Teori Konveksi
Teori Konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke
arah vertical di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut
berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi
yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi
menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi
menjadi tidak rata.
Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H. Hess dari
Princenton University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the
Ocean Basin, Hess mengemukakan pendapatnya tentang aliran konveksi
yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah
laut). Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam
kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi
baru.
5. Teori Pergeseran Dasar Laut
Robert Diesz, seorang ahli Geologi dasar laut Amerika Serikat
mengembangkan teori konveksi yang dikemukakan Hess. Penelitian
topografi dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-bukti baru
tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar laut ke
kedua sisinya. Penyelidikan umur sedimen dasar laut mendukung teori
tersebut, yaitu makin jauh dari punggung dasar laut umurnya makin tua.
Hal itu berarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut.
Beberapa contoh punggung dasar laut adalah East Pacific Rise, Mid
Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.
6. Teori Lempeng Tektonik
Teori lempeng teknonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris,
Mc Kenzie dan Robert Parker. Kedua ahli itu menyampaikan teori yang
menyempurnakan teori-teori sebelumnya, seperti pergeseran benua,
Pergesaran dasar laut, dan teori konveksi sebagai satu kesaruan konsep

22
yang sangat berharga dan di terima olehnpara ahli geologi. Kerak bumi
dan litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu
lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi ysng keluar dari
punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan dibagian lain akan
masuk kembali lapisan dalam dan bercamput dengan meteri di lapisan itu.
Daerah tempat masukna materi tersebut merupakan patahan (transform
fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan pulau vulkanis.
Pada daerah transform fault itu akhirnya gempa bumi banyak
terjadi akibat pergeseran kerak bumi yang berlangsung secara terus-
menerus sehingga lempeng kerak bumi terpecah-pecah, Karena lempeng-
lempeng itu berada diatas lapisan yang cair, panas, dan plastis (astenosfer)
maka lempeng-lempeng menjadi dapat bergerak secara tidak beraturan. Di
dalam gerakannya kadang-kadang ada dua lempeng yang saling menjauh
di sepanjang patahan, ada juga lempeng-lempeng yang saling bertabrakan
sehingga menimbulkan gempa yang dasyat. Lempeng-lempeng itulah yang
disebut lempeng tektronik.
Pada saat ini di permukaan bumi terdapat enam lempeng utama.
a. Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah
pinggirannya termasuk Indonesia.
b. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika
Selatan, dan setengah bagian barat lautan Atlantik.
c. Lempeng Afrika, wilayah nya meliputi Afrika, setengah bagian
timur lautan Atlantik, dan bagian barat lautan Hindia.
d. Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di lautan
Pasifik.
e. Lempeng India-Australia, wilayahnya meliputi lempeng lautan
Hindia serta subkontinen India dan Australia bagian barat.
f. Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan
lempeng lautan Antartika.
Pergerakan lempeng tektonik dapat menimbulkan bentukan-
bentukan di permukaan bumi yang berbeda-beda. Keragaman bentukan

23
tersebut di pengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Ada tiga
kemungkinan kekuatan pergerakan dua lempeng, yaitu sama-sama kuat,
sama-sama lemah, dan yang satu kuat, sedangkan yang lain lemah. Batas
lempeng-lempeng tektonik ditandai oleh adanya bentukan-bentukan alam
akibat aktivitas lempeng itu sendiri. Batas lempeng tektonik dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu batas konvergen, batas divergen, dan
batas sesar mendatar.
a. Batas Konvergen
Pada batas konvergen (memusat) terjadi tabrakan antar lempeng
sehingga salah satu lempeng tersebut menghujam
kebawah(subduction). Oleh karena itu batas itu di sebut dengan
batas subduksi. Adanya subduksi antara lain dapat menyebabkan
terjadinya palung laut. Pegunungan Himalaya termasuk dalam
batas konvergen karena merupakan hasil tabrakan dua lempeng
tektonik yang sangat besar, yaitu lempeng India-Australia dengan
lempeng Eurasia. Sekitar 40 juta tahun lalu lempeng India-
Australia menabrak lempeng Eurasia.
b. Batas Divergen
Batas divergen(menyebar) terjadi karena lempeng-lempeng
bergerak saling menjauh(berlawanan). Pada batas ini ditandai
dengan terbentuknya kerak bumi baru karena naiknya materi dari
astenosfer yang biasanya membentuk punggung laut. Oleh karena
itu, zona ini di sebut juga batas konstruktif.
c. Batas sesar mendatar
Batas sesar mendatar terjadi karena adanya pergeseran dua
lempeng dengan arah berlawanan. Pergeseran itu tidak
menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak Bumi, tetapi di
sepanjang daerah itu ditandai adanya keretakan. Gerakan lempeng
tektonik menyebabkan terjadinya gempa bumi dan pembentukan
gunnung.

24
Gempa bumi yang terjadi karena adanya pergeseran lempeng
tektonik di sebut gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik merupakan
gempa bumi yang paling sering terjadi. Kekuatan gempa tektonik yang
dasyat menyebabkan banyak kerusakan di permukaan bumi. Gunung atau
pegunungan terbentuk apabila dua lempeng tektonik bertabrakan dan salah
satu lempeng itu menusuk bagian bawah lempeng yang lain. Daerah
perbatasan kedua lempeng yang bertabrakan itu menjadi tempat
terbentuknya gunung dan pegunungan.

E. Rotasi dan Revolusi Bumi


a. Rotasi Bumi
Rotasi merupakan perputaran benda pada suatu sumbu yang tetap,
misalnya perputaran gasing dan bumi pada porosnya. Bumi berotasi terjadi
pada poros/garis/sumbu utara-selatan.
Kecepatan rotasi bumi dapat diukur oleh banyaknya putaran per
satuan waktu. Misalnya bumi kita berputar 1 putaran per 24 jam. Untuk
rotasi mesin yang berputar lebih cepat dari rotasi bumi, kita pakai satuan
rotasi per menit (rpm).
Akibat dari gerak rotasi ini, maka benda tersebut akan mengalami
gaya sentrifugal, yaitu jenis gaya dalam ilmu fisika yang mengakibatkan
benda akan terlempar keluar. Hal ini akan nampak terasa apabila kita
mengendarai mobil yang melewati tikungan melingkar. Pada saat ini mobil
akan bergerak melingkar dengan kecepatan lebih tinggi, maka penumpang
dalam mobil akan merasakan seolah-olah mereka terlempar ke samping
(ke sisi luar lingkaran tersebut) sebagai akibat dari adanya gaya
sentrifugal.
Bumi berotasi pada porosnya dari arah barat ke timur. Arahnya
persis dengan revolusi bumi mengelilingi matahari. Kala rotasi bumi
adalah 23 jam 56 menit 4 detik selang waktu ini disebut satu hari (24 jam).
Sekali berotasi, bumi menempuh 3600 bujur selama 24 jam.Artinya 10
bujur bumi menempuhnya selama 4 menit. Dengan demikian, tempat-

25
tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda selang waktu 4 menit. Rotasi
bumi menimbulkan peristiwa yaitu:
1. Pergantian siang dan malam
2. Perbedaan waktu berbagai tempat di muka bumi
3. Gerak semu harian bintang
4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
5. Bentuk bumi menjadi spheroid (bulat)

b. Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Bumi
mengelilingi matahari pada orbitnya sekali dalam waktu 3651/4.Waktu
3651/4 atau satu tahun surya disebut kala revolusi bumi.
Revolusi ini menimbulkan beberapa gejala alam yang berulang
secara berulang setiap tahun, diantaranya:
1. Perbedaan lama siang dan malam
2. Gerak semu tahunan matahari
3. Perubahan musim
4. Perubahan kenampakan rasi bintang
5. Kalender masehi

26
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Jadi, dari materi yang dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa,
bumi berasal dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah, dan selalu
ditulis dengan huruf kapital ("Bumi"), untuk merujuk pada planet Bumi,
sementara "bumi" dengan huruf kecil merujuk pada permukaan dunia, atau
tanah. Kemudian proses terbentuknya bumi terdiri dari berbagai macam,
antara lain : Teori Kabut (Nebula), Teori Planetisima, Teori Pasang Surut
Gas (Tidal), Teori Bintang Kembar, Teori Big Bang, Teori Buffon, Teori
Kuiper atau teori kondensasi, dan Teori Weizsaecker. Kemudian untuk
bagian-bagian bumi terdiri dari : Inti Bumi (Barisfer/Centrosfer), Selimut
atau selubung, Kulit Bumi (Litosfer). Selanjutnya ada beberapa ahli yang
mengemukakan teori mengenai gerakan lapisan kulit bumi antara lain:
Teori Kontraksi (yang dikemukakan oleh James Dana), Teori Laurasia-
Gondwana (Eduard Zuess), Teori Apungan Benua (Alfred Lothar
Wegener),Teori Konveksi (Harry H.Hess), Teori Penggeseran Dasar Laut
(Robert Diesz), Teori Lempeng Tektonik (Mc Kenxie dan Robert Parker).

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, para penulis serta penyusun
berharap dapat membantu para pembaca dalam memahami aspek-aspek
mengenai bumi, baik dari pengertian, cara terbentuk serta lapisan-lapisan
di luar maupun di dalam bumi. Selain itu, para penyusun juga sangat
berharap adanya kritik maupun saran agar makalah ini menjadi lebi baik
dari segi sistematis maupun isinya.

27
DAFTAR PUSTAKA
Dharmono. 2018. Bahan Ajar Ilmu Kealaman Dasar. Banjarmasin:
Universitas Lambung Mangkurat.
Rachman, Basuni. tt. Planet Bumi. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/KONSEP_DASAR_BUMI_ANTARIKSA_UNTUK_SD/BB
M_10.pdf diakses pada 20 Februari 2019.
Hestiyanto, Yusman. 2007. GEOGRAFI SMA Kelas X. Jakarta: PT Ghalia
Indonesia.

28

Anda mungkin juga menyukai