Anda di halaman 1dari 7

REFERAT

INOTROPIK

Disusun oleh :

Ignatius Bayu Hermawan 406181014

Sopaka Udhakarmata 4061820

Pembimbing:

dr. Luky, Sp. An

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU ANESTESI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

11 MARET – 14 APRIL 2019


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
nikmat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat dengan tema
“Obat Inotropik”.
Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi
Universitas Tarumanagara di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong periode 11 Maret – 14 April
2019. Di samping itu, referat ini ditujukan untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan
pembaca.
Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dr. Luky, Sp An selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini, serta kepada dokter–
dokter pembimbing lain yang telah membimbing penulis selama di Kepaniteraan Klinik Ilmu
Anestesi Kota Cibinong. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan–rekan anggota
Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi Kota Cibinong serta berbagai pihak yang telah memberi
dukungan dan bantuan kepada penulis selama penulis mengerjakan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan, kritik maupun saran yang dapat
membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih, semoga tugas referat ini dapat
memberikan tambahan informasi bagi kita semua.

Cibinong, 10 April 2019


A. Definisi Inotropik

Agen inotropik, atau inotropes adalah obat yang mengubah tekanan kontraksi otot jantung
(detak jantung). Ada dua tipe berbeda obat-obatan inotropik: negatif dan positif. Ada 2 jenis
inotropes: inotropes positif dan inotropes negatif : Inotropes positif menguatkan tekanan detak
jantung. Inotropes negatif melemahkan tekanan detak jantung dan membuat jantung berdetak lebih
lemah. Keduanya digunakan untuk menangani berbagai kondisi yang mempengaruhi fungsi jantung.
Faktor yang meningkatkan kontraktilitas disebut sebagai aksi inotropik positif. Faktor yang
menurunkan kontraktilitas memiliki aksi inotropik negatif. Agen inotropik positif biasanya
menstimulasi masuknya Ca2+ ke dalam sel otot jantung, kemudian akan meningkatkan tekanan dan
durasi dari kontraksi ventrikular. Agen inotropik negatif akan memblok pergerakan Ca 2+ atau
mendepresi metabolisme otot jantung. Faktor inotropik positif dan negatif termasuk pada aktivitas
sistem saraf otonom, hormon, dan perubahan konsentrasi ion ekstraselular. Obat-obat inotropik yang
meningkatkan kemampuan kekuatan kontraksi otot jantung. Obat-obat simpatomimetik adalah obat
inotropik kuat yang terutama digunakan untuk terapi gagal jantung berat pada suasana akut.

B. Agen-Agen Inotropik
1. Amrinone
2. Digoxin
3. Dobutamine
4. Dopamine
5. Inamrinone
6. Intropin
7. Lanoxin
8. Milrinone.
Selain digoxin, obat-obatan inotropik positif lain hanya boleh digunakan untuk gagal jantung
akut atau stadium akhir karena penggunaan jangka panjang ternyata memperburuk penyakit tersebut,
dan mungkin meningkatkan risiko kematian pada beberapa pasien gagal jantung. Obat-obatan ini
dapat memberikan manfaat jangka pendek pada beberapa pasien, namun berbahaya untuk
penggunaan jangka panjang.

C. Cara Kerja
Agen inotropik mempengaruhi kontraksi otot jantung. Inotropes positif menstimulasi dan
meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan detak jantung meningkat. Agen inotropik
negatif melemahkan tekanan kontraksi otot. Keadaan inotropik tergantung pada jumlah kalsium pada
sitoplasma dinding otot jantung, kontraktilitas jantung tergantung pada kontrol kalsium intraselular,
contoh kontrol pemasukan kalsium ke dalam membran sel dan penyimpanan kalsium pada retikulum
sarkoplasma. Faktor-faktor utama kontrol pemasukan kalsium adalah aktivitas saluran kalsium voltage
gated dan ion-ion sodium, yang mempengaruhi pergantian ion kalsium/sodium. Salah satu faktor
paling penting yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot jantung adalah tingkat kalsuim di dalam
sel otot jantung. Kalsium adalah salah satu dari elektrolit yang paling umum di tubuh manusia,
sementara elektrolit lain yang umum adalah sodium, potassium, klorida, dan magnesium.
Keseimbangan yang tepat dari elektrolit-elektrolit untuk fungsi jantung, saraf, otot, dan ginjal yang
baik merupakan hal yang sangat penting.
Elektrolit memiliki muatan listrik, dan mengkonduksi impuls elektrik (listrik). Impuls elektrik
membuat kontraksi otot. Tingkat dari tiap elektrolit harus dijaga dalam kisaran yang pendek agar tubuh
dapat berfungsi dengan baik. Khususnya, penting untuk menjaga perbedaan yang pas antara tingkat
elektrolit pada cairan di dalam dan luar sel. Perbedaan ini memungkinkan sel-sel (khususnya saraf,
jantung, dan otot) untuk menjaga tegangan listrik antara membran sel, membuat impuls elektrik, dan
memproduksi kontraksi otot. Kalsium memainkan peranan penting pada proses kontraksi otot jantung.
Pada umumnya, tingkat kalsium ditingkatkan dengan obat-obatan intoropik positif dan dikurangi
dengan obat-obatan inotropik negatif. Namun obat-obatan inotropik dapat mengganti tingkat kalsium
dengan cara yang berbeda. Inotrope positif dan negatif bekerja dengan cara yang berbeda. Inotrope
positif membantu jantung memompa darah lebih banyak dengan detak jantung yang lebih sedikit. Ini
artinya walaupun detak jantung lebih sedikit, namun detaknya lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh. Inotrope negatif termasuk beta blocker, calcium channel blockers, dan obat-
obatan antiaritmia dan semuanya bekerja dengan cara yang berbeda:
 Beta-blocker “memblok” efek dari adrenalin untuk reseptor beta tubuh Anda. Ini memperlambat
impuls saraf yang berjalan melewati jantung. Hasilnya, hati Anda tidak perlu bekerja terlalu
keras karena ia membutuhkan lebih sedikit darah dan oksigen. Beta blocker juga memblok
impuls yang dapat menyebabkan aritmia.
 Calcium channel blockers memperlambat kecepatan kalsium masuk ke dalam ke otot jantung
dan ke dalam dinding pembuluh darah. Ini akan melonggarkan pembuluh darah. Pembuluh
darah dan memungkinkan darah mengalir lebih mudah, dan kemudian menurunkan tekanan
darah.
 Obat-obatan antiaritmia memperlambat konduksi listrik di dalam jantung.
D. Efek Samping Agen Inotropik

 Saat menggunakan agen inotropik, Anda mungkin akan mendapat beberapa efek samping,
termasuk: masalah pada penglihatan seperti pandangan kabur, ganda, atau melihat bercak kuning,
hijau, atau putih pada sekitar benda-benda

 Tekanan darah rendah (hipotensi)

 Kelelahan

 Kehilangan nafsu makan atau sakit perut

 Muntah

 Sakit kepala

 Sensitivitas mata pada cahaya

 Mimisan dan pendarahan gusi

 Detak jantung yang tidak beraturan kemudian menyebabkan pusing, merasa jantung berdetak
(palpitasi), kesulitan bernapas, berkeringat, atau pingsan

 Pusing atau berkunang-kunang

 Diare

 Disfungsi ereksi

 Pembesaran payudara pada pria

 Kurangnya hasrat seksual

 Ruam atau gatal


E.DOSIS DOPAMINE
• Dopamin dosis kecil ( 2,5- 5 mcg/kgBB/mnt) merangsang reseptor DA di pembuluh darah ginjal,
mesenterium dan a. korone yg menyebabkan vasodilatasi. Akibatnya selain terjadi diuresis dan
natriuresis , aliran darah di organ tersebut juga meningkat.
• Dopamin dosis sedang ( 5-10 mcg/kgBB/mnt) merangsang adrenoreseptor B di jantung sehingga
meningkatkan kontraktilitas miokard & laju jantung. Efek inotropic dopamine relative >
disbanding efek kronotropiknya. Obat ini menyebabkan kebutuhan oksigen miokard yg sedikit,
meningkatkan tekanan sistolik tanpa banyak mempengaruhi tekanan darah diastolic.
• Dopamine dosis tinggi > 10 mcg/kgBB/mnt  merangsang adrenoreseptor a1 menyebabkan
vasokonstriksi dihampir seluruh pembuluh darah, termasuk arteri renalis & mesenteric , juga
meningkatkan kontraktilitas miokard krn terjadi peningkatan pelepasan noradrenalin

F.DOSIS & INDIKASI

• Penanganan syok kardiogenik

• Tekanan darah sistolik 70-100 mmHg disertai tanda dan gejala syok  2-20 mg/kgBB/mnt IV

• Sediaan

• Injeksi 10 mg/mL  Indop, dopamine guilini

• Injeksi 20mg/mL dopamine guilin

• Injeksi 40 mg/mL  Indop, Cetadop, dopine

DOBUTAMINE

• Merupakan agonis-B yg poten dan memiliki efek agonis -a1 yg lemah. Hal ini menyebabkan
dobutamin tidak terlalu menurunkan resistensi perifer sehingga tidak menyebabkan reflek
takikardi.
• Jadi obat ini menurunkan tekanan a.pulmonalis ( dilatasi a.pulmonalis akibat perangsangan
adrenoreseptor-B2 di a.pulmonalis), namun tidak terlalu meningkatan laju jantung (efek inotropic
> efek kronotropik.

A.FARMAKOKINETIK

Farmakokinetik dobutamin secara intravena memiliki onset kerja yang cepat. Apabila diberikan
per oral, dobutamin akan terinaktivasi.

• Absorpsi

• Onset kerja dobutamin cukup cepat, yaitu berkisar 1-10 menit. Durasi kerja dobutamin adalah 10
menit, dengan kadar puncak plasma didapatkan dalam 15 menit.

• Distribusi

• Obat ini didistribusikan merata ke seluruh tubuh dengan volume distribusi yaitu 0,2 L/kg.

• Metabolisme

• Dobutamin dimetabolisme di hati dan dikonjugasikan dengan asam glukoronat oleh catechol-O-
methyltransferase menjadi 3-O-methyldobutamin.

• Eliminasi

• Dobutamin utamanya diekskresikan melalui urin dengan klirens 90 mL/kg/menit, waktu paruh 2
menit

B.DOSIS DAN INDIKASI

• Penangan syok kardiogenik  tekanan darah sistolik 70-100 mmHg tanpa tanda dan gejala syok :
2-20 mcg/kgBB/mnt IV

C.EFEK SAMPING

• Efek samping penggunaan dobutamin dapat berupa hipotensi dan takikardia ventrikular.

Anda mungkin juga menyukai