Anda di halaman 1dari 2

Permasalahan

Secara umum kurikulum pendidikan dasar dan menengah menghadapi dua


permasalahan pokok: “Pertama” yang berkaitan dengan materi/perangkat
pengaturan yang ditetapkan oleh pusat (kurikulum tertulis), dan “Kedua”
pelaksanaan dari kurikulum yang ditetapkan.
Secara garis besar permasalahan kurikulum dapat diuraikan sebagai berikut:
Permasalahan yang Berkaitan dengan Kurikulum Tertulis
Yang dimaksud dengan kurikulum (tertulis) adalah dokumen KTSP yang disusun
dan dikembangkan oleh sekolah yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Masalah yang dihadapi adalah:

1. Sekolah mengalami kesulitan dalam menyusun isi dokumen KTSP, mulai


dari pembuatan misi dan visi sekolah, pemilihan materi pelajaran, hingga
penyusunan silabus. Hal ini dikarenakan sumber daya manusianya kurang
memadai.
2. Kekurangpahaman pihak sekolah terhadap penyusunan KTSP
mengakibatkan banyak sekolah membuat KTSP asal jadi saja, mengadopsi
mentah-mentah KTSP yang disusun oleh sekolah lain tanpa menyesuaikan
dengan kondisi sekolah yang bersangkutan.
3. Kesulitan dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan tuntutan
pembangunan nasional (kebutuhan tenaga bidang industri dan bidang
lainnya yang belum sinkron dengan perencanaan pendidikan sebagai
penghasil lulusan / tenaga kerja).
4. Tidak mudah memilih materi dan komposisi kurikulum yang tepat untuk
mendukung berbagai tujuan yang telah ditetapkan sesuai kemampuan dan
perkembangan jiwa anak.
5. Pengembangan kurikulum tidak melibatkan tim kerja yang kompak dan
transparan, baik dari komponen guru maupun masyarakat.
6. Sebagai guru borongan, guru-guru SD mengalami kesulitan dalam
menganalisis setiap mata pelajaran dalam kurikulum dan menentukan bahan
ajar yang sesuai dengan karakteristik lingkungan serta peserta didik.

Permasalahan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Kurikulum


Dalam melaksanakan kurikulum nasional ditemukan berbagai permasalahan, antara
lain:

1. Besarnya sasaran pembinaan pendidikan dasar dan menengah tidak mudah


mencukupi keperluan sarana/alat pendukung untuk melaksanakan
kurikulum (antara lain: buku kurikulum, buku pelajaran, alat peraga, alat
praktek).
2. Besarnya jumlah guru pendidikan dasar dan menengah yang tersebar
diseluruh tanah air, sulit mendapatkan pembinaan yang intensif dan merata
untuk dapat melaksanakan kurikulum pendidikan nasional dengan sebaik-
baiknya.
3. Kurangnya jumlah dan mutu tenaga supervisi serta fasilitas pendukungnya,
mengakibatkan pelaksanaan supervisi tidak dapat dilakukan dengan baik.
4. Sistem penataran guru dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk
melaksanakan kurikulum pendidikan nasional belum mantap. Tak jarang
guru yang dikirimkan untuk mengikuti penataran adalah orang yang itu-itu
saja dan hasilnya tidak disampaikan secara maksimal kepada guru lainnya.
5. Belum terciptanya kondisi yang kondusif yang memberikan kemungkinan
para pelaksana pendidikan (Pembina, Kepala Sekolah, dan Guru) untuk
melaksanakan tugasnya secara kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab.
6. Peran KKG dan MGMP yang tidak maksimal menyebabkan terhambatnya
sosialisasi KTSP.
7. Kurangnya sosialisasi KTSP, keterlambatan pengesahan pedoman standar
penilaian oleh BSNP, keterlambatan pencetakan buku rapor siswa
berdampak pada kinerja guru di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai