0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
741 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas dua permasalahan utama terkait kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, yaitu (1) kesulitan dalam penyusunan kurikulum tertulis seperti KTSP di tingkat sekolah, dan (2) hambatan dalam pelaksanaan kurikulum akibat keterbatasan sarana dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Dokumen tersebut membahas dua permasalahan utama terkait kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, yaitu (1) kesulitan dalam penyusunan kurikulum tertulis seperti KTSP di tingkat sekolah, dan (2) hambatan dalam pelaksanaan kurikulum akibat keterbatasan sarana dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Dokumen tersebut membahas dua permasalahan utama terkait kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, yaitu (1) kesulitan dalam penyusunan kurikulum tertulis seperti KTSP di tingkat sekolah, dan (2) hambatan dalam pelaksanaan kurikulum akibat keterbatasan sarana dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Secara umum kurikulum pendidikan dasar dan menengah menghadapi dua
permasalahan pokok: “Pertama” yang berkaitan dengan materi/perangkat pengaturan yang ditetapkan oleh pusat (kurikulum tertulis), dan “Kedua” pelaksanaan dari kurikulum yang ditetapkan. Secara garis besar permasalahan kurikulum dapat diuraikan sebagai berikut: Permasalahan yang Berkaitan dengan Kurikulum Tertulis Yang dimaksud dengan kurikulum (tertulis) adalah dokumen KTSP yang disusun dan dikembangkan oleh sekolah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Masalah yang dihadapi adalah:
1. Sekolah mengalami kesulitan dalam menyusun isi dokumen KTSP, mulai
dari pembuatan misi dan visi sekolah, pemilihan materi pelajaran, hingga penyusunan silabus. Hal ini dikarenakan sumber daya manusianya kurang memadai. 2. Kekurangpahaman pihak sekolah terhadap penyusunan KTSP mengakibatkan banyak sekolah membuat KTSP asal jadi saja, mengadopsi mentah-mentah KTSP yang disusun oleh sekolah lain tanpa menyesuaikan dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. 3. Kesulitan dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional (kebutuhan tenaga bidang industri dan bidang lainnya yang belum sinkron dengan perencanaan pendidikan sebagai penghasil lulusan / tenaga kerja). 4. Tidak mudah memilih materi dan komposisi kurikulum yang tepat untuk mendukung berbagai tujuan yang telah ditetapkan sesuai kemampuan dan perkembangan jiwa anak. 5. Pengembangan kurikulum tidak melibatkan tim kerja yang kompak dan transparan, baik dari komponen guru maupun masyarakat. 6. Sebagai guru borongan, guru-guru SD mengalami kesulitan dalam menganalisis setiap mata pelajaran dalam kurikulum dan menentukan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik lingkungan serta peserta didik.
Permasalahan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Kurikulum
Dalam melaksanakan kurikulum nasional ditemukan berbagai permasalahan, antara lain:
1. Besarnya sasaran pembinaan pendidikan dasar dan menengah tidak mudah
mencukupi keperluan sarana/alat pendukung untuk melaksanakan kurikulum (antara lain: buku kurikulum, buku pelajaran, alat peraga, alat praktek). 2. Besarnya jumlah guru pendidikan dasar dan menengah yang tersebar diseluruh tanah air, sulit mendapatkan pembinaan yang intensif dan merata untuk dapat melaksanakan kurikulum pendidikan nasional dengan sebaik- baiknya. 3. Kurangnya jumlah dan mutu tenaga supervisi serta fasilitas pendukungnya, mengakibatkan pelaksanaan supervisi tidak dapat dilakukan dengan baik. 4. Sistem penataran guru dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan kurikulum pendidikan nasional belum mantap. Tak jarang guru yang dikirimkan untuk mengikuti penataran adalah orang yang itu-itu saja dan hasilnya tidak disampaikan secara maksimal kepada guru lainnya. 5. Belum terciptanya kondisi yang kondusif yang memberikan kemungkinan para pelaksana pendidikan (Pembina, Kepala Sekolah, dan Guru) untuk melaksanakan tugasnya secara kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. 6. Peran KKG dan MGMP yang tidak maksimal menyebabkan terhambatnya sosialisasi KTSP. 7. Kurangnya sosialisasi KTSP, keterlambatan pengesahan pedoman standar penilaian oleh BSNP, keterlambatan pencetakan buku rapor siswa berdampak pada kinerja guru di sekolah.