Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif deskriptif yang merupakan penelitian yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum dan generalisasi (Sugiyono, 2010).

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menyebarkan


kuesioner yang akan diisi atau dijawab oleh responden. Dimana peneliti akan meneliti
tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belanja Konsumen Terhadap
Sosial Ekonom Masyarakat (Studi Kasus Pada Malala Pekalongan).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan metode linkert 5 yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dan menggunakan metode linier berganda
sebagai hasil uji analisisnya.

Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Erlina
dan Mulyadi (2007) mengatakan bahwa jika peneliti menggunakan elemen
populasi menjadi data penelitian, maka disebut sensus, dan sensus digunakan jika
elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen.
Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang mempengaruhi sosial
ekonom masyarakat di Malala Pekalongan. Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah 65 responden, maka metode yang penulis pilih adalah metode sensus
(pemilihan sampel), yaitu penyebaran kuesioner dilakukan pada semua populasi,
sehingga seluruh populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Kabupaten Pekalongan
yang ikut dalam tugas pemeriksaan dan seluruhnya akan dijadikan sampel.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Variabel Dependen
Sosial Ekonom Masyarakat
Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan
keperluan hidup manusia sehari-hari(Putong, 2005: 9).
Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, tingkat pendapatan, mata
pencaharian, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan
penghasilan. Penghasilan dalam penelitian ini dimaksudkan oleh pendapatan yang
didapatkan oleh Pramusaji, Juru Parkir, dan Pedagang disekitar obyek penelitian.

Variabel Independen
Variabel Independen (X) terdiri dari Kualitas Pelayanan (X1), Harga (X2), Kepuasan
Konsumen (X3), dan Minat Beli (X4).
a. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan evaluasi konsumen tentang kesempurnaan kinerja
layananan (Mowen 2002 : 7). Indikator Kualitas pelayanan adalah pelayanan
pramusaji untuk dapat menanggapi permintaan pengunjung, melayani dengan
sepenuh hati, menunjukan perhatian yang cukup besar dalam memberikan
layanan, dan memberikan pelayanan yang cepat dalam merespon permintaan
pembeli/pengunjung.
b. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk produk atau jasa, lebih jauh
lagi harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah
manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa (Kotler &
Amstrong 2001 : 14). Indikator harga adalah harga yang sesuai dengan manfaat,
persepsi harga dan manfaat, harga barang terjangkau, persaingan harga,
kesesuaian antara harga dengan kualitasnya.

c. Kepuasan Konsumen
Menurut Tse and Wilton (1988) dinyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan
pelanggan adalah respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian yang dirasakan
antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual layanan setelah memakainya.
Shemwell; Yavas and Bilgin (1998) secara tegas membedakan antara service
quality dan customer satisfaction, service quality merupakan bagian dari proses
kognitif, sedangkan consumer satisfaction merupakan bagian dari proses afektif.
Hal ini patut diperhatikan karena saat ini konsumen tidak hanya berpedoman pada
harga yang murah saja, tetapi juga pada kualitas pelayanan, lokasi usaha, Kualitas
produk yang ditawarkan, serta kerapian tata letak produk yang dilakukan dan lain
sebagainya (yuliani, 2005). Indikator berdasarkan teori tersebut kepuasan dapat
diartikan yaitu kepuasan pengunjung terhadap pramusaji atas kemampuannya
untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan, kemauan pramusaji untuk membantu
pengunjung, kepuasan pramusaji terhadap pengetahuan dan kesopanan, kemudian
yang terakhir yaitu kepuasan pramusaji terhadap kepedulian pada pengunjung.
Minat Beli
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benarbenar dilaksanakan(Kinnear dan Taylor 1995: 306).
Indikator minat beli dapat terbentuk dari ketertarikan terhadap produk-produk
yang ditawarkan, ketersediaan produk dan kemudahan dalam membeli, situasi
pembelian yang menyenangkan, terpenuhinya kebutuhan.
3.1.1 Lokasi Penelitian/ Objek Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah Malala Pekalongan. Adapun
waktu yang diperlukan adalah 6 (Enam) bulan yaitu Januari sampai dengan Juni
2019.
3.1.2 Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010:193), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
sumber dan cara . Dilihat dari sumber data , data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer . Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2010:193) . Sedangkan jika dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara :
1. Observasi Penelitian ini menggunakan teknik observasi yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga
akan didapatkan gambaran-gambaran mengenai obyek yang akan diteliti.
2. Wawancara Penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan
data primer. Wawancara ini dilakukan secara semi terstruktur kepada responden
berdasarkan daftar pertanyaan yan telah dipersiapkan.
3. Penelitian ini menggunakan teknik penyebaran Kuesioner kepada responden.
Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun
sebelumnya untuk dijadikan bahan analisis data.

Teknik Analisis

a. Uji Validitas
Uji validitas data dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur
yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat
ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil
atau dengan kata lain test tersebut menjalankan ukurannya dengan
memberikan hasil yang sesuai dengan maksud test tersebut. Sehingga
data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya.
Menurut Sugiyono (2010), Corrected item-total correlation
merupakan korelasi antar skor total item, sehingga interprestasinya
dengan mengkonsultasikan nilai kritis r-tabel, jika r hitung > nilai ktiris r-
tabel product moment, maka instrument penelitian dinyatakan valid atau
dapat dikatakan bahwa item pernyataan dari cerminan setiap variabel
penelitian ini keberadaannya pada instrument penelitian dinyatakan valid
(sahih).

b. Reabilitas Data
Uji reliabilitas (Test of Reliability) data dilakukan untuk
mengetahui apakah alat pengumpulan data menunjukkan tingkat ketepatan,
keakuratan, kestabilan atau konsistensi dari alat tersebut dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walau-pun
dilakukan pada waktu yang berbeda. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Nasution (2003), yaitu suatu alat pengukur dinyatakan reliabel bila alat
tersebut dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukkan hasil yang sama. Pengujian dilakukan terhadap item
pertanyaan yang valid. Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas
dengan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS Versi
16.00. Suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas buruk jika koefisien
Cronbach’s Alpha < 0,6. Dan jika suatu instrumen memiliki koefisien
Cronbach’s Alpha 0,6 – 0,79 reabilitasnya dapat diterima, sedangkan
jika suatu instrumen memiliki koefisien Cronbach’s Alpha 0,8 maka dapat
dikatakan reabilitasnya baik (Sekaran,2003).
3.1.3 Uji Asumsi Klasik
Uji Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik
sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat.
Uji asumsi klasik dalam penelitian hanya meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas,
uji heteroskedastisitas. dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Umar (2000) uji normalitas berguna untuk mengetahui
apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,
mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini dapat dilihat dari Normal Probability Plot dan diagram
Histogram yang condong ke kanan maupun ke kiri. Dasar pengambilan
keputusan untuk uji normalitas (Ghozali, 2005) adalah :
1. Jika data menyebar disekitar garis garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah pada
model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas
yang harus diatasi. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
variabel dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Dalam penelitian ini teknik untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat
dilihat dari nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan Variance inflation
factor (VIF) dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas
diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2005).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Menurut Kuncoro (2011).
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model
yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke
observasi lainnya. Artinya setiap observasi mempunyai realibilitas yang
berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak
terangkum dalam spesifikasi model. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas.

Metode pengujian yang digunakan dalam ujian heteroskedasitas


adalah uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara
variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai
signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari
0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Sunjoyo, dkk, 2013).

a. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi.
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana variabel gangguan pada
periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain,
dengan kata lain adalah variabel gangguan yang tidak random. Uji ini
dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu ( seperti dalam deretan waktu atau
time series ) atau ruang (seperti dalam data cross section atau lintas
sektoral) ( Gujarati, 2003 : 442 ).
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antara variabel pengganggu pada periode tertentu denagn variabel
sebelumnya. Untuk data time series, autokorelasi sering terjadi, Autokorelasi
terjadi dalam regresi apabila dua error e1 dan e2 tidak independen.
Autokorelasi biasanya terjadi apabila pengukuran variabel dilakukan dengan
interval waktu tertentu. Menguji autokorelasi biasa menggunakan uji Durbin-
Watson (DW).
Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah
aotukorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada model regresi
dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji Durbin Watson (uji DW).
Pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Angka dW dibawah -2, artinya terjadi autokorelasi positif.
2) Angka dW diantara -2 sampai +2, artinya tidak terjadi autokorelasi.
3) Angka dW diatas +2, artinya terjadi autokorelasi negatif.
Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson.

Analisis Regresi Berganda

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menjawab bagaimana pengaruh kualitas
pelayanan, harga, kepuasan konsumen, minat beli terhadap sosial ekonom masyarakat pada
Malala Pekalongan. Model yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah
sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan:

Y = Sosial Ekonom Masyarakat

a = Nilai intersep (konstan)

b = Koefisien arah regresi

X1 = Kualitas Pelayanan

X2 = Harga

X3 = Kepuasan Konsumen

X4 = Minat Beli

E = error

Anda mungkin juga menyukai