Anda di halaman 1dari 26

Keseimbangan AD-AS

Dosen: Aulia Dawam S.E,M.A

Kelompok 7

Disusun Oleh:

Ahmat Fauzi (1622211005)

Ayu Kurniawati (1622211008)

Evi Suryani (1622211017)

Fahri (1622211019)

Husnul Mubarok (1622211029)

Gita Fitriani (1622211078)

Haryanto Aldy Hasim (1622211079)

STKIP PGRI Bangkalan

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya tugas
Pengantar Bisnis dengan judul “Keseimbangan AD - AS”. Makalah ini dibuat untuk
menyelesaikan tugas kami. Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan yang kami
peroleh dari buku maupun internet. Penyusun berusaha semaksimal mungkin agar
penyajian makalah ini dapat bermanfaat untuk memberi pengetahuan tentang
pengertian, sistem dan lingkungan bisnis.

Di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang bersifat perbaikan dari Dosen Program Studi maupun pembaca akan kami
terima dengan senang hati. Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk
mengetahui garis besar tentang bisnis.

Dan pada akhirnya, kami ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman atas kerja
samanya. Dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kalian semua.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN .........................................................................................................4
Latar Belakang ...........................................................................................................4
Rumusan Masalah ......................................................................................................4
Tujuan ........................................................................................................................4
BAB II ...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
A. Pengertian Penawaran Agregat (AS) dan Permintaan Agregat (AD) .............5
B. Dari Analisis Keynesian Sederhana Ke Analisis AD-AS ...............................6
C. Perbedaan Teori Klasik Dan Teori Keynes .................................................6
D. Perkembangan Analisis AD-AS ...................................................................10
E. D. Kurva Permintaan Agregat (AD) .............................................................15
F. Kurva Penawaran Agregat (AS) ...................................................................19
G. Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS) ...........................22
BAB III ........................................................................................................................26
PENUTUP ...................................................................................................................26
Kesimpulan ..............................................................................................................26
Saran ........................................................................................................................26
Daftar Pustaka ..........................................................................................................26
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam analisis AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang
sedikit berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai
penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu
negara. Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan
(diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian.

Permintaan agregat dapat didefinisikan sebagai tingkat pengeluaran yang akan


dilakukan dalam ekonomi pada berbagai tingkat harga. Dengan demikian arti
permintaan agregat sangat berbeda dengan pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat
menggambarkan tentang hubungan antara pengeluaran yang akan dilakukan dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional. Dalam hubungan tersebut dimisalkan
harga-harga tidak mengalami perubahan. Dari sifat-sifat permintaan agregat (AD) dan
penawaran agregat (AS) seperti yang diterangkan di atas analisis AD-AS merupakan
analisis keseimbangan ekonomi negara dalam keadaan harga yang mengalami
perubahan. Analisis tersebut bertujuan untuk melengkapi analisis penawaran agregat
– pengeluaran agregat (Y = AE) yang diterangkan dalam pembahasan sebelumnya.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS)?
2. Bagiamana keseimbangan permintaan-penawaran agregat?

Tujuan
1. Untuk mengetahui kurva permintaan dan kurva penawaran agregat
2. Untuk mengetahui keseimbangan kurva AD-AS
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penawaran Agregat (AS) dan Permintaan Agregat (AD)


Kata AD merupakan singkatan dari kata Aggregate Demand atau permintaan
agregat, dan kata AS adalah singkatan dari istilah Aggregate Supply atau penawaran
agregat. Penawaran agregat adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam
suatu Negara pada suatu tahun tertentu. Di dalam perekonomian terbuka penawaran
agregat ini meliputi pendapatan nasional-atau barang dan jasa yang dikeluarkan di
dalam negeri, ditambah dengan barang dan jasa yang diimpor.
Dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran
barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan dalam suatu Negara.
Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan
(diproduksikan) perusahaan – perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya
adalah, yang merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok
konsep tersebut. Dalam analisis AD-AS ciri penawaran agregat dikaitkan dengan
tingkat harga. Kurva AS menerangkan tentang pendapatan nasional yang akan
diwujudkan perusahaan – perusahaan pada berbagai tingkat harga.
istilah permintaan agregat merupakan konsep yang baru. Permintaan agregat dapat
didefiniskan sebagai tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam ekonomi ada
berbagai tingkat harga. Dengan demikian arti “permintaan agregat” adalah sangat
berbeda dengan “pengeluaran agregat”. Yang notabene pengeluaran agregat
menggambarkan tentang hubungan antara pengeluaran yang akan dilakukan dalam
perekonomian dnegan pendapatan nasional.
Analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi Negara dalam
keadaan harga mengalami perubahan. Analisis tersebut bertujuan untuk melengkapi
analisis penawaran agregat-pengeluaran agregat (Y=AE).
B. Dari Analisis Keynesian Sederhana Ke Analisis AD-AS
Faktor – faktor yang mendorong kepada perkembangan analisis AD-AS akan
dibedakan menjadi dua aspek yaitu: pandangan pokok teori Keynes yang menjadi
landasan kepada perkembangan teori makoroekonomi, dan kelemahan teori
makroekonomi yang dilandaskan kepada teori Keynes.

C. Perbedaan Teori Klasik Dan Teori Keynes


 Pandangan klasik
Buku Keynes tersebut mengkritik pandangan ahli – ahli ekonomi klasik yang
berkeyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh. Menurut ahli – ahli ekonomi klasik “penawaran dengan sendirinya
menciptakan permintaan”. Maksudnya : dalam ekonomi terdapat cukup banyak
permintaan dan oleh sebab itu setiap jenis barang yang diproduksikan akan dapat
terjual di pasar. Wujudnya permintaan agregat yang cukup besar ini akan menjamin
terciptanya tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi yang menggunakan semua faktor
produksi yang tersedia.
Berdasarkan kepada keyakinan ini selanjutnya ahli-ahli ekonomi klasik
berpendapat bahwa disetiap perekonomian akan selalu dicapai kesempatan kerja
penuh. Dalam masyarakat yang ekonominya selalu mencapai tingkat kesempatan
kerja penuh, tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh
kemampuan Negara tersebut untuk menggunakan faktor-faktor produksi yang
tersedia untuk memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, penentuan produksi
nasional dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut :
Y =f (K,L,Q,T)
Dimana :
Y: adalah pendapatan nasional yang diwujudkan dalam perekonomian,
K: adalah jumlah barang yang tersedia,
L: adalah jumlah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia,
Q: adalah jumlah kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan, dan
T: adalah tingkat teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan produksi.

Dari pandangan ini selanjutnya dapat pula disimpulkan bahwa ahli-ahli


ekonomi klasik berkeyakinan : “ segi penawaran adalah sangat penting peranannya
dalam menentukan kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional suatu Negara “.

 Pandangan Keynes: Permintaan Efektif Dan Kegiatan Ekonomi


Buku Keynes yang dinyatakan diatas mengkritik keyakianan klasik bahwa (i)
dalam ekonomi tidak terdapat kekurangan permintaan agregat, dan oleh karena itu (ii)
ekonomi selalu mencapai tingkat tenaga kerja penuh. Dalam buku tersebut Keynes
berpendapat : (i) tingkat permintaan efektif (effective demand)—yaitu pengeluaran
agregat (permintaan efektifpada harga tetap) dan permintaan agregat (permintaan
efektif pada berbagai tingkat harga) akan menentukan sejauh mana produksi
nasional akan diwujudkan dalam ekonomi dan kesempatan kerja akan
dicapai, dan (ii) dalam perekonomian, kesempatan kerja penuh tidak akan selalu
dapat dicapau. Yang kerap berlaku adalah masalah pengangguran. Sesuai dengan
pandangan Keynes ini, analisis “Keynesian sederhana” memperhatikan tentang
bagaimana pengeluaran agregat yang berlaku dalam masyarakat akan menentukan
kegiatan keseluruhan ekonomi dan pendapatan nasional. Dengan memisalkan harga-
harga tidak mengalami perubahan, analisis tersebut menunjukkan bagaimana
keseimbangan pendapatan nasional dicapai. Keseimbangan itu akan menentukan
pendapatan nasional yang diwujudkan dalam perekonomian dan tingkat kesempatan
kerja yang dicapai.
 Pandangan Keynes : Uang dan Kegiatan Ekonomi
Ahli – ahli ekonomi klasik berpendapat : “money is neutral” atau “uang
adalah netral”.Maksudnya : uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi. Menurut ahli – ahli ekonomi klasik, seperti yang telah diterangkan sebelum
ini, kesempatan kerja penuh selalu dicapai. Dalam keadaan seperti ini pendapatan
nasional tidak dapat ditambah. Apabila jumlah uang dalam ekonomi bertambah,
menurut ahli – ahli ekonomi klasik, perubahan ini tidak dapat menaikkan pendapatan
nasional. Pertambahan tersebut hanya akan meningkatkan harga – harga barang
dalam perekonomian. Pandangan ini dinamakan teori kuantitas.
Bagi Keynes uang tidak netral. Artinya : perubahan – perubahan dalam jumlah
uang dalam ekonomi dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Perbedaan
pandangan ahli-ahli ekonomi klasik dnegan Keynes mengenai peranan uang dalam
kegiatan ekonomi dan tingkat harga dapa dibedakan kepada dua aspek : (i) perbedaan
pandangan dalam penentuan suku bunga, dan (ii) perbedaan pandangan mengenai
efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi (atau jumlah penawaran uang) kepada
kegiatan ekonomi.
 Penentuan Suku Bunga
Teori loanable fund atau dana – dapat pinjam menerangkan pandangan klasik
mengenai penentuan suku bunga. Teori tersebut menerangkan bahwa suku bunga
ditentukan oleh tabungan yang tersedia dalam masyarakat dan permintaan dana
modal untuk investasi, maka perubahan tabungan dan perubahan-perubahan dna
modal akan menimbulkan perubahan kepada suku bunga. Menurut Keynes suku
Bunga ditentukan oleh penawaran uang dan permintaan uang.

 Uang dan Kegiatan Ekonomi


Ahli –ahli keonomi klasik berpendapat bahwa uang tidak dapat
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan produksi nasional. Ini disebabkan karena
kesempatan kerja penuh sudah dicapai. Keynes, yang berkeyakinan bahwa
kesempatan kerja penuh jarang dapat dicapai, berpendapat bahwa jumlah uang akan
dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Hubungan antara perubahan jumlah uang
dengan kegiatan ekonomi akan melalui proses sebagai berikut :
I. Perubahan jumlah uang akan mempengaruhi suku bunga. Apabila jumlah uang
bertambah suku bunga kaan turun.
II. Penurunan suku bunga akan menambah investasi dalam perekonomian.
III. Pertambahan dalam investasi akan menambah pengeluaran agregat dan
selanjutnya pertambahan pengeluaran agregat ini akan menambah pendapatan
nasional.

D. Perkembangan Analisis AD-AS


Dalam uraian ini akan ditunjukkan faktor-faktor yang mendorong kepada
pemikiran yang mengembangkan analisis AD-AS, untuk melakukan hal tersebut
pertama kali akan disimpulkan pandangan pokok analisis akroekonomi yang akan
dikaitkan kepada pandangan Keynes yang diterangkan pada buku: The General
Theory. Sesudah itu akan ditunjukkan kelemahan dan kritik keatas analisi
makroekonomi Keynesian yang mendorong kepada perkembangan AD-AS.
 Pandangan Pokok Teori Makroekonomi Keynesian
teori makroekonomi Keynesian, atau Keynesian macroeconomics, secara kasarnya
pandnagan tersebut meliputi tiga aspek berikut:
a.) Peranan pengeluaran agregat,
b.) Penentuan suku bunga dan peranan uang, dan
c.) Peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu
tahun tertentu.

Peranan pengeluaran agregat


Analisi ini menunjukkan bahwa pengeluaran agregat—dan bukan faktor-
faktor pengeluaran yang tersedia, yang akan menentukan sejauh mana kegiatan
ekonomi, pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan diwujudkan dalam suatu
waktu/tahun tertentu. Analisis ini dinamakan analisis Keynesian
sederhana atau simple Keynesian. Dinamakan demikian karena analisisnya belum
memperhatikan dua faktor:
a.) Efek dari perubahan suku bunga, dan
b.) Efek perubahan tingkat harga, kepada kegiatan ekonomi dalam suatu
Negara.
Analisis Keynes merupakan analisis jangka pendek yang memeperhatikan
perubahan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari perubahan pengeluaran agregat.
Dalam analisis itu tidak diperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan
perubahan kualitas faktor – faktor produksi. Jumalah dan kualitas faktor-faktor
produksi dianggap tetap. Oleg karena sebab itu dalam analisis tersebut terdapat
pertalian yang erat diantara pengeluarana agregat dengan kegiatan ekonomi, produksi
nasional dna tingkat kesempatan kerja. Apabila pengeluaran agregat bertambah
maka kegiatan ekonomi, produksi nasional dna kesempatan kerja akan
meningkat. Peningkatan kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran.

Peranan uang dan suku bunga


Aspek kedua dari analisis makroekonomi yang didasarkan kepada teori
Keynes menerangkan menerangkan tentang peranan uang dan suku bunga terhadap
kegiatan ekonomi. Dalam aspek ini teori makroekonomi Keynesian menerangkan
efek perubahan penawaran uang kepada kegiatan ekonomi melalui rangkaian
peristiwa berikut :
a.) Efek perubahan penawaran uang keatas suku bunga,
b.) Efek perubahan suku bunga keatas investasi, dan
c.) Efek perubahan investasi ke atas pengeluaran agregat dna pendapaan nasional.
Rangkaian peristiwa ini dinamakan mekanisme transmisi.

Peranan kebijakan pemerintah


Analisis makroekonomi Keynesian sangat menekankan kepada peranan
pemerintahdalam memengaruhi kegiatan ekonomi. Tanpa adanya campur tangan
pemerintah, yaitu apabila penentuan kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur oleh
pasaran bebas, ekonomi akan menghadapi masalah berikut
a.) Ekonomi sukar untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
b.) Terdapat perubahan yang besar dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
Menurut pendekatan makroekonomi Keynesian, kebijakan pemerintah (atau
kebijakan penstabilan perekonomian) dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

 Dua Kelemahan Penting Analisis Keynesian


Dua kelemahan penting dari analisis keynesisan yaitu:
i. Analisis Keynesian tidak memperhatikan efek perubahan harga-harga
terhadap pengeluaran agregat dan keseimbangan pendapatan nasional.
ii. Analisis Keynesian mengabaikan peranan penawaran agregat dalam
menentukan keseimbangan pendapatan nasional. Analisis Keynesian tidak
menganalisis mengenai ciri-ciri penawaran agregat, dan bagaimana
penawaran agregat akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional.
Uang, kegiatan ekonomi tingkat harga ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa
apabila penawaaran uang dalam ekonomi bertambah maka pertambahan itu akan
menimbulkan kenaikan harga-harga yang sama tingkatnya dengan pertambahan
penawaran uang. Keadaan ini akan berlaku oleh karena
(i) perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh,
(ii) laju peredaran uang tetap, dan
(iii) uang akan hanya digunakan untuk tujuan transaksi saja. Dalam keadaan
yang dimisalkan ini, pertambahan penawaran uang akan menaikkan
tingkat harga.
Analisis Keynes mengemukakan pandangan yang berbeda. Pandangan Keynes kurang
memperhatikan efek pertambahan penawaran uang terhadap harga. Keynes
berkeyakinan bahwa dalam perekonomian yang menghadapi waktulah pengangguran
yang tinggi, pertambahan uang tidak akan menimbulkan efek buruk ke atas kestabilan
harga. Oleh karena itu dalam analisis Keynes mengenai peranan uang dalam
perekonoian selalu dianggap kenaikan penawaran uang tidak mengubah tingkat
harga. Kan tetapi, juga bertentangan dengan pandangan klasik, keynes berpendapat
pertambahan penawaran uang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan pendapatan
nasional.
Dalam membuat penilaian ke atas pandangan klasik dan pandangan Keynes,
segolongan ahli ekonomi lain – yang disebut golongan moneteris, mengemukakan
pendapat yang pada dasarnya mengambil aspek positif dari kedua pandangan yang
terdahulu. Golongan monetaris berpendapat : pertambahan penawaran uang dapt
mengakibatkan kenaikan harga dan juga kenaikan pendapatan nasional.

Kelemahan Analisis Keseimbangan Keynesian

Analisis Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi dan


pendapatan nasional sangat menekankan kepada segi permintaan. Keseimbangan
pendapatan nasional dicapai pada keadaan dimana penawaran agregat adalah sama
dengan pengeluaran agregat atau Y=AE. Usaha untuk menerangkan keseimbangan
dengan menggunakan pendekatan: penawaran agregat adalah sama dengan
permintaan agregat, atau pendekatan AD – AS, sangat terbatas dilakukan dan tidak
menggambarkan keadaan dalam masyarakat yang sebenarnya berlaku.

 Analisis AD – AS Menurut Pandangan Klasik

Analisis AD – AS yang menggambarkan pandangan ahli – ahli ekonomi


klasik yang ditunjukkan dalam gambar 7.1 (b). menurut pendapat klasik apabila
permintaan agregat bertambah, afeknya adalah pendapatan nasional tetap sebesar
YF akan tetapi harga akan meningkat.

 Bentuk Analisis AD – AS Masa Kini

Kurva AS yang ditunjukkan dalam gambar tidak sesuai dengan keadaan


ekonomi yang sebenarnya karena pada umumnya perekonomian tidak selalu
mencapai kesempatan kerja penuh. Secara teori kurva AS harus berbentuk
melengkung ke atas dan studi secara empirical menunjukkan bahwa semakin rendah
pengangguran, semakin cepat tingkat inflasi. Secara teori dan berdasarkan kepada
kenyataan sebenarnya, kurva AS harus berbentuk melengkung ke atas.

Dalam analisis AD – AS yang telah disempurnakan, penawaran agregat


dibedakan kepada: penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan penawaran agregat
jangka panjang (LRAS). Gambar dibawah ini menunjukkan hubungan SRAS dan
LRAS. Kurva SRAS adalah kurva yang terus menerus melengkung ke atas dan
memotong garis tegak pada Y1 . Sesudah memotong garis tegak pada Y1 kurva
SRAS akan menjadi semakin tinggi tingkat kenaikannya.

Kurva SRAS menunjukkan:

a. pabila tingkat harga adalah Pf maka ekonomi akan mencapai kesempatan


kerja penuh
b. Apabila harga yang berlaku adalah P1 output yang ditawarkan perusahaan
hanyalah bernilai Y1 dan pengangguran berlaku
c. Pada harga P2 nilai output negara adalah Y2 , yaitu lebih tinggi dari YF, oleh
karena perusahaan mampu mengeluarkan lebih banyak.
E. D. Kurva Permintaan Agregat (AD)
 Cara Menerbitkan Kurva AD

Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil masyarakat menurun dan seterusnya


menyebabkan nilai riil konsumsi rumah tangga juga merosot. Seterusnya inflasi akan
menaikkan suku bunga dan kenaikan ini akan mengurangi investasi. Kesimpulannya :
kenaikan harga menyebabkan nilai riil pengeluaran agregat merosot dan menurunkan
pendapatan nasional riil pada keseimbangan.

Berdasarkan kepada peristiwa ini secara grafik sekarang dapat ditunjukkan dua hal
berikut.

1. Efek kenaikan harga ke atas keseimbangan pendapatan nasional.


2. Cara mewujudkan kurva permintaan agregat.
Kurva AD dapat didefenisikan sebagai suatu fungsi yang menggambarkan
hubungan antara tingkat harga dengan jumlah pengeluaran agregat yang akan
dilakukan dalam perekonomian. Perbedaan arti konsep pengeluaran agregat dan
permintaan agregat yakni pengeluaran agregat berlaku pada harga tetap, sedangkan
permintaan agregat berlaku pada harga yang berubah.

 Sifat Utama Kurva AD

Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Artinya: semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat yang wujud
dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ke bawah ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang diterangkan di bawah ini.

Tingkat Harga, dan Pengeluaran Rumah Tangga

Dalam suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat tetap.


Tingkat gaji dan upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat
harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda. Semakin
rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata
lain, nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila tingkat harga
semakin rendah.

Tingkat Harga, Suku Bunga dan Investasi

Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga cenderung
akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga cenderung
akan menjadi semakin tinggi.

Terdapat perkaitan yang rapat pula di antara suku bunga dengan investasi, yaitu
semakin tinggi suku bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi.
Kemerosotan investasi menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Kenaikan
harga akan menimbulkan proses perubahan sebagai berikut:

i. Harga naik menyebabkan suku bunga naik


ii. Suku bunga naik menyebabkan investasi turun
iii. Investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional riil merosot.

Tingkat Harga, Ekspor dan Impor

Tingkat harga akan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan ekspor dan
impor suatu negara. Secara umum dapat dikatakan:

i. Apabila barang – barang dalam suatu negara adalah relative lebih murah,
ekspor akan meningkat, dan impor berkurang, dan sebaliknya
ii. Apabila barang – barang dalam satu negara adalah relative lebih mahal
ekspor akan merosot dan impor meningkat.
Dapat disimpulkan: kenaikan harga akan menurunkan ekspor neto dan pengangguran
ekspor neto akan menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil.

 Perpindahan Kurva Permintaan Agregat AD


1. Efek pertambahan komponen pengeluaran agregat

Apa pun perubahan yang akan brelaku, yaitu apakah iya merupakan
pertambahan C, I, G atau X, efeknya kepada pertambahan pengeluaran agregat dan
pendapatan nasional adalah sama, yaitu:

ΔY = Multiplier x ΔAE

Dimana ΔAE dapat berupa pertambahan salah satu dari yang berikut: C, I, G,
dan X. Maka secara gambar efek pertambahan salah satu komponen dari pengeluaran
agregat, misalnya pertambahan investasi, adalah seperti yang ditunjukkan dalam
gambar. 1.2

Pengeluaran agregat yang asal adalah AE( ) dan kenaikan investasi sebesar ΔI
memindahkan pengeluaran agregat menjadiA ().dengan kata lain, pertambahan
investasi akan menambah pendapatan nasional dari menjadi akan tetapi tingkat
harga tidak berubah dan tetap sebesar . Berdasarkan pada perubahan ini, pada bagian
gambar (b) ditunjukkan efek pertambahan pengeluaran agregat (investasi) terhadap
kurva permintaan agregat AD.

Berdasarkan kepada keseimbangan Y=AE( ) yaitu keseimbangan pendapatan


nasional yang asal, tingkat harga adalah dan pendapatan nasional riil adalah . Dalam
gambar (b), kurva menunjukkan permintaan agregat yang asal, dan titik A
menunjukkan keseimbangan pendapatan nasional yang asal. Kenaikan investasi
memindahkan keseimbangan dari menjadi dan opada keseimbangan yang baru ini
tingkat harga tetap pada tetapi pendapatan nasional riil meningkat menjadi . Berarti,
dalam gambar (b) keseimbangan yang baru ditunjukkan oleh titik B. Berdasarkan
kepada keseimbangan ini dapat ditentukan kurva permintaan agregat yang baru, yaitu
kurva yang melalui B sejajar dengan .

Sampai manakah pergeseran AD menjadi ? Gambar (b) jelas menunjukkan


bahwa AB sama dengan . Dan nilai atau ΔY adalah: Multiplier x ΔI. Dengan
demikian jarak diantara dengan adalah sama dengan: Multiplier x ΔI.

Walau bagaimanapun dalam analisis AD-As nilai multiplier akan selalu lebih
kecil dari dalam analisis Y = AE. Hal ini disebabkan karena apbila AD bertambah
keseimbangan AD-AS yang baru akan tercapai pada tingkat harga yang lebih tinggi
dan pendapatan nasional yang lebih rendah daripada yang didapati dalam analisis
Keynesian sederhana.

2. Efek Pertambahan Bocoran

Unuk menunjukkan efek pertambahan bocoran terhadap kurva permintaan agregat


AD digunakan gambar 7.5. bagian (a) menunjukkan keseimbangan pendapatan
nasional dengan menggunakan pendekatan Y=AE.

F. Kurva Penawaran Agregat (AS)


Ciri – Ciri Kurva AS

Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang berbentuk melengkung dari
kiri – bawah ke kanan – atas, dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama
semakin tinggi. Kurva penawaran agregat pada hakikatnnya menggambarkan tentang
hubungan diantara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil
yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu
perekonomian.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Kurva AS


Dua faktor yang dapat dipandang sebagai penyebab dari bentuk kurva AS
yang melengkung ke atas yaitu: ciri – ciri fungsi produksi dan ciri – ciri pasaran
tenaga kerja.

1. Efek Hukum Hasil Tambahan yang Semakin Berkurang

Jumlah output atau nilai produksi riil, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
digunakan. Fungsi produksi jangka pendek tersebut dipengaruhi oleh hokum hasil
tambahan yang semakin berkurang, yaitu apabila jumlah tenaga kerja ditambah,
produksi marjinal yang diciptakan oleh pertambahan tenaga kerja tersebut adalah
lebih rendah dari tenaga kerja sebelumnya.

Kurva AS yang melengkung ke atas tersebut menggambarkan ciri perhubungan


berikut: semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar jumlah barang yang
diproduksikan dan ditawarkan para pengusaha.

2. Pasaran Tenaga Kerja dan Kurva Penawaran Agregat

Gambar 7.7 menunjukkan bahwa semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi
tingkat upah yang diterima para pekerja. Upah yang semakin tinggi ini akan
menaikkan biaya produksi. Maka, untuk tetap memperoleh keuntungan dan dapat
meneruskan operasinya, penawaran agregat dalam ekonomi hanya akan ditingkatkan
oleh perusahaan – perusahaan apabila tingkat harga semakin tinggi.

3. Tingkat Pengangguran dan Tingkat Kenaikan Upah

Terdapat suatu hubungan yang negative di antara kenaikan tingkat upah dengan
tingkat pengangguran. Pada tingkat pengangguran tinggi, tingkat kenaikan upah
adalah rendah, dan apabila tingkat pengangguran rendah, persentase kenaikan tingkat
upah meningkat.
 Perpindahan Kurva AS
1. Perpindahan Kurva AS Ke Atas/Ke Kiri

Perpindahan kurva penawaran agregat dapat disebabkan oleh salah satu atau
gabungan faktor – faktor yang ditengkan dalam uraian berikut.

i. Harga bahan mentah meningkat atau biaya lain meningkat

Apabila harga bahan mentah bertambah, maka dengan sendirinya biaya


produksi perusahaan-perusahaan akan semakin meningkat

ii. Kenaikan upah tenaga kerja

Kenaikan yang berlaku pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja. Tanpa
kenaikan tingkat produktivitas, kenaikan upah tenaga kerja akan meningkatkan biaya
produksi. Maka output yang sama (Pendapatan nasional riil yang sama) hanya akan
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan apabila tingkat harganya lebih tinggi

2. Perpindahan Kurva AS Ke Bawah/Ke Kanan

Perpindahan kurva penawaran agregat dapat disebabkan oleh salah satu atau
gabungan faktor – faktor sebagai berikut.

i. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi dapat menyebabkan sejumlah output dikeluarkan


dengan biaya yang lebih murah. Atau, pada jumlah yang sama, output yang di
keluarkan bertambah banyak.

ii. Perkembangan infrastruktur


Infrastruktur utama bagi pengembangan kegiatan ekonomi dan meningkatkan
efisien kegiatan ekonomi adalah: jalan raya, pelabuhan laut, lapangan terbang,
kawasan industry, dll.

iii. Pajak, izin usaha dan administrasi pemerintah

Untuk mendirikan dan menjalankan usaha, setiap perusahaan memerlukan izin


usaha dan dari waktu kewaktu perlu membayar pajak.

G. Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)


1. Keseimbangan Makroekonomi

Beberapa penulis menamakan keseimbangan AD – AS sebagai keseimbangan


makroekonomi karena analisis ini telah memasukkan unsure perubahan harga dalam
analisis keseimbangannya, yaitu analisis ini lebih lengkap daripada analisis
keseimbangan pendapatan nasional.

2. Perubahan Keseimbangan dan Penyebabnya

Keseimbangan permintaan agregat – penawaran agregat akan selalu mengalami


perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan dalam keadaan
perekonomian.

i. Efek Perubahan Kurva AD

Perubahan dalam permintaan agregat yang tidak diikuti oleh perubahan


penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga dan pendpatan nasional riil
kea rah yang bersamaan, yaitu kedua – duanya meningkat atau kedua – duanya
merosot.
ii. Efek Perubahan Kurva AS

Mengenai perubahan kurva penawaran agregat AS menunjukkan bahwa


perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan harga dan pendapatan nasional riil
kearah yang bertentangan.

iii. Efek Perubahan Serentak AD AS

Mengenai keadaan yang berlaku dalam perekonomian adakalanya meliputi


perubahan dalam kedua kurva yaitu AD dan AS, secara berurutan.

Kurva keseimbangan AD-AS

KASUS

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Indonesia for Global Justice


(IGJ), Riza Damanik menduga tahun 2014 mendatang keadaan ekonomi Indonesia
bisa jadi akan sangat memprihatinkan. Bisa jadi krisis tersebut terasa lebih
menyakitkan ketimbang krisis 1998 lalu.
Dalam acara “Refleksi 2013 dan Proyeksi 2014” di kantor IGJ, Tebet, Jakarta
Selatan, Selasa (24/12/2013) Riza mengatakan proyeksi perekonomian Indonesia
tahun depan bisa dinilai dari permasalahan subsidi energi yang tidak kunjung tuntas.
Tahun depan dianggarkan subsidi energi sebesar Rp 282,1 triliun, dan hal itu
merupakan alokasi terbesar Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).
Padahal Indonesia masih mempunyai utang yang pada Oktober lalu tercatat masih Rp
915,175 triliun, dan posisi utang luar negeri pemerintah mencapai USD 123,212,
yang seluruhnya harus dibayar dengan dolar.
Di tengah-tengah usaha Indonesia membayar cicilan utang dan bunganya, nilai tukar
dolar AS terhadap rupiah kembali meroket, bahkan hingga menyentuh angka Rp
12.000.Keadaan itu membuat utang Indonesia membengkak menjadi sekitar
Rp.1.478,544 triliun utang luar negri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri.
Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun.
“Hal paling membahayakan adalah negara semakin tenggelam dalam cengkraman
bangsa lain karena masalah utang,” katanya. Riza melanjutkan, utang luar negeri
semakin membengkak lantaran nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin merosot.
Tetapi, ungkap dia, pemerintah justru mengambil solusi untuk menutup pengeluaran
dengan cara semakin memperbanyak utang luar negeri maupun dalam negeri.
Sepanjang tahun 2013 masyarakat juga disuguhkan dengan defisit perdagangan.
Sepanjang Januari-Oktober 2013 tercatat defisit perdagangan mencapai 6,36 miliar
USD, dan sebagian besar disebabkan oleh impor migas.”Selama orde baru itu tidak
ada defisit, termasuk tahun 1998. Jadi bisa jadi krisis nanti itu akan lebih parah,”
ujarnya.
Di tengah-tengah krisis tersebut, Indonesia terus meratifikasi berbagai kesepakatan
untuk meliberalisasi diri. Terakhir adalah kesepakatan World Trade
Organization (WTO) yang mengharuskan Indonesia memangkas kepabeanan impor
pangan.
Padahal petani selama ini bisa disebut kurang disubsidi, sehingga bukan tidak
mungkin produk-produk impor tersebut nantinya akan membuat petani lokal “babak-
belur,” dan mengancam kedaulatan pangan Indonesia.
Riza mengatakan rezim yang akan memimpin Indonesia mulai tahun 2014 harus
memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional
Indonesia. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap perjanjian
perdagangan dan inverstasi internasionl.
“Termasuk mengambil langkah dalam pembatalan terhadap perjanjian yang memberi
implikasi buruh terhadap ekonomi Indonesia,” tutur Riza. “Rezim baru juga harus
mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional dengan dukungan politik
anggaran yang por terhadap pertanian, perikanan dan usaha kecil menengah,” ujar
Riza.[5]
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Penawaran agregat (aggregat suply) dan permintaan
agregat (aggregat demand) sebagai model analisis dalam teori makroekonomi,
terutama dalam kaitannya dengan bagaimana tingkat harga ditentukan. Dan Kurva
penawaran agregat (AS) adalah suatu kurva yang menggambarkan pendapatan
nasional (nilai barang dan jasa) yang akan di produksikan sector perusahaan pada
berbagai tingkat harga. Adapun perbedaan teori-teori terhadap keseimbangan AD dan
AS.

Saran
Alhamdulillah dengan selesainya makalah ini kami harap dapat bermanfaat
bagi pembaca. Makalah ini dari jauh dari kesempurnaa maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Daftar Pustaka
- Sukirno Sadono.2012, Makroekonomi Teori Pengantar, Jakarta
- http://trisnatrichy.blogspot.co.id/2013/03/keseimbangan-agregat-demand-ad-
agregat.html

Anda mungkin juga menyukai