Anda di halaman 1dari 3

Nama : Narakyan Dhewindra Dyah Sanggadhara

Kelas/Absen : 2-34/29

NPM : 2103181207

SUBJEK PPN

Subjek PPN ialah orang pribadi dan badan, yang berdasarkan peraturan perundang-undangan,
melakukan kegiatan penyerahan dan menerima Barang/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP). Seluruh orang
bisa diartikan sebagai subjek PPN atau lebih tepatnya semua orang dalam lingkup wilayah Indonesia,
merupakan subjek PPN. Karena, PPN dikenakan atas barang atau jasa yang dikonsumsi di dalam
daerah pabean Indonesia.

Semua orang merupakan subjek PPN karena sifat PPN yang merupakan pajak objektif, dimana
munculnya kewajiban pajak di bidang ditentukan oleh adanya objek pajak, yaitu seperti keadaan,
peristiwa, atau perbuatan hukum yang dapat dikenakan pajak. Jadi, PPN tidak membedakan tingkat
kemampuan konsumen dalam pengenaan pajaknya.

Subjek PPN dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Pengusaha Kena Pajak (PKP), dimana PPN dipungut oleh PKP dalam hal:

 PKP melakukan penyerahan BKP


 PKP melakukan penyerahan JKP
 PKP melakukan ekspor BKP, ekspor BKP Tidak Berwujud, ekspor JKP

2. Non-PKP, dimana PPN akan tetap terutang meski yang melakukan kegiatan bukanlah berstatus PKP,
dalam hal:

 Impor BKP
 Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
 Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
 Melakukan kegiatan membangun sendiri

Orang pribadi yang memanfaatkan BKP/JKP di dalam daerah pabean Indonesia, juga merupakan
subjek PPN. Namun, kewajiban subjek PPN yang memanfaatkan atau mengkonsumsi BKP/JKP di
dalam daerah pabean ini hanya sebatas pada pembayaran PPN, yang umumnya harga yang
dibayarkan oleh konsumen sudah termasuk pungutan PPN.

Kewajiban subjek PPN orang pribadi maupun non-PKP ini diatur dalam UU Nomor 42 Tahun 2009
(UU PPN) Pasal 4 Ayat (1) huruf b dan huruf e, serta Pasal 16C.

Pengusaha kecil juga merupakan subjek PPN dengan kewajiban-kewajiban yang mengikat, utamanya
apabila pengusaha kecil memilih untuk ditetapkan sebagai PKP.

PKP Sebagai Subjek PPN

Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP/JKP di dalam daerah pabean dan/atau melakukan
ekspor BKP berwujud, ekspor JKP, dan/atau ekspor BKP tidak berwujud merupakan subjek PPN yang
wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Melaporkan usaha dan dikukuhkan sebagai PKP


 Memungut pajak terutang
 Meyetorkan PPN yang masih dibayar dalam hal pajak keluaran lebih besar daripada
pajak masukan, yang dapat dikteditkan serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang terutang (PPnBM)
 Melaporkan penghitungan pajak

Sebagai subjek PPN, PKP diwajibkan untuk membuat faktur pajak dengan bentuk yang sudah
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yakni faktur pajak elektronik atau e-Faktur, atas
penyerahan dan penerimaan BKP/JKP serta melaporkannya.

Pengusaha Kecil Sebagai PKP

Sebagai subjek PPN, sejatinya pengusaha Kecil tidak termasuk dalam kategori PKP, namun pengusaha
kecil dapat mengajukan permohonan untuk dikukuhkan sebagai PKP, setelah dikukuhkan, pengusaha
kecil menjadi PKP sepenuhnya,dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPnBM
yang terutang.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 197/PMK.03/2013 ditetapkan batasan pengusaha
untuk dapat dikategorikan sebagai pengusaha kecil, sebagai berikut:
 Pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama 1 tahun buku melakukan
penyerahan BKP/JKP dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih
dari Rp 4,8 miliar.
 Jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto adalah jumlah keseluruhan
penyerahan BKP/JKP yang dilakukan oleh pengusaha dalam rangka kegiatan usahanya.
 Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, apabila
sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp 4,8 miliar.
 Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP dilakukan paling lama
akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp 4,8 miliar.

Pengusaha kecil yang telah dikukuhkan sebagai PKP dan secara otomatis menjadi subjek PPN yang
terikat peraturan, wajib memungut, meyetor, dan melaporkan PPN atau PPnBM yang terutang atas
penyerahan BKP yang dilakukannya.

Sumber :

Jatmiko, Agus. “Klasifikasi dan Kewajiban Subjek PPN”. https://www.online-pajak.com/subjek-ppn.

Anda mungkin juga menyukai