Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kasus

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Oleh :

Miako Pasinggi
060 111 6 208
Masa KKM : 24 Januari – 20 Februari 2011

Penguji :

Dr. L.F.J. Kandou, Sp.KJ

BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2011
STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Na. Balqis Salim
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir : Boroko, 5 September 1979
Status Perkawinan : Belum kawin
Pendidikan Terakhir : Tamat SMA
Suku/bangsa : Arab/Indonesia
Alamat : Tumumpa/Tuminting
Pekerjaan : Tidak ada
Agama : Islam
Tanggal MRS : 6 Februari 2011
Cara MRS : Diantar keluarga
Tanggal Pemeriksaan : 11 Februari 2011
Tempat Pemeriksaan : Ruang B RS.Prof.V.L. Ratumbuysang

II. WAWANCARA PSIKIATRI


Riwayat psikiatri diperoleh dari:
- Autoanamnesis dengan penderita sendiri pada tanggal 11 Februari 2011
- Alloanamnesis dengan orangtua (ayah) penderita pada tanggal 11 Februari 2011
Keluhan utama
Marah-marah dan memukul orang
Keluhan penyakit sekarang
- Autoanamnesis
Penderita mengakui bahwa penderita sering marah-marah, melempar barang, dan
sampai memukul orang jika kehendaknya tidak dituruti. Penderita juga melihat
sesosok pria yang berkulit putih, tinggi, dan hidungnya mancung. Pria tersebut
berbicara seperti menakut-nakuti penderita dan penderita merasa takut dan juga
jengkel.
- Alloanamnesis
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit, penderita mulai bicara sendiri dan
marah-marah tanpa sebab. Awalnya keluarga masih dapat menangani sikap
penderita. Namun akhir-akhir ini penderita mulai suka melempar barang dan
memukul apa saja apabila ada kehendak penderita yang tidak dituruti oleh
keluarga. Akhirnya orang tua penderita membawa penderita ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan.

Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat gangguan psikiatri


Penderita tidak pernah mengalami gangguan psikiatri sebelumnya
- Riwayat gangguan medis

2
Kira-kira 5 tahun yang lalu pernah mengalami trauma capitis. Dari hasil CT-Scan
penderita tidak mengalami cedera yang berarti. 4 tahun yang lalu sempat berobat
ke dokter tetapi putus obat. 6 bulan yang lalu juga berobat ke dr.Mahama tetapi
keluarga tidak tahu obat apa yang dikonsumsi.
Penyakit jantung, hati, ginjal, dan asam urat disangkal.
- Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Penderita tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan rokok, serta tidak pernah
mengkonsumsi zat-zat psikoaktif lainnya.

Riwayat kehidupan pribadi

- Riwayat prenatal
Penderita lahir normal dibantu oleh bidan di rumah
- Riwayat bayi sampai dengan kanak-kanak
Penderita tumbuh dan berkembang normal
- Riwayat masa remaja
Penderita melewati masa remajanya seperti teman-teman lainnya
- Riwayat masa dewasa
1. Riwayat pendidikan
Penderita sudah menamatkan SMA. Di sekolah penderita termasuk anak yang
rajin dan selalu mendapatkan juara.
2. Riwayat keagamaan
Penderita beragama Islam dan rajin beribadah
3. Riwayat psikoseksual
Penderita tidak pernah mengalami penyiksaan seksual semasa kecil
Orientasi seksual penderita adalah lawan jenis yang sebaya.
4. Riwayat perkawinan
Penderita belum menikah
5. Riwayat pekerjaan
Penderita pernah bekerja selama 1,5 tahun pada tahun 2005 – 2007 kemudian
berhenti karena merasa tidak nyaman dengan lingkungan pekerjaan. Dan
bekerja lagi selama 3 tahun di Dinas Perhubungan dari tahun 2007 samai
tahun 2010 dan berhenti bekerja pada bulan Agustus 2010 karena sakit.
6. Rwayat sosial
Penderita mempunyai hubungan yang baik dengan orangtua dan tetangga
sekitar rumah. Namun keluarga mengakui kalau penderita memiliki sikap yang
tertutup.
7. Riwayat pelanggaran hukum
enderita tidak pernah telibat dalam masalah hukum
8. Persepsi tentang diri dan kehidupan
Penderita merasa bahwa dirinya sakit
9. Impian, khayalan, dan nilai hidup
Penderita mempunyai bayangan akan cita-cita dan tujuan hidup

3
SILSILAH KELUARGA

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

III. STATUS MENTAL


1. Deskripsi Umum
- Penampilan
Penderita adalah seorang wanita, usia 30 tahun, sesuai umur. Berbaring dan
terfiksasi. Rambut tidak disisir, ekspresi wajah normal. Berpakaian rapi. Kuku
panjang. Disekitar lengan terdapat luka tanda cakar.
- Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara penderita menjawab pertanyaan tetapi jawaban yang
diberikan. Tetapi setelah dikoreksi kekeluarga, ada pertanyaan yang jawabannya
tidak sesuai.
- Sikap terhadap pemeriksa
Penderita tidak kooperatif dan bersikap seperti memusuhi.
2. Alam perasaan (mood) dan ekspresi afek
- Mood : Iritabel/Hipertimik
- Afek : Terbatas
3. Karakteristik bicara
Selama wawancara, penderita menjawab semua pertanyaan tetapi terdapat beberapa
jawaban yang tidak benar . Namun sesekali juga penderita mengalihkan pembicaraan,
artikulasi kurang jelas, bicara cepat, intonasi bervariasi. Jika disuruh mengulang
jawaban, penderita pasti langsung menjawabnya dengan intonasi tinggi atau berteriak.
4. Gangguan Persepsi
Penderita mengalami halusinasi audiotorik dan visual. Dimana penderita melihat
sesorang pria dengan kulit putih dan hidung tinggi. Dia tidak tahu itu siapa dan sering
menakut-nakuti penderita. Penderita juga mengalami waham kebesaran.
5. Proses Pikir

4
Bentuk pikiran : Wajar
Isi pikiran : Waham kebesaran
6. Sensorium dan kognisi
- Taraf kesadaran
Secara kualitatif berubah, namun tidak menurun secara kuantitatif.
- Orientasi
Waktu : Baik. Penderita bisa membedakan siang dan malam.
Tempat : Baik. Penderita mengetahui bahwa dirinya berada di RS
Orang : Baik. Penderita dapat mengenali orang-orang disekitarnya.
- Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Tidak terganggu. Penderita dapat menyebutkan
nama tempat penderita bersekolah dari SD-
SMA.
Daya ingat jangka pendek : Tidak terganggu. Penderita
Daya ingat segera : Tidak terganggu. Penderita dapat mengulang 6
huruf dan angka yang diucapkan pemeriksa.
- Kemampuan baca dan menulis
Penderita dapat membaca dan menulis
- Kemampuan visuospasial
Penderita dapat menggambar jam beserta angka-angkanya
- Kemampuan menolong diri sendiri
Penderita dapat mandi sendiri tetapi untuk makan dan minum harus dibantu oleh
keluarga.
- Pengendalian impuls
Penderita sulit untuk mengendalikan amarahnya
- Pertimbangan dan tilikan
Daya nilai sosial : Terganggu
Penilaian realitas : Teranggu
Tilikan : Derajat 2
- Realiabilitas
Penjelasan yang diberikan penderita kadang-kadang tidak dapat dipercaya karena
adanya gangguan jiwa.

IV. PEMERIKSAAN FISIK INTERNA DAN NEUROLOGI


1. Status Interna
Keadaan umun : cukup
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, R: 18x/menit, S:36,7 C
Kepala : Tidak ditemukan conjungtiva anemis maupun sclera ikteri
Thoraks : Jantung : SI-SII normal, bising (-)
Paru : Suara pernapasan vesikuler
Abdomen : datar, lemas, nyeri epigastrium (-), bising usus normal,
Hepar dan lien normal.
Ekstremitas : hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada.
2. Status Neurologi
GCS : 15
E: Buka mata spontan (4)

5
V: Berbicara spontan (5)
M: Gerakan sesuai perintah (6)
Pemeriksaan Nervus Kranialis
- Nervus Olfaktorius (NI)
Kesan normal
- Nervus Optikus (N.II)
Kesan normal
- Nervus Okulomotorius (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus
Abducens (N.VI)
Kesan normal
- Nervus Trigeminus (N.V)
Kesan normal
- Nervus Facialis (V.II)
Kesan normal
- Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)
Kesan normal
- Nervus Glossofaringeus (N.IX) dan Nervus Vagus (N.X)
Kesan normal
- Nervus Aksesorius (N.XI)
Kesan normal
- Nervus Hipoglosus (N.XII)
Kesan normal

Fungsi sensorik : tidak terganggu

Fungsi motorik : kekuatan otot 5 5

5 5

Tonus otot n n

n n

Ekstrapiramidal Sindrom : Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal (Tremor,

Bradikinesia, rigiditas)

Refleks fisiologis : Normal

Refleks patologis : Tidak ditemukan reflex patologis

V. IKHTIAR PENEMUAN BERMAKNA


Berdasarkan anamnesis didapatkan penderita didapatkan penderita wanita
berumur 30 tahun, suku Arab, agama Islam, pendidikan terakhir tamat SMA,
pekerjaan tidak ada. Penderita dibawa ke RS Prof.V.L. Ratumbuysang Manado pada
tanggal 6 Februari 2011 dengan keluhan utama marah-marah dan memukul orang.
6
Pada pemeriksaan status mental, didapatkan penderita berpenampilan sesuai
dengan usianya, berpakaian sesuai. Selama pemeriksaan, penderita berbaring dan
terfiksas, tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan. Penderita dapat melakukan
kontak mata tapi mudah teralih.
Pada wawancara didapatkan suasana mood hipertimik, afek terbatas. Bicara
spontan, produktivitas baik. Gangguan persepsi berupa halusinasi audiotorik dan
visual. Dalam pertimbangan tilikan terhadap penyakit, termasuk tlikan derajat 3 yakni
penderita sadar bahwa mereka sakit tetapi melemparkan kesalahan pada orang lain.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Berdasarkan riwayat penderita, ditemukan adanya kejadian-kejadian yang
mencetuskan perubahan pola perilaku dan psikologis yang bermanifestasi timbulnya
gejala dan tanda klinis yang khas berkaitan adanya gangguan kejiwaan serta
ditemukan adanya distress dan disability ringan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat disimpuklan penderita mengalami suatu gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status interna dan status neurologi tidak ditemukan kelainan
yang mengindikasikan adanya gangguan medis umum yang secara fisiologis
menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita
selama ini. Adapun trauma capitis yang dialami penderita tidak bermakna berarti
karena pemeriksaan CT-Scan yang pernah dilakukan oleh penderita memberikan
hasil normal. Denga demikian gangguan mental organic (F00-F09) dapat
disingkirkan.
Pada anamnesis ditemukan penderita tidak merokok dan minum-minuman
beralkohol. Penderita juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang
sehingga kemungkinan gangguan mental akibat zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat
disingkirkan.
Pada aksis 1 ditemukan adanya halusinasi audiotorik dan visual, dan juga
ditemukan adanya gejala negatif. Pada penderita gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan.
Selain itu juga ditemukan kegelisahan yang memuncak pada penderita. Maka
diagnosis pada penderita ini termasuk dalam “Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
(F25.0)
Pada aksis II tidak ada diagnosis.
Pada aksis III tidak ditemukan adanya kondisi medis umum yang berkaitan
dengan gangguan jiwa yang dialami penderita.

7
Pada aksis IV ditemukan adanya masalah psikososial, dimana pederita enggan
menceritakan masalahnya kepada orang lain dan tidak bisa bekerja akibat sering sakit
kepala.
Pada aksis V GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ditemukan adanya kondisi medis umum yang berkaitan dengan
gangguan jiwa yang dialami penderita.
Aksis IV : Ditemukan adanya masalah psikososial. Dimana pendeita enggan
menceritakan masalahnya kepada orang.
Aksis V : GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.

8
VIII. DAFTAR MASALAH
a. Organobiologik
Tidak terdapat faktor genetik gangguan jiwa.
b. Psikologi
Penderita mengalami halusinasi audiotorik dan visual. Gampang marah dan
gelisah. Waham kebesaran juga ditemukan pada penderita.
c. Lingkungan dan sosial ekonomi
Penderita selalu menyimpan perasaannya sendiri. Enggan menceritakannya
pada orang lain. Pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan
dilingkungan pekerjaan.

IX. RENCANA TERAPI


1. Biologik/Psikofarmaka
- Haloperidol 5 mg dosis 3x1
- Tryhexyphenidyl 2 mg 3x1
- Frimania 400mg 3x1
- Inj Lodomer/Stesolid/ 12 jam
2. Psikoterapi dan Intervensi Psikososial
a. Terhadap penderita
- Memberikan edukasi terhadap penderita agar memahami gangguannya lebih
lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya
kepatuhan dan keteraturan minum obat.
- Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri
individu, perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik.
- Memotivasi dan memberikan dukungan kepada penderita agar penderita tidak
merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak
kendur.
b. Terhadap keluarga
- Dengan psiko-edukasi yang menyampaikan informasi kepada keluarga
mengenai berbagai kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan
pengobatan sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi
penderita untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali gejala-
gejala kekambuhan.
- Memberikan pngertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada
perjalanan penyakit.

X. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

XI. DISKUSI

9
Pada penderita ditemukan halusinasi audiotorik dan visual walaupun tidak
terlalu menonjol. Waham juga tidak ditemukan pada penderita. Selama wawancara sikap
penderita tidak kooperatif, ekspresi wajah biasa, artikulasi kadang tidak jelas, volume
naik turun, pandangan tertuju pada pemeriksa tetapi kadang mengalihkan pandangan ke
arah lain, dan menjawab pertanyaan kadang tidak sesuai. Sesuai dengan PPDGJ III
penderita ini dikategorikan dengan Gangguan Skizoafektif Tipe Manik(F25.0).
Pada penderita ini diberikan Haloperidol 5 mg dengan pemberian 3 kali 1
tablet sehari dengan anjuran 5-15 mg/hari, Trihexyphenidyl 2mg dgn dosis 3 kali sehari.
Penderita juga diberikan Frimania (Lithium Carbonat) 400mg dengan dosis 3 kali sehari
dan injeksi lodomer/stesolid tiap 12 jam.
Pada penderita ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Dalam hal ini
diberikan melalui edukasi terhadap penderita agar memahami gangguannya, cara
pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya kepatuhan dan keteraturan
minum obat sehingga penderita sadar dan mengerti akan sakitnya, dan menjalankan
pengobatan secara teratur, tidak dengan terpaksa. Hal lain yang dilakukan adalah dengan
intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri individu,
perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik sehingga memotivasi
penderita agar dapat menjalankan fungsi sosianya dengan baik.
Keluarga penderita juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi
berupa penyampaian informasi kepada keluarga mengenai penyebab penyakit yang
dialami penderita serta pengobatannya sehingga keluarga dapat memahami dan menerima
kondisi penderita untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali gejala-
gejala kekambuhan secara dini. Pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran
keluarga pada perjalanan penyakit juga penting untuk disampaikan.
Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam karena tidak ada riwayat
gangguan psikiatri dalam keluarga dan tidak ada gangguan premorbid. Bila penderita taat
menjalani terapi, adanya motivasi dari penderita sendiri untuk sembuh, serta adanya
dukungan dari keluarga maka akan membantu perbaikan penderita.

XII. WAWANCARA PSIKIATRI


A Pemeriksa
B Penderita
C Ayah Penderita

A : Selamat siang
B+C : Siang..
A : Halo.. boleh menganggu? Kita mo ba tanya-tanya sedikit neh.
B : Ooo iyo boleh..

10
A : Perkenalkan kita dokter muda Miako. Ngana pe nama sapa dank?
B : Balqis
A : Nama lengkap dank?
B : Balqis Salmi
A : Kalau bagitu kita pangge Balqis jo neh. Ngana pe umur dank brp?
B : 30 tahun
A : Sekarang da kuliah atau kerja?
B : Kita kwa da kerja di Dinas Perhubungan
C : dia kwa klar SMA so nda kuliah. Langsung kerja. Tu hari pernah dah kerja di
toko deng ba honor di Dinas Perhubungan.
A : Kapan dank tu da kerja?
B : 2005. Dorang ja bilang kita papancuri
C : Nyanda katu. Dia da kerja di toko tu tahun 2005-2007 mar da berhenti gara-
gara depe bos da tuduh ba pancuri kong lima bulan kemudian ba honor di
Dinas perhubungan sampai bulan Agustus 2010.
A : Kong kiapa berhenti dank?
C : Gara-gara da sakit kepala jadi so nda kuat ba kerja. Dia kwa pernah da celaka
kira-kira 5 tahun yang lalu.
A : Bilqis kata tu hari da pernah celaka? Tahun berapa dank kira-kira?
B : 1997.
C : Nyanda katu, kira-kira tahun 2005
A : Kong dokter bilang apa?
C : Dokter da bilang apa katu Bilqis?
B : Nyanda apa kata.
A : Tu hari da sempat foto?
C : oo iyo tu hari da CT-Scan mar depe hasil nda apa2 kata.
A : Pernah da ke dokter lagi?
C : Iyo tu hari pernah ba checkup ke dr.Thomarius mar nda apa-apa kata.
A : Pernah le kata ba periksa di dr.Maham? Kapan?
C : Ooo klo itu gara2 dia so ja mengeluh sakit kepala, kira-kira 6 bulan yang
lalu.
A : Obata pa dank yg dokter da kase?
C : So lupa noh dokter.
A : Hmm Bilqis pe kegiatan skrg da apa?
B : Nyanda ada
C : Dia kwa kurang ja bolak-balik Bolmong-Manado.
A : Bilqis pe hobby apa dank?
B : Menyanyi deng nonton
A : klo cita-cita suka mo jadi apa?
B : Mo jadi dokter deng presiden (sambil tertawa). Klo so pulang dari RS kita
suka mo kerja di sini.
A : Bilqis tau so sekarang da dimna?
B : di RS noh.
A : Ini siang atau malam?
B : Siang
A : Kiapa skrg so di RS dank?
B : Nintau le pa dorang.
11
A : Bilqis kata ja marah-marah deng pukul orang?
B : ioo. Kita kwa pastiu klo dorang jaga larang-larang pa kita. Makanya kita ja
ba pukul.
A : kong kiapa ba pukul? Ada so orang ja bisik-bisik pa ngana?
B : iyo ada.. dia jaga se tako-tako pa qta. Dia ja bilang “Ada hoga..ada hoga”.
A : sapa yg bilang bagitu? Cowok atau cewek?
B : Cowok. Hidung tinggi kong putih.
A : Kong ngana takut dank pa dia?
B : Takut noh. Mar kita jengkel pa dia. (tangan dikepalkan seperti ingin
memukul)
C : Dia kwa depe orang tertutup. Nimau ja cerita-cerita deng orang. Biasa kurang
da melamun deng menangis sandiri.
A : Sejak kapan dank itu?
C : kira2 1 bulan yang lalu.
A : oo iyo dank makase neh torang so boleh ba tanya2
B+C : iyo sama2 dokter.

12

Anda mungkin juga menyukai