Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA KRISTEN

- PERTOBATAN KELAS X
TUGAS AGAMA

PERTOBATAN
DISUSUN OLEH :
CELINE KRISTIANI
X MIPA 3
BAB 1
RIWAYAT HIDUP
Master Feng Shui : Vachiravan Vanlaeiad (Tionghoa)

Dilahirkan dan tinggal di daerah Pemakaman Tionghoa Sukhawadee di Nong Khee, Thaiuland.
Leluhurnya emigrasi dari China dan menetap di Propinsi Chonburi. Belajar ilmu Feng Shui dan
astrologi sejak umur 7 tahun dari beberapa guru yang melakukan upacara spiritual di tempat
pemakaman.Ia senang memerhatikan upacara yang dilakukan oleh guru-guru Feng Shui seperti
berkomunikasi dengan roh-roh, mengusir roh jahat dan berkomunikasi dengan roh orang mati.
Sekalipun masih anak kecil, ia sangat tertarik dan dapat dengan baik dan tepat menghafal
metode-metode meramal dan juga pelbagai prosedur upacara berkaitan dengan Feng Shui di
tempat pemakaman. Dalam studinya akan ilmu Feng Shui saya menemukan pengetahuan ini
bukan saja berlaku bagi yang mati tapi juga bagi yang hidup.Di usia 20 tahun, Vachiravan sudah
menjadi seorang konsultan Feng Shui dan peramal yang cukup terkenal; kliennya termasuk
politikus, pejabat tinggi negara dan juga pengusaha. Bahkan tokoh Feng Shui yang lain datang
berkonsultasi padanya. Upahnya lumayan mahal dari beberapa ratus Baht sampai beberapa ribu
Baht, tergantung tingkat kesulitannya. Ia terlibat dalam desain dan pembangunan beberapa
pemakaman di Thailand.Di tahun 1996, ia diperkerjakan oleh Gereja Sapan Luang untuk
membangun dan merawat tempat pemakaman milik gereja. Vachiravan dipekerjakan sebagai
kepala teknisi tempat pemakaman dan di samping itu ia tetap meneruskan bisnis konsultan Feng
Shuinya.Kehidupannya lambat laun berubah setelah berhubungan dengan gereja dan orang
Kristen.

2. Tokoh Reformasi : Martin Luther (Jerman)

Martin Luther (1483-1546), adalah seorang pastur Jerman, professor teologi, dan figur penting
dalam reformasi. Ia merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah
Kekristenan ketika ia memulai Reformasi Protestan di abad 16. Dia mempertanyakan beberapa
dasar doktrin Katholik Roma, dan pengikutnya dengan cepat memisahkan diri dari Gereja
Katholik Roma untuk memulai tradisi Protestan.

Lahir pada 10 November 1483 di Eisleben, Saxony (sekarang Jerman bagian tenggara), bagian
dari Kekaisaran Romawi Suci, anak dari Hans and Margarette Luther dari kalangan buruh tani
yang berhasil dalam pertambangan tembaga. Martin adalah nama baptisan yang diperolehnya
karena hari pembaptisannya bertepatan dengan hari Santo Martin, pelindung kaum
pengemis. Pada tahun 1484, keluarga Luther pindah ke Mansfeld. Ayahnya bertekad bahwa
anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya.
Dengan harapan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih berusia 7 tahun untuk belajar di
Mansfeld, lalu melanjutkan sekolahnya di Magdeburg pada usia 14 tahun. Namun Hans Luther
memiliki rencana lain bagi Martin, ia ingin anaknya agar menjadi pengacara sehingga ia menarik
Martin dari sekolah di Magdeburg dan mengirimnya ke sekolah baru di Eisenach. Pada tahun
1498, Martin Luther kembali ke Eisleben dan mendaftar ke sekolah, mempelajari tata bahasa,
retorika, dan logika. Ia lalu membandingkan pengalaman ini terhadap penyucian dosa dan
neraka. Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt, dan mendapatkan
gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya (tata bahasa, logika, retorika, dan metafisika)
pada 1505. Menuruti keinginan ayahnya, Luther mendaftar di sekolah hukum pada universitas
yang sama tahun itu, tetapi dengan cepat ia keluar, karena percaya bahwa hukum melambangkan
ketidakpastian. Luther mencari kepastian tentang kehidupan dan tertarik pada teologi dan
filosofi, menampilkan ketertarikan khusus pada Aristotle, Wlliam of Ockham, dan Gabriel Biel.

Lahirnya Reformasi :

Pada tahun 1514, Martin Luther mulai melayani dengan menjadi pastor di gereja kastil
Wittenburg. Ia berkotbah tentang Firman Tuhan kepada orang-orang berbeda dari sebelum-
sebelumnya. Pada masa ini, gereja Katholik melakukan kegiatan yang berlawanan dengan
Alkitab dengan menjual Indulgensia.Sementara itu, Paus Leo X membutuhkan dana untuk
merenovasi Basilika St. Petrus. Kebetulan baginya, gereja memiliki sumber pemasukan yang
besar atas penjualan indulgensia. Pada tahun 1516, Johann Tetzel, seorang imam Dominika
ditugaskan oleh Gereja Katholik Roma untuk menjual indulgensia guna merenovasi Basilika St.
Petrus di Roma. Dengan berkeliling ke kota-kota di Jerman, Tetzel dengan persuasif berusaha
meyakinkan jemaat untuk membeli surat indulgensia. Kalimatnya yang terkenal dan sering
diucapkannya, "Saat uang logam bergemerincing masuk kotak uang, maka jiwa dari api
penyucian akan terbebaskan." Mereka yang membeli surat indulgensia dijanjikan akan
mendapatkan pengurangan hukuman atas dosa mereka, pengampunan dosa bagi sanak saudara
yang berada di api penyucian, dan bisa juga untuk pengampunan penuh dari segala dosa. Luther
menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang dapat menyesatkan umat
sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa
dan pertobatan sejati.Pada 31 Oktober 1517, Luther memaku 95 dalil Luther dipakukan pada
pintu Gereja Kastil sebagai undangan terbuka bagi pemuka-pemuka gereja untuk
memperdebatkan praktik penjualan indulgensia dan menggarisbesarkan doktrin Alkitab
pembenaran oleh iman saja. Tindakan memaku 95 dalil ini menjadi saat yang menentukan dalam
sejarah Kekristenan, yaitu simbol lahirnya Reformasi Protestan. Pada masa itu, adalah suatu
kebiasaan bila ada topik yang hendak didiskusikan atau diperdebatkan maka seseorang bisa
memakukan undangannya di pintu gereja Wittenberg. 95 dalil ini mengkritik keras indulgensia
karena menyesatkan iman orang-orang. Luther juga mengirimkan salinan 95 dalil ini kepada
Uskup Agung Albrecht dari Mainz, menghubunginya untuk mengakhiri penjualan indulgensia.
Namun Uskup Agung Albrecht dari Mainz tidak membalas surat Luther yang berisi 95 dalil ini.
Ia telah memeriksa dalil-dalil tersebut dan menyampaikannya ke Roma. Ia memerlukan
pendapatan dari penjualan indulgensia untuk membayar dispensasi kepausan untuk masa jabatan
lebih dari satu keuskupan. Dibantu dengan mesin cetak, salinan 95 dalil tersebar ke seluruh
Jerman dalam dua waktu minggu dan ke seluruh Eropa dalam waktu dua bulan, serta mencapai
Prancis, Inggris, dan Italia pada awal tahun 1519.
3. Dr. John Sung (China)

John Song Shang Jie atau Sung Siong Geh atau lebih dikenal sebagai John Sung (29
September 1901 – 18 Agustus1944) adalah seorang penginjil yang terkenal dari RRC pada abad
ke-20. Ia menjadi terkenal setelah mengadakan serangkaian perjalanan ke beberapa daerah di
RRC, Taiwan, dan Asia Tenggara dan melakukan pekabaran Injil dan kebaktian-kebaktian
kebangunan rohani kepada orang-orang Tionghoa perantauan yang membawa ribuan orang
kepada iman Kristen. Sung mendapat gelar "Obor Allah di Asia".John Sung dilahirkan di
desa Hong Chek, wilayah kota Putian (Hing-hwa), provinsi Fukien (Fujian), RRC, pada
tanggal27 September 1901. Ia mulai berkhotbah sejak usia remaja. Kemudian ia mendapat
beasiswa dari Gereja Metodis untuk belajar di Amerika Serikat. Ia berangkat pada tahun 1920
untuk kuliah di Ohio Wesleyan University dan Ohio State University. Berkat kecerdasannya, ia
meraih gelar doktor dalam bidang kimia dalam waktu lima tahun. Tulisan dan hasil riset
kimianya dapat dilihat pada perpustakaan universitas sampai sekarang.

Tahun 1926 John Sung memutuskan untuk menjadi seorang pekabar Injil. Upayanya dimulai
dengan berkeliling RRC dari tahun 1927 hingga 1934. Mulai tahun 1935, Sung memulai
perjalanan penginjilan di Asia. Perjalanan meliputi Filipina,Singapura, Thailand, dan
juga Indonesia. Sung berkhotbah dalam pertemuan-pertemuan kebangunan rohani di Thailand
selama tahun 1938 dan 1939. Ia berbicara di gereja-gereja berbahasa Tionghoa (terutama di
Bangkok), dan gereja-gereja berbahasa Thai di seluruh negeri, dari provinsi Trang di selatan
sampai provinsi Prae di utara. Para pemimpin gereja Thai, Suk Phongnoi dan Boon Mark
Gittisarn menjadi penerjemah bagi Sung pada berbagai kesempatan dalam kunjungannya ke
Thailand. Berkat khotbah Sung di Thailand banyak orang Kristen kembali percaya dan orang-
orang bukan Kristen menjadi percaya. Di Indonesia, Sung berkeliling ke beberapa kota,
seperti Madiun, Solo, Jakarta, Bogor, Cirebon, Semarang,Magelang, dan Yogyakarta. Pengaruh
kedatangan Sung amat besar terhadap berdirinya gereja-gereja Tionghoa di Jawa.Menjelang
akhir hayatnya, Sung menderita penyakit tuberkulosis usus yang bertahun-tahun ditanggungnya
dan sangat mempengaruhi pekerjaannya. Tak jarang ia pingsan di tengah-tengah khotbahnya,
dan harus dirawat beberapa saat. Namun, segera setelah ia siuman, ia meneruskan khotbahnya
sampai selesai, dan selama itupun jemaat dengan setia menunggu sambil berdoa untuknya.
Seringkali ia harus berbicara sambil bersandar untuk mengurangi rasa sakitnya. Sung meninggal
karena penyakitnya ini pada tanggal 18 Agustus 1944 dalam usia 42 tahun.

4. Saulus (Orang Yahudi dari Tarsus)

Nama aslinya adalah Saulus (nama yang diambil dari bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat
mengambil nama dalam bahasa Yunani, yaitu Paulus. Saulus adalah seorang Yahudi dan ia
sangat bangga dengan keyahudiannya itu. Ia berasal dari suku Benyamin dan ia juga memiliki
kewarganegaraan Roma.Waktu kelahiran Paulus kurang lebih sama dengan kelahiran Tuhan
Yesus Kristus. Ia dilahirkan di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia.
Tarsus terletak hanya 1,2 km dari Laut Tengah.Walaupun Paulus pertama-tama dan terutama
adalah seorang Yahudi, ia juga bangga terhadap Tarsus, yang merupakan kota pendidikan tinggi
serta juga pusat pemerintahan dan perdagangan. Tetapi ia tidak merasa senang dengan
kebudayaan di kota itu yang bersifat Yunani dan kafir. Orangtua Paulus merupakan orang-orang
Yahudi dan sekaligus menjadi warga negara Roma. Walaupun mereka berusaha melindungi
Paulus dari pengaruh kafir sewaktu remaja, tetapi keadaan kota Tarsus membuat setiap anak
yang cerdas terpengaruh oleh bahasa dan ide-ide kebudayaan Yunani yang kafir.Sewaktu masih
sangat muda, orangtua Paulus memutuskan ia harus menjadi seorang rabi (guru hukum Taurat).
Sebagai seorang anak kecil di Tarsus, ia belajar tentang tradisi-tradisi umat Yahudi melalui
pendidikan yang teratur di sinagoge setempat. Alkitabnya yang pertama kemungkinan besar
adalah Septuaginta, terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani.Sewaktu tinggal di
Tarsus, Paulus juga belajar membuat tenda, sebab setiap murid hukum Taurat dianjurkan
mempelajari suatu ketrampilan di samping menuntut ilmu. Hal ini sangat bermanfaat bagi Paulus
pada kemudian hari, sebab dengan demikian dia sanggup memperoleh nafkah sendiri sewaktu
melakukan pekerjaan misionernya.Paulus menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Para
pemimpin yang lebih tua mundur dan membiarkan kesempatan kepada Paulus menjadi pimpinan
pasukan untuk menghancurkan Kekristenan. Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang
melawan Kekristenan ini dengan berkata: “Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja
telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari
imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah
ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam
amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota- kota asing.”
BAB 2
PERTOBATAN
1. Master Feng Shui : Vachiravan Vanlaeiad (Tionghoa)

Di usia 20 tahun saya sudah menjadi seorang konsultan Feng Shui dan peramal yang cukup
terkenal. Upah saya lumayan mahal dari beberapa ratus Baht sampai beberapa ribu Baht,
tergantung tingkat kesulitannya. Saya terlibat dalam desain dan
pembangunan beberapa pemakaman di Thailand.Di tahun 1996, saya
diperkerjakan oleh Gereja Sapan Luang untuk membangun dan merawat
tempat pemakaman milik gereja. Saya dipekerjakan sebagai kepala teknisi
tempat pemakaman dan di samping itu saya tetap meneruskan bisnis
konsultan Feng Shui saya.Namun, setiap kali saya bekerja di tempat
pemakaman Kristen, saya tidak bisa menahan diri bertanya-tanya,
mengapa orang-orang Kristen yang tidak pernah memakai ilmu Feng Shui
untuk menguburkan orang mati tapi keluarga mereka sepertinya menjalani
hidup yang bahagia dan baik-baik. Sebaliknya, tempat pemakaman yang
dibangun berdasarkan ilmu Feng Shui tidak dapat memberikan
kebahagiaan kepada keturunan mereka. Akibatnya, banyak makam leluhur yang dibongkar dan
dipindahkan ke tempat lain untuk memperbaiki keberuntungan keturunan mereka yang ternyata
gagal dalam kehidupan pribadi maupun bisnis mereka.Serangkaian pertanyaan muncul di benak
saya. Mengapa keluarga orang-orang Kristen yang mati dan dikuburkan di pemakaman non-Feng
Shui itu bahagia dan makmur? Dan juga upacara pemakaman mereka juga menarik: menyanyi
lagu-lagu pujian dan khotbah, tidak begitu serius dan formal seperti non-Kristen. Mereka juga
tidak kelihatan terlalu sedih.Pertanyaan-pertanyaan ini menghantui saya. Suatu hari saat saya
melakukan survei ke pemakaman dan membaca tulisan-tulisan di batu nisan. Saya melihat bahwa
kebanyakan tertulis, “Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa yang percaya
pada aku akan hidup, sekalipun dia mati; dan barangsiapa yang hidup dan percaya padaku tidak
akan pernah mati”; “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”; dan “Tuhan
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Saat membaca kalimat-kalimat itu saya tidak
memahami arti dari kata-kata itu dan saya juga tidak tahu bahwa ayat-ayat itu dari
Alkitab.Lambat laun pemikiran saya berubah dan saya tidak lagi begitu yakin akan kebenaran
prinsip-prinsip Feng Shui. Tapi banyak orang yang masih datang ke saya dan saya hanya
membantu mereka untuk menyenangkan mereka. Tidak lama setelah itu saya diminta untuk
membantu di proyek pemakaman milik Gereja Saphan Luang di daerah Nakhoin Pathom. Saya
kaget melihat lokasi pemakaman itu yang terletak di antara rel kereta api (di belakang) dan
persimpangan T (di depan) yang menurut Feng Shui sangat tidak baik. Menurut ilmu Feng Shui,
lokasi itu akan membawa sial dan kemiskinan pada keturunan orang yang dimakamkan di situ.
Namun, setelah satu minggu bekerja di sana, saya melihat dari batu-batu nisan di situ bahwa
keturunan mereka yang dimakamkan di sana merupakan orang-orang terkenal dan kaya di dalam
masyarakat Thailand pada waktu itu.Fakta ini membuat saya untuk bertanya kepada beberapa
ahli Feng Shui yang terkenal mengapa ilmu Feng Shui tidak berpengaruh ke atas orang Kristen?
Kebanyakan dari mereka memberitahu saya, “Karena mereka punya Tuhan!” Saya juga punya
kesempatan untuk menanyakan pada salah satu guru yang paling ternama di Thailand mengapa
orang-orang Kristen tetap baik-baik dan bahagia sekalipun mereka tidak memperlakukan prinsip-
prinsip Feng Shui. Guru ini dengan enggan memberitahu saya, “Memiliki Tuhan mereka sudah
cukup bagi orang-orang Kristen!”Jawabannya membuat saya bingung dan saya berpiir, “Wah!
Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan semua yang telah kita pelajari dan terapkan.
Bagaimana dengan begitu banyak waktu yang kita pakai untuk menimba pengetahuan tentang
Feng Shui? Apa yang benar dan sejati – Feng Shui atau Kekristenan?”

Semakin saya memikirkan tentang hal ini, semakin saya ingin mengenal Allah orang-orang
Kristen; namun saya masih belum mempunyai kesempatan untuk mengenalNya karena saya
tidak tahu harus bermula dari mana! Saya tidak tahu bagaimana untuk mengenalNya!Di
pertengahan tahun 2005, saya menghadapi banyak sekali tantangan dalam pekerjaan saya,
sampai-sampai ada yang menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi saya. Saat saya tertekan
karena tidak dapat menuntaskan permasalahan saya, saya akan bermeditasi untuk mencari
ketenangan agar dapat menemukan solusi, namun sia-sia. Di waktu itu saya diberi sebuah buku
berjudul, “Kuasa kehidupan” yang berisi kesaksian orang-orang Kristen di Thailand dari setiap
lapisan masyarakat. Saya membacanya dan tiba pada kalimat yang berkata, “…jika kita tidak
mengakui dosa-dosa kita pada Allah, apa yang akan terjadi dengan hidup kita?” Entah mengapa,
tiba-tiba saya menyadari bahwa saya adalah orang yang sangat berdosa karena telah melakukan
banyak hal yang menjijikkan.Di waktu itu juga saya mengakui semua dosa-dosa yang telah saya
lakukan dan berkata pada Tuhan, “Saya orang berdosa. Saya meminta kesempatan dari Engkau
untuk menjadi orang baik dan menerima hidup yang baru.” Setelah doa itu, saya merasa dihibur
secara spiritual dan mental.Pada hari Minggu, ditemani oleh anak saya pergi ke gereja yang
berlokasi di Bangkok. Di hari itulah saya buat pertama kalinya mengalami dan melihat orang-
orang Kristen menyembah Allah mereka. Saya memberitahu anak saya bahwa kita harus dengan
kuat berpegang pada prinsip-prinsip Kristiani dan mengabdi pada Allah orang Kristen. Dan kita
harus berani untuk memberitahu orang lain bahwa kita adalah Kristen dan harus membaca
Alkitab dengan teratur. Setahun kemudian, di tahun 2006 saya membuka hati dan jiwa untuk
mempercayai dan juga menyerahkan seluruh kehidupan saya kepada Allah dan dibaptis. Istri dan
anak perempuan saya juga mengikuti langkah saya tidak lama setelah itu. Suatu mukjizat terjadi
di dalam keluarga kami, ayah saya yang selama 20 tahun tidak pernah tinggal serumah dengan
kami kembali dan buat pertama kali keluarga kami menjadi utuh. Setelah itu saya mengikuti
pelatihan di gereja tentang “Mengikuti Kristus”, dan saya mulai memahami lebih tentang
Kekristenan. Di sisi lain, saya juga sangat khawatir jika saya berhenti dari menjadi seorang
konsultan Feng Shui, bagaimana saya akan menghidupi keluarga saya. Pada suatu malam saya
membalik Alkitab dan ayat yang saya baca berkata, “Tuhan adalah gembalaku, aku tidak akan
kekurangan (Mzm 23.1).” Ayat itu menguatkan hati saya dan tidak lama setelah itu saya
mendapat proyek membangun tempat pemakaman untuk Gereja Piamrak and Gereja
Maitreechit.Sejak itu, hidup saya berubah. Saya mempunyai kesempatan bukan saja untuk
mengabarkan Firman Tuhan pada orang yang tidak percaya (yang mendatangi saya untuk
konsultasi Feng Shui) tapi juga mendorong orang-orang Kristen yang lemah yang masih
mempercayai Feng Shui. Saya menyakinkan mereka bahwa Allah kita besar karena sekalipun
saya seorang ahli Feng Shui, saya telah 180-derajat bertobat dan menyembah Dia. Saya selalu
menghimbau mereka, “Jangan menyerah, berimanlah pada Allah!”Jika Anda adalah anak-anak
Allah, janganlah khawatir tentang kehidupan atau masa depan Anda. Feng Shui maupun bintang-
bintang di langit tidak ada pengaruh atas Anda karena Allah maha Kuasa memimpin dan
mengarahkan hidup Anda. Dia adalah Tuan atas kehidupan Anda. Karena, “Sesungguhnya aku
tahu, bahwa TUHAN itu maha besar, dan Tuhan kia melebihi segala allah.” (Mzm 135.5)

2. Tokoh Reformasi : Martin Luther (Jerman)

Saat sedang dalam perjalanan dari Mansfeld ke Erfurt, Martin Luther terjebak serangan badai. Di
suatu hutan dekat desa Stotternheim, petir menyambar di dekatnya, sehingga ia terlempar jauh
akibat tekanan udara. Dalam ketakutan, ia berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya akan menjadi
biarawan!". Badai mereda dan karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah
hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt pada 17 Juli 1505 (Banyak sejarahwan
percaya bahwa tindakan Martin Luther bukanlah tindakan yang spontan, tetapi sudah terformula
di benak pikirannya). Bisa dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya
menginginkan ia menyelesaikan studi hukumnya. Luther juga didorong oleh rasa takut akan
neraka dan murka Tuhan, dan merasa bahwa hidup di biara akan menolong dia menemukan
keselamatan.Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada hidup membiara, dengan
melakukan segala perbuatan untuk menyenangkan Tuhan dengan berpuasa, berdoa selama
berjam-jam, berziarah, dan sering melakukan pengakuan dosa. Awal kehidupan membiara begitu
sulit bagi Martin Luther, karena ia tidak menemukan pencerahan religius yang ia cari. Johann
von Staupitz, atasan Luther, menyuruhnya untuk memfokuskan hidupnya secara khusus pada
Kristus dan kemudian hal ini akan menjadi petunjuk yang ia cari. Dia mengajarkan bahwa
pertobatan tidak meliputi penebusan dosa atas usaha sendiri dan penghukuman tetapi lebih dari
perubahan hati.Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 ia mulai mengajar
teologi di Universitas Wittenberg. Pada 9 Maret 1508 ia mendapatkan gelar sarjananya dalam
Studi Alkitab, dan gelar sarjananya dalam "Sentences" karya Petrus Lombardus (buku ajar
teologi yang terutama pada Zaman Pertengahan) pada 1509. Pada umur 27, Luther
berkesempatan untuk menjadi utusan ke sebuah konferensi gereja di Roma. Ia menjadi lebih
kecewa, dan sangat putus asa oleh kekekalan dan korupsi yang ia saksikan di sana di antara
imam-imam Katholik. Sekembalinya ke Jerman, ia masuk ke Universitas Wittenberg dalam
upaya untuk menekan kekacauan rohaninya. Pada 9 Oktober 1512 ia menerima gelar Doktor
Teologi, dan pada 21 Oktober 1521 ia diterima menjadi anggota senat dosen teologi" dan
diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci. Luther menghabiskan karirnya di jabatan ini di
Universitas Wittenberg.Melalui studi kitab suci, Martin Luther akhirnya mendapatkan
pencerahan rohani. Awal 1513, saat mempersiapkan bahan kuliah, ia membaca Mazmur 22,
yang menceritakan tangisan Kristus memohon pengampunan di kayu salib, tangisan yang sama
dengan kekecewaan Luther terhadap Tuhan dan agama. Luther mulai memahami inti teologi
salib. Dua tahun kemudian, saat mempersiapkan bahan kuliah Surat Paulus kepada Jemaat di
Roma. Konsep Kebenaran Allah sangat dominan dalam kitab Roma. Pertanyaan Luther dalam
hati sanubarinya "Allah dengan kebenaran-Nya yang sempurna akan mengadili setiap orang.
Bagaimana jika orang berdosa sesungguhnya tidak akan pernah memenuhi standard keadilan
Allah supaya dibenarkan, meskipun orang berdosa tulus mencari-Nya?". Pertanyaan ini
memberikan dilema yang luar biasa. Kebenaran Allah hanya akan mendatangkan kutukan dan
hukuman bagi orang berdosa, tanpa terkecuali dirinya sendiri. Bahkan Luther menuliskan,
"Meskipun aku hidup tidak bercela sebagai seorang imam, namun aku yakin bahwa aku tetap
orang yang berdosa dan hati nuraniku sangat gelisah di hadapan Allah. Aku tidak percaya segala
perbuatanku dapat menyenangkan Allah".Pada suatu malam sekitar akhir tahun 1514, Luther
terpaku membaca "... orang benar akan hidup oleh iman" (Roma1:17). Tulisan Paulus ini
menggetarkan hatinya dan Ia mendalami kalimat ini untuk beberapa waktu. Akhirnya ia
menyadari bahwa kunci keselamatan rohani bukanlah takut akan Tuhan atau diperbudak oleh
dogma religius tetapi adalah percaya bahwa oleh iman itu sendiri akan membawa
keselamatan. Luther mengingat ajaran Agustinus tentang "Anugerah" yang pernah dibacanya.
Doktrin "Anugerah" yang pernah dituliskan Agustinus dalam buku Confessions adalah salah satu
ajaran penting yang telah begitu lama dilupakan gereja. Doktrin ini meyakini bahwa tidak ada
satupun manusia berdosa mampu menyelamatkan dirinya. Hanya Allah yang dapat mengampuni
manusia dalam kedaulatan-Nya. Pengampunan inilah yang disebut anugerah, suatu anugerah
yang sebenarnya tidak layak diberikan kepada kita. Bahkan iman pun adalah pemberian Allah,
bukan usaha dan keputusan manusia. Alkitab dan Agustinus telah "melahirkan" Luther
kembali. Luther menyaksikan seluruh kegelisahan hatinya lenyap, "Seperti ada tertulis bahwa
orang benar hidup oleh imannya. Ini membuat aku seperti dilahirkan kembali. Kini aku seakan
berdiri di depan pintu gerbang surga dalam suatu terang yang baru. Kalau dulu aku membenci
ungkapan 'Kebenaran Allah', maka sekarang aku mulai mencintai dan memujinya sebagai
ungkapan yang paling manis..." Luther pun mulai melihat seluruh isi kitab suci dengan sudut
pandang yang baru. Di periode ini ditandai perubahan besar dalam hidupnya dan gerakan
Reformasi.

3. Dr. John Sung (China)

Gelar PhD di perolehnya dalam 1 tahun dan hanya 9 bulan sesudah mencapai ijasah sarjananya.
Tapi pada waktu ia sedang mengenang kampung halamannya seolah-olah Allah berkata
kepadanya "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawa?" dan
esoknya seorang Pendeta berkata kepadanya "Anda tahu, anda tidak punya tampang ahli Fisika,
anda lebih mirip pengkhotbah".1926 dari Sung Msc, PhD didaftarkan sebagai mahasiswa di
Union Theological Seminary. Akhir triwulan nilainya sangat tinggi, tetapi dia kehilangan
kepercayaannya dan mulai menghina pendeta-pendeta. Kepercayaan pada Firman Allah goncang
sampai ke dasar-dasarnya. Doa tidak berkuasa lagi dalam hidupnya, meskipun dia setia berdoa
namun doanya hanya lahiriah. Dia berbalik ke agama-agama kuno di Timur, dalam perpustakaan
STT dia membaca buku-buku tentang agama Budha dan Tao dan mengharap mendapat
keselamatan dengan jalan penyangkalan diri, tetapi hatinya tetap gelap.Khotbah seorang gadis 15
th menyadarkan dia dan dia mencari Alkitab yang telah disia-siakan dan mulai membacanya
setelah ber bulan-bulan lamanya. Bacaan Lukas 23 telah membuat dia menangis dan berdoa
minta pengampunan, kemudian dia mendengar suara "AnakKu dosamu sudah diampuni lalu dia
langsung melompat dan berteriak Haleluya sambil berseru memuji Allah, mulai saat itu namanya
diganti John menurut John The Baptist. Ia mengesampingkan semua buku teologinya dan mulai
menyelidiki Alkitab dan menghafal sejumlah ayat.1927 Ketegangan jiwa yang hebat, belajar
sungguh-sungguh melampaui batas kewajaran dan konflik rohani yang bertahun-tahun
mengakibatkan pikiran John Sung terganggu sehingga dia harus dimasukkan ke Rumah Sakit
Jiwa. Dia berhasil melarikan diri tetapi tertangkap lagi. Tetapi di dalam RSJ dia membaca
Alkitabnya 40 kali dari awal sampai akhir dengan metode telaah yang berbeda dan mencatat apa
yang ia temukan, Jadi RSJ menjadi Sekolah Teologi baginya. Tepat 193 hari sejak ia masuk RSJ,
bulan Februari dia dilepaskan dan ia merasa itulah penerimaan ijasah yang paling tinggi
baginya.4 Oktober ia berlayar pulang ke Hinghwa dan di tengah perjalanan di atas kapal dia
membuang semua ijasah dan medali-medalinya kecuali ijasah doktornya untuk menyenangkan
ayahnya. Ia serahkan dan tinggalkan demi kemuliaan Allah. Dia tiba di Hinghwa dan disambut
oleh keluarganya setelah 7 tahun tidak pulang, dan mereka semua sudah mendengar tentang
kehebatan dia di luar jadi ayahnya meminta dia untuk bekerja di suatu universitas pemerintah
untuk membantu biaya adik-adiknya tetapi John berkata kepada ayahnya "Ayah aku telah
mengabdikan hidupku untuk mengabarkan Injil", semua terkejut, menangis dan kecewa dan
mereka mengira John belum sembuh sakit jiwanya. tetapi setelah mereka mengamati perilakunya
yang kebanyakan berdoa dan menelaah Alkitab, dengan segan mereka menerima keputusan itu
dan mengucapkan selamat kepada dia saat ia mulai hidupnya untuk Tuhan Yesus Kristus.John
Sung bekerja sebagai sukarelawan ia tidak menerima gaji dan persediaan makan keluarganya
sering sangat memprihatinkan dan dalam ketidaksabarannya ia hampir saja menerima satu dari
sekian jabatan empuk yang disodorkan kepadanya. Tapi pada saat itu ia diserang bisul-bisul di
seluruh badan karena ia masih tergoda dan Tuhan menahan dia dengan penyakit kolera. Dengan
malu dan takluk John Sung menyerahkan hidupnya tanpa syarat dan Allah menerima penyerahan
itu.Setelah John Sung sembuh Ny Sung (istri yang dijodohkan oleh orangtuanya dari kecil) dan
bayinya 3 bulan sakit dan yang mengakibatkan bayi itu mati. 3 Hari setelah dikuburnya bayi itu
John Sung pergi ke Shanghai karena Tuhan memberi perintah untuk pergi ke suatu tempat yang
sudah ditunjukkan. Ia meninggalkan istrinya yang masih tergeletak di ranjang karena sakit dan
berduka cita.Setelah melalui kehidupan yang cukup sulit beberapa tahun lamanya, John Sung
berangkat ke Shanghai, sebuah kota yang besar di Cina. Di sana ia mengadakan kebaktian-
kebaktian yang penting dan ribuan orang maju ke depan dengan penyesalan yang mendalam
akan dosa-dosa mereka. Dari Shanghai ia ke Nanking. Ia sangat lelah dan mendapat sakit jantung
sehingga hanya sanggup berkhotbah 1 kali sehari. Tapi 200 juru rawat bolos hanya untuk
mendengarkan khotbahnya, 110 jururawat bertobat dan membentuk persekutuan doa mohon
pertobatan.John ikut regu Betel ke Tiongkok Utara, tapi ketika di Tahsingting pikirannya kacau
sehingga ia tidak ingin berkhotbah dan ia hanya mendengarkan Adariew Gih. Regu Betel
bergerak ke Tsinan di sana John berkhotbah lalu dilanjutkan ke Taian dimana di sana Iblis telah
membinasakan Gereja. Gedung gereja dihancurkan sekolah kristen dipaksa tutup, beberapa
Pendeta lari dengan keluarganya dan orang-orang kristen sangat putus asa. Tapi di tempat itu
John Sung digunakan Allah dengan baik 103 orang bertobat, lalu mereka bergerak ke Tenghsian
yang merupakan pusat pendidikan yang terkenal. Situasi sekolah pemerintahan yang anti Kristen
datang mengacau tetapi mereka berbalik, insaf dan bertobat sungguh-sungguh. 300 orang
berusaha untuk beroleh kedamaian dengan Allah.Dari Tenghsien dia kembali ke Shanghai lalu
pergi ke Mancuria untuk bekerja bersama Andariew Gih dan rombongannya. Mereka
meneruskan perjalanan ke Mukden ketika tentara Jepang merebut kota itu dan pecah perang
dengan Jepang. Dalam perang tersebut regu penginjil itu didesak supaya pulang tetapi mereka
menjawab TIDAK. Mancuria kemudian direbut dan diduduki Jepang.Tahun 1939 John Sung
datang ke Indonesia. Di Surabaya ia melayani selama 7 hari. Pada malam hari orang yang datang
penuh sesak dan mereka menangis dan bertobat kembali kepada Tuhan. Yang menakjubkan
orang-orang inipun rela menutup toko dan datang ke gereja setiap hari! Nyata sekali kuasa Allah
sedang bekerja. Setelah itu ia melanjutkan pelayanan ke kota Madiun, Solo, Bandung dan
Jakarta. Sebanyak 1000 orang hadir dalam kebaktian itu, bahkan di Jakarta orang yang hadir
sejumlah 2000 orang.Di Bogor, karena tidak ada gedung gereja yang cukup besar, orang sampai
mendirikan tenda di lapangan tenis untuk memberi duduk 2000 orang. Lalu disambung ke
Cirebon, Semarang, Magelang dan Purworejo. Kebaktian selanjutnya di Solo dan Jogja lalu
kembali ke Surabaya. Beberapa waktu kemudian dia diundang ke Ujung Pandang dan Ambon
dan membawa berkat melimpah untuk gereja di sana.Kesehatan hamba Tuhan yang setia ini
makin lama makin buruk. Waktu di Surabaya ia berkhotbah sambil berlutut untuk meringankan
sakitnya. Dengan segera ia kembali ke negerinya dan dibedah serta diobati. Selanjutnya ia tidak
dapat memimpin kebaktian, tetapi dalam kelemahannya ia tetap menerima orang-orang yang
datang berkunjung. Awal tahun 1944, sakitnya makin bertambah sehingga ia diangkut ke rumah
sakit di Peking. Selama 1/2 tahun dirawat, akhirnya ia pulang untuk berkumpul dengan
keluarganya pada hari-hari terakhir. Meskipun sakit yang ditanggung makin berat, John Sung
tetap setia membaca Alkitab dan berdoa.Pada tanggal 16 Agustus 1944, tubuhnya tambah lemah.
Ia merasa sudah hampir meninggal. Malam itu John Sung tidak sadarkan diri. Tapi esoknya ia
masih bangun dan menyanyikan 3 lagu pujian bagi Tuhan. Hari itu dilaluinya dengan sukacita
dan damai. Pada pukul 7.07 pada tanggal 18 Agustus, John Sung menghembuskan nafas
terakhirnya. Ia dipanggil Tuhan pada usia 42 tahun. Itulah saat yang paling bahagia untuknya,
bertemu dengan Juruselamat dan bersama Kristus untuk selamanya.
4. Saulus (Orang Yahudi dari Tarsus)

Menurut Kisah Para Rasul, Pertobatannya terjadi di jalan menuju Damaskus di mana ia
mengalami "pertemuan" denganYesus, yang kemudian menyebabkan ia menjadi buta untuk
sementara (Kisah Para Rasul 9:1-31, 22:1-22, 26:9-24). Pertobatan ini sangat istimewa di mana
kemauan untuk Paulus bertobat awalnya datang dari Tuhan Yesus sendiri setelah itu barulah
muncul niatan bertobat dari Paulus sendiri. Dicatat bahwa "berkobar-kobar hati Saulus (nama
Paulus sebelum menjadi murid Yesus) untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia
menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa daripadanya untuk dibawa kepada majelis-
majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang
mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem untuk
dihukum.” Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika Saulus sudah dekat kota itu, tiba-tiba
cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Waktu itu adalah tengah hari, dan cahaya dari
langit itu menyilaukan. Saulus dan teman-temannya semua rebah ke tanah dan kedengaranlah
oleh Saulus suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?"Suara itu berbicara dalam bahasa Ibrani, dan berkata lagi: "Sukar bagimu
menendang ke galah rangsang. Setelah tahu siapa yang berbicara, Saulus bertanya apakah yang
harus ia perbuat. Tuhan menyuruhnya pergi ke kota Damsyik.Dalam penuturannya di hadapan
Agripa, Saulus memberitahukan kata-kata selanjutnya dari Tuhan: "Aku menampakkan diri
kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang
telah kaulihat daripada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan
mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus
engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan
kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku
memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-
orang yang dikuduskan. Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka
memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. Saulus bangun dan berdiri,
lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa oleh karena cahaya yang
menyilaukan mata itu. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia
tidak makan dan minum, dan terus berdoa. Selama itu ia tinggal di rumah Yudas yang berada di
jalan yang bernama Jalan Lurus. Setelah tiga hari itu, Saulus mendapat suatu penglihatan di
mana ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan
tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi. "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah
menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya
engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus. Bukalah matamu dan
melihatlah!" Ananias adalah seorang murid Tuhan Yesus yang tinggal di Damsyik. Firman
Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman
Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang
dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat,
bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke
atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku
untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku." Saulus bangun lalu dibaptis setelah disembuhkan oleh Ananias. Dan
setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.Sejak dibaptis kehidupan Saulus berubah drastis dan
menjadi pelayan Tuhan yang setia hingga akhir hayatnya
BAB 3
KETELADANAN BAGI ORANG PERCAYA

Dari ke-4 kisah di atas, banyak keteladanan yang bias kita ambil. Kita sebagai orang percaya
dapat meneladani beberapa hal dari mereka.

Dari kisah si Master Feng Shui : Garam dan Terang Dunia

a. Garam dan Terang sifatnya berkorban

Garam dan terang tidak ada gunanya jika ia tidak mau berkorban. Contohnya adalah ketika
Vachiravan rela melepaskan pekerjaannya sebagai master feng shui. Puncak perhatian orang-
orang adalah tingkah lakunya yang berubah ketika ia menjadikan dirinya seorang Kristen. Saat ia
mengorbankan pekerjaannya pun, Tuhan tidak meninggalkannya. VV menyerahkan dirinya
sepenuhnya hanya untuk Tuhan. Ia terus berdoa, mengorbankan waktunya. Ia pun diberikan
Tuhan pekerjaan di gereja.

b. Garam dan Terang sifatnya mempengaruhi

Lewat pekerjaan nya sebagai Feng Shui, Tuhan menginginkan bertambahnya orang-orang
yang percaya kepadaNya. Banyak yang masih datang kepada Vachiravan untuk konsultasi. Ia
memanfaatkannya dengan mengabarkan kabar / berita tentang Tuhan Yesus Kristus.Roh Kudus
mempunyai peran yang sangat penting disini. Roh Kudus memberikan pengertian akan firman
Allah, yaitu kemampuan melihat hal-hal dari sudut pandang Allah dan percaya kepadaNya.

c. Garam dan Terang sifatnya menjadi Berkat

Dengan mengabarkan tentang Tuhan Yesus Kristus, orang percaya semakin banyak dan
berkembang hingga menjadi berkat yang terus menerus bertumbuh. Roh Kudus memberikan
pertumbuhan. Roh Kudus memberikan kekuatan yang mengubahkan mental, karakter, dan
kepribadian manusia menjadi sesuai dengan pertumbuhan yang mengarah kepada Kristus.

Dari Kisah Paulus :

Paulus Belajar secara Rutin

Sebagai orang Farisi yang pernah dididik ”di kaki Gamaliel, diajar sesuai dengan kerasnya
Hukum nenek moyang”, Paulus sudah memiliki pengetahuan tentang Alkitab sampai taraf
tertentu. Berkat pengetahuan dan pemahaman tentang Alkitab yang ia peroleh melalui pelajaran
pribadi, Paulus bisa mengajarkan kebenaran dengan efektif. Misalnya, di sinagoga di Antiokhia,
Pisidia, sedikitnya lima kali Paulus mengutip langsung dari Kitab-Kitab Ibrani untuk
membuktikan bahwa Yesus adalah sang Mesias.
b. Paulus Belajar Mengasihi

Sewaktu Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, Saulus sedang dalam perjalanan menuju
Damaskus untuk menganiaya murid-murid Kristus di sana. Saulus buta dan harus bergantung
pada orang lain. Sewaktu Tuhan menggunakan Ananias untuk memulihkan penglihatan Saulus,
sikapnya terhadap orang-orang sudah berubah untuk selamanya. (Kis. 9:1-30) Setelah menjadi
pengikut Kristus, ia berupaya keras untuk memperlakukan semua orang seperti cara Yesus. Itu
berarti menyingkirkan kekerasan dan ”suka damai dengan semua orang”. Paulus tidak puas
dengan sekadar hidup damai dengan orang lain. Ia ingin memperlihatkan kasih yang tulus kepada
mereka, dan pelayanan Kristen memberinya kesempatan itu. Pada perjalanan utusan injilnya
yang pertama, ia memberitakan kabar baik di Asia Kecil. Meskipun mendapat tentangan sengit,
Paulus dan rekan-rekannya berkonsentrasi untuk membantu orang-orang yang lembut hati
menganut Kekristenan.
Dari Kisah Dr. John Sung

Dengan pertolongan Roh Kudus, John Sung kembali pada Tuhan. John Sung memberitakan injil
dengan berlandaskan buah roh : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Dalam hidupnya, John Sung
mengabdikan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan sampai hembusan nafas terakhirnya. Disini
terlihat kesetiaan John Sung kepada Tuhan sampai akhir. Perlu diingat bahwa pertumbuhan
rohani adalah proses seumur hidup yang terjadi melalui mempelajari dan menerapkan firman
Tuhan. Dari kisah ini juga, John Sung juga rela melepaskan semua gelar pendidikan yang sudah
diraihnya selama ini. Karena buat apa semua yang ada di dunia ini jika kehilangan nyawa.

Dari Kisah Martin Luther :

1. Jadilah diri sendiri

Martin percaya bahwa setiap individu spesial. Masing-masing berada disini untuk suatu tujuan
dan tujuan utama bagi kita semua adalah untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Tidak peduli apa warnamu, apa agamamu, seperti apa rupamu, seperti apa suaramu, tidak peduli
darimana asalmu. Kamu ada di sini untuk melakukan perubahan.

2. Percaya

Martin Luther adalah orang yang penuh iman. Dia dihormati oleh pria dan wanita beriman dari
keyakinan yang berbeda daripadanya. Poin utamanya adalah bahwa ia percaya. Bukan hanya
percaya, tapi ia rela mati untuk apa yang ia yakini. “Keyakinan adalah mengambil langkah
pertama ketika Anda tidak bisa melihat seluruh tangganya.”

3. Perhatikan. Berdiri dan lakukanlah sesuatu!


Jangan hanya diam melihat apa yang tidak benar di hadapan Tuhan. Jadilah dirimu sendiri,
percaya, dan lakukanlah sesuatu untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Seperti apa yang
dilakukan oleh Martin Luther.
PENUTUP
Manusia cenderung hidup dalam dosa karena hidupnya terikat dosa. Oleh karena itu,
manusia membutuhkan keselamatan agar memperoleh kehidupan kekal di surga kelak. Manusia
membutuhkan penolong lain di luar dirinya yang dapat enolongnya mendapatkan
keselamatan. Iman adalah jalan pembuka bagi proses pengudusan hidup orang Kristen dan
jembatan yang menghubungkan sehingga ada persekutuan antara orang Kristen dan Allah. Di
sini Roh Kudus berperan untuk menguduskan. Manusia tidak dapat menguduskan dirinya
sendiri. Roh Kuduslah yang menguduskannya. Bagaimana cara Tuhan membawa ke-4 tokoh di
atas kembali kepada pertobatan?Tuhan menggunakan Roh Kudus untuk mengembalikan orang-
orang yang sudah berbelok ke arah jalan yang tidak benar. Hanya oleh Roh Kudus sajalah
manusia dapat dipulihkan dan bertumbuh serupa dengan Kristus. Pertumbuhan rohani orang
percaya terjadi karena karya Roh Kudus yang diam di dalamnya. Pertumbuhan rohani juga
terjadi karena Roh Kudus memberi kekuatan yang mengubahkan mental, karakter, dan
kepribadian yang sesuai dengan pertumbuhan yang mengarah kepada Kristus.Jadi, Roh Kudus
mempunyai peran yang sangat penting, yaitu memberi pertumbuhan kepada setiap orang
percaya, baik dalam hal iman maupun kapasitas hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai