Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

KEPERAWATAN GERONTIK

KEBUTUHAN DASAR FISIOLOGIS PADA LANSIA

DI SUSUN OLEH :

ADRIANO B.D.Z.MONIZ KP.16.01.119

AGUSTINA KURNIA SERENA KP.16.01.120

ALFONSA KAKA KP.16.01.122

ALVINA FIKRIATUZUHROH KP.16.01.123

ANDREAS YULIUS KONDO KP.16.01.124

ERCYK YANPIT TAUNE KP.16.01.132

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEMESTER V TAHUN 2018

STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
nikmat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Kebutuhan fisiologi pada lansia”. Makalah ini kami susun
agar pembaca dapat memahami tentang kebutuhan dasar fisiologi dan semoga
makalah ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca .

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami
sampaikan,semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Yogyakarta,03 Oktober 2018

Penulis

DAFTAR ISI

II
HALAMAN JUDUL……….…………….…………………………………i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Konsep kebutuhan fisiologi ......................................................................................... 3

2.2 Perubahan Struktur dan Fisiologis Sistem Pernapasan Pada Lansia ............................ 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 10

3.2 Saran ........................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

III
IV
V
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air,


keamanan, dan cinta yg merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan
kesehatan. Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang
kunik , setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya
kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada
rentan sehat sakit.

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang
dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar
manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan
manusia tertentu lebih besar daripada kebutuhan lainya oleh karna itu, beberapa
kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lain. Misalnya, orang yang lapar akan
lebih mencari makanan daripada melakukan aktifitas untuk meningkatkan harga
diri.

Hirarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam 5 tingkatan


perioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan
fisiologi seperti udara,air,dan makanan. Tingakatan yang kedua meliputi kebutuhan
keselamatan dan keamanan. Tingkatan ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa
memiliki. Tingkatan keempat meliputi rasa berharga dan harga diri dan tingkatan
terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Kebutuhan Dasar Manusia

2. Konsep Kebutuhan Fisiologi

2 Perubahan Struktur dan Fisiologis Sistem Pernapasan Pada Lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 KONSEP KEBUTUHAN FISIOLOGI

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak


harus dipenuhi untuk memelihara homeostasis biologis dan kelangsungan
kehidupan setiap manusia. Kebutuhan fisiologis bersifat lebih mendesak untuk
didahulukan dibanding kebutuhan yang lainnya.

Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik
(kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh
kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini
dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam
keadaan yang sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan
kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia
tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah
kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).

Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi


secara umum lebih dulu mencari kebutuhan fisiologis (Maslow, 1970). Kebutuhan
fisiologi merupakan hal yang perlu untuk bertahan hidup. Manusia memiliki 8
macam kebutuhan:

1. Oksigen

Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh


bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup. Beberapa
jaringan, dapat bertahan beberapa waktu tanpa oksigen melalui metabolisme
anaerob, sebuah proses dimana jaringan ini menyediakan energi mereka sendiri
tanpa adanya oksigen. Jaringan yang melakukan hanya metabolisme aerob,

3
prosesnya membentuk energi dengan adanya oksigen, bergantung secara total pada
oksigen untuk bertahan hidup.Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah
utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti pada
seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi
kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan
dengan cara pemberian oksigen dari saluran pernafasan, membebaskan saluran
pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen.

2. Cairan

Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan


pengeluaran cairan. Cairan dimasukan melalui mulut atau secara parentera,
meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal. Klien dari
berbagai umur dapat mengalami kondisi yang tidak terpenuhi kebutuhan
cairan,tetapi manusia yang paling muda dan paling tua memiliki resiko terbesar.
Dehidrasi dan edema mengindikasikan tidak terpenuhinya kebutuhan cairan.
Dehidrasi mungkin karna demam berlebihan atau berkepanjangan, muntah, diare,
atau beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan cairan dengan cepat. Edema
juga diikuti oleh gangguan elektrolit dan bisa muncul pada gangguan nutrisi,
ginjal,kanker, atau gangguan lain yang menyebabkan akumulasi cairan yang
cepat.Kebutuhann cairan sangat diperlukan tubuh vdalam mengangkut zat makanan
dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit,
memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi, dan membantu pencernan.
Disamping kebutuhan cairan elektrolit (natrium, kalium, klorida, prostat) sangat
penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa , konduksi saraf. Prosedur
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat
dilakukan melalui pemberian cairan peroral.

3. Nutrisi

Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun


tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan. Proses
metabolik tubuh mengontrol pencernaan, menyimpan makanan dan mengeluarkan
produk sampah. Mencerna dan menyimpan makanan adalah hal yang penting dalam

4
memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara
membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung).

Kebutuhan gizi pada lansia,diet dan penuaan mempunyai peran besar dalam
meningkatkan kualitas hidup dan proses penuaan .diet juga dapat menurunkan
peyakit kronis .bila adanya peningkatanasupan protein dan lemak maka insiden
kanker (tumor ganas ) meningkat dan terjadi gangguan organ dan mempercepat
[proses penuaan,secara fisik,bikokimia dan imuniologi .

4. Temperature

Tubuh dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang temperature


sempit 37°C. Temperature tubuh diluar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan,
efek yang permanen seperti kerusakan otak, atau kematian. Tubuh dapat secara
sementara mengatur temperature melalui mekanisme tertentu.Terpajan pada yang
berkepanjangan meningkatkan aktifitas metabolik tubuh dan meningkatkan
kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan yang berlebihan terhadap matahari dapat
menyebabkan sunstroke, yang ditandai dengan demam tinggi, konvulsi, dan koma.
Orang tua yang tinggal dirumah dengan ventilasi yang buruk tanpa mesin pendingin
(AC)beresiko terkena headstroke selama cuaca panas berkepanjangan.

5. Eliminasi

Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolik tubuh.
Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru,kulit, ginjal, dan pencernan.Paru-
paru secara primer mengeluarkan karbon dioksida, sebuah bentuk gas yang
dibentuk selama metabolisme pada jaringan. Kulit mengeluarkan air dan natrium,
yang paling dikenal sebagai keringat. Hal ini membantu regulasi temperature
karena evaporasi keringat menurunkan temperature tubuh. Ginjal merupakan
bagian tubuh primer yang utama untuk mengeksresikan kelebihan cairan tubuh,
elektrolit, ion-ion hidrogen, asam. Eliminasi urine secara normal bergantung pada
pemasukan cairan dan sirkulasi volume darah; jika salah satunya menurun,

5
pengeluaran urine akan menurun. Usus mengeluarkan produk sampah yang padat
dan beberapa cairan dri tubuh. Pengeluaran sampah yang padat melalui evakuasi
usus besar biasanya menjadi sebuah pola pada usia 30 sampai 36 bulan.

6. Tempat tinggal

Walaupun kebanyakan orang mempunyai beberapa jenis tempat tinggal,


terkadang tempat tinggal tersebut dibawah standart dan tidak memberikan
perlindungan yang penuh. Bencana alam seperti banjir, kebakaran dan badai dapat
menjadikan seluruh masyarakat menjadi tidak memiliki rumah.Pada saat
pengkajian apakah klien dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal,perawat
mengidentifikasikan faktor resiko penyakit atau kerusakan. Lingku ngan yang kotor
bisa menarik perhatian serangga dan binatang seperti tikus, yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya. penyakit. Jika sebuah rumah dengan kondisi
penerangan yang buruk atau kacau akan terjadi peningkatan resiko kerusakan yang
tidak sengaja.

7. Istirahat

Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologi untuk istiraha teratur.


Jumlah kebutuhan istirahat berfariasi, tergantung pada kualitas tidur, status
kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup, dan umur seseorang. Klien sakit kronis
membutuhkan istirahat lebih banyak dibanding orang yang sehat dengan umur yang
sama.Tekanan fisik dan emosi bisa juga meningkatkan kebbutuhan istirahat klien.
Istirahat dan tidur sering memberikan perasaan terlepas sementara dari tekanan.
Sering pola istirahat mengalami perubahan karena penyakit atau rasa nyeri. Perawat
menggunakan metode spesifik untuk meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan
rasa nyeri sehingga kebutuhan istirahat klien dapat diantisipasi dan dipenuhi.

Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi
pada lansia .kurang tidur berkempanjangan yang sering terjadi dapat menggangu
kesehatan fisik maupun psikis .kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda ,usia
lanjut membutuhkan waktu tidur 6-7 jam per hari .Gangguan istirahat tidur pada
usia lanjut terdiri dari insomnia ,hipersomnia,enuresis,narkolepsi dan apnea tidur .

6
8. Seks

Seks dianggap oleh Maslow (1970) sebagai kebutuhan dasar fisiologis yang
secara umum mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.
Kebutuhan seksual dan perilaku bagai mana untuk memenuhinya di pengaruhi oleh
:

1. Umur

2. Latar belakang sosial budaya

3. Etika

4. Nilai

5. Harga diri

6. Tingkat kesejahteraan

Klien yang mengalami depresi, berkabung, atau perubahan gaya hidup


beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan seksualnya. Pada beberapa klien
pemenuhan kebutuhanb seksual hanya tergantung sementara. Sedangkan untuk
klien lain, khususnya klien depresi berat, kebutuhan seksual tidak terpenuhi
dalam waktu lebih lama dan bisa diatasi hanya dengan konseling.

1.2 Perubahan Struktur dan Fisiologis Sistem Pernapasan Pada Lansia

Lansia adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, dimana manusia
tersebut pastinya akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun mental.
Proses penuaan merupakan proses alami yang dapat menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi
fungsi, kemampuan badan dan jiwa

1. Usia Pertengahan (middle age) : usia 45 – 59 tahun.


2. Lansia (elderly) : usia 60 – 74 tahun.

7
3. Lansia tua (old) : usia 75 – 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) : usia di atas 90 tahun.

Perubahan Fisiologis pada Lansia Secara alami, fungsi fisiologis dalam


tubuh lansia menurun seiring pertambahan usianya. Penurunan fungsi ini tentunya
akan menurunkan kemampuan lansia tersebut untuk menanggapi datangnya
rangsangan baik di luar tubuh maupun dari dalam tubuh lansia itu sendiri.
Perubahan fungsi fisiologis yang terjadi pada lansia pada dasarnya meliputi
meliputi penurunan kemampuan sistem saraf, yaitu pada indra penglihatan,
pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman. Selanjutnya, perubahan ini juga
mengakibatkan penurunan sistem pendengaran, sistem syaraf, sistem pernapasan,
sistem endokrin, sistem kardiovaskular, hingga penurunan kemampuan
muskuloskeletal (Fatimah, 2010).

Berikut adalah penjelasan tentang penyakit pernapasan pada lansia yang dimulai
dengan penjelasan tentang perubahan anatomic dan fisiologik jantung:

1. Perubahan anatomik pada respirasi

Efek penuaan tersebut dapat terlihat dari perubahan-perubahan yang terjadi


baik dari segi anatomi maupun fisiologinya. Perubahan-perubahan anatomi pada
lansia mengenai hampir seluruh susunan anatomik tubuh, dan perubahan fungsi sel,
jaringan atau organ. Perubahan anatomi yang terjadi turut berperan terhadap
perubahan fisiologis sistem pernafasan dan kemampuan untuk mempertahankan
homeostasis. Penuaan terjadi secara bertahap sehingga saat seseorang memasuki
masa lansia, ia dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Perubahan
anatomik sistem respirastory akibat penuaan adalah sebagai berikut :

a. Paru-paru kecil dan kendur.

b. Pembesaran alveoli.

c. Penurunan kapasitas vital ; penurunan PaO2 dan residu

8
d. Kelenjar mucus kurang produktif

e. Pengerasan bronkus dengan peningkatan resistensi

f. Penurunan sensivitas sfingter esophagush.

g. Klasifikasi kartilago kosta, kekakuan tulang iga pada kondisi


pengembangani.

h. Hilangnya tonus otot toraks, kelemahan kenaikan dasar paru. Penurunan


sensivitas kemoreseptor.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan


jaringan untuk memperbaiki diri secara perlahan – lahan dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita .
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak
harus dipenuhi untuk memelihara homeostasis biologis dan kelangsungan
kehidupan setiap manusia. Kebutuhan fisiologis bersifat lebih mendesak untuk
didahulukan dibanding kebutuhan yang lainnya. Kebutuhan fisiologis meliputi
oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat, tidur, tempat tinggal , pengaturan suhu
tubuh, seksual dan lain sebagainya. Apabila kebutuhan fisiologis ini terpenuhi,
maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi
dan begitu seterusnya.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya


mahasiswa/i Jurusan Keperawatan , hendaknya memberikan asuhan keperawatan
lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang
diharapkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo Boedi & H. Hadi Martono. (2006). Geriarti (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
(Edisi 5) . Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

Fatimah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Setiati, dkk. (2000). Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan (Edisi 1). Jakarta : Balai
Penerbit FK UI.

Sunusi M. (2006). Kebijakan Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Ditjen Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, Jakarta.

Sutanto, dkk (2002). Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

11

Anda mungkin juga menyukai