Materi ANALISIS PEMIKIRAN JOHN LOCKE
Materi ANALISIS PEMIKIRAN JOHN LOCKE
John Locke adalah seorang ahli pemikir besar tentang negara dan hukum dari
Inggris. Ia hidup pada tahun 1632-1704, di bawah kekuasaan pemerintahan Willem
III, yang sifat pemerintahannya adalah Monarki yang sudah agak terbatas. Dan
memang demikianlah, bahwa seluruh ajaran John Locke terutama ajarannya tentang
negara dan hukum, berhubungan langsung dengan, dan mengandung gambaran yang
jelas serta bersifat pembenaran pemerintahan Monarchi terbatas yang diciptakan oleh
Willem III bersama permaisurinya Mary.
Ajaran John Locke tentang negara dan hukum nantinya adalah akan
merupakan jembatan antara pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVII
dengan pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVIII. Dan dengan
demikikan hukum alam pada abad ke XVII mengalami suatu pertumbuhan serta
perkembangan yang sama sekali lain daripada pertumbuhan serta perkembangan yang
semula. Ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang terletak di luar objek dari
pikiran yang sebenarnya, di luar pikiran yang abstrak.
Dari ajaran Joh Locke nanti yang perlu mendapatkan perhatian istimewa
adalah tentang pendapatnya mengenai tentang hak-hak alamiah manusia yang tidak
dapat diserahkan kepada masyarakat dengan melalui atau jalan suatu perjanjian.
Sebab ajaran atau pendapat itu membuka kemungkinan besar timbulnya ajaran
tentang ajaran-ajaran manusia. Dengan demikian dalam banyak hal ajaran John Locke
adalah merupakan lanjutan dari pada ajaran kaum monarkomaken, oleh karena itu hal
ini berarti diadakannya pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan negara, demi
perlindungan kepentingan inndividu.
Selanjutnya menurut John Locke, dalam keadaan alam bebas atau alamiah itu
manusia telah mempunyai hak-hak alamiah, yaitu hak-hak manusia yang dimaksud
yang dimiliknya secara pribadi itu adalah :
Tetapi demikian John Lock dalam keadaan alam bebas itu hak-hak asasi
manusia itu tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena manusia itu selalu diliputi
rasa kepentingan untuk membela diri masing masing sehingga dalam keadaan bebas
itu tida ada kepastian hukum, jadi ketertiban hukum tidak dapat dilaksanakan. Ini
memeng sudah menjadi sifat dan watak daripada manusia dan tidak ada seorang pun
yang dapat melepaskan diri dari hal-hal tersebut. Hanya bedanya ada orang yang
hendak membela kepentingan itu dengan kasar, sedang orang lain secara halus atau
secara tidak langsung.
Budiyanto, Drs., Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU, Jakarata ,Penerbit
Erlangga, 2000.
Kansil, Drs. SH., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta,
Penerbit Balai Pustaka, 1992.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
John locke merupakan seorang ahli pemikir besar tenteng negara dan hukum
dari Inggris.Ajaran john locke mengenei negara,menjelaskan tentang pemisahan
kekuasaan atau separation of power yang membuka kemungkinan besar
timbulnya ajaran tentang hak dasar manusia.
Dalam ajarannya, John locke menjelaskan mengenai pemisahan kekuasaan
yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : kekuasaan legislatif,eksekutif,dan
federatif.Ajaran mengenai pemisahan kekuasaan ini dinamkan Trias Politica.
Dalam ajaran Trias Politica yang dikemukakan oleh John Locke, masyarakat
menunjuk seorang penguasa ini kemudian diberikan wewenang untuk menjaga
dan menjamin terlaksananya hak-hak menusia seperti yang telah diungkapkan
sebalumnya bahwa dengan adanya Separation of power dimana disini kekuasaan
penguasa yang terbatas, yang membatasinya yaitu hak-hak azasi,artinya didalam
menjalankan kekuasaannya itu tidak boleh melanggar hak-hak azasi.Jadi disini
telah jelas bagi kita mengenai penjelasan sebelumnya bahwa dari pemisahan
kekuasaan akan lahir hak-hak dasar manusia.
1.2 Masalah
Ajaran John Locke adalah merupakan lanjutan dari pada ajaran kaum
Monarchomachen artinya pembenci raja atau musuh-musuh raja, tetapi pengertian
tersebut tidaklah mengenai sasaranya, karena hanya ditujukan kepada perlawanan
terhadap keburukan-keburukannya yang tentu saja juga tidak kepada pemerintah
yang bersifat absolut atau terhadap rajanya sendiri.
Sedangkan tugas negara menurut John Locke adalah menetapkan dan
melaksanakan hukum alam.Hukum alam disini dalam pengertian yang luas,
artinya negara itu tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja,
tetapi dalam membuat peraturan-peraturan atau undang-undang negarapun harus
juga berpedoman pada hukum alam. Ciri atau tanda daripada hukum alam ini
adalah bahwa berlakunya hukum ini umum dan sesuai dengan rasio.
John Locke berpendapat bahwa kekuasaan tertinggi jadi kekuasaan
perundang-undangan, tidak mungklin terletak di tangan rakyat, tidak pernah orang
melihat suatu permusyawaratan rakyat umum yang mengangkat seorang raja,
paling-paling golongan terbanyak.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran yang saya dapat berikan melalui pembahasan ini adalah, alangkah
baiknya apabila negara kita bisa mengambil dan menerapkan sistem yang di buat oleh
John Locke. Dan hasil penerapan sistem baru itu diharapkan dapat membuat negara
Indonesia lebih maju dan berkembang di segala bidang kehidupan terutama dalam
bidang politik. Dengan syarat sistem-sistem tersebut memiliki kriteria-kriteria yang
sesuai dengan ideologi negara kita yakni pancasila. Sehingga masyarakat kita dapat
menerimanya, dan menghasilkan tujuan serta cita-cita yang positif untuk membawa
Indonesia pada keadaan yang lebih baik lagi dari keadaan sebelumnya.