Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PEMIKIRAN JOHN LOCKE

John Locke adalah seorang ahli pemikir besar tentang negara dan hukum dari
Inggris. Ia hidup pada tahun 1632-1704, di bawah kekuasaan pemerintahan Willem
III, yang sifat pemerintahannya adalah Monarki yang sudah agak terbatas. Dan
memang demikianlah, bahwa seluruh ajaran John Locke terutama ajarannya tentang
negara dan hukum, berhubungan langsung dengan, dan mengandung gambaran yang
jelas serta bersifat pembenaran pemerintahan Monarchi terbatas yang diciptakan oleh
Willem III bersama permaisurinya Mary.

Ajaran John Locke tentang negara dan hukum nantinya adalah akan
merupakan jembatan antara pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVII
dengan pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVIII. Dan dengan
demikikan hukum alam pada abad ke XVII mengalami suatu pertumbuhan serta
perkembangan yang sama sekali lain daripada pertumbuhan serta perkembangan yang
semula. Ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang terletak di luar objek dari
pikiran yang sebenarnya, di luar pikiran yang abstrak.

Dari ajaran Joh Locke nanti yang perlu mendapatkan perhatian istimewa
adalah tentang pendapatnya mengenai tentang hak-hak alamiah manusia yang tidak
dapat diserahkan kepada masyarakat dengan melalui atau jalan suatu perjanjian.
Sebab ajaran atau pendapat itu membuka kemungkinan besar timbulnya ajaran
tentang ajaran-ajaran manusia. Dengan demikian dalam banyak hal ajaran John Locke
adalah merupakan lanjutan dari pada ajaran kaum monarkomaken, oleh karena itu hal
ini berarti diadakannya pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan negara, demi
perlindungan kepentingan inndividu.

Mengenai pendapatnya tentang hukum alam, pendapat John Locke masih


sama dengan pendapat sebelumnya yaitu bahwa hukum alam tetap mempunyai dasar
rasional dari perjanjian masyarakat yang timbul dari hak-hak manusia dari keadaan
alamiah, tetapi cara berfikir yang bersifat logis-dedukatif-matematis telah dilepaskan
dan diganti dengan suatu cara berfikir yang realistis, dengan memperhatikan
sungguh-sungguh praktek ketatanegaraan dan hukum. Dan inilah yang kemudian
menimbulkan teori-teori baru, seperti: kesabaran, pembagian kekuasaan, ajaran
tentang hak-hak asasi atau hak-hak dasar manusia dan kekuasaan perundang-
undangan yang dilakuakan oleh suatu dewan perwakilan rakyat.

Ajaran-ajaran John Lock itu nanti semua akan mempengaruhi pemikiran


tentang negara dan hukum apa abad ke XVIII, bahkan malahan akan berkembang
lebih lanjut dalam pemikiran tentang negara dan hukum abad ke XVIII, tidak saja itu
bahkan malahan dipraktekkan.
Ajaran John Lock tentang negara dan hukum ditulis dalam bukunya yang
terkenal yaitu TwoTreaties on Civil Government. Semula tujuan daripada aliran
hukum alam itu adalah untuk membatasi kekuasaan absolute dari pada negara yang
diciptakan antara lain oleh Niccollo Machiavelli dan John Boudin jadi sebenarnya
teori hukum alam ini merupakan lanjutan daripada aliran monarkomaken yang
dipelopori oleh Johanes Althusius. Tetapi para penganut hukum alam lalu
melepaskan unsur-unsur theologis atau unsur ketuhanan yang menyatakan bahwa
hukum itu tidak lagi diturunkan dari tuhan, akan tetapi dari alam kodrat, dan
berdasarkan asas rasio. Maka kekuasaan penguasa itu lagi diturunkan dari Tuhan
yang mengakibatkan kekuasaan penguasa itu bersifst mutlak, tetapi kekuasaan itu
didasarkan atas hukum alam, maka dengan demikian kekuasaan penguasa itu tidak
mungkin bersifat mutlak.

Demikianlah antara lain pokok daripada ajaran John Locke, yang


menimbulkan konstruksi pemerintahan yang bersifat terbatas. Ajaran dari Thomas
Hobbes-pun sebenarnya tidak menimbulkan konstruksi pemerintahan mutlak, dalam
arti bahwa segala sesuatunya itu masih didasarkan atas norma-norma hukum alam.
John Locke sebagaimana ia ahli pemikir hukum alam, mendasarkan juga
teorinya pada keadaan manusia dalam alam bebas. Dan memang menganggap bahwa
keadaan alam bebas atau keadaan alamiah itu mendahului adanya negara, dan dalam
keadaan itu pun telah ada perdamaian dan akal pikiran seperti halnya dalam negara.
Pendapatnya ini berbeda dengan pendapat Thomas Hobbes, karena Thomas Hobbes
mengatakan bahwa dalam keadaan alamiah itu tidak ada aturan, tidak ada
perdamaian. Jadi keadaannya lain sekali dengan keadaan negara.

Selanjutnya menurut John Locke, dalam keadaan alam bebas atau alamiah itu
manusia telah mempunyai hak-hak alamiah, yaitu hak-hak manusia yang dimaksud
yang dimiliknya secara pribadi itu adalah :

1. hak akan hidup


2. hak akan kebebasan atau kemerdekaan
3. hak akan milik, hak akan memiliki sesuatu
Jadi menurut kodratnya manusia itu sejak lahir telah mempunyai hak-hak
kodrat, hak-hak alamiah, dan yang oleh John Locke disebut hak-hak dasar, atau hak –
hak asasi, ini pun berbeda dengan pendapat Thomsa Hobbes yang berpendapat bahwa
dalam keadaan alam bebas itu manusia belum mempunyai hak apa-apa. Jadi, menurut
kodratnya manusia itu lahir tanpa hak apa-apa, hak itu baru akan diperoleh naanti
sesudah manusia itu hidup bernegara. Dalam keadaan alam bebas itu, atau sejak
manusia itu dilahirkan menurut kodratnya baru memiliki sifat-sifat, bukan hak.

Tetapi demikian John Lock dalam keadaan alam bebas itu hak-hak asasi
manusia itu tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena manusia itu selalu diliputi
rasa kepentingan untuk membela diri masing masing sehingga dalam keadaan bebas
itu tida ada kepastian hukum, jadi ketertiban hukum tidak dapat dilaksanakan. Ini
memeng sudah menjadi sifat dan watak daripada manusia dan tidak ada seorang pun
yang dapat melepaskan diri dari hal-hal tersebut. Hanya bedanya ada orang yang
hendak membela kepentingan itu dengan kasar, sedang orang lain secara halus atau
secara tidak langsung.

Maka untuk menjamin terlaksananya hak-hak manusia tadi, manusia lalu


menyelenggarakan perjanjian masyarakat untuk membentuk masyarakat lalu Negara.
Dalam perjanjian itu orang-orang menyerahkan hak-hak almiahnya kepada
masyarakat tetapi tidak semuanya. Masyarakat ini kemudian menunjuk seorang
penguasa dan kepada penguasa ini kemudian diberikan wewenang untuk menjaga dan
menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia tadi. Tetapi didalam menjalankan
tugasnya ini kekuasaan penguasa adalah terbatas, yang membatasinya adalah hak-hak
asasi tersebut, artinya didalam menjalankan kekuasaannya itu penguasa tidak boleh
melanggar hak-hak asasi.

Tugas negara menurut John Lock adalah menetapkan dan melaksanakan


hukum alam. Hukum alam disini dalam pengertiannya yang luas artinya negara itu
tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja, tetapi dalam membuat
peraturan-peraturan atau undang-undang negara pun harus juga berpedoman pada
hukum alam. Ciri atau tanda dari pada hukum alam ini adalah bahwa berlakunya
hukum ini umum dan sesuai dengan rasio. Dengan demikian maka peraturan-
peraturan yang sifatnya tidak umum itu bukan peraturan dari hukum alam. Sedangkan
peraturan yang ditetapkan secara sewenang-wenang itu tidaklah merupakan hukum
alam, karena umumnya tidak mau menaati dan ini hanya jadi, dengan demikian tugas
negara adalah :

1. membuat dan menetapkan peraturan


2. melaksankan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan itu.
3. kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain.
Ketiga tugas inilah yang kemudian disebut ‘trias politika’ yang nantinya akan
diuraikan lebih lanjut dan disempurnakan oleh Montesquieu dalam abad ke XVIII.
Selanjutnya sehubungaan dengan toerinya pembagian negara tadi John Lock
membicarakan tentang bentuk-bentuk negara. Dalam hal ini yang diperguankan
sebagai kriteria adalah pada siapa kekuasaan perundang-undangan adalah kekuasaan
yang tertinggi dalam negara sebab yang menyatakan kehendak daripada negara.
Berdasarkan kriteri tersebut di atas bentuk negara dapat dibedakan menjadi :
1. Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada satu orang saja
maka negara ini disebut Monarki.
2. Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada beberapa
orang, atau kepada suatu Dewan, maka negara ini disebut Aristokrasi.
3. Apabila perundang-undangan itu diserahkan kepada masyarakat seluruhnya
atau rakyat, sedang pemerintah hanya melaksanakan saja, maka negara ini
disebut Demokrasi.
Bagaimana pendapat John Locke selanjutnya ? Ia berpendapat bahwa
kekuasaan tertinggi jadi kekuasaan perundang-undangan tidak mungkin kekuasaan
terletak di tangan rakyat, tak pernah orang melihat suatu permusyawaratan umum
yang mengangkat seorang raja, paling-paling golongan terbanyak. Lain dari pada itu
orang harus membedakan pengertian penobatan dan memilih. Tuhanlah yang
memilih, sedangkan rakyat hanya menobatkan. Dan Monarki adalah bentuk yang
paling baik. Alasannya apa ? Alasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu
Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi terbaik di seluruh dunia tetapi
akhirnya jatuh juga ke tangan kekuasaan kaisar-kaisar. Apa sebabnya ? karena di
dalam demokrasi itu tidak ada kepastian dari rakyat. Ini menghalang-halangi
tercapainya tujuan masyarakat yang telah dibentuk, jadi tujuan negara.
Apakah tujuan negara itu ? tujuan negara menurut John Locke adalah bahwa
perjanjian masyarakat untuk membentuk masyarakat dan selanjutnya negara itu
tujuannya adalah memelihara dan menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia.
Dan dalam perjanjian masyarakat ini tiap-tiap manusia menyerahkan hak-hak
alamiahnya kepada masyarakat, tetapi tidak semua. Yang dikecualikan, jadi yang
tidak diserahkan adalah hak-hak asasi tersebut. Karena ini, menurut John Locke tidak
dapat dilepaskan. Justru jaminan terhadap hak-hak asasi manusia inilah yang menjadi
tujuan negara. Bahkan kekuasaan penguasa-pun dibatasi oleh hak-hak asasi ini. Jadi
hal inilah yang tidak memungkinkan kekuasaan penguasa itu bersifat mutlak. Ini
berbeda dengan pendapat Thomas Hobes yang menyatakan bahwa kekuasaan
penguasa itu harus mutlak.
ANALISIS

1. Ajaran John Locke


Ajaran John Locke tentang negara dan hukum nantinya adalah merupakan
jabatan antara pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVII dengan
pemikiran tentang negara dan hukum pada abad ke XVII mengalami suatu
pertumbuhan serta perkembangan yang sama sekali lain dari pada pertumbuhan serta
perkembangan yang sama semula.
Ajaran John Locke yang perlu untuk mendapatkan perhatian yaitu tentang
pendapatnya mengaenai hak-hak alamiah manusia yang tidak dapat diserahkan
kepada masyarakat dengan melalui atau jalan suatu perjanjian. Berarti diadakan
pembatasan terhadap kekuasaan negara, demi perlindungan kepentingan individu.
Dengan demikian, maka raja tidak bertindak sewenang-wenang, karena rakyat tidak
memberikan hak sepenuhnya kepada rakyat dan hal ini sangat baik untuk diterapkan
dalam suatu negara dan contoh kongkritnya dapat kita lihat dalam negara kita
Indonesia. Dengan begitu rakyat punya peranan yang penting dalam pemerintahan
yang ada seperti peran dalam pemilihan umum untuk memilih pemimpin dan di
Indonesia terlihat dalam pemilihan Presiden setip lima tahun sekali yang rakyat dapat
memilih langsung.
Semua tujuan dari pada hukum alam itu adalah untu membatasi kekuasaan
absolut dari pada negara. Dengan demikian ajaran John Locke menimbulkan
konstruksi pemerintahanyang bersifat terbatas.
Jadi, menurut John Locke keadaan alam bebas dan alamiah telah mendahului
sebelum terbentuknya negara dan saat itu telah ada perdamaian yang di inginkan oleh
setiap manusia dan selain perdamain ada juga akal pikiran, jadi sebelum adanya
negara sudah ada yang namanya pikiran seperti halnya dalam suatu negara.. Hak-hak
alamiah yang dimaksudkan adalah;
1. Hak hidup
2. hak kebebasan atau kemerdakaan
3. hak akan milik, hak memiliki sesuatu.
Ciri dari pada hukum alam itu adalah berlakunya hukum ini umum dan harus
sesuai dengan rasio. Dengan begitu hukum yang ada harus sesuai dengan kenyataan
dan tentunya harus dapat diterima dengan akal atau logis. Sedangakan peraturan yang
sewenag-wenang terutama dalma unsur pembuatan undang-undang itu ada unsur
kepentigan orang-orang atau kelompok dan golongan tertentu bukan merupak hukum
alam, karena umum tiadak mau menaati.
Tugas negara yaitu;
 Membuat UU.
 Melaksanakn peraturan yang ditetapkan.
 Mengatur hubungan dengan negara lain.
Bentuk negara menurut John Locke ;
1. Apabila kekuasaan perundangan-perundangan diserahkan kepada satu orang
saja, disebut Monarki
2. Apabila kekuasaan perundangan-perundangan diserahkan kepada beberapa
orang, disebut Aristokrasi
3. Apabila kekuasaan perundangan-perundangan diserahkan kepada masyarakat,
disebut Demokrasi
Tujuan negara menurut pendapat John Locke adalah perjanjian masyarakat
membentuk dan selanjutnya negara itu, tujuanya adalah untuk memelihara dan
menjamin terlaksananya hak asasi manusia. Dan mengatakan dalam perjanjian
masyarakat menyerahkan hak-hak almaiahnya kepada masyarakat ,tetapi tidak semua
hak-hak diserahkan kepada masyarakat dan hak-hak asasi itu yang menjadi tujuan
negara. Kekuasaan penguasa dibatasi oleh hak-hak asasi tiu.
John Locke menjadi seorang pembela dari hak-hak pemerintahan monarki
terbatas. Manusia dalam keadaan bebas mengatakan sejak manusia itu dilahirkan
kedalam dunia sudah memiliki hak –hak menurut kodratnya yaitu yang sekarang kita
sebut hak asasi manusia (HAM). Selain itu juga tujuan dari adanya negara pada
umumnya yang kita ketahui yaitu untuk menjamin atau memelihara terlaksananya
hak-hak aasi, sehingga kalau ada yang melanggar hak asasi itu harus diberantas,
karena kalau hak-hak itu masih dilanggar maka manusia tidak akan merasa dirinya
berharga.
Yang menjadi kesulitan dari pada pemikir besar abad XVII khususnya John
Locke yaitu John Locke mencampur adukan hal-hal yang seharusnya logis, seperti
pemisahan antara: alam dengan rohaniah atau Agama, hukum dengan tata susila. Dan
itulah yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaknya. Pembagian
kekuasaan negara menuru John Locke dipertegas dan disempurnakan oleh tokoh yang
terkenal yaitu Montesquie yang menjadi tujuanya yaitu mengusahakan agar
pemerintahan absolute itu tidak ada, karena hal itu sangat mengabaikan hak-hak asasi
manusia bahkan hak-hak yang dibawa sejak lahir.

Penerapan ajaran John Locke di negara Indonesia


Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia mengunakan tori pemisahan
kekuasaan negara oleh Montesquieu dan Montesquieu itu mempertegas teori
kekuasaan yang dikemukakan oleh John Locke. Sehingga kita sebagai negara yang
menganut sistem pembagian keuasaan Montesguieu tentu erat sekali kaitanya dengan
pendapat dari John Locke.
> Selanjutnya dalam keadaan alam bebas menuru John Locke manusia itu punya
hak-hak dasar atau alamiah yang telah dibawa sejak dia dilahirkan ke dunia, yaitu
hak-hak manusia yang dimilikinya secara pribadi yang berarti mengakui adanya
HAM dan dalam negara kita Indonesia sangat menghargai dan menghormati HAM
hal tersebut dapat dilihat dalam pasca orde baru tampak semakin jelas landasan
operasionalnya. Setelah keluarnya keppres No. 50/1993 tentang, “komunis HAM”
dilanjutkan dengan lahirnya TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang ”hak asasi
manusia”, kemudian disusul dengan keluarnya UU No. 39/1999 tentang “pelaksannan
HAM di Indonesia”, serta perpu No. 1/1999 tentang peradilan HAM”.
Tap MPR No. XVII/MPR/1998 memuat tentang piagam hak asasi manusia,
yang antara lain berisi ; hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak atas kebebasan
informasi, hak keamanan, hak kesejahteraan, kewajiban, perlindungan dan pemajuan.
Hak-hak alamiah manusia menurut John Locke yaitu
 Hak hidup
 hak kebebasan atau kemerdakaan
 hak akan milik, hak memiliki sesuatu
Semua hak alami manusia yang diatas semuanya ada dalam Tap MPR No.
XVII/MPR/1998 dan terdapat juga dalam UUD seperti hak kebebasan dan
kemerdekaan dan hak lainya yang ada dalam pasal 28 yang terdiri dari 10 ayat(A-J).
Dengan demikian dapat dikatakan dengan pasti pemikiran John Locke diterakan di
negara Indonesia.
> Tugas negara menurut John Locke atau yang disebut dengan Trias politik
yaitu ;
a. Legislatif yaitu membuat undang-undang.
b. Eksekutif yaitu melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan atau yang
dibuat oleh badan Legislatif.
c. Federatif yaitu kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain.
Dari uraian diatas dapat dikaitkan degan pembagian kekuasaan di Indonesia
(Montesquieu ), yaitu ;
a. Legislatif yaitu membuat undang-undang
b. Eksekutif yaitu melaksanakan UU dan menyusun RUU
c. Yudikatif yaitu megawasi jalanya pemerintahan
Dengan demikian ajaran John Locke yang diterapkan di Indonesia yaitu tugas
Legislatif dan Eksekutif sama, hanya saja di Indonesia Eksekutif dapat menyusun
RUU (Presiden) atau antara legislatif,eksekutif dan yudikatif dapat bekerja sedangkan
menurut John Locke tidak dapat bekerja sama antara Legislatif, Eksekutif dan
Yudikatif.
> Dalam perjanjian masyarakat meurut John Locke tidak semua hak-hak
diserahkan kepada penguasa terutama hak yang dibawa sejak lahir, di Indonesia juga
rakyat tidak menyerahkan hak-haknya kepada pemimpin atau yang kita kenal yaitu
wakil rakyat, hal itu bisa kita lihat dengan dicantumkanya hak-hak manusia dalam
peraturan dan juga dalam undang-undang dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Drs., Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU, Jakarata ,Penerbit
Erlangga, 2000.
Kansil, Drs. SH., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta,
Penerbit Balai Pustaka, 1992.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
John locke merupakan seorang ahli pemikir besar tenteng negara dan hukum
dari Inggris.Ajaran john locke mengenei negara,menjelaskan tentang pemisahan
kekuasaan atau separation of power yang membuka kemungkinan besar
timbulnya ajaran tentang hak dasar manusia.
Dalam ajarannya, John locke menjelaskan mengenai pemisahan kekuasaan
yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : kekuasaan legislatif,eksekutif,dan
federatif.Ajaran mengenai pemisahan kekuasaan ini dinamkan Trias Politica.
Dalam ajaran Trias Politica yang dikemukakan oleh John Locke, masyarakat
menunjuk seorang penguasa ini kemudian diberikan wewenang untuk menjaga
dan menjamin terlaksananya hak-hak menusia seperti yang telah diungkapkan
sebalumnya bahwa dengan adanya Separation of power dimana disini kekuasaan
penguasa yang terbatas, yang membatasinya yaitu hak-hak azasi,artinya didalam
menjalankan kekuasaannya itu tidak boleh melanggar hak-hak azasi.Jadi disini
telah jelas bagi kita mengenai penjelasan sebelumnya bahwa dari pemisahan
kekuasaan akan lahir hak-hak dasar manusia.
1.2 Masalah

Ajaran John Locke adalah merupakan lanjutan dari pada ajaran kaum
Monarchomachen artinya pembenci raja atau musuh-musuh raja, tetapi pengertian
tersebut tidaklah mengenai sasaranya, karena hanya ditujukan kepada perlawanan
terhadap keburukan-keburukannya yang tentu saja juga tidak kepada pemerintah
yang bersifat absolut atau terhadap rajanya sendiri.
Sedangkan tugas negara menurut John Locke adalah menetapkan dan
melaksanakan hukum alam.Hukum alam disini dalam pengertian yang luas,
artinya negara itu tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja,
tetapi dalam membuat peraturan-peraturan atau undang-undang negarapun harus
juga berpedoman pada hukum alam. Ciri atau tanda daripada hukum alam ini
adalah bahwa berlakunya hukum ini umum dan sesuai dengan rasio.
John Locke berpendapat bahwa kekuasaan tertinggi jadi kekuasaan
perundang-undangan, tidak mungklin terletak di tangan rakyat, tidak pernah orang
melihat suatu permusyawaratan rakyat umum yang mengangkat seorang raja,
paling-paling golongan terbanyak.

BAB IV

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil adalah John Locke seorang pelopor


liberalisme dalam bidang politik yang berasal dari Inggris yang mengatakan bahwa,
rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan sebagian haknya pada
penguasa untuk kepentingan bersama. Hal seperti ini hampir sama dengan sistem
pemerintahan di Indonesia.
John Locke membagi fungsi negara menjadi tiga yaitu:

1. Fungsi Legeslatif, membuat peraturan


2. Fungsi Eksekutif, melaksanakan peraturan, dan Yudikatif mengawasi
pelaksanaan peraturan
3. Fungsi federatif, mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta damai.
Fungsi negara seperti ini pun hampir sama dengan fungsi negara yang dimiliki
oleh negara Indonesia. Hanya ada satu perbedaan , yakni Indonesia tidak memiliki
fumgsi negara federatif. Indonesia memiliki fungsi negara: Legeslatif, Eksekutif, dan
Yudikatif. Oleh karena itu sistem atau pendapat lain dari John Locke ini, tidak jauh
berbeda dengan sistem yang di terapkan di negara kita, negara Indonesia.

4.2 Saran

Saran yang saya dapat berikan melalui pembahasan ini adalah, alangkah
baiknya apabila negara kita bisa mengambil dan menerapkan sistem yang di buat oleh
John Locke. Dan hasil penerapan sistem baru itu diharapkan dapat membuat negara
Indonesia lebih maju dan berkembang di segala bidang kehidupan terutama dalam
bidang politik. Dengan syarat sistem-sistem tersebut memiliki kriteria-kriteria yang
sesuai dengan ideologi negara kita yakni pancasila. Sehingga masyarakat kita dapat
menerimanya, dan menghasilkan tujuan serta cita-cita yang positif untuk membawa
Indonesia pada keadaan yang lebih baik lagi dari keadaan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai