Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MAKLUMAT PEMERINTAH 3 NOVEMBER 1945-AKHIR 1949

(27 DESEMBER 1949) DAN PANCASILA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila 1


Dosen pengampu Prof. Dr. Suyahmo, M.Si., Dr. Suprayogi, M.Pd., Margi
Wahono,S.pd, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 7
1. Fasikha. (3301418014)
2. Berliana Indraswari (3301418018)
3. Windarsih(3301418036)
4. Farroz Fauzan(3301418052)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin tiada
batasnya, membawa berbagai perubahan-perubahan di seluruh aspek
kehidupan. Salah satunya yaitu pada bidang IPTEK, berkat
pertumbuhan tersebut masyarakat sangat mudah mengakses berbagai
informasi di berbagai belahan dunia tanpa ada batasnya. Selain itu
akan membawa dampak positif maupun negatif terhadap pola
kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.
Perubahan pada masyarakat Indonesia seperti tidak mengetahui
bagaimana sejarah pancasila sebagai dasar negara atau falsafah
bangsa, masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih mementingkan
informasi-informasi atau keadaan dari bangsa lain. Hal tersebut sangat
membahayakan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda
karena tidak mengetahui sejarah bangsa serta peristiwa penting yang
mengakibatkan pemerintah mengeluarkan maklumat atau aturannya
dalam keadaan darurat agar bangsa Indonesia bisa berubah menjadi
lebih baik. Maka dari itu dibuatlah suatu makalah dengan judul
"Maklumat Pemerintah 3 November 1945-akhir 1949 (27 Desember
1949) supaya pembaca mengetahui peristiwa penting yang terjadi
serta mengerti hubungannya dengan pancasila .
B. Permasalahan
Banyak sekali dari masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui
berbagai peristiwa penting yang terjadi di seputar kemerdekaan indonesia yang di
dalamnya terkandung berbagai nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks makalah ini
akan di bahas Maklumat Pemerintah 3 November 1945- 27 Desember 1949, yang
di dalam tanggal tersebut terdapat peristiwa penting dan dapat mengukuhkan
Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa.

BAB II
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kronologi di keluarkannya maklumat pemerintah 3


November 1945 serta isinya?
2. Bagaimana kronologi di keluarkannya maklumat pemerintah
14 November 1945 serta isinya?
3. Bagaimana kronologi terjadinya konferensi meja bundar (27
Desember 1949) serta isinya?

BAB III
PEMBAHASAN

1. Maklumat Pemerintah 3 November 1945


A. Kronologi dikeluarkannya Maklumat Pemerintah 3 November
1945
Berdasarkan hasil sidang PPKI yang ke-III, maka di Indonesia
dibentuk Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI menjadi partai tunggal
di Indonesia. Hal ini menimbulkan penolakan dari berbagai tokoh.
Sebuah negara yang demokratis, tidak seharusnya hanya memiliki satu
partai, minimal paling tidak dua partai. Pembentukan PNI dengan
berbagai wewenangnya dianggap akan menimbulkan perpecahan dan
bukan untuk memupuk persatuan seperti apa yang menjadi tujuan
awalnya. Maka pada tanggal 1 September 1945, PNI dibubarkan.
Kemudian BP KNIP mendesak pemerintah untuk memberikan
kesempatan berdirinya partai-partai politik.

B. Maklumat X tanggal 3 November 1945 berisi anjuran:


Isi Maklumat pemrintah 3 november 1945 adalah :
 Pemerintah menyukai timbulnya partai partai politik karena
dengan adanya partai partai itulah dapat dipimpin kejalan
yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat.
 Pemerintah berharap supaya partai partai politik itu telah
tersusun, sebelumnya dilangsungkan pemilihan anggota
badan badan perwakilan rakyat pada bulan Januari 1946.

Maka pasca dikeluarkannya maklumat tersebut, muncul berbagai


partai politik di Indonesia. Antara lain:

1. Majelis Syura Indonesia (Masyumi) yang dipimpin oleh Sukiman


Wirsosanjoyo
2. Partai Komunis Indonesia (PKI) yang didirikan oleh Moh Jusuf

3. Partai Buruh Indonesia (PBI) yang dipimpin oleh Njono


4. Partai Rakyat Jelata dipimpin oleh Sutan Dewanis
5. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang dipimpin oleh
Probowinoto
6. Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Amir
Syarifudin
7. Partai Rakyat Sosialis (PRS) yang dipimpin oleh Sutan Syahrir
8. Partai Katholik Republik Indonesia (PKRI) yang dipimpin oleh
I.J Kasimo
9. Partai Rakyat Marhein Indonesia (Permai) yang dipimpin oleh
J.B Assa
10. Partai Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Sidik
Djojosukarto
2. Maklumat Pemerintah 14 November 1945

A. Kronologi dikeluarkannya Maklumat Pemerintah 14 November


1945
Sistem pemerintahan negara menurut Undang-Undang Dasar 1945
adalah Sistem Pemerintahan Presidensial (Sistem Kabinet
Presidensial), yang bertanggung jawab terhadap jalannya
pemerintahan adalah Presiden. Menteri-menteri sebagai pembantu
Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. Presiden adalah
Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat dan bertanggung
jawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Dalam kurun waktu berlakunya Undang-Undang Dasar 1945
telah terjadi "perubahan praktik ketatanegaraan" Republik
Indonesia tanpa mengubah ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.
Perubahan tersebut ialah dengan keluarnya Maklumat Wakil
Presiden tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah
tanggal 14 November 1945. Dengan keluarnya Maklumat
Pemerintah tanggal 14 November 1945 tersebut terjadi perubahan
dari sistem pemerintahan Presidensial (Sistem Kabinet Presidensial)
menjadi sistem pemerintahan Parlementer (Sistem Kabinet
Parlementer).
Sehingga dengan Maklumat-maklumat tersebut menimbulkan
persoalan dalam pelaksanaan pemerintahan mengenai system
pemerintahan dimana menurut Pasal 4 UUD 45 ditegaskan bahwa
“Presiden memegang kekuasaan pemerintahan dan Pasal 17
menetapka bahwa “ Menteri Negara diangkat dan diberhentikan

oleh Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden, sistem


pemerintahan menurut UUD 1945 adalah Sistem Presidentil.
Sedangkan menurut Maklumat Pemerintah meletakana
pertanggungjawaban Kabinet kepada KNIP yang merupakan ciri
dari sistem Parlementer.

B. Isi Maklumat Pemerintah 14 November 1945


Maklumat pemerintah 14 November 1945 berbunyi” pemerintah
republik indonesia setelah mengalami ujian-ujian yang hebat dengan
selamat, dari tingkatan yang pertama, dari usahanya menegakkan diri,
merasa bahwa saat sekarang sudah tepat untuk menjalankan macam-
macam tindakan darurat guna menyempurnakan tata usaha negara
kepada susunan demokrasi.
Yang terpenting dalam perubahan-perubahan susunan kabinet baru
itu ialah, bahwa tanggung jawab adalah ditangan menteri”.

3. Konferensi Meja Bundar (27 Desember 1949)


A. Kronologi konferensi meja bundar (27 Desember 1949)
Usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan
kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat
kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia
kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk
menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan
Linggarjati dan perjanjian Renville. Pada 28 Januari 1949,
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa meloloskan
resolusi yang mengecam serangan militer Belanda terhadap
tentara Republik di Indonesia dan menuntut dipulihkannya
pemerintah Republik. Diserukan pula kelanjutan perundingan
untuk menemukan penyelesaian damai antara dua pihak.
Menyusul Perjanjian Roem-Royen pada 6 Juli, yang secara
efektif ditetapkan oleh resolusi Dewan Keamanan, Mohammad
Roem mengatakan bahwa Republik Indonesia, yang para
pemimpinnya masih diasingkan di Bangka, bersedia ikut serta
dalam Konferensi Meja Bundar untuk mempercepat penyerahan
kedaulatan.
Pemerintah Indonesia, yang telah diasingkan selama enam
bulan, kembali ke ibukota sementara di Yogyakarta pada 6 Juli
1949. Demi memastikan kesamaan posisi perundingan antara
delegasi Republik dan federal, dalam paruh kedua Juli 1949 dan
sejak 31 Juli–2 Agustus, Konferensi Inter-Indonesia
diselenggarakan di Yogyakarta antara semua otoritas bagian
dari Republik Indonesia Serikat yang akan dibentuk. Para
partisipan setuju mengenai prinsip dan kerangka dasar untuk
konstitusinya. Menyusul diskusi pendahuluan yang disponsori
oleh Komisi PBB untuk Indonesia di Jakarta, ditetapkan bahwa
Konferensi Meja Bundar akan digelar di Den Haag.

B. Hasil dari Konferensi Meja Bundar (27 Desember1949)


1. Keradjaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang
sepenuhnja kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi dan
tidak dapat ditjabut, dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai
Negara yang merdeka dan berdaulat.
2. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-
ketentuan pada Konstitusinja; rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada
Keradjaan Nederland.
3. Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnja pada tanggal 30 Desember
1949

Keterangan tambahan mengenai hasil tersebut adalah sebagai berikut:


1. Serah terima kedaulatan atas wilayah Hindia Belanda dari pemerintah kolonial
Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia
ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia,
sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena
perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu
pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serah terima,
dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
2. Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan pemimpin
kerajaan Belanda sebagai kepala negara
Pengambilalihan utang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat:
Parlemen Belanda memperdebatkan kesepakatan tersebut, dan Majelis Tinggi
dan Rendah meratifikasinya pada tanggal 21 Desember oleh mayoritas dua pertiga
yang dibutuhkan. Terlepas dari kritik khususnya mengenai asumsi utang
pemerintah Belanda dan status Papua Barat yang belum terselesaikan, legislatif
Indonesia, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), meratifikasi kesepakatan
tersebut pada tanggal 14 Desember 1949. Kedaulatan dipindahkan kepada
Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Maklumat Pemerintah X tanggal 3 November 1945 dikeluarkan atas
desakan BP KNIP kepada pemerintah yang berisi himbauan kepada rakyat
untuk membentuk partai-partai politik.
2. Maklumat Pemerintah 14 November 1945 dikeluarkan .. yang berisi
perubahan sistem pemerintahan Indonesia dari sistem presidensial
menjadi sistem parlementer.
3.
B. Hubungannya dengan Pancasila
Maklumat Pemerintah X tanggal 3 November 1945 merupakan
tonggak pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang sesuai nilai-nilai
Pancasila yaitu sila "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". Sedangkan
maklumat 14 November 1945 mengindikasikan adanya penyimpangan
karena sistem pemerintahan parlementer bertentangan dengan Pancasila
karena menurut UUD 1945 Republik Indonesia harusnya menganut sistem
presidensial (demokrasi Pancasila).
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 1996. Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer dan


Demokrasi Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sugito, AT. Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Semarang: UPT MKK


UNNES

Anda mungkin juga menyukai