Anda di halaman 1dari 28

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Katalog Elektronik Lokal


Pembangunan Rumah Layak Huni Cluster 2 (Pidie, Pidie Jaya, Bireuen)

TYPE D

I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi :
1.1 Latang Belakang
Tujuannya dari Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Katalog Elektronik Lokal
Rumah Layak Huni Cluster 2 (Pidie, Pidie Jaya, Bireuen) Lokasi pekerjaan :
Tersebar Di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya Dan Kabupaten Bireuen ini adalah untuk
dapat dilaksanakan pekerjaan tersebut secara optimal dan tepat sasaran.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah & Pondasi
c. Pekerjaan Beton Bertulang
d. Pekerjaan pasangan dan plesteran
e. Pekerjaan lantai
f. Pekerjaan atap dan plafond
g. Pekerjaan kosen pintu, jendela dan kunci
h. Pekerjaan pengecatan
i. Pekerjaan instalasi listrik
j. Pekerjaan sanitair

A.1 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN DAN STRUKTUR


A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pek. Pembersihan Lokasi


pembersihan lapangan dari material organic seperti sampah, sisa-sisa kayu, humus
dan lain-lain. Sampah-sampah tersebut dibakar atau dibuang ke tempat lain agar tidak
mengganggu jalannya pekerjaan.
Tenaga Kerja = 8.00 orang
Waktu Pelaksanaan = 7.00 Hari
Jenis Dan jumlah alat dan material dapat dilihat pada analisa Teknik
2. Pek. Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank
Sebelum pekerjaan galian tanah pondasi terlebih dahulu kami lakukan pengukuran
ulang lokasi yang akan kami gali, pengukuran ulang ini juga akan melibatkan
konsultan pengawas dan Pihak Direksi. Setelah pengukuran dilakukan maka kami
akan memasang bowplank.
Tenaga Kerja = 8.00 orang
Waktu Pelaksanaan = 7.00 Hari
Jenis Dan jumlah alat dan material dapat dilihat pada analisa teknik

3. Pek. Plat Nama Penerima Rumah


o Kami juga akan meyediakan Plat Nama Penerima Rumah sebagai tanda kavling
rumah dan nama pemilik rumah yang bersifat se-mentara selama pekerjaan
berlangsung.
Tenaga Kerja = 2.00 orang
Waktu Pelaksanaan = 7.00 Hari
Jenis Dan jumlah alat dan material dapat dilihat pada analisa teknik

4. Administrasi Dan Dokumentasi


 Sebelum pelaksanaan pekerjaan kami mulai kami akan terlebih dahulu
menyelesaikan seluruh proses administrasi awal guna mempermudah pelaksanaan
pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan kami mulai kami akan terlebih dahulu melapor kepada muspika
setempat dan kepada pihak direksi Lapangan agar pada saat mobilisasi tukang
tidak terdapat masalah.
 Kami juga akan menyiapkan laporan harian, mingguan dan bulanan sehingga akan
dapat terlihat jelas ralisasi pekerjaan dilapangan .
 Seluruh pekerjaan ini akan kami lakukan pada minggu pertama sampai minggu
terakhir pada jadwal pelaksanaan pekerjaan.
P3K Dan K3 :
a. Kami menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk semua pekerja yang
berada dalam lokasi pekerjaan dan tamu yang berkunjung kelokasi pekerjaan.
b. Perlengkapan keamanan kerja dapat berupa alat-alat seperti berikut ini :
1. Helm Pelindung Kepala;
2. Sepatu untuk melindungi kaki;
3. Pemadam Kebakaran; dan
4. Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.
5. Rambu lalu lintas guna memperlancar pekerjaan
 Jika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan maka Kami diwajibkan mengambil segala tindakan
guna kepentingan si korban.
 Semua biaya yang diperlukan untuk perawatan dan pengobatan korban
kecelakaan dilokasi pekerjaan menjadi tanggungan Kami.
 Yang dimaksud dengan korban dilokasi pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab Kami adalah :
a. Personil atau semua tenaga kerja Kami;
b. Personil Konsultan Manajemen Konstruksi;
c. Personil Konsultan Perencana;
d. Owner dan para wakilnya;
e. Tamu yang berkunjung kelokasi pekerjaan; dan
f. Orang yang berada dalam lokasi pekerjaan dengan ijin dan
sepengetahuan Kami.

Tenaga Kerja = 2.00 orang


Waktu Pelaksanaan = 20.00 Hari

Jenis Dan jumlah alat, material dapat dilihat pada analisa teknik

B. PEKERJAAN TANAH & PONDASI


1 Pek. Galian Pondasi
 Sebelum melakukan penggalian terlebih dahulu kami akan memasang patok
patok Kayu dengan jarak 10-20 meter sebagai acuan dalam melakukan
penggalian.
 Kedalaman dan kemiringan galian akan kami sesuaikan dengan gambar kerja
yang telah ditentukan.
 Jika kondisi tanah dilokasi penggalian mengalami longsor maka kami akan
memasang turap agar lokasi galian tanah tidak tertimbun kembali dan dapat
mencederai para pekerja.
 Semua material dari galian akan diletakkan pada sisi kiri dan kanan pada jalur
penggalian sehingga pada saat pengurukan kembali akan lebih mudah.
 Jika terdapat galian yang melewati atau keluar dari garis dan grade yang
ditunjukkan oleh Gambar Kerja atau ketentuan yang telah ditentukan oleh
Konsultan pengawas maka kami akan melakukan perbaikan.
Setelah penggalian selesai kami lakukan maka kami akan melakukan
pengukuran kedalaman galian guna memastikan kedalaman galian telah
mencukupi. Dengan Volume = 7.61 m3/Unit
Tenaga Kerja = 9.00 orang
Waktu Pelaksanaan = 6.55 Hari
Jenis Dan jumlah alat, material dapat dilihat pada analisa teknik
2. Pek. Pondasi Menerus Batu Kali, Spesi 1 Pc:4 Ps
Pekerjaan Pondasi Batu Belah akan kami kerjakan diatas pasir urug. Batu
yang akan kami gunakan akan kami upayakan berukuran yang sera-gam
sehingga pada saat menyusun batu kali lebih mudah. Pekerjaan ini akan kami
lakukan secara berkala dengan pekerjaan pasan-gan batu gunung Pemasangan
batu gunung akan kami lakukan dengan kemiringan dan ketinggian yang
sesuai dengan gambar kerja. Jika diperlukan kami juga akan memasang besi
Angkur dengan jarak per satu meter. Kami akan menggunakan batu gunung
yang telah dibelah dengan ukuran yang seragam guna menghindari pekerjaan
memecah batu sehingga waktu pelaksanaan lebih efektif.
Tenaga Kerja = 10.00 Org
Waktu Pelaksanaan = 8.84 Hari
Jenis Dan jumlah alat, material dapat dilihat pada analisa teknik

3. Pek. Urugan Kembali


 Pekerjaan urugan pasir dilakukan setelah selesai pekerjaan Pondasi tanah
selesai kami lakukan.
 Pekerjaan urugan tanah hasil galian pondasi selasar akan kami lakukan setelah
pekerjaan sloof dan pasangan batu gunung selesai kami lakukan.
Tanah urugan yang akan kami gunakan pada pekerjaan ini adalah tanah dari
hasil galian pondasi.
 Urugan pasir akan dikerjakan setelah pekerjaan galian pondasi selesai
dikerjakan, namun karena ada beberapa item pekerjaan, maka pelaksanaannya
disesuaikan dengan gambar rencana dan untuk ketebalan lapisan pasir
mengacu pada gambar.
 Setelah pasir dihampar ditiap-tiap pondasi dan dilakukan penyiraman hingga
jenuh air, lalu pasir dipadatkan yang berfungsi untuk dudukan pondasi
diatasnya.
Tenaga Kerja = 2.00 Org
Waktu Pelaksanaan = 2.95 Hari

Jenis Dan jumlah alat, material dapat dilihat pada analisa teknik

4. Urugan tanah
 Pemadatan akan kami lakukan secara berkala dengan tebal
pemadatan tanah per 20 cm untuk setiap kali pemadatan dan
Penyiraman.
 Jika terdapat bongkahan tanah atau akar kayu dalam tanah yang akan
di urug maka kami akan melakukan pemisahan terlebih dahulu.
 Pemadatan tanah akan kami lakukan dengan menggunakan tenaga
manual juga.
Tenaga Kerja = 2.00 Org
Waktu Pelaksanaan = 5.06 Hari

Jenis Dan jumlah alat, material yang digunakan dapat dilihat pada Tabel analisa
teknik

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Beton Bertulang Sloof 15/20 cm ( Vol. 12.70 /10 unit )
Adapun langkah - langkah pekerjaan dalam pembuatan sloof adalah sebagai berikut :
 Pabrikasi besi beton sloof sesuai dengan gambar kerja. Untuk pekerjaan penulangan,
pemotongan besi dan pembengkokannya digunakan alat bar cutter dan bar bending.
 Bekisting Sloof di buat menggunakan multiplek.
 Hamparkan pasir urug di lokasi & elavasi yang telah ditentukan dengan marking &
bouwplank dengan tebal ±10cm.
 Setelah lantai kerja keras, mulai pemasangan tulangan Sloof yang telah dirakit sesuai
dengan gambar kerja atau shop drawing.

Ilustrasi Instal Besi Sloof


 Pasang bekisting sesuai dengan ukuran sloof setelah tulangan sloof terpasang .
 Antara papan bekisting dengan besi tulangan, diganjal dengan beton
decking sehingga besi tulangan tidak melekat pada papan bekisting dan
memudahkan pada waktu pembongkaran bekisting.

 Setelah semua Metode Pelaksanaan Sloof diatas selesai, lanjutkan dengan


pengecoran sloof beton dengan adukan mutu beton yang sudah ditentukan.
 Setelah umur beton mencapai 14 hari, bekisting dapat dilepaskan.

2. Beton Bertulang Kolom Teras 15/15 cm ( Vol. 1.30 m3/10 Unit )


3. Beton Bertulang Kolom Praktis 13/13 cm ( Vol. 6.60 m3/10 Unit )
4. Beton Bertulang Ring Balok 13/13 cm ( Vol. 7.10 m3/10 Unit )
5. Beton Bertulang Top Gevel 13/13 cm ( Vol. 3.30 m3/10 unit )

Tahapan, Syarat dan metode Pelaksanaan


1. Bekesting (cetakan beton)
 Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
 Bahan bekesting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta
untuk penggunaannya harus mendapatkan persetujuan dari direksi.
 Cetakan harus sesuai dengan bentuk ukuran batas-batas bidang dari hasil beton
yang di inginkan oleh pihak perencana.
a. Cetakan bekesting dibuat sedemikian rupa dan harus rapi, cukup kuat dan
kaku untuk menghasilkan muka beton yang rata tahan terhadap getaran
dan kejutan gaya yang diterima tampa berubah bentuk. Khusus untuk
bekesting harus diperhatikan agar setelah bekesting dibongkar
memberikan bidang-bidang yang rata.
b. Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air
tidak merembes keluar. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekesting
harus bersih dari kotoran sebaiknya dilapis dengan terpal plastik.
c. Permukaan cetakan dapat diberi minyak yang biasa diperdagangkan (from
oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
d. Pelaksanaannya harus berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang
dapat mengurangi daya lekat besi pada beton.
e. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan
yang dapat menyebabkan menurunnya daya lekat besi dengan beton
tersebut.

2. Penulangan.
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan perhitungan struktur beton
bertulang disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
b. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karat lepas dan lain-lain yang dapat merusak beton. Untuk baja tulangan
dipakai mutu baja u-24, dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek.
c. Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
harus sesuai dengan persyaratan dalam perhitungan struktur beton bertulang
indonesia disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
d. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :
- Beton tanpa cetakan, kontak lansung dengan tanah = 50 mm.
- Beton dengan cetakan, kontak lansung dengan tanah = 50 mm.
- Balok, kolom tidak kontak lansung dengan tanah = 30 mm.
- Plat, dinding tidak kontak lansung dengan tanah = 25 mm.

3. Semen.
a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen
portland dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-
1994 dan ASTM C 150-84.
b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada
tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen
terlindung dalam kelembaban hujan.

4. Agregat beton.
a. Agregat beton berupa batu alam yaitu hasil desintegrasi
alam atau batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher).
5. Agregat yang di gunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.
6. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm
menurut PBI (1971).
7. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
sebaiknya di atas dengan tepas agar agregat tersebut tidak tercampur dengan
tanah.

1. Agregat kasar.
a. Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir
yang kasar, keras tidak berpori dan bersudut, Bila ada butir yang pipih
jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan
hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test.

2. Agregat halus
a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari
mesin pemecah batu.
b. Pasir halus bersih dari bahan organik, Lumpur, zat-zat alkali dan substansi
tersebut lebih dari 5 % (PBI – 1971).
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d. Pasir halus terdiri dari partikel-pertikel yang tajam dan kasar.
e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar terjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar tidak tercampur
dengan tanah.

3. Air.
Air untuk pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak
mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja
(PUBI – 1982).

4. Peraturan.
a. Persyaratan-persyaratan kontruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-
syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian
dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton
harus sesuai dengan standar dibawah ini .
c. Tata cara perhitungan struktur untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
d. Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
e. Peraturan Beton bertulang Indonesia (PBI-1971).
f. Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982).

Syarat-syarat pelaksanaan.
1. Persiapan Pengecoran.
a. Beton.
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu perbandingan
yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik σ bk =225 kg/cm2.
Seluruh pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini memakai adukan 1 Pc : 2 Ps
: 3 kr.
b. Perlengkapan mengaduk.
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan pembentuk beton. perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari Direksi lapangan.
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diadukan dalam mesin
pengaduk beton yaitu “ Batch mixer atau portable Contunious mixer (air dicampur
sekaligus). Mesin pengaduk tidak boleh dibenahi melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Setiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk
mengukur waktu dan menghitung jumlah adukan, waktu pengadukan ditambah bila
mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi lapangan berwenang
untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari
adukan keadukan, pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
dibenarkan.

2. Pengecoran beton.
a. Memberi tahu Direksi lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi lapangan untuk mengecor
beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta
bukti bahwa kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
b. Adukan beton tidak dapat dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika direksi
lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
c. Beton harus di cor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan, cara penuangan dengan alat-
alat pembantu seperti talang, pipa, chute, dsb harus mendapat persetujuan Direksi
lapangan.
d. Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secera bebas dari ketinggian lebih dari 2 m selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang berisi penuh aduk dengan pangkalnya yang
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
e. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “Initial
set” atau yang telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.
f. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi
lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk
menghidari penyerapan air semen oleh tanah.

Jenis Dan jumlah alat, material, Jumlah Tenaga Kerja Dan jumlah hari pelaksanaa
dapat dilihat pada analisa teknik

D. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1 Pasangan Batu Bata 1 : 4


Pelaksanaan pekerjaan pasangan bataco ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan
batu kali dan pengecoran beton ( foot plate, sloof, kolom, balok, pelat lantai selesai.
Pemasangan bataco harus mengikuti peraturan atau tahapan yang lazim dilakukan
serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang agar diproleh hasil
pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal maupun
vertikal, setiap pasangan bata seluas 9 m2 harus diberikan kolom praktis dan pada
tumpuan bentang lebih dari 1 m’ diberi balok latei demikian pula halnya dengan
pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas. Spesi yang
digunakan untuk pasangan bataco adalah 1pc : 5ps, untuk pasangan rollag dan ruang
kedap airadalah 1pc : 2ps.
Tatacara Pemasangan Dinding Bata Merah

Pekerjaan pemasangan bataco ini meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½ dan 1 batu
pada seluruh detail yang disebutkan/ ditujukan pada gambar dan sesuai dengan petunjuk
Direksi/konsultan pengawas.

Semua pasanagan tembok dibuat tebal kurang lebih 14 cm. Pekerjaan dinding harus dipatok
(diukur) dan dibangun sesuai dengan ukuaran, ketebalan dan ketinggian yang tercantum
dalam gambar-gambar.

batu bata cetak dipasang dengan loncatan ½ bata untuk tembok. Siar- siar tebal 10-15 mm
dan merata padat.

Tiap tahapan pemasanan dinding tidak boleh dilaksakan lebih dari ketinggian 1 m/tahapan,
sampai dengan ikatan Pc kering dan kuat.

Tenaga Kerja = 12.00 Org


Waktu Pelaksanaan = 20.85 Hari
Jenis Dan jumlah alat, material, Jumlah Tenaga Kerja Dan jumlah hari pelaksanaa
dapat dilihat pada analisa teknik

2. Plesteran 1 : 4

KETENTUAN UMUM
1. Sebelum diplester, permukaan dinding harus dibersihkan dan dibasahi dengan air,
naad/ siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran disesuaikan dengan yang telah
disyaratkan.
2. Pada dinding trasram/ rapat air, adukan campuran semen pasir 1:3 seperti yang
ditentukan dalam shop drawing.
3. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang disyaratkan.
4. Instalasi M & E telah terpasang sesuai dengan koordinat titik M & E pada gambar
kerja termasuk juga pipa-pipa atau alat-alat lainnya.
5. Untuk lokasi pekerjaan yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dinding dengan bahan pelindung
yang sesuai.
6. Kualifikasi tenaga kerja untuk pekerjaan ini harus berpengalaman dan benar-benar
ahli dalam teknik pemasangannya.
7. Dibutuhkan peralatan kerja yang memadai seperti waterpass, unting-unting, selang
dan benang ukur serta jidar (alumunium atau kaso) untuk meratakan plesteran.

Tahapan Dan Urutan Pekerjaan Plaster Dinding Bata

Formulir
Urutan dan Tahapan Proses Pelaksana
(Jika ada)
 Permukaan dinding bata dibasahi dengan Surveyor
air sampai basah secara merata.
 Dibuat sipatan pada dinding dengan Pekerja
posisi diatas plafon dan pada pertemuan dengan
tembok sebagai pedoman kerataan dan tegak
lurus plesteran ( harus lot), lalu pasang tarikan
benang vertikal dan horisontal untuk caplakan
kepalaan dan cek tarikan benangnya (cek
ketebalan plesteran). Pekerja
 Kepalaan plesteran harus tegak lurus Pelaksana
dengan benang sipatan atas dan bawah dan
dibuat dengan lebar 5 cm untuk tiap jarak 1,5
m. Diperlukan 3 caplakan untuk setiap Pekerja
kepalaan plesteran. Pelaksana
 Pada posisi pertemuan ujung dinding
bagian dalam, kepalaan dibuat tepat pada kedua Pekerja
sisi sudut pertemuan dengan lebar 5 cm.
 Lakukan plesteran pada bidang-bidang
yang telah ada kepalaannya sampai selesai
seluruh permukaannya dengan kamprotan yang Pekerja
memiliki jarak lempar + 50 cm.
 Gunakan jidar untuk meratakan Pekerja
permukaan sesuai dengan ketebalan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan
Pekerja
roskam untuk menggosok permukaan dinding
sampai halus dan rata. Pelaksana
 Plesteran yang tebalnya kurang dari 1,5
cm harus diplester sekaligus dimulai dari atas
ke bawah sedangkan plesteran yang melebihi 2
cm harus diplester 2 kali untuk setiap lapisnya.
Untuk pipa-pipa yang letaknya berdempetan
lebih dari 2 batang diberi kawat ayam dengan Pelaksana
tujuan membantu dan memperkuat daya lekat
plesteran.
 Kelembaban plesteran harus dijaga
sehingga pengeringan berlangsung wajar dan
tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi Pekerja
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari
langsung. Pelaksana/Quality
 Selanjutnya, dinding yang telah diplester Control
dirawat selama 8 hari, sehingga dapat
dilakukan pekerjan selanjutnya.
 Cek hasil akhir pekerjaan agar plesteran
tetap rata dan tidak kasar serta tidak mengalami
retak-retak dengan toleransi kerataan bidang
antara garis atas dan bawah paling maksimal 2
mm.

Langkah – langkah pekerjaan Dan Ilustrasi Plesteran


Tenaga Kerja = 8.00 Org
Waktu Pelaksanaan = 11.06 Hari

Jenis Dan jumlah alat, material yang digunakan dapat dilihat pada Tabel analisa
teknik

E. PEKERJAAN LANTAI
1. Lantai Keramik Uk. 40 x 40 Cm
KETENTUAN UMUM
1. Gambar kerja untuk pemasangan keramik harus telah dibuat dengan benar yang
meliputi penentuan sisa potongan keramik yang harus > ½ badan keramik,
menentukan nad keramik dinding dan lantai bertemu dan seragam, menentukan titik
awal keramik serta tata letak senitair dan fixture (harus diperempatan/ tengah badan
keramik). Juga menentukan expantion joint untuk minimal setiap luasan 12-16m2.
2. Untuk lokasi pekerjaan yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dinding dengan bahan pelindung
yang sesuai.
3. Kualifikasi tenaga kerja untuk pekerjaan ini harus berpengalaman dan benar-benar
ahli dalam teknik pemasangannya.
4. Dibutuhkan peralatan kerja yang memadai seperti jidar alluminium, bak air, tempat
dudukan/ tatakan keramik, benang/ senar, palu karet, waterpass, sendok spesi, sekop,
busa/ spon, dan kain/ lap basah.
Tahapan Urutan pemasangan keramik
Formulir
Urutan dan Tahapan Proses Pelaksana
(Jika ada)
 Setelah menyiapkan peralatan dan bahan Pelaksana/
yang diperlukan, pahami gambar kerja serta pola Quality Control
pemasangan keramik termasuk peil
pemasangannya. Pelaksana
 Sortir keramik agar menghasilkan
keseragaman dimensi, presisi dan warna. Pekerja
 Rendam keramik yang akan dipasang ke
dalam bak air selama 1 jam. Lalu keramik
Pelaksana/
dianginkan dengan cara diletakkan pada Surveyor
dudukan/ tatakan keramik.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil Pelaksana/
dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh Surveyor
kesatuan pemasangan keramik.
 Pasang benang arah horisontal dan vertikal
pada lantai sesuai elevasi (peil) pada shop
drawing. Kedudukan benang harus datar dan
siku. Apabila dinding yang ada adalah dinding Pekerja
keramik, maka kedudukan naad lantai harus
disesuaikan dengan naad yang ada pada dinding.
 Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan Pelaksana
sepanjang garis dasar yang telah terpasang untuk
arah horisontal dan vertikal. Pekerja
 Cek kesikuan pasangan keramik dengan
besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan
waterpass.
 Isi bagian/ daerah permukaan lantai yang Pekerja
lainnya dengan adukan. Lalu pasang keramik
berikutnya sesuai posisinya sambil mengatur Pekerja
jarak naad supaya seragam, usahakan tidak ada
las-lasan. Pelaksana/
 Gunakan palu karet untuk mendatarkan/ Quality Control
meratakan permukaan keramik supaya tidak Pekerja
cacat atau rusak.
Pekerja
 Untuk menghindari naiknya lantai
(menggelembungnya lantai) maka buatlah
Pekerja
delatasi.
 Setelah itu, cek kerataan elevasi keramik
dengan waterpass.
Pekerja
 Bersihkan permukaan pasangan keramik
yang telah terpasang dengan kain/ lap basah
Pekerja
sampai bersih.
 Siapkan isian/ bahan cor naad pada bak air
Pekerja
(ember) dan aduk hingga rata agar warna naad
tidak belang.
 Korek lubang alur naad keramik dengan Pekerja
sikat kawat sampai sedalam ketebalan keramik
atau 5 s/d 10 mm. Pekerja
 Sapu bersih alur lubang naad dan
permukaan keramik dari kotoran dan spesi.
 Siram alur lubang naad keramik dengan air Pekerja
dan biarkan dalam beberapa menit.
 Tuang adonan semen acian pada alur
lubang naad keseluruh permukaan keramik yang Pekerja
luasnya telah ditentukan dengan tahapan per 3 x
3 meter.
 Arahkan atau alirkan adonan tersebut tepat Pekerja
ke masing-masing alur naad.
 Tekan adonan acian yang sudah setengah
kering pada posisi diatas masing-masing alur
naad supaya meresap ke celah naad dan padat. Pekerja
 Bersihkan sisa-sisa adonan semen pada
permukaan keramik tersebut dengan busa/ spons Pekerja
basah atau kain/ lap basah.
 Ratakan alur naad dengan permukaan
keramik dengan cara menekannya memakai alat
busa/ spons keras atau karet hitam tebal 1,5 cm.
 Cekungkan alur naad tersebut dengan alat
kawat yang sudah ditekuk membentuk setengah
lingkaran berdiameter 2x lebar naad atau dengan
memakai kepala paku yang sesuai ukurannya.
 Rapihkan pinggir keramik dengan
memakai skrap tetapi jangan sampai tertutup
dengan isian naad.
 Setelah itu, sapu/ bersihkan seluruh
permukaan keramik yang telah diisi naad.

Langkah – Langkah Dan Ilustrasi Metode Pemasangan Lantai Keramik


Tenaga Kerja = 10.00 Org
Waktu Pelaksanaan = 20.46 Hari

Jenis Dan jumlah alat, material yang digunakan dapat dilihat pada Tabel analisa
teknik

2. Lantai Keramik KM Uk. 20 x 20 Cm

Metode Dan Urutan Pelaksanaan Sama dengan diatas hanya perbedaan tempat dan
ukuran keramik yang digunakan yaitu Uk. 20 x 20 Cm

Tenaga Kerja = 4.00 Org


Waktu Pelaksanaan = 5.60 Hari

Jenis Dan jumlah alat, material yang digunakan dapat dilihat pada Tabel analisa
teknik

F. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


Rangka Kuda-kuda Baja Ringan Zincalum

1. Pek. Pasang Rangka Kuda – kuda Atap


Rangka atap yang digunakan pada bangunan ini menggunakan konstruksi Rangka Atap Baja
Ringan yang merupakan Fabrikasi dari pabrik. Pemasangan konstruksi akan dilakukan oleh
tenaga ahli yang berpengalaman dengan tingkat kerapian yang tinggi . Sambungan pada plat
buhul kuda-kuda dibuat dengan rapi dan kuat dengan alat penyambung baut. Jarak
pemasangan gording baja ringan disesuaikan dengan alur lekukan penutup atap seng genteng
metal yang digunakan. Kemudian dipasangan Listplank Papan.

Pada Intinya proses Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan :


o Mengukur dan Menyiapkan Rencana Pemasangan dengan menggambar kan skema
peletakkan kuda kuda
o Mengecek peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja
o Kuda –kuda harus dipastikan terpasang secara kuat dan stabil, demgan dilengkapi
angkur di kedua tumpuannya di atas ringk balk
o Kuda – kuda yang terpasang tegak lurus harus menghadap ke ringbalk
o Memasang kuda – kuda harus sesuai dengan nomer ringk balok atau wall plate
berdasarkan rancangan gambar kerja
o Mengontrol posisi berdirinya kuda – kuda agar tegak lurus dengan ringk balok
menggunakan benang dan lot
o Dengan menggunakan Plat L dan 4 Buah Screw 12-14 x 20
o Menguatkan Plat L dengan Ringk balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan
balok penopang sementara, supaya posisi kuda – kuda tidak berubah.
o Kemiringan sisi atap tidak boleh bergelombang harus diratakan
o Memasang Reng ( Rof Buttens ) dengan Jarak yang menyerupai jenis penutup atap
yang dipasang.
o Setiap Pertemuan reng dengan kuda – kuda diikiat menggunakan screw berukuran 10-
16 x 16 sebanyak dua buah.
o Memasang Outringger atau ( gording tambahan setelah kuda –kuda terakhir yang
menumpu ringk balk )
o Pastikan tidak ada kerusakan yang terjadi deformasi ( Perubahan Bentuk ) yang di
akibatkan kesalahan pemasangan.

2. Penutup Atap Zincalum

Metode Dan Uraian Pemasangan Penutup Atap


 Hal Pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa ulang pemasangan kuda kuda
apakah telah sesuai dengan Gambar.
 Pemasangan Satu jalur Penutup Atap dilakukan dengan memasangnya dari bawah sampai
ke atas.
 Pemasangan penutup Atap harus dilakukan dengan Telaten agar hasil yang didapatkan
lurus, rapih dan pola yang terbentuk tidak belok - belok

Penutup Atap Zincalum T = 0,25 mm2.
Formulir
Urutan dan Tahapan Proses Pelaksana
(Jika ada)
Persiapan
 Pastikan kemiringan area atap telah sesuai dengan Pelaksana /
yang telah ditentukan dalam shop drawing. Quality Control
 Pastikan pekerjaan rangka atap telah sesuai Pelaksana /
dengan shop drawing yang ada. Quality Control
 Pastikan bahan material telah sesuai dengan Pelaksana
spesifikasi yang telah ditentukan. Pelaksana
 Pastikan alat-alat pendukung dapat berfungsi
dengan baik.
Pelaksanaan

 Lakukan pemasangan genteng metal dimulai dari Pekerja

bagian atas atap.

 Genteng metal dipasang pada reng baja ringan Pekerja

dengan menggunakan sekrup.


Pekerja
 Jarak reng disesuaikan dengan ukuran panel
genteng metal.
Pelaksana /
 Pemasangan harus lurus baik horizontal dan
Quality Control
diagonal.
Pekerja
 Guna
kan alat
pemotong,
apabila ada
bagian atap
genteng
yang
terpasang
tidak utuh.

Rabung Atap Zincalum T = 0.25 mm

3. Rabung Atap Zincalum


 Lakukan Pengukuran Dan Jarak overlap sayap dan lembaran minimum 13 cm.
 Dan Tarikan Benang Untuk Seluruh Area Yang Akan Dipasang Rabung
 Pasangkan overlap Rabung nok samping minimum 12, 5 cm
 Untuk perlembar rabung Ikat dengan paku scrup sebanyak 8 buah

4. Listplank Papan
 Sebelum Pemasangan Serut lah Kayu agar Lurus Dan Siku
 Lakukan Pengukuran Dan Tarik Benang Lurus vertical untuk kelurusan pemasangan
 Tempelkan Papan List Plank Sesuai Dengan kesejajaran benang dan dibantu dengan
paku pada rangka penunjang list plank yang telah ada untuk memperkuat.
5. Rangka Plafond
Metode Dan Urutan Pemasangan Rangka dari kayu

 Tentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
 Siapakan Kayu Yang telah diserut dan sesuaikan ukuran nya
 Kayu harus tegak dan lurus
 Pasang rangka Kayu tepi sebagai Kayu list/Pengikat tepi tepat pada sipatan
 Tentukan jarak penempatan kait penggantung
 Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin
kelurusan
 Pasang paku kait dan rod/penggantung
 Pasang Kayu rangka utama
 Pasang rangka pembagi
 Pasang dan kuatkan dengan Paku

Tenaga Kerja = 6.00 Org


Waktu Pelaksanaan = 11.75 Hari

Jenis Dan jumlah alat, material yang digunakan dapat dilihat pada Tabel analisa
teknik

6. Pasangan Plafond Mutipleks t = 4 mm


Metode Pemasangan Penutup Plafond
 Pasang Penutup
 Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
 Tutup sambungan antara panel Sambungan Triplek dengan paper tape dan compound
lalu diampelas dan difinishing dengan cat
Tatacara Pemasangan RAngka Plafond Gypsum

Tatacara Pemasangan Compound pada sambungan nat Plafond


 Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound
 Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat dibersihkan
dari debu dengan kuas bersih
 Dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon pengisi sekaligus menutup
paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan mengisi nat
dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon/dempul (sebagai
tahap 1)
 Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon/dempul sebagai
kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan serapi mungkin.
Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum
 Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber-kompon dengan
amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu
 Agar pekerjaan menutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal gunakanlah
alat mesin amplas (Hand Sander)
Tenaga Kerja = 4.00 Org
Waktu Pelaksanaan = 6.51 Hari
Jenis Dan jumlah alat, material yang digunakan dapat dilihat pada Tabel analisa
teknik
7. List Profil Plafond
a) Menentukan Area Dan Pengukuran Area Pemasangan list Plafond
b) Lakukan Pemotongan sesuai dengan letak dan ukuran list Plafond
c) Selanjut Nya buat lah perekat dan tempelkan list plafond dengan penguatan
menggunakan Paku
d) Setelah list tertempel pada plafond, selanjutnya rapikan bagian kedua sisi, dan apabila
terdapat celah tutuplah dengan dempul, dan pada sambungan usahakan tidak kelihatan
dan di balur dengan dempul.

G. PEKERJAAN KOSEN PINTU, JENDELA DAN KUNCI


2. Kayu Kosen Pintu, Jendela + Jalusi
3. Daun Pintu Panel Uk. 80 x 200 cm
4. Pintu Kamar Mandi PVC (lengkap)
5. Daun Jendela Kaca Uk. 50 x 120 cm
6. Engsel Pintu
7.
Kusen yang digunakan pada rumah ini ialah terbuat dari Kayu Klas I yang dipasang saat
pekerjaan pasangan bata sedang dilakukan. Sedangkan Pintu dan jendela terbuat dari kayu
Klas II dan dibuat diperabot khusus dengan keahlian dan kerapian yang tinggi sehingga
hasilnya lebih maksimal. Pemasangan Pintu dan Jendela dipasang setelah bangunan atap
selesai dikerjakan. Pintu dan Jendela diberi kait-kait engsel dan kunci untuk masing-masing
jenis.
Lingkup pekerjaan ini adalah :
 Kayu Kosen Pintu, Jendela + Jalusi
 Daun Pintu Panel Uk. 80 x 200 cm
 Pintu Kamar Mandi PVC (lengkap)
 Daun Jendela Kaca Uk. 50 x 120 cm
 Engsel Pintu
 Engsel Jendela
 Pacok Jendela

Metode Pemasangan Kosen Pintu Dan Jendela :


 Penyiapan alat dan bahan secukupnya ditempat yang aman dan mudah dijangkau
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kosen terhadap as bouplank untuk
menentukan kedudukan kosen
 Pasang Angker Pada Kusen Secukupnya
 Dirikan Kusen dan tentukan tinggi kedudukan kosen yaitu 2 meter dari tinggi
bouplang atau sesuai dengan gambar bestek
 Setel kedudukan kosen pintu sehingga kedudukan stabil dan kokoh dengan
menggunakan unting – unting
 Pasang Skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukannya menjadi
kokoh
 Cek Kembali kedudukan Kusen Pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen
Metode Pemasangan Jendela
 Rentangkan benang selebar setengah ukuran bata dari as as bouplank untuk
menentukan kedudukan kosen
 Pasang Bata setengah batu setinggi dasar kosen Jendela
 Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank
 Pasang Kusen jendela setinggi benang tersebut
 Pasang Skur Agar Kedudukannya stabil dan kuat
 Cek Kembali posisi Kusen Jendela Sampai terpasang pada keadaan yang benar

Metode Pemasangan Daun Pintu :


 Ukur Lebar Dan Tinggi Kosen
 Ukur Lebar Dan Tinggi Daun Pintu
 Ketam Dan potong Daun pintu ( Bila Terlalu Lebar dan terlalu tinggi )
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
Kelonggaran 3 – 5 mm, baik kearah lebar maupun kea rah tinggi
 Lepaskan Daun pintu, pasang tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu ( Sisi
Tebal ) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm
( Untuk Pintu 2 Ensel ), dan Pada Bagian Tengah ( Untuk Pintu 3 Engsel )
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya,
kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel
pada daun pintu
 Pasang Kembali daun Pintu pada kusennya dengan memasang engselnya, kemudian
masukkkan pen nya sampai pas, sehinnga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
 Mencoba daun pintu dengan cara membuka tutup
 Stel Lagi Sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus
dengan kusen

Metode Pemasangan Daun Jendela


 Ukur Lebar Dan Tinggi Kosen
 Ukur Lebar Dan Tinggi Daun Jendela
 Ketam Dan potong Daun Jendela ( Bila Terlalu Lebar dan terlalu tinggi )
 Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
Kelonggaran 3 – 5 mm, baik kearah lebar maupun kea rah tinggi
 Lepaskan Daun jendela, pasang tanam engsel daun jendela pada tiang daun pintu
( Sisi Tebal ) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25
cm ( Untuk Jendela 2 Ensel )
 Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya,
kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel
pada daun pintu
 Pasang Kembali daun jendela pada kusennya dengan memasang engselnya, kemudian
masukkkan pen nya sampai pas, sehinnga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
 Mencoba daun jendela dengan cara membuka tutup
 Stel Lagi Sampai daun Jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Metode Pemasangan Kunci Tanam :


 Menentukan Letak Dimana kunci akan dipasang pada pintu, sesuai postur tubuh orang
secara umum, biasanya di ketinggian 90 – 100 cm.pastikan posisi ini juga
memungkinkan bagian pengait kunci dapat menjangkau lubang kunci yang terdapat di
kusen
 Tandai Posisi tersebut menggunakan Pensil dengan jelas. Usahakan tanda yang dibuat
membentuk bentuk lingkar kunci sehingga lebih mudah membobol pintu pintu
nantinya, membuat tanda juga pada kusen sebagai tempat pembuatan lubang pangait
kunci dengan posisi sejajar terhadap letak pintu yang akan dipasang.
 Untuk Melubangi pintu sebagai tempat pemasangan kunci, anda bias menggunakan
pahat kayu yang berukuran 1 dan 2 inci. Conkel lapisan kayu persis di tanda yang
sudah dibuat sebelumnya secara perlahan – lahan.
 Saat memasang kunci pada pintu cobalah beberapa kali untuk memastikan kunci bisa
berfunsi sebagaimana mestinya, dan periksa juga apakah kuncinya dapat mengait ke
lubang kusen dengan sangat rapat atau belum.
 Bila semua dirasakan sudah beres dan kunci pintu dapat berfungsi maksimal,
Dilanjutkan dengan pemasangan skrup penahannya.

H.PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan dibagi dalam 2 bagian, yaitu pengecatan menggunakan cat minyak dikhususkan
untuk kayu, serta pengecatan dengan cat tembok untuk dinding bangunan. Pekerjaan cat kayu
harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang
digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut : 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar, 1
(satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu, Penghalusan dengan amplas. Finishing dengan
cat kayu sampai rata minimal 3 (tiga) kali.

Untuk pengecatan dinding Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai
berikut : Penggosokan dinding dengan kertas gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai
rata. Setelah betul betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.

Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang
belang atau noda noda mengelupas. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses
membersihkan bidang plafond yang akan dicat. Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga
menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang belang atau
noda noda mengelupas.

CAT TEMBOK

KETENTUAN UMUM
1. Shop drawing sudah disetujui.
2. Bahan dan alat kerja sudah siap.
3. Sudut dinding lurus.
4. Dinding rata/tidak bergelombang.
5. Dinding tidak retak-retak.
6. Dinding luar tidak diijinkan untuk diplamir.
7. Umur acian minimum 2 minggu (dinding sudah kering).
8. Bidang yang akan dicat bersih dari kotoran dan debu.
9. Lindungi material yang tidak dicat dengan cellotype.
10. Bahan cat sesuai dengan spek yang diberikan.

1.1.1.1. TAHAPAN PROSES


Formulir
Urutan dan Tahapan Proses Pelaksana
(Jika ada)
1. Plamir dinding dengan rata dan tipis untuk dinding Pekerja
dalam.
2. Untuk dinding luar lakukan cat dasar menggunakan Pekerja

alkali atau sejenis.


3. Lakukan pengecatan lapis pertama dimulai dari atas Pelaksana/Pekerja

kebawah.
Pekerja
4. Pengecatan lapis kedua menutup lapis pertama.
Pekerja
5. Pengecatan lapis selanjutnya ditujukan agar hasilnya
tidak belang/bisa rata.
Pekerjaan Pengacatan dinding

B. CAT KAYU

KETENTUAN UMUM
1. Permukaan bidang yang akan dicat harus rata.
2. Lindungi material yang tidak dicat dengan baik dan aman seperti engsel, kunci, kaca.
3. Bahan dan alat kerja sudah siap.
4. Bahan cat sesuai dengan spesifikasi material.

TAHAPAN PROSES
Formulir
Urutan dan Tahapan Proses Pelaksana
(Jika ada)
1. Dempul/plamir kayu yang akan dicat kemudian Pekerja
diamplas menggunakan amplas kayu
2. Lakukan cat dasar secara tipis dan rata searah serat Pekerja
kayu
3. Cat lapis berikutnya sampai finis dengan hasil: Pekerja
 Warna cat rata Pelaksana
 Tidak belang Quality Control
 Tidak gelembung
 Tidak berkerut
 Tidak ada cacat
4. Bidang yang tidak dicat bersih dan tidak cacat Pelaksana
Quality Control

C. CAT KUSEN PINTU DAN JENDELA

KETENTUAN UMUM
1. Permukaan bidang yang akan dicat bersih
2. Bahan cat sesuai spek
3. Bidang yang tidak dicat ditutup dengan baik dan aman
4. Bahan dan alat kerja sudah siap

TAHAPAN PROSES

Urutan dan Tahapan Proses Pelaksana Formulir


(Jika ada)

1. Cat lapis pertama secara merata dan kering Pekerja


2. Cat lapis berikutnya sampai finis Pekerja
3. Lindungi hasil pengecatan sampai betul-betul kering Pekerja
4. Pastikan hasil pengecatan tidak cacat Pelaksana/QC

I.PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pekerjaan MEP
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Listrik ini diserahkan langsung pada Jasa PLN agar instalasinya lebih
sempurna, Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armatur lampu yang dipakai dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan
sistim pemasangan pipa pipa listrik pada dinding maupun beton ditanam (sistem inbouw) dan
penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak
1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).

a. Pemasangan Konduit Outbow


 Plat lantai bersih dari bekisting.
 Marking jalur instalasi dan tandai lokasi klem
 Bor lokasi klem.
 Pasang conduit.

b. Instalasi Kabel Indoor


 Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa konduit sesuai grupnya.
 Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut.
 Tandai kabel sesuai grup dengan lakban & spidol.
 Sambungan kabel hanya boleh pada tee dos.

c. Instalasi Kabel Outdoor


 Marking jalur instalasi.
 Tandai lokasi tiang lampu.
 Gali jalur yang telah di marking.
 Gelar kabel NYFGBY sesuai ukuran pada
gambar rencana dan grupnya.
 Timbun dengan pasir.

d. Pemasangan Saklar dan Stop Kontak


 Marking jalur konduit pada dinding.
 Bobok dinding bata menggunakan cutter.
 Pasang konduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai dinding diplester aci.
 Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya.
 Pasang saklar, stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

J. PEKERJAAN SANITAIR

Instalasi Septik Tank

 Tentukan lokasi septik tank sesuai dengan rencana dan jalur pipa air kotor.
 Gali lubang untuk peletakan septik tank.
 Buat dudukan septik tank dengan bahan beton bertulang.
 Letakkan septik tank kedalam lubang diatas dudukan beton.
 Pasang seling dari baja yang diangkur ke sisi luar galian untuk menahan kedudukan septik
tank.
 Urug kembali sisi lubang setelah septik tank pada posisi yang benar.
 Buat bak kontrol untuk manhole septik tank.
 Sambungkan pipa air kotor pada inlet septik tank dan pipa outlet ke saluran luar bangunan.
 Pemasangan pipa didalam bangunan dipasang dalam dinding ( in-bouw ). Pasangan
Pipa tersebut harus horizontal dan vertikal. Tidak boleh dipasang miring.
 Air Kotor dari MCK dialirkan ke saluran terdekat dengan pipa beton diameter 20 cm.
 Pembuangan limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa PVC diameter 4” ke
septictank. Pada tempat-tempat tertentu sambungan pipa harus dipasang bak kontrol.
 Septictank dan resapannya harus dibuat sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja
yang ada.

Kran Air + Instalasi (Terpasang)


 Marking jalur pipa sesuai gambar kerja dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti
pipa air bersih dan air kotor.
 Gali jalur pipa sesuai dengan elevasi rencana.
 Beri lapisan pasir pada dasar galian.
 Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
 Pasang pipa sesuai ukuran, penyambungan pipa dengan diameter kurang dari ¾ inchi
dengan kelengkapan dan accesoris dan Kran Air
 Lakukan tes Air dari Kran Air Tersebut

Jenis Dan jumlah alat, Jumlah Tenaga Kerja dan Jadwal Waktu Pelaksanan material
yang digunakan Setiap item dapat dilihat pada Tabel analisa teknik

PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besarnya, metode pelaksanaanya yang lebih detail
akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti.
Tentu saja di dalam pelaksanaanya nanti dapat timbul alternatif – alternatif lain yang
mungkin lebih efesien dan efektif.
Mudah – mudahan uraian ini dapat diberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah –
langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

SELESAI

Banda Aceh, 10 Mei 2019


Penawar,
Cv. Elmunzy enginering

Munawir, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai