Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA NY…DENGAN KASUS OLIGOHIDRAMNION


DI RUANG VK RSUD SIDOARJO

Disusun Oleh:

AHMAD DIYAN WICAHYO

(201703064)

PRODI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2018
LAPORAN PENDAHULUAN
OLIGOHIDRAMNION

A. Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc.
Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm.
Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat
adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat
hamil cukup bulan).

B. Etiologi Oligohidramnion
Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya.
Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya.
Penyebab oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin
dan bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin
dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan
oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah
pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani
tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting
enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan
menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan
untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan
pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
C. Manifestasi Klinis Oligohidramnion
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.

D. Pathway

Oligohidraminion

Air ketuban < 500 cc

Bayi bergerak Air ketuban yang terlalu Resiko cedera


dengan susah sedikit indikasi SC

Nyeri akut Cemas

E. Pemeriksaan Oligohidramnion
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur
ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.
Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian
amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu
tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut
lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.

F. Prognosis Oligohidramnion
1. Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk
prognosisnya.
2. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas.

G. Komplikasi Oligohidramnion
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion
dapat terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia
kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa
kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal
kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan,
seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.
Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga
meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam
kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester
terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang
kurang baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat
meningkatkan resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk
kerusakan pada ari-ari memutuskan saluran oksigen kepada janin dan
menyebabkan kematian janin. Wanita yang mengalami oligohydramnion
lebih cenderung harus mengalami operasi caesar disaat persalinannya.

H. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN DENGAN
OLIGOHIDROMNION

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Usia kehamilan :
e. Pendidikan :
f. Alamat :
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit sebelumnya
5. Analisa data
· Data subyektif :
· Data obyektif :
6. Pengkajian Fisik
a. Aktifitas / istirahat
Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang diperlukan/diinginkan
(kerja dan kesenangan) dan untuk dapat tidur/istirahat.
b. Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk
memenuhi kebutuhan seluler.
c. Integritas Ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan dan
perilaku untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.
d. Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.
e. Makanan/Cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunakan nutrien
dan cairan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.
f. Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
g. Neurosensori
Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap
isyarat internal dan eksternal.
h. Nyeri/Ketidaknyamanan
Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal untuk
mempertahankan kenyamanan.
i. Pernapasan
Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk
memenuhi kebutuhan fisiologi.
j. Keamanan
Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan
pertumbuhan, aman.
k. Seksualitas
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau
peran wanita.
l. Interaksi Sosial
Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan.
m. Belajar/Mengajar
Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi
untuk mencapai gaya hidup yang sehat/kesejahteraan optimal.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan bayi)
2. Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan
amnion
3. Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan janin
(kelahiran posterm)
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
C. Intervensi

1. Dx1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan


bayi)

Tujuan : Nyeri teratasi


Kriteria hasil :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan
relaksasi/aktifitas hiburan

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
1. 1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri,1. 1. Untuk mengetahui sejauh mana
sifat nyeri, lokasi dan penyebaran perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan untuk
intervensi selanjutnya.
2.
2. 2. Beri posisi yang menyenangkan 3. 2. Dapat mempengaruhi kemampuan
klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri

3. 3. Ajarkan teknik relaksasi napas 4. 3. Relaksasi napas dalam dapat


dalam mengurangi rasa nyeri dan
4. memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh
jaringan

5. 4. Ukur tanda-tanda vital 5. 4. Peningkatan tanda-tanda vital dapat


6. menjadi acuan adanya peningkatan
nyeri
Kolaborasi : 6.
1. 5. Penatalaksanaan pemberian 3. 5. Analgetik dapat memblok
analgetik rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri
tidak dipersepsikan
4.
2. 6. Siapkan untuk prosedur bedah bila 7. 6. Tindakan terhadap penyimpangan
diindasikan dasar akan menghilangkan nyeri
2. Dx2 : Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan
amnion

Kriteria hasil : Mempertahankan kehamilan sampai kelangsungan hidup janin


tercapai.

INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan tes nitrazin. 1. Memeriksa pecah ketuban yang
menunjukkan peningkatan resiko
inseksi serta mempengaruhu pilihan
intervensi dan waktu kelahiran

2. Kaji kondisi ibu yang dapat 2. Pada hipertensi karena kehamilan


dikontraindikasikan pada terapi dan karioamnionitis, terapi steroid
steroid. dapat memperberat hipertensi dan
menutupi tanda infeksi. Steroid
dapat meningkatkan kadar glukosa
darah pada klien dengan diabetes.

3. Kaji DJJ; catat adanya aktifitas 3. Tokolitik dapat meningkatkan DJJ.


uterus atau dilatasi serviks. Kelahiran dapat sangat cepat
dengan bayi kecil jika kontraksi
uterus tetap tidak berespon terhadap
tokolitik, atau jika perubahan
serviks kontinu.

4. Tekankan perlunya perawatan 4. Bila janin tidak dilahirkan dalam


tindak lanjut bila pulang tanpa tujuh hari pemberian steroid, dosis
kelahiran. harus diulang setiap minggu.
3. Dx3 : Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan janin
(kelahiran posterm)

Tujuan :
1. Mengungkapkan rasa takut dan masalah yang berhubungan dengan
komplikasi dan atau kehamilan
2. Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas
3. Mendemonstarasikan keterampilan pemecahan masalah
4. Menggunakan sumber-sumber system pendukung secara efektif

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Perhatikan tingkat ansietas dan 1. Stres yang tidak diatasi dapat
derajat pengaruh terhadap mempengaruhi penyelesaian tugas-
kemampuan untuk berfungsi atau tugas kehamilan, dengan
mengambil keputusan penerimaan normal dari
kehamilan/janin dan dengan
keputusan mengenai kehamilan
masa datang versus sterilisasi.
2. Berikan kehangatan secara 2. Memudahkan perkembangan
emosional dan situasi mendukung ; hubungan saling percaya.
terima klien/pasangan seperti Penerimaan yang tidak
adanya mereka menghakimi meningkatkan rasa
percaya.

3. Lakukan sikap tidak terburu-buru 3. Rasa takut tentang ketidaktahuan


kapanpun dalam menghadapi dan rasa takut menjadi penghambat
keluarga inkompatibel dengan psikologis
dan istirahat emosional

4. Berikan akses 24 jam pada tim 4. Menurunkan rasa sendiri


perawatan kesehatan

5. Tinjau ulang kemungkinan 5. Kehamilan tidak lengkap


sumber-sumber ansietas dihubungkan dengan beberapa
ansietas bagi klien ; komplikasi
selanjutnya memperberat keadaan
tidak pasti mengenai hasil
kehamilan. Penerimaan realita
akan apa yang terjadi dapat
memberikan dukungan.

6. Kaji tingkat stress klien berkenaan 6. Hubungan keluarga yang buruk


dengan komplikasi medis, dan tidak tersedianya system
hubungan pasangan, hubungan pendukung dapat meningkatkan
klien dengan anggota keluarga, dan tingkat stress
ketersediaan jaringan kerja
pendukung.
7. Anjurkan klien mengekspresikan 7. Klien membutuhkan lebih banyak
perasaan prustasi yang berkenaan kesempatan untuk mengungkapkan
dengan aturan terapi dan atau rasa marah tentang perubahan
perubahan gaya hidup. Jelaskan dalam hidup keluarga untuk
pada klien bahwa pengungkapan meminimalkan tingkat ansietas.
dapat diterima dan penting. Ansietas dapat mempengaruhi
pembuatan keputusan realistis.

8. Observasi tanda-tanda perubahan 8. Memberikan kesempatan untuk


emosional, ketidakseimbangan, intervensi awal.
atau komplik dengan keluarga atau
orang terdekat.

9. Kaji respon fisiologis terhadap 9. Ansietas atau stress dapat disertai


ansietas (misalnya tekanan darah, dengan pelepasan katekolamin,
nadi). menciptakan respon fisik yang
mempengaruhi rasa sejahtera klien
dan kemudian meningkatkan
ansietas.

10. Berikan informasi yang tepat 10. Membantu untuk menurunkan


secara individu mengenai ansietas karena ketidak tahuan,
intervensi atau tindakan dan meningkatkan hasil kehamilan
dampak potensial kondisi klien dan optimal.
janin.

11. Kuatkan aspek-aspek positif dari 11. Meningkatkan kepercayaan dan


kondisi janin, bila ada, seperti harapan pada klien dan orang
pertumbuhan dan aktivitas janin. terdekat.

Kolaborasi
12. Koordinasikan tim konferehensi 12. Meningkatkan kelanjutan
termasuk klien. Buat rencana perawatan dan pendekatan tim
perawatan terus menerus pada situasi. Bila perawatan
dirumah sakit diperlukan, tingakat
stress cenderung meningkat setelah
dua minggu dan tetap tinggi selama
sisa perawatan dirumah sakit.

13. Rujuk pada kelompok pendukung 13. Menurunkan rasa kesepian dan
komunitas, atau pada pasangan dapat membantu pasangan
yang telah berhasil menyelesaikan mengembangkan pandangan positif
kehamilan resiko tinggi. pada kehamilan.
14. Rujuk pada sumber-sumber 14. Konseling atau terapi mungkin
konseling lain sesuai indikasi. perlu untuk membantu klien
mengungkapkan dengan lebih
bebas dan memeriksa ansietas yang
tidak teratasi.

4. Dx4 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal pengetahuan

Kriteria hasil :
1. Memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.
2. Tidak meminum obat tanpa memberi tahu dokter kandungannya.
3. Tidak merokok, minum alcohol, dan obat-obat terlarang.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Buat hubungan perawat-klien yang 1. Peran penyuluh/konselor dapat
mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan antisipasi
dan meningkatkan tanggung jawab
individu terhadap kesehatan.

2. Evaluasi pengetahuan dan 2. Memberikan informasi untuk


keyakinan budaya saat ini membantu mengidentifikasi
berkenan dengan perubahan kebutuhan-kebutuhan dan
fisiologi/psikologi yang normal membuat rencana perawatan.
pada kehamilan, serta keyakinan
tentang aktivitas, perawatan diri
dan sebagainya.

3. Klarifikasi kesalahpahaman. 3. Ketakutan biasa timbul dari


kesalahan informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran
selanjutnya.

4. Tentukan derajat motivasi untuk 4. Klien dapat memahami kesulitan


belajar. dalam belajar kecuali kebutuhan
untuk belajar tersebut jelas.

5. Identifikasi siapa yang 5. Membantu menjamin


memberikan dukungan/intruksi kualitas/kontinuitas asuhan karena
dalam kebudayaan klien orang pendukung mungkin lebih
(mis.,nenek/anggota keluarga lain, berhasil daripada
cuerandero, penyembuh lain). dokter/perawat/bidan dalam
Kerja dengan orang yang memberikan informasi.
medukung bila mungkin,
menggunakan pengalih bahasa
sesuai kebutuhan.
6. Pertahankan sikap terbuka 6. Penerimaan penting untuk
terhadap keyakinan mengembangkan dan
klien/pasangan. mempertahankan hubungan.

7. Tentukan sikap klien terhadap 7. Beberapa budaya memandang


asuhan yang diberikan oleh pria, dokter medis sebagai seseorang
versus bidan atau praktisi wanita. yang menangani penyakit dan
menggunakan bidan/cuerandero
untuk kelahiran sehat. Tuntutan
kesopanan atau budaya dapat
menghambat asuhan yang
dilakukan pria dan/atau dapat
meminta suami tetap di ruangan
selama asuhan diberikan.

8. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor 8. Menguatkan hubungan antara


dan rasional dari intervensi (mis., pengkajian kesehatan dan hasil
tes urin, pemantuan TD, berat positif untuk ibu/bayi. Perbedaan
badan). Kuatkan pentingnya budaya memberi tekanan pada fase
mempertahankan perjanjian kehamilan yang berbeda (mis.,
teratur. prenatal, kelahiran, atau
pascanatal), dan budaya klien
mungkin tidak memprtimbangkan
bahwa kunjungan prenatal penting.

9. Berikanan bimbingan antisipasi, 9. Informasi mendorong penerimaan


meliputi diskusi tentang nutrisi, tanggung jawab dan meningkatkan
latihan yang nyaman, istirahat, keinginan untuk melakukan
pekerjaan, perawatan payudara, perawatan diri.
aktivitas seksual, dan
kebiasaan/gaya hidup sehat.

10. Tinjauan ulang kebutuhan vitamin, 10. Membantu mempertahankan kadar


besi sulfat, dan asam folat prenatal. Hb normal. Defisiensi asam folat
memperbesar kemungkinan
terkena anemia megablastik,
abrupsio plasenta, aborsi, dan
malformasi janin. Penelitian
mengindikasikan suplemen zat besi
mungkin tidak dibutuhkan sampai
trimester kedua dan ketiga, pada
saat kebutuhan najin meningkat.
(Catatan: Zat besi mungkin
dikontraindikasikan pada anemia
sel sabit karena kemungkinan
kelebihan, namun, klien mungkin
memerlukan peningkatkan asam
folat selama dan setelah krisis sel
sabit.)

11. Diskusikan perkembangan janin 11. Visualisasi meningkatkan realita


dengan menggunakan gambar. akan anak dan menguatkan proses
pembelajaran.

12. Jawab pertanyaan tentang 12. Memberikan informasi yang dapat


perawatan dan memberikan makan bermanfaat untuk membuat
bayi. pilihan.

13. Identifikasi tanda bahaya 13. Membantu klien membedakan


kehamilan, seperti pendarahan, yang normal abnormal sehingga
kram, nyeri abdomen akut, sakit membantunya dalam mencari
punggung, edema, gangguan perawatan kesehatan pada waktu
penglihatan, sakit kepala, dan yang tepat (Tanda-tanda dan
tekanan pelvis. gejala-gejala merugikan dapat
dipandang sebagai kejadian
“normal” untuk kehamilan dan
bantuan mungkin tidak dicari.

14. Identifikasi hal yang 14. Janin paling rentan dalam trimester
membahayakan pada janin. Kaji pertama selam periode kritis
oabt-obatan yang digunakan klien perkembangan organ.
(nikotin, alcohol, kokain dan
sebagainya). Tekankan perlunya
menghidari semua obat-obatn
tersebut sampai dikonsultasikan
dengan anggota tim kesehatan.

15. Rujuk klien pada kelas persiapan 15. Penamabahan pengetahuan


kelahiran anak. Berikan daftar membantu menurunkan rasa takut
bacaan yang di anjurkan. tentang ketidaktahuan dan
meningkatkan rasa percaya diri,
pasangan dapat mengatur
dpersiapan kelahiran anak.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD.
Williams obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta:


EGC.

Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi


ke 2. Jakarta: EGC.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta:
YBB- SP.

Anda mungkin juga menyukai