Anda di halaman 1dari 9

MINI RISET

“KORELASI ANTARA TINGKAT PENGANGGURAN


DENGAN JUMLAH PENDUDUK”

Mata Kuliah : Teori Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Dr. Fitrawaty, SP., M.Si

Oleh: Kelompok 6

1) Bangun Simanullang
2) Dedi Lanova Hutabarat
3) Mega Sianturi
4) Mei Kurnia Sandi

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Reset ini dengan baik dan
tepat waktu. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Dr. Fitrawaty, SP., M.Si selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Teori Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis.

Dalam makalah ini penulis membahas tentang korelasi antara tingkat pengangguran
dengan jumlah penduduk.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis bersedia menerima kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang akan penulis buat di masa yang akan datang.

Semoga laporan Mini Reset ini dapat berguna bagi setiap orang yang membaca. Sekian
dan terima kasih.

Medan, 30 April 2019

Penulis
Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pengangguran atau tunakarya (bahasa Inggris: unemployment) adalah istilah untuk


orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pencarian kerja
(bahasa Inggris: job search) adalah proses mencocokkan pekerja dengan pekerjaan yang
sesuai.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana korelasi antara tingkat pengangguran dengan jumlah penduduk?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana korelasi antara tingkat pengangguran dengan


jumlah penduduk.
BAB II

KAJIAN TEORI

II.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau tunakarya (bahasa Inggris: unemployment) adalah istilah untuk


orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pencarian kerja
(bahasa Inggris: job search) adalah proses mencocokkan pekerja dengan pekerjaan yang
sesuai.

II.2 Jenis Pengangguran

a) Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

1. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak


bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2. Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.
3. Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
b) Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:

1. Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang


disebabkan adanya kesulitan mempertemukan antara pihak yang membutuhkan tenaga
kerja dengan pihak yang memiliki tenaga kerja (angkatan kerja).
2. Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
3. Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan
pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
4. Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi
yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada.
Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya
beli produk oleh masyarakat menurun.
5. Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi
karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya
adalah para petani dan nelayan.
6. Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya
bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
7. Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya
lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis ini disebut
juga pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan
keahliannya tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau
mahasiswa. Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang
dan justru harus mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku
LKS atau membayar biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri.
Contoh lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji
dari organisasinya. Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai
pengangguran terselubung.
8. Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan,
karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan
lapangan kerja.

II.3 Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding


dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran


dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.
BAB III

PEMBAHASAN

Tahun Pengangguran (Y) Jumlah Penduduk (X)


2009 521643 239000000
2010 512825 242500000
2011 485379 245700000
2012 429867 248900000
2013 403797 252000000
2014 402410 255100000
2015 421232 258200000
2016 427964 261100000
2017 430203 264000000
2018 403959 265500000
Tabel 3.1 Data Jumlah Pengangguran dan Jumlah Penduduk

SUMMARY
OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,803068439
R Square 0,644918917
Adjusted R 0,600533782
Square
Standard 28726,75874
Error
Observations 10

ANOVA
df SS MS F
Significance
F
Regression 1 11990597399 11990597399 14,5300653 0,00515
Residual 8 6601813340 825226667,5
Total 9 18592410739

Coefficients Standard t Stat P-value Lower Upper Lower Upper


Error 95% 95% 95,0% 95,0%
Intercept 1455481,684 265527,4991 5,481472499 0,00058644 843174 2067789 843174 2067789
Jumlah -0,003995078 0,001048073 -3,81183228 0,00514919 -0,0064 -0,0016 -0,0064 -0,0016
Penduduk
(X)
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan didapat hasil yaitu:

Persamaan Regresi : Y= 1455482 - 0,004 X


Interpretasi : setiap kenaikan 1 satuan jumlah penduduk maka akan mengakibatkan
penurunan pengangguran sebesar 0,004
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Saran

Dari hasil pengolahan data yang didapat ternyata pertambahan jumlah penduduk tidak
memiliki korelasi positif dengan meningkatnya jumlah pengangguran. Maka, tidak masalah
jika terjadi pertambahan jumlah penduduk, sebab dari hasil yang didapat justru menunjukkan
setiap kenaikan 1 satuan jumlah penduduk maka akan mengakibatkan penurunan
pengangguran sebesar 0,004. Jadi dari hasil yang didapat program keluarga berencana tidak
perlu diterapkan karena tidak efisien dalam menangani pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai