Metode Induksi
Metode Induksi
Pada hakikatnya, induksi merupakan sebuah proses generalisasi. Premis yang digunakan
dalam metode induksi terdiri atas sejumlah proposisi tunggal atau partikular untuk menarik
suatu kesimpulan umum. Cara kerja induksi umumnya dimulai dengan penelitian untuk
mengamati berbagai fenomena dan mengumpulkan berbagai macam fakta dan data yang
kemudian dievaluasi untuk menghasilkan suatu kesimpulan umum.
Menurut Francis Bacon, ilmu pengetahuan harus bermula dari dan dikendalikan oleh
pengamatan yang tidak terpengaruh oleh pengandaian apapun. Menurutnya, ilmuan
termasuk Aristoteles telah sampai pada kesimpulan sebelum ia sendiri melakukan
percobaan. Yang menjadi sasaran kritik Francis Bacon di sini adalah kaum rasionalis.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa kaum rasionalis lebih mengandalkan akal budi
dalam menemukan kebenaran dengan mengesampingkan peran pengamatan indrawi.
Bacon juga mengkritik teologi yang lebih bertolak dari proposisi yang tidak bisa
diragukan lagi kebenarannya.
o Ketika mengadakan penelitian ilmiah, Ilmuwan harus bebas dari segala pengendalian
dan segala macam spekulasi awal. Tujuannya adalah untuk mencegah bias ilmiah
yang dapat terjadi ketika ilmuwan hanya menggunakan data dan fakta sekedar untuk
membenarkan pemikiran atau teori yang sudah dimilikinya.
o Memperhatikan fakta dan data yang bertentangan satu sama lain.
o Mengevaluasi, mengklarifikasi, merumuskan, dan menyimpulkan fakta dan data yang
didapat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ilmuwan tersebut.
o Dengan metode ini, ilmuwan benar-benar melihat kenyataan sercara objektif, dan
bukan kenyataan sebagaimana dilihat dari kacamata ilmuwan.
o Kegiatan ilmiah tidak jatuh sebagai ideologi.
Sehubungan dengan dua manfaat di atas, sejarah telah membuktikan bahwa pada
pengetahuan modern terutama ilmu empiris berkembang sangat pesat atas gaya induksi
Bacon ini.
Metode induksi juga tidak pernah lengkap. Induksi tidak mencakup semua fakta dan data
yang relevan. Induksi juga tidak pernah melahirkan kesimpulan kebenaran yang mutlak.
Kebenaran itu bisa gugur seandainya ada fakta baru yang muncul secara tiba-tiba.
a) Mempunyai arti penting untuk diteliti bagi kepentingan ilmiah maupun kehidupan
manusia.
b) Harus bisa dikaji atau diteliti dengan berbagai perangkat penelitian yang ada serta
dapat diuji secara empiris.
c) Perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang menarik dan menantang untuk
diteliti.
2. Masalah harus bersifat feasible atau ada kemungkinan untuk dipecahkan serta
layak diteliti.
3. Harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.
b. Sumber-sumber masalah
Masalah yang dapat dijadikan objek penelitian kegiatan misalnya pengamatan atas
berbagai gejala sosial dan alam sekitar. Selain itu, sumber masalah juga berasal dari
bacaan ilmiah yang kita geluti. Bacaan tersebut merangsang kita untuk berpikir baik
tentang ide atau masalah yang muncul dalam bacaan atau karena ketidaksesuaiannya
dengan pengalaman kehidupan keseharian kita.
5) Perumusan dan Pengujian Hipotesis
Hipotesis berisi tentang pernyataan sementara yang dianggap dapat memberi penjelasan
yang dianggap benar tentang suatu masalah yang dihadapi. Hipotesis adalah alat bantu
ilmiah untuk sampai pada hukum dan teori tertentu. Beberapa kegunaan hipotesis yaitu :
Memberi batasan serta kerangka ilmiah.
Mengarahkan perhatian peneliti pada gejala, fakta, dan data serta hubungan yang ada
yang bermanfaat bagi penelitian.
Memudahkan dan memungkinkan peneliti menanalisis fakta dan data yang ada tanpa
harus memaksa data dan fakta tesebut untuk sesuai dengan hipotesis.