Anda di halaman 1dari 5

Review Bab VI : Metode Induksi

Ilmu Pengetahuan : Sebuah Tinjauan Filosofis

Oleh : A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua

Pada hakikatnya, induksi merupakan sebuah proses generalisasi. Premis yang digunakan
dalam metode induksi terdiri atas sejumlah proposisi tunggal atau partikular untuk menarik
suatu kesimpulan umum. Cara kerja induksi umumnya dimulai dengan penelitian untuk
mengamati berbagai fenomena dan mengumpulkan berbagai macam fakta dan data yang
kemudian dievaluasi untuk menghasilkan suatu kesimpulan umum.

1) Induksi Gaya Bacon

Menurut Francis Bacon, ilmu pengetahuan harus bermula dari dan dikendalikan oleh
pengamatan yang tidak terpengaruh oleh pengandaian apapun. Menurutnya, ilmuan
termasuk Aristoteles telah sampai pada kesimpulan sebelum ia sendiri melakukan
percobaan. Yang menjadi sasaran kritik Francis Bacon di sini adalah kaum rasionalis.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa kaum rasionalis lebih mengandalkan akal budi
dalam menemukan kebenaran dengan mengesampingkan peran pengamatan indrawi.
Bacon juga mengkritik teologi yang lebih bertolak dari proposisi yang tidak bisa
diragukan lagi kebenarannya.

Tiga hal pokok yang dikatakan Bacon terkait penelitian ilmiah :

o Ketika mengadakan penelitian ilmiah, Ilmuwan harus bebas dari segala pengendalian
dan segala macam spekulasi awal. Tujuannya adalah untuk mencegah bias ilmiah
yang dapat terjadi ketika ilmuwan hanya menggunakan data dan fakta sekedar untuk
membenarkan pemikiran atau teori yang sudah dimilikinya.
o Memperhatikan fakta dan data yang bertentangan satu sama lain.
o Mengevaluasi, mengklarifikasi, merumuskan, dan menyimpulkan fakta dan data yang
didapat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ilmuwan tersebut.

Manfaat dari metode induksi gaya Bacon yaitu :

o Dengan metode ini, ilmuwan benar-benar melihat kenyataan sercara objektif, dan
bukan kenyataan sebagaimana dilihat dari kacamata ilmuwan.
o Kegiatan ilmiah tidak jatuh sebagai ideologi.

Sehubungan dengan dua manfaat di atas, sejarah telah membuktikan bahwa pada
pengetahuan modern terutama ilmu empiris berkembang sangat pesat atas gaya induksi
Bacon ini.

2) Keberatan dan Kelemahan Induksi Gaya Bacon


Meskipun memiliki beberapa keunggulan, akan tetapi ada dua keberatan atas gaya induksi
Bacon dan gaya kerja induksi pada umumnya, yaitu :
o Kita tidak pernah mendekati, meneliti, dan membaca alam dengan mata telanjang
yang kosong sama sekali.
Kita tidak dapat mengamati apa pun tentang alam tanpa ide tertentu tentang apa yang
kita amati. Ketika kita mengamati objek tertentu sesungguhnya kita telah memiliki
kerangka teoritis dan asumsi tertentu. Jadi tidak dapat disangkal bahwa asumsi
teoritis sangat penting karena tanpa adanya dugaan tertentu maka kita tidak dapat
memulai suatu penelitian ilmiah.
o Fakta, data, atau fenomena tidak pernah menampakkan dirinya sebagai sesuatu yang
telanjang kepada kita seperti yang dikatakan oleh Paul Feyerabend bahwa “ilmu
pengetahuan tidak mengenal fakta telanjang sama sekali, melainkan fakta yang kita
ketahui telah dilihat menurut cara tertentu”.
Bacon keliru jika spekulasi ilmiah disingkirkan karena ilmuwan membutuhkan
imajinasi dan spekulasi dalam menafsirkan fakta dan data yang ada.

Metode induksi juga tidak pernah lengkap. Induksi tidak mencakup semua fakta dan data
yang relevan. Induksi juga tidak pernah melahirkan kesimpulan kebenaran yang mutlak.
Kebenaran itu bisa gugur seandainya ada fakta baru yang muncul secara tiba-tiba.

3) Langkah-langkah Metode Induksi


a. Langkah metode induksi murni
 Idntifikasi masalah
Dalam tahap ini, masalah yang ingin dipecahkan ditetapkan dan dirumuskan.
 Pengamatan dan pengumpulan data
Untuk menjawab dan memberi pejelasan atas masalah yang dirumuskan, maka
harus dilakuka pengamatan secara lebih seksama atas gejala yang menimbulkan
masalah itu.
 Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang disusun atas dasar fakta dan data yang
diperoleh dari pengamatan untuk mengetahui sebab dari masalah yang ada.
 Pengujian hipotesis
Hipotesis diuji dengan cara membuat prediksi yang memperlihatkan keterkaitan
antara sebab yang ada di dalamnya yang tak terbantahkan. Jika prediksi itu
mendukung hipotesis, maka hipotesis itu benar.
b. Langkah metode induksi yang telah dimodifikasi
 Adanya situasi masalah
Ada masalah tertentu yang sulit dijawab dengan pengetahuan yang mendorong
kita melakukan penelitian.
 Pengajuan hipotesis
Masalah yang ada dijawab dengan hipotesis yang langsung diajukan berdasarkan
pengetahuan tentastif tertentu dan juga mencakup studi kepustakaan.
 Penelitian lapangan
Tahap ini dilakukan untuk mengamati dan mengumpulakan fakta dan data
sebanyak mungkin yang dibimbing oleh hipotesis tadi. Penelitian ini bertujuan
meneguhkan hipotesis atau teori yang sudah ada.
 Pengujian hipotesis
Hipotesis tadi diuji berdasar fakta dan data yang telah kita temukan dan
kumpulkan. Jika fakta dan data mendukungnya, hipotesis tersebut benar. jika tidak
maka harus diajukan hipotesis yang benar-benar baru.
4) Situasi Masalah
Seorang ilmuwan akan terdorong untuk melakukan penelitian ilmiah karena masalah yang
tidak bisa dijelaskan secara pasti. Masalah adalah kenyataan atau situasi yang belum
dipecahkan dan diterangkan dngan kekayaan pengetahuan yang ada. jadi, situasi masalah
adalah situasi dimana pengetahuan yang ada tidak mampu memberi penjelasan tentang
kenyataan yang dihadapi. Ketepatan perumusan masalah menentukan keberhasilan
penelitian.
Penelitian masalah juga ditentukan oleh tujuan penelitian, diantaranya adalah :
 Memuaskan keingintahuan akademis-ilmiah karena dorongan pribadi maupun
tugas studi di perguruan tinggi.
 Sekedar untuk memuaskan rasa ingin tahu akan sesuatu yang pelik tanpa ingin
melahirkan teori tertentu.
 Menyumbangkan pemikiran bagi kebutuhan sosial akan teori dalam menjawab
permasalahan sosial tertentu.
 Memperoleh teori tertentu yang digunakan untuk kepentinagn tertentu (penelitian
pesanan).
a. Beberapa ciri masalah yang baik
1. Masalah harus mempunya nilai untuk diteliti

Maksud dari masalah harus mempunyai nilai untuk diteliti yaitu :

a) Mempunyai arti penting untuk diteliti bagi kepentingan ilmiah maupun kehidupan
manusia.
b) Harus bisa dikaji atau diteliti dengan berbagai perangkat penelitian yang ada serta
dapat diuji secara empiris.
c) Perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang menarik dan menantang untuk
diteliti.
2. Masalah harus bersifat feasible atau ada kemungkinan untuk dipecahkan serta
layak diteliti.
3. Harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.
b. Sumber-sumber masalah
Masalah yang dapat dijadikan objek penelitian kegiatan misalnya pengamatan atas
berbagai gejala sosial dan alam sekitar. Selain itu, sumber masalah juga berasal dari
bacaan ilmiah yang kita geluti. Bacaan tersebut merangsang kita untuk berpikir baik
tentang ide atau masalah yang muncul dalam bacaan atau karena ketidaksesuaiannya
dengan pengalaman kehidupan keseharian kita.
5) Perumusan dan Pengujian Hipotesis
Hipotesis berisi tentang pernyataan sementara yang dianggap dapat memberi penjelasan
yang dianggap benar tentang suatu masalah yang dihadapi. Hipotesis adalah alat bantu
ilmiah untuk sampai pada hukum dan teori tertentu. Beberapa kegunaan hipotesis yaitu :
 Memberi batasan serta kerangka ilmiah.
 Mengarahkan perhatian peneliti pada gejala, fakta, dan data serta hubungan yang ada
yang bermanfaat bagi penelitian.
 Memudahkan dan memungkinkan peneliti menanalisis fakta dan data yang ada tanpa
harus memaksa data dan fakta tesebut untuk sesuai dengan hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai