1.1 MORFOLOGI
1.1.1 KLASIFIKASI
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Shigella boydii
Shigella flexneri
Shigella sonnei
b. Tidak berkapsul
1.1.3 Biakan
Ditemukan oleh Tn Shiga ( 1889 & 1901 ) , Tn Kruse (1900) dan Tn Schmitzii
Gejala berat karena dipengaruhi oleh endo dan eksotoksin yang bersifat
merangsang mukosa usus untuk mengeluarkan cairan melalui rongga usus dalam
bersifat kuat (poten ) dan bertanggung jawab terhadap beratnya penyakit serta
Yang termasuk golongan ini ada 16 type . Penyakit yang ditimbulkan lebih
Termostabil (550C 1 jam yang lainnya mati ). Kuman ini mempunyai 2 macam
Shigella Sp
1.2 EPIDEMIOLOGI
sedangkan S.sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub tropis atau daerah industri
diare yang dirawat di rumah sakit, yakni sebesar 27,3%. Dari keseluruhan Shigella sp
tersebut, 82,8% merupakan S. flexneri; 15,0% adalah S. sonnei; dan 2,2% merupakan S.
Shigellosis atau disentri basiler merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang
ditandai dengan diare cair akut atau dan disentri (tinja bercampur darah, lendir, dan nanah),
pada umumnya disertai demam dan nyeri perut (Krugman, et al., 1992; Levine, 2000).
Penyakit ini ditularkan melalui jalan fekal-oral dengan masa inkubasi 1-7 hari, untuk
terjadinya penularan tersebut diperlukan dosis minimal penularan 100 bakteri Shigella sp. (
Laporan epidemiologi menunjukkan bahwa 600.000 dari 140 juta pasien shigellosis
meninggal setiap tahun di seluruh dunia (Iwalokun, et al., 2001). Setiap tahun, ada sekitar
500.000 kasus shigellosis di Amerika Serikat (Scallan, et al., 2011). Pada tahun 2013 rata-
rata kejadian tahunan shigellosis di Amerika Serikat adalah 4,82 kasus per 100.000 orang
(Crim, et al., 20014). Data di Indonesia memperlihatkan 29% kematian diare terjadi pada
umur 1 sampai 4 tahun disebabkan oleh disentri basiler (Edmundson, 2014). Tingginya
insiden dan mortalitas dihubungkan dengan status sosial ekonomi yang rendah, kepadatan
metodenya.
memenuhi semua prosedur uji penerimaan yang ditetapkan oleh bioMérieux. The
bagian dari prosedur pemasangan alat ini. Hal ini dapat ditemukan dalam Sertifikasi
mekanisme serta pemanas yang mempertahankan kartu pada suhu inkubasi yang
diperlukan. Nampan yang memegang kartu yang dipasang ke carousel yang
berputar sekali setiap 15 menit untuk posisi kartu untuk data scanning dan
untuk memonitor setiap perubahan suhu di carousel stack. Sebuah pemanas dan
Suhu inkubasi secara otomatis diverifikasi selama inisiasi instrumen VITEK dan
Temperature Low”. Siklus proses dibatalkan jika suhu bervariasi” 5EC dari suhu
Hasil untuk kalibrasi instrumen DensiChek digital dan harus berada dalam ± 0,10
dari standar yang digunakan untuk mengkalibrasi instrumen. Jika kalibrasi berada
di luar kisaran ini, ulangi langkah-langkah kalibrasi. Jika nilai McFarland masih di
menghubungi bioMérieux.
Bila instrumen V2C berkedip Error Message Queue instrumen tidak akan
beroperasi. Setiap pesan kesalahan harus ditinjau dengan membuka setiap pesan
menggunakan panah bawah pada papan kunci instrumen diikuti dengan tanda seru.
Jika Error Message Queue tidak jelas setelah prosedur ini, tutup mesin selama 2
menit dan reboot instrumen. Jika gagal, hubungi layanan teknis di bioMérieux.
lain
carrier.
1.3.3.1 Bahan uji : rectal swab dalam media transport Amies tanpa
bakteri dan uji antibiotik dalam waktu 4 jam..Fungsi alat ini penting
sendiri.
Cabinet
1.3.4 Good Measurement ( Pengukuran )
b. Penanaman Media
positif
c. Persiapan Sampel:
dengan cara:
negative atau 280 µl untuk bakteri gram positif dari tabung inokulum
INGAT :
Kartu Vitek untuk tes sensitivitas dengan selang warna ABU- ABU.
d. Memasukkan Data
o Tekan OK
“disket”
o Proses dimulai
Hasil pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk soft copy dan dapat dicetak
1.2.6.1 Penyimpanan
sebelum dibuang
dengan autoclave