(1) "Ehm.. Ehm.. Saya mendalami kaligrafi, Tad.. Ehm dan perlu ke Ponogoro untuk tambah
alat..." Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang
bikin ngilu.
(2) Kamu ngomong apa? Bicara yang jelas lihat mata saya!" potongnya. Matanya yang dalam
mencorong tajam.
(3) Aku mengangkat muka, walau ngeri, aku coba pandang mukanya, hanya sampai bagian
jenggot. Matanya terlalu tajam. Dengan susah payah aku coba kembali susun kalimat di kepala.
(4) "Ustad, saya mau beli kalam kaligrafi di kota karena di sini tidak ada..."
"Tidak mungkin. Saya juga kaligrafer, semua alat tersedia di sini," katanya memotong cepat.
(5) "Tapi... tapi... kalam yang ada hanya untuk kaligrafi biasa. Saya ingin mencoba kaligrafi khouf
yang penuh garis-garis dan hiasan daun, Tad. Lebih dibutuhkan spidol tebal tipis dan penggaris
dibandingkan kalam biasa," belaku.
Pembahasan:
Ingat!!
Cara menampilkan watak tokoh dalam sebuah cerita ada dua cara:
1. Cara analitik, ialah cara menampilkan watak tokoh secara langsung melalui uraian pengarang.
2. Cara dramatik, ialah cara menampilkan watak tokokh tidak secara langsung tetapi melalui
gambaran ucapan/dialog, perbuatan, dan komentar atau penilaian tokoh dalam suatu cerita.
Pada kutipan novel di atas, perwatakan tokoh ustaz yang tegas dapat diketahui dengan cara
dramatik yaitu melalui gambaran ucapan/dialog antartokoh.
Jawaban: A
Padahal dulu ayahnya orang mampu, dan pernah mengatakan sesuatu yang semakin menambah
sesak dada markoni, bahwa kalau markoni mau sekolah, ayahnya, Tuan Razak, yang adalah
seorang Syah Bandar, bersedia membiayai sekolahnya sampai kapan pun.
"Kalau perlu menggadaikan rumah." Terngiang-ngiang dalam telinga markoni kalimat itu.
Tuan Razak ingin sekali markoni mengikuti jejaknya di bidang maritim. markoni dinamai bergitu
agar menjadi seorang markonis kapal.