KELOMPOK 5
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
tutorial modul 2 dengan judul “PEMILIHAN PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN GIGI BERDASARKAN PERTIMBANGAN PRINSIP
EKONOMI”.
Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepadaProf. drg. Rasmidar Samad, MS sebagai fasilitator kami yang telah banyak
membimbing kami dan memberikan semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya kesederhanaan isi makalah ini baik dari segi
bahasa terlebih pada pembahasan materi ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
2.5 Hubungan Ekonomi dan Kesehatan ............. Error! Bookmark not defined.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak setiap warga negara yang merupakan salah satu
kekuatan umum dari tujuan nasional bangsa Indonesia istilah termaksud pada
alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu berbagai program dan
kebijakan di bidang kesehatan semestinya berlaku prinsip-prinsip ngan guna
menjamin manusia yang berkualitas dengan derajat keschatan yang optimal
sebagai prasyarat kesinambungan pembangunan nasional. Di lain pihak setiap
upaya pembangunan nasional semestinya dilaksanakan dengan pemahaman
yang baik dalam arti pembangunan nasional harus non-diskriminatif,
partisipatif, dan berkesinambu, memperhatikan aspek-aspek kesehatan
masyarakat.
Kesehatan juga merupakan bagian terpenting dari negara.
Penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan untuk berbagai sumber
daya dan lingkungan lain yang terwujudnya derajat kesehatan yang optimal
merupakan sumber daya yang baik. Hal ini telah dibuktikan dari beberapa
penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan sumber daya manusia
berbanding lurus dengan kemajuan pembangunan suatu negara.
Kebijakan di bidang kesehatan sangat erat kaitannya dengan kejadian
kesakitan, keselamatan, dan kematian atau dengan kata lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan manusia. Selain itu, kebijakan kesehatan pada
hakekatnya memberikan Arahan dalam memilih berbagai teknologi yang akan
dikembangkan dan juga, mengelola danmembiayai pelayanan kesehatan, atau
berbagai jenis peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat. Oleh sebab
itu, peranan kesehatan bagi suatu negara sangatlah dominan disusul dengan
peranan ekonomi yang saling berkaitan.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
Skenario
Berdasarkan evidence based prevalensi karies molar satu umur 9 tahun dari
240 SD (9600 murid) di Daerah A terdapat 3 dari 4 gigi telah mengalami
karies, sedangkan kandungan F dalam air minum 0,7 ppm. Keadaan ini
membuat Pemerintah Daerah A mengambil kebijakan kesehatan khusunya
kesehatan gigi yaitu melakukan tindakan pencegahan dengan pemberian
fissure sealant dan dengan melakukan ART. Program yang akan dipilih
adalah yang mempunyai out put yang luas dan berdasarkan CEA (Cost
Effectiveness Analysis) yang rendah. Tim perencanaan pembangunan
kesehatan daerah melakukan analisis dimana jumah biaya untuk program
pemberian fissure sealant sebesar 364,5 juta rupiah dan jangkauan
pelaksanaan 5000 murid, sedangkan program ART sebesar 375 juta dan
jangkauan 5500 murid. Pemerintah Daerah A menunggu tim validasi
perencanaan dari peserta mata kuliah Epidemiologi, demografi dan
ekonomi kesehatan untuk memutuskan program yang dipilih.
Kata Kunci
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pasal 93
4
masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan
berkesinambungan.
Pasal 94
a. Intangibility.Tidaksepertimobilataumakanan,
pelayanankesehatantidakbisadinilaiolehpancaindera..Konsumen
(pasien) tidakbisamelihat, mendengar, membau, merasakan,
mengecappelayanankesehatan.
b. Inseparability.
Produksidankonsumsipelayanankesehatanterjadisecarasimultan
(bersama). Makananbisadibuatdulu, untukdikonsumsikemudian.
Tindakanoperatif yang dilakukandokterbedahpadasaat yang
samadigunakanolehpasien.
5
c. Inventory.
Pelayanankesehataantidakbisadisimpanuntukdigunakanpadasaatdib
utuhkanolehpasiennantinya.
d. InkonsistensiKomposisidankualitaspelayanankesehatan yang
diterimapasiendariseorangdokterdariwaktukewaktu,
maupunpelayanankesehatan yangdigunakanantarpasien,
bervariasi.4
a. Faktor situasional6
Faktor sitiasional merupakan kondisi yang tidak permanen atau
khusus yang dapat berdampak pada kebijakan (contoh: perang,
Event ini bersifat satu kejadian saja, seperti: terjadinya gempa yang
6
menyebabkan perubahan dalam aturan bangunan rumah sakit, atau
terlalu lama perhatian publik akan suatu masalah baru. Contoh:
terjadinya wabah HIV/AIDS (yang menyita waktu lama untuk diakui
sebagai wabahinternasional) memicu ditemukannya pengobatan baru
dan kebijakan pengawasan pada TBC karena adanya kaitan diantara
rentan terhadap berbagai penyakit, dan TBC dapat dipicu oleh HIV.
b. Faktor struktural6
Faktor struktural merupakan bagian dari masyarakat yang relatif
tidak berubah. Faktor ini meliputi sistem politik, mencakup pula
keterbukaan sistem tersebut dan kesempatan bagi warga masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pembahasan dan keputusan kebijakan; faktor
struktural meliputi pula jenis ekonomi dan dasar untuk tenaga kerja.
Contoh, pada saat gaji perawat rendah, atau terlalu sedikit pekerjaan
yang tersedia untuk tenaga yang sudah terlatih, negara tersebut dapat
mengalami perpindahan tenaga professional ini ke sektor di masyarakat
yang masih kekurangan. Faktor struktural lain yang akan
mempengaruhi kebijakan kesehatan suatu masyarakat adalah kondisi
demografi atau kemajuan teknologi. Contoh, negara dengan populasi
lansia yang tinggi memiliki lebih banyak rumah sakit dan obat-obatan
bagi para lansianya, karena kebutuhan mereka akan meningkat seiring
bertambahnya usia. Perubahan teknologi menambah jumlah wanita
melahirkan dengan sesar dibanyak negara. Diantara alasan-alasan
tersebut terdapat peningkatan ketergantungan profesi kepada teknologi
maju yang menyebabkan keengganan para dokter dan bidan untuk
mengambil resiko dan ketakutan akan adanya tuntutan. Dan tentu saja,
kekayaan nasional suatu negara akan berpengaruh kuat tehadap jenis
layanan kesehatan yang dapat diupayakan karena kebutuhan mereka
akan meningkat seiring bertambahnya usia. Perubahan teknologi
menambah jumlah wanita melahirkan dengan cesar dibanyak negara.
7
Diantara alasan-alasan tersebut terdapat peningkatan ketergantungan
profesi kepada teknologi maju yang menyebabkan keengganan para
dokter dan bidan untuk mengambil resiko dan ketakutan akan adanya
tuntutan. Dan tentu saja, kekayaan nasional suatu negara akan
berpengaruh kuat tehadap jenis layanan kesehatan yang dapat
diupayakan.
c. Faktor budaya6
Faktor budaya dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan. Dalam
masyarakat dimana hirarki menduduki tempat penting, akan sangat sulit
untuk bertanya atau menantang pejabat tinggi atau pejabat senior.
Kedudukan sebagai minoritas atau perbedaan bahasa dapat
menyebabkan kelompok tertentu memiliki informasi yang tidak
memadai tentang hak-hak mereka, atau menerima layanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan khusus mereka. Di beberapa negara dimana
para wanita tidak dapat dengan mudah mengunjungi fasilitas kesehatan
(karena harus ditemani oleh suami) atau dimana terdapat stigma tentang
suatu penyakit (misal: TBC atau HIV), pihak yang berwenang harus
mengembangkan sistem kunjungan rumah atau kunjungan pintu ke
pintu. Faktor agama dapat pula sangat mempengaruhi kebijakan, seperti
yang ditunjukkan oleh ketidak konsistennya.
8
seluruh balitanya dan tetap mempertahankan cakupannya, virus polio
tetap bisa masuk ke daerah tersebut dibawa oleh orang-orang yang tidak
diimunisasi yang masuk lewat perbatasan.
a. Bermanfaat
Kebijakan kesehatan menjamin terpenuhinya kebutuhan setiap warga
Negara dalam bidang kesehatan untuk hidup produktif baik secara social
maupun ekonomi
b. Cerdas
Kebijakan kesehatan yang ditetapkan merupakan pilihan terbaik dalam
upaya pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi dan dapat
dipertanggungjawabkan dari aspek manfaat, kualitas maupun akuntabilitas
c. Bijaksana
Kebijakan kesehatan tidak menimbulkan masalah baru atau mempersulit
keadaan
d. Portabilitas
Kebijakan kesehatan dapat diakses setiap penduduk (kapan dan dimanana
saja) serta selalu tersedia
e. Harapan
Kebijakan kesehatan memberi harapan kepada masyarakat bahwa
kesehatannya akan semakin membaik
f. Orientasi Preventif dan Promotif
Kebijakan kesehatan harus lebih mengutamakn aspek preventif dan
promotif karena lebih efektif tanpa mengabaikan upaya kesehatan kuratif
dan rehabilitatif
g. Prioritas
Kebijakan kesehatan mengutamakan kelompok rentan (ibu hamil, bayi,
balita, anak dan lansia) serta masyarakat ekonomi rendah
h. Kepentingan Publik
Kebijakan kesehatan semata-mata bertujuan untuk kepentingan masyarakat
secara keseluruhan (bukan kepentingan individu atau kelompok)
i. Responsivitas
Kebijakan kesehatan merupakan jawaban terhadap masalah kesehatan yang
sedang dihadapi masyarakat
j. Motivator
9
Kebijakan kesehatan harus mampu memotivasi seluruh stakeholder untuk
melaksanakan dengan baik
k. Produktif
Kebijakan kesehatan harus lebih mendorong produktivitas kehidupan yang
lebih efisien dan efektif
l. Memadai
Kebijakan kesehatan harus memiliki kecukupan sumber daya dalam
pelaksanaannya
m. Kemandirian
Kebijakan kesehatan haruslah mendorong kemandirian masyarakat daloam
upaya memperoleh derajat kesehatan yang optimal
n. Adil
Kebijakan kesehatan dilaksanakan secara adil (tidak ada diskriminatif
ditengah-tengah masyarakat).7
2.1.5 Hubungan antara ekonomi dan kesehatan8,9
Hubungan antara ckonomi dan kesehatan bukanlah suatu hubungan
yang sederhana, dan merupakan suatu hubungan timbal balik yang tidak
dapat dipisahkan antara keduanya.Sebagaimana dinyatakan oleh World
Bank (2002) bahwa ekonomi dan kesehatan merupakan sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan. Kesehatan yang buruk dapat menyebabkan penurunan
produktivitas dan biaya bagi orang tersebut sehingga pada akhirnya akan
menurunkan kualitas hidup dan menciptakan ekonomi yang rendah.
Sebaliknya, pada dasarnya ekonomi yang rendah tidak menyebabkan
penyakit dan kematian tetapi karena tidak adanya gizi yang memadai,
layanan medis pencegahan ataupun kemampuan yang rendah untu
mengakses fasilitas kesehatan dan perumahan yang tidak memadai dapat
menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas dini, hal inilah
yang akan memberikan dampak pada rendahnya status kesehatan Jadi
pelayanakesehatanyang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu
dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik.
Status kesehatan penduduk yang baik akan meningkatkan produktivitas,
meningkatkan pendapatan perkapita bahkan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Negara
10
2.2 Evidence based
2.2.1 Defenisi dari evidence based dan fungsinya10
Kedokterangigiberbasisbuktiatauevidence based dentistry
(EBD)merupakan proses yang
merestrukturisasitentangcaraberpikirmasyarakatterhadapmasalahklinisden
ganmelakukanpendekatanuntukpemecahanmasalahklinis yang
telahberevolusidarimetodepembelajaran yang tradisional.
Tujuandari EBD untukmendorongdoktergigimelakukanperawatangigi
primer danuntukmenerapkannyakemasalahklinissehari-hari.
11
c. Mengidentifikasi dan mengkategorikan cost dan benefits.
d. Menilai biaya.
e. Mengukur benefit dalam hal units of effectiveness.
f. Memperoleh present value dengan mengabaikan cost dan benefit.
g. Menghitung cost effectiveness ratio.
h. Melakukan analisis sensitivas (sensivity analysis).
12
Aplikasi ART tidak terbatas di klinik gigi saja dan tetapi dapat juga
oleh dokter gigi yang terlatih dilakukan di daerah pedesaan atau di
sekolahan.Pengalaman selama bertahun-tahun telah membuktikan bahwa
dokter gigi yang telah mengikuti program pelatihan ART dengan baik,
menghasilkan restorasi yang bertahan lebih lama dibandingkan dengan
dokter gigi yang menerapkan ART tanpa mengikuti kursus atau hanya
mengikuti kursus singkat ART.
13
hambatan proses peningkatan kejadian karies baru. Tumpatan GIC dengan metode
ART berfungsi sebagai preventif sekaligus kuratif, tumpatan GIC dengan metode
ART lebih murah.
14
karena tidak adanya suntikan, dan telah meningkatkan penerimaan anak-anak
terhadap perawatan gigi dan mulut. Keuntungan lain adalah kontrol infeksi yang
lebih mudah sehingga baik di daerah dengan prevalensi HIV dan hepatitis. Sejak
itu, metode ART telah dilaksanakan di beberapa negara yang bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan meminimalkan jumlah
ekstraksi, memaksimalkan jumlah restorasi gigi dan sealant, dan meningkatkan
cakupan menangani perawatan gigi dan mulut.
Strategi keberhasilan metode ART untuk pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di masyarakat meliputi:
a. Program pelatihan ART untuk tenaga pelayanan kesehatan gigidan mulut
b. Ketersediaan glass ionomer viskositas tinggi yang berkualitas
c. Sistem pemantauan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
d. Pengembangan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yangdilakukan
Pemerintah pusat/daerah.
15
11 Wadah penyimpanan air jika air mengalir tidak tersedia
12 Panci tekan dan sumber panas untuk sterilisasi instrumen
4 Bahan habis pakai yang dibutuhkan adalah
2. Cotton roll
3. Cotton pellet
4. Petroleum jelly
5. Wedges kayu
6. Matriks band
7. Plastic strip
8. Glass Ionomer sebagai bahan tumpat.
16
i) Untuk memastikan hasil yang optimal dari pengendalian kariesdengan
metodeART, maka diperlukan program pelatihan bagitenaga pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
Selain itu, berdasarkan skenario bahwa biaya untuk program fissure sealant
sebesar 364,5 juta rupiah dengan jangkauan pelaksanaan 5000 murid,
sedangkan program ART sebesar 375 juta dengan jangkauan 5500 murid. Hal
tersebut menunjukkan bahwa program ART memiliki biaya yang lebih
rendah dengan jangkauan yang luas dibanding program fissure sealant.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan antara ekonomi dan kesehatan merupakan hubungan timbal-
balik yaitu saling memengaruhi satu sama lain. Tingkat perekonomian yang
baik akan mendukung proses pembangunan pada sektor kesehatan, dan
tingkat kesehatan masyarakat mendukung perekonomian suatu Negara.
Ekonomi kesehatan menjadi acuan bagi para pihak-pihak yang berwenang
untuk merancang, menetapkan dan melaksanakan suatu kebijakan kesehatan.
3.2 Saran
Derajat kesehatan masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan
dan pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu diharapkan agar program-
program kesehatan hendaknya dipandang sebagai suatu bagian dari strategi
yang menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dari
suatu penduduk.
18
DAFTAR PUSTAKA
19