Artikel Konsep Geografi
Artikel Konsep Geografi
KONSEP GEOGRAFI
Di susun oleh:
Rubiah Adawiyah
Dalam konsep lokasi seseorang yang telah tinggal di suatu tempat pasti lokasi
tersebut tidak akan berubah-ubah dan akan tetap berada pada satu titik, biasanya itu
disebut dengan konsep lokasi yang absolut. Berbeda dengan konsep lokasi yang relatif,
dalam konsep ini seseorang yang tinggal di suatu daerah yang terpencil dan sangat
jarang penduduknya, tetapi setelah bertahun tahun ternyata di daerah itu kaya akan
sumber daya alam, sehingga menyebabkan daerah tersebut menjadi ramai penduduk
dan suasananya juga menjadi berubah. Tapi keduanya memiliki hubungan yang sama
dimana sama-sama menjelaskan suatu lokasi. Tetapi perbandingan lokasi absolut
dengan relatif lebih penting yang relatif karena lokasi relatif dapat memberi arti yang
sangat menguntungkan atau merugikan. Lokasi di dekat jalan raya dapat menjadikan
tanah yang mahal harganya karena disukaibanyak orang untuk tempat usaha. Akan
tetapi bagi yang ingin ketenangan, lokasi tersebut penuh dengan kebisingan dan polusi
kendaraan.
Konsep jarak berkaitan erat dengan konsep lokasi, dan dapat dinyatakan dengan
ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta. Jarak dapat juga dinyatakan
sebagai jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan
maupun dengan satuan biaya angkutan. Jarak sebagai pemisah antara dua tempat bisa
berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Jarak pada hakikatnya adalah pemisah
antar wilayah atau tempat, tetapi pengertian pemisah sekarang ini berubah sejalan
dengan kemajuan-kemajuan antara lain di bidang teknologi (khususnya sarana
transportasi) dan komunikasi. Dengan berbagai teknologi transportasi (pesawat terbang
dan kereta api express) dan teknologi komunikasi mutakhir (telepon seluler, mesin
faksimili, dan internet) orang dapat dengan mudah dan cepat dalam berhubungan
dengan orang lain, sehingga dewasa ini jarak bukan merupakan suatu faktor pemisah
atau penghambat dalam kehidupan manusia. Dalam konsep jarak juga kemungkinan
besar manusia berbondong-bondong mencari tempat tinggal yang lebih unggul sehingga
kemungkinan besar dapat terjadi ledakan penduduk. Tetapi semua itu dapat teratasi
dengan cara memperkembangkan suatu daerah agar bisa menjadi ramai sehingga
orang-orang pun dapat menyebar ke berbagai wilayah. Maka dari itu konsep jarak
sangat berhubungan dengan konsep lokasi.
Konsep selanjutnya adalah konsep nilai guna. Nilai guna suatu fenomena di
muka bumi bisa bersifat relatif, artinya nilai kegunaan itu tidak sama, tergantung dari
kebutuhan penduduk yang bersangkutan. Misalnya, penduduk yang tinggal di daerah
pegunungan, mereka menganggap daerah pegunungan tidak memiliki nilai kegunaan
karena mereka berorientasi pada sumber-sumber pertanian di daerah dataran subur di
bagian bawah (kaki gunung). Sebaliknya, penduduk kota menganggap pegunungan
memiliki nilai kegunaan yang tinggi untuk rekreasi, karena suasana alami pegunungan
dapat menghilangkan penat akan hiruk pikuk suasana perkotaan. Selain itu, setiap
orang yang tinggal di wilayah dataran tinggi selalu membutuhkan selimut yang tebal
ataupun jaket sebaliknya juga orang yang tinggal di daerah dataran rendah belum tentu
membutuhkan jaket atau selimut tebal, semua itu terjadi karena suhu alam yang
berbeda. Maka dari itu konsep nilai guna sangat berhubungan dengan konsep yang lain,
karena setiap konsep pasti memiliki nilai guna masing-masing.
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik
unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Sehingga konsep diferensi areal terjadi pada
setiap tempat yang terwujud sebagai hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena
lingkungan. Hasilnya itu akan mewujudkan ciri khas bagi suatu wilayah (region). Unsur
atau fenomena yang bersifat dinamis akan berintegrasi sehingga menghasilkan
karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu. Misalnya, wilayah pedesaan dengan
corak khas area persawahan sangat berbeda dengan wilayah perkotaan yang terdiri
atas area permukiman, pusat-pusat perdagangan dan terkonsentrasinya berbagai
utilitas kehidupan. Wilayah pedesaan dan perkotaan ini secara bersama-sama dan
terus-menerus mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Selain itu,
Deferensiasai areal juga berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, misalnya
mobilisasi penduduk (transmigrasi, urbanisasi, imigrasi dan emigrasi), dan pertukaran
barang dan jasa. Maka dari itu, kemungkinan besar konsep ini bergantung pada konsep
interaksi.
Interaksi adalah kegiatan saling memengaruhi daya, objek, atau tempat yang
satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber daya
alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan tersebut
mengakibatkan terjadinya interaksi dan interdependensi antarwilayah.
Interaksi antara daerah pedesaan dan perkotaan sangat penting peranannya untuk
pemenuhan kebutuhan hidup di antara keduanya. Setelah itu akan terjadi saling
berkegantungan, proses inilah yang disebut dengan interdepedensi. Bentuk
interdepedensi misalnya proses pengangkutan hasil pertanian dari desa ke kota, dan
proses pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Dengan itu, interaksi akan
terjadi antara kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran
barang dan jasa, maupun perpindahan penduduk. Sehinggan dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan adanya saling bergantungan akan menumbuhkan suatu interaksi.