Anda di halaman 1dari 10

Problematik Pendidikan dalam Keragaman Budaya

KELOMPOK 4
Anggota kelompok :
Cindy Cenora 1901025352
Muhammad Imam Isyarqi 1501025231
Rifka Raesita Lois 1901025340
Cindy Suharnah Putri 1901025088
Melina Latiefah Hazah 1901025388
Erma Puji Lestari 1901025048
Hanifah Choirunnisa 1901025400

Dosen Pengampu:
Drs. Kusmajid Abdullah, M.Pd
Penerapan pendidikan multikultural di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan atau problem. Problem
pendidikan multikultural di Indonesia memiliki keunikan yang tidak sama dengan problem yang dihadapi oleh
negara lain. Keunikan faktor-faktor geografis, demografi, sejarah dan kemajuan sosial ekonomi dapat menjadi
pemicu munculnya problem pendidikan multikultural di Indonesia.

Secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Pendidikan tidak hanya bisa dilakukan didalam lembaga pendidikan (sekolah) namun pendidikan
juga bisa dilakukan diluar sekolah dan tanpa batas waktu atau berlangsung seumur hidup.

Berbagai masalah yang timbul di negara kita, Indonesia, dikarenakan adanya keberagaman budaya yang pada
dasarnya Indonesia adalah negara yang tediri dari berbagai latar belakang sosial budaya meliputi ras, suku,
agama, status sosial, mata pencaharian dan lain-lain. Berbagai masalah yang timbul tersebut yang akhirnya
menjadi konflik berkepanjangan.
Keragaman ini menjadi modal sekaligus potensi konflik. Keragaman budaya daerah
memang memperkaya khasanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk
membangun Indonesia yang multikultural. Namun kondisi neka-budaya itu sangat
berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecembururuan
sosial. Masalah ini muncul jika tidak ada komunikasi antar budaya daerah. Tidak adanya
komunikasi dan pemahaman pada berbagai kelompok budaya lain justru dapat menjadi
konflik dan menghambat proses pendidikan multikultural.

Dalam mengantisipasi hal ini, keragaman yang ada harus diakui sebagai sesuatu yang
mesti ada dan dibiarkan tumbuh sewajarnya. Selanjutnya diperlukan suatu manajemen
konflik agar potensi konflik dapat terkoreksi secara dini untuk ditempuh langkah-langkah
pemecahannya, termasuk di dalamnya melalui pendidikan multikultural. Dengan adanya
pendidikan multikultural itu diharapkan masing-masing warga daerah tertentu bisa saling
mengenal, memahami, menghayati dan bisa saling berkomunikasi.
Problem Pembelajaran Pendidikan Multikultural di
Indonesia
Penggunaan budaya lokal (etnis) dalam pembelajaran berbasis budaya
tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang terdapat dalam setiap
komponen pembelajaran, sejak persiapan awal dan implementasinya.

Beberapa permasalahan awal pembelajaran berbasis budaya (multikultural)


pada tahap persiapan awal, antara lain :
A) Guru kurang mengenal budayanya sendiri, budaya lokal maupun
budaya peserta didik.
B) Guru kurang menguasai garis besar struktur dan budaya etnis peserta
didiknya, terutama dalam konteks mata pelajaran yang akan
diajarkannya.
C) Rendahnya kemampuan guru dalam mempersiapkan peralatan yang
dapat merangsang minat, ingatan, dan pengenalan kembali peserta
didik terhadap khasanah budaya masing-masing dalam konteks budaya
masing-masing serta dalam dimensi pengalaman belajar yang
diperoleh.Pada kenyataannya berbagai dimensi dari keberagaman
budaya Indonesia dapat menimbulkan masalah dalam proses
pembelajaran, terutama dalam kelas yang budaya etnis peserta
didiknya sangat beragam
Masalah seleksi dan integrasi isi (content
selection and integration)
Masalah seleksi dan integrasi isi (content selection and integration) mata pelajaran
Implementasi pendidikan mutikultural dapat terhambat oleh problem seleksi dan
integrasi isi mata pelajaran yang akan diajarkan. Masalah yang muncul dapat
berupa ketidakmampuan guru memilih aspek dan unsur budaya yang relevan
dengan isi dan topik mata pelajaran. Selain itu masih banyak guru yang belum
dapat mengintegrasikan budaya lokal dalam mata pelajaran yang diajarkan,
sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi peserta didik.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus memiliki pengetahuan budaya
yang memadai. selain itu diperlukan sikap dan keterampilan yang bijaksana dalam
memilih metode atau materi pelajaran yang mengandung sensivitas budaya,
misalnya materi tentang perbedaan etnis atau agama. Guru juga dapat
memberikan sentuhan warisan budaya sehingga dapat memotivasi peserta didik
mendalami akar budayanya sendiri dan akan menghasilkan pembelajaran yang
kuat bagi peserta didik. Guru juga dapat menggunakan teknik belajar kooperatif
dan kerja kelompok untuk meningkatkan integrasi ras dan etnis di sekolah dan di
kelas.
Proses yang berkesinambungan diperlukan untuk menangani
permasalahan yang disebabkan karena adanya keberagaman budaya.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan :
- Memperbaiki kebijakan pemerintah dalam bidang pemerataan
hasil pembangunan di segala bidang
- Penanaman sikap toleransi serta saling menghormati dalam setiap
perbedaan budaya melalui pendidikan pluralitas dan multikultural
di dalam jenjang pendidikan formal
- Para siswa harus ditanamkan nilai kebersamaan, saling
menghormati, toleransi, dan solidaritas sosial. Sehingga dapat
menghargai perbedaan secara tulus, komunikatif, serta terbuka
tanpa ada rasa saling curiga.
Keragaman di Indonesia telah memunculkan kebhinekaan yang menjadi
ciri dan arakteristik, tatapi bisa memunculkan beberapa persoalan,
misalnya problematika antar suku, separatisme, dan hilangnya toleransi
dalam menghormati hak-hak orang lain. Untuk memecahkan masalah
tersebut, maka dibutuhkan suatu solusi, salah satunya adalah pendidikan
yang bersifat multikultural. Dengan model pendidikan ini, diharapkan
masyarakat Indonesia mampu menerima, toleran, dan menghargai
keragaman yang ada di Indonesia Melalui multikulturalisme diharapkan
mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural itu,
yakni demokrasi, humanisme, dan pluralisme .
Kesimpulan
Penerapan pendidikan multikultural di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan atau
problem. Problem pendidikan multikultural di Indonesia memiliki keunikan yang tidak sama
dengan problem yang dihadapi oleh negara lain. Keunikan faktor-faktor geografis, demografi,
sejarah dan kemajuan sosial ekonomi dapat menjadi pemicu munculnya problem pendidikan
multikultural di Indonesia.

Dalam mengantisipasi hal ini, keragaman yang ada harus diakui sebagai sesuatu yang mesti ada
dan dibiarkan tumbuh sewajarnya. Selanjutnya diperlukan suatu manajemen konflik agar potensi
konflik dapat terkoreksi secara dini untuk ditempuh langkah-langkah pemecahannya, termasuk di
dalamnya melalui pendidikan multikultural. Dengan adanya pendidikan multikultural itu
diharapkan masing-masing warga daerah tertentu bisa saling mengenal, memahami, menghayati
dan bisa saling berkomunikasi.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai