Anda di halaman 1dari 38

TUGAS MEKANIKA GATARAN

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam banyak hal orang mengharapkan dapat memperoleh mesin


yang ideal dipandang dari sudut vibrasi (getaran), yaitu mesin yang tidak
menghasilkan vibrasi sama sekali. Mesin ideal yang demikian akan sangat
menghemat energi karena semua energi yang diberikan kepada mesin
seluruhnya akan digunakan untuk melakukan pekerjaannya saja, apakah
memompa suatu cairan, mengompresi udara, menggilas kertas dll. tanpa
menghasilkan produk samping berupa vibrasi.

Kelihatannya hal itu sangat mustahil karena dalam hal permesinan


sangatlah tidak mungkin mendapatkan material yang sangat homogen,
fabrikasi mesin yang tanpa sisa ketidakimbangan (un¬balance residu) dan
mesin yang bergerak secara berputar maupun bergerak bolak-balik yang
tidak menimbulkan gesekan satu bagian dengan bagian lainnya.

Apakah yang kemudian terlihat sebagai akibat timbulnya getaran


mesin, tak lain adalah mengakibatkan berbagai keadaan yang abnormal
seperti mengendornya baut-baut, bagian-bagian mesin-cepat aus, shaft
menjadi misaligned, rotor menjadi unbalance dll. Kondisi tersebut di atas
akan menaikkan energi yang terdissipasi karena getaran, menyebabkan
resonansi, dan beban dinamis pada bearing. Sebab akibat yang terjadi
seterusnya akan menyebabkan mesin segera menuju kepada kerusakan
(break down) yang menyebabkan mesin harus dimatikan atau secara
otomatis mati dengan sendirinya karena proteksi pada system listrik atau
instrumentasinya.

Suatu disain dan manufakturing mesin yang sangat baik hanyalah


berusaha untuk memperkecil ketidakpresisian sedemikian rupa sehingga
mendapatkan mesin-mesin yang tingkat getarannya sangat kecil (halus).
Konsekwensinya adalah harga mesin akan menjadi lebih mahal dari mesin
yang tingkat kepresisiannya "biasa-biasa saja". Bahkan mesin-mesin yang
demikian kadang-kadang diproteksi.agar tidak dapat diekspor keluar dari
negara penghasilnya sebagai suatu keunggulan karena mempunyai
dampak strategic; politic dan keamanan negara.

Mesin-mesin yang presisi seperti di atas sangat menentukan di


dalam menghasilkan suatu produk berkualitas.Di masa yang lalu (bahkan
masih ada saat ini) banyak tenaga teknik lapangan (pabrik) yang dapat
menentukan suatu " kesehatan mesin " hanya dengan meraba mesin atau
pipa yang tersambung pada mesin tertentu dan mendengarkan suara
yang timbul dari getaran mesin tersebut. Cara tersebut juga salah satu
cara analisa akan tetapi dilakukan secara individu yang pengukurannya
dilakukan dengan alat panca indera. Keadaan seperti di atas mungkin
masih banyak terjadi.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 1


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Tetapi dilihat dari sisi perusahaan untuk jangka panjang mungkin


bisa merugikan antara lain disebabkan karena hal-hal sbb.
Kesinambungan keahlian dan regenerasi tenaga yang bersifat
demikian sangat sulit mengingat pengalaman dan keahlian pribadi
tersebut sulit disistimatisasikan dan dipelajari.Bahkan kadang-kadang
dengan alasan pribadi keahlian tesebut sengaja tetap diinginkan untuk
dimiliki sendiri dan tidak ditularkan kepada personil yang lain.
Pengambilan keputusan mengenai kondisi mesin dan perlakuan
pemeliharaannya hanya didasarkan kepada keputusan pribadi orang ybs.
sehingga tidak terintegrasi dengan rencana pemeliharaan menyeluruh.

Data-data tertulis tentang kondisi equipment tidak ada, analisa


berdasarkan ilmiah tidak bisa dilakukan, sehingga tidak dapat ditarik
kesimpulan dan pengambilan keputusan, serta untuk jangka panjang tidak
akan ada equipment history maupun vibration trend record yang bisa
digunakan untuk predictive maintenance.

Personil dengan keahlian seperti tersebut di atas, jika harus sering


berhadapan dengan jenis mesin yang baru yang lebih modem akan lebih
sulit menyesuaikan. Hal tersebut mengingat bahwa toleransi vibrasinya
lebih kecil, berbeda dari mesin-mesin lama yang toleransi vibrasinya
cukup besar dan mudah dirasakan secara fisik.

Semakin beratnya pekerjaan personil lapangan untuk selalu mengikuti


perkembangan teknologi baru, yaitu dengan semakin modern-nya
permesinan
dengan desain yang selalu baru, terutama dalam hal-hal sbb.
• Bentuk lebih kompak dan ukurannya lebih kecil.
• Efisiensi lebih tinggi, clearance lebih kecil
• Alat deteksi dan pengukuran yang dipasang lebih canggih
cenderung menuju kepada penggunaan mikroprosesor.
• Sifat operasi menuju kepada otomatisasi secara penuh.

Disini peranan pendeteksian dari segi vibrasi semakin penting.


Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat model yang satu
akan segera ketinggalan daripada model yang dikeluarkan berikutnya.

Perencanaan dan. pengendalian pemeliharaan equipment pabrik


tidak dapat dilakukan dengan oleh pihak manajemen , dampaknya secara
ekonomi adalah perencanaan pengeluaran biaya pemeliharaan , down
time (berhenti berproduksi) dan perencanaan pemasarannya, serta
forecast ing penerimaan uang masuk lebih sulit diperhitungkan.

Oleh karena itu diperlukannya alat bantu berupa alat ukur dalam hal
ini adalah untuk pengukuran vibrasi, recorder, dan analyzer vibrasi baik
yang dioperasikan secara manual maupun yang dipasang secara

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 2


TUGAS MEKANIKA GATARAN

permanen sebagai kelengkapan dari mesin utama. Dengan demikian


tujuan untuk mengetahui kondisi mesin / equipment dengan mengetahui
tingkat vibrasi dan analisanya dapat diperoleh untuk keperluan jangka
pendek maupun jangka panjang.

Di sini akan disampaikan bahwa ada 2 (dua) macam pengukuran


yang dapat dilakukan sehubungan dengan lebar band dari filter pada alat
ukur yang digunakan, yaitu :

1. Pengukuran level vibrasi " overall " (wide-band)


Pengukuran ini merupakan pengukuran dengan menggunakan
filter dengan band yang lebar. Sehingga semua frekuensi akan
terukur, akan tetapi yang ditunjukkan oleh pengukuran adalah
"level vibrasi yang terbesar". Kita tidak dapat melihat frekuensi
vibrasi berapa yang mempunyai amplitude terbesar seperti
ditunjukkan oleh alat ukur, sehingga boleh dikatakan bahwa cara
pengukuran ini mengabaikan frekuensi vibrasi yang ada.
Kegunaan cara pengukuran ini adalah untuk melihat tingkat
vibrasi pads suatu saat dan jika secara berkala pengukuran ini
dicatat maka akan diperoleh "trend" vibrasi dari bagian-bagian
mesin yang diukur.

2. Pengukuran level vibrasi "pada tiap titik frekuensi" (narrow band).


pengukuran ini dilakukan dengan setiap saat memeriksa suatu
daerah frekuensi yang sempit sehingga kita dapat melihat pada
frekuensi berapa saja terjadi level vibrasi yang meninggi atau
peak yang terjadi pada masing-masing komponen frekuensi.
Kegunaan cara pengukuran ini adalah. bahwa datanya akan
digunakan untuk analisa vibrasi yang terinci terhadap
bagian.bagian mesin / equipment.

Kegunaan terpenting dari pengukuran menggunakan narrow band


dilanjutkan dengan analisanya adalah dapat mengetahui secara "dini"
kerusakan suatu komponen mesin. Semakin sempit lebar band yang
digunakan dan semakin dapat diperoleh peak pada masing-masing
frekuensi maka semakin dini dapat diketahui adanya kemungkinan suatu
bagian mesin mengalami "pertumbuhan untuk terjadi kerusakan". Semakin
sempit kita gunakan narrow band width maka semakin lama kita akan
menganalisanya kecuali dibantu dengan alat yang semakin canggih.

Analisa terhadap hasil suatu pengukuran vibrasi akan menghasilkan


kesimpulan berapa alternatif-alternatif', jadi "bukan langsung"
menghasilkan kesimpulan menuju satu titik kerusakan pada bagian
tertentu dari mesin / equipment.
Hal ini disebabkan karena banyak kejadian kerusakan mesin yang
berbeda dapat menghasilkan vibrasi dengan pola frekuensi yang mirip

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 3


TUGAS MEKANIKA GATARAN

antara kejadian kerusakan yang satu dengan lainnya. Dengan demikian


diperlukan adanya ketekunan, kejelian, serta kesabaran personil yang
terlibat di dalam analisa vibrasi untuk dapat mempersempit masalah
sehingga dihasilkan kesimpulan yang mengarah kepada kerusakan
sebenarnya dari suatu bagian mesin / equipment.

Bahkan untuk mengetahui persisnya kerusakan yang terjadi kadang-


kadang sesuai dengan alternatif¬-alternatif hasil analisanya harus pula
dilakukan "pembongkaran" bagian mesin / equipment untuk mengetahui
kenyataan kerusakan yang terjadi. Hal ini lazim dilakukan di dalam
memeriksa "kese¬hatan mesin" industri, sehingga untuk keperluan
maintenance mesin ybs. perlu disediakan waktu yang cukup untuk
membongkar dan melihat "semua bagian mesin" sesuai dengan alternatif-
alternatif kerusakan sebagai hasil dari analisa vibrasinya.

Di dalam proses melakukan analisanya untuk menemukan masalah pada


suatu mesin yang berputar terdapat beberapa teknik yang populer yaitu :
1. Analisa Spektrum
2. Analisa Orbit
3. Analisa Fase

Masing-masing akan dilakukan pembahasan secara rinci pada bab


selanjutnya.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 4


TUGAS MEKANIKA GATARAN

BAB II
GETARAN

2.1. PENGANTAR
Dalam proses industri, banyak dijumpai adanya bermacam
bentuk serta ukuran mesin, yang selain kerjanya rumit juga bernilai
mahal. Kerusakan yang tedadi secara mendadak dari mesin-¬mesin
yang sedang dioperasikan akan berakibat terhentinya proses
produksi, terbuangnya jam kerja karyawan serta pengeluaran biaya
perbaikan yang mahal.

Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, diperlukan usaha


perawatan serta mengetahui kondisi¬-kondisi dan batas dari mesin
yang dioperasikan, sehingga tindakan penyelamatan dapat cepat
diambil jika kondisi batas tersebut dicapai dan kerusakan lebih parah
dapat dihindari.

Sifat-sifat getaran yang ditimbulkan pada suatu mesin dapat


menggambarkan kondisi gerakan¬-gerakan yang tidak diinginkan
pada komponen - komponen mesin, sehingga pengukuran, dan
analisa getaran dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kondisi
suatu mesin, sebagai contoh - adanya roda gigi yang telah aus akan
menimbulkan getaran dengan amplitude yang tinggi pada frekuensi
sesuai dengan frekuensi toothmesh (RPM kali jumlah gigi). Adanya
unbalance (ketidakseimbangan) putaran akan menimbulkan getaran
dengan level tinggi pada frekuensi yang sama dengan rpm poros itu
sendiri.

Sejak tahun-tahun terakhir ini, teknologi pengukuran getaran


telah berkembang dengan pesat dan bisa dipakai untuk menyelidiki
dan memonitor kondisi mesin-mesin modern yang mempunyai
putaran tinggi. Dengan teknik ini suatu mesin yang berputar dapat
dimonitor pada posisi tertentu untuk mengetahui kondisinya. Tujuan
utamanya adalah untuk mengamankan mesin dan memprediksi
kerusakan yang akan mungkin terjadi.

2.2. Getaran
Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan
mundur (bolak-balik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Contoh
sederhana untuk menunjukkan suatu getaran adalah pegas.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 5


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Pegas tersebut tidak akan bergerak/bergetar sebelum ada


gaya yang diberikan terhadapnya. Setelah gaya tarik (F) dilepas
maka pegas akan bergetar, bergerak bolak-balik disekitar posisi
netral.

2.3. Karakteristik Getaran


Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah mekanik yang
terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada
mesin tersebut. Karakteristik- karakteristik getaran yang penting
antara lain adalah

• Frekuensi Getaran
• Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement)
• Kecepatan Getaran (Vibration Velocity)
• Percepatan Getaran (Vibration Acceleration)
• Phase Getaran

Dengan mengacu pada gerakan pegas, kita dapat


mempelajari karakteristik suatu getaran dengan memetakan gerakan
dari pegas tersebut terhadap fungsi waktu.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 6


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Gambar 2.3

Gerakan bandul pegas dari posisi netral ke batas atas dan


kembali lagi ke posisi netral dan dilanjutkan ke batas bawah, dan
kembali lagi ke posisi netral, disebut satu siklus getaran (satu
periode).

2.3.1. Frekuensi Getaran


Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan
dengan frekuensi yang menyatakan banyaknya gerakan
bolak-balik (satu siklus penuh) tiap satuan waktu. Hubungan
antara frekuensi dan periode suatu getaran dapat dinyatakan
dengan rumus sederhana:
frekuensi = 1/periode

frekuensi dari getaran tersebut biasanya dinyatakan


sebagai jumlah siklus getaran yang terjadi tiap menit (CPM =
Cycles per minute). Sebagai contoh sebuah mesin bergetar 60
kali (siklus; dalam 1 menit maka frekwensi getaran mesin
tersebut adalah 60 CPM. Frekuensi bisa juga dinyatakan
dalam CPS (cycles per second) atau Hertz dan putaran
dinyatakandalam revolution per minute (RPM).

2.3.2. Perpindahan Getaran ( Vibration Displacement )


Jarak yang ditempuh dari suatu puncak (A) ke puncak
yang lain (C) disebut perpindahan dari puncak ke puncak
(peak to peak displacement).
Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan dalam
satuan mikron (μm) atau mils.
1 μm 0.001 mm
1 mils 0.001 inch

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 7


TUGAS MEKANIKA GATARAN

2.3.3. Kecepatan Getaran ( Vibration Velocity )


Karena getaran merupakan suatu gerakan, maka
getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan. Pada gerak
periodik (getaran) seperti pada gambar 2.2; kecepatan
maksimum terjadi pada titik B (posisi netral) sedangkan
kecepatan minimum (=O) terjadi pada titik A dan titik C.

Kecepatan getaran ini biasanya dalam satuan mm/det


(peak). Karena kecepatan ini selalu berubah secara sinusoida,
maka seringkali digunakan pula satuan mm/sec (rms). nilai
peak = 1,414 x nilai rms Kadang-kadang digunakan juga
satuan inch/sec (peak) atau inch/sec (rms) 1 inch = 25,4 mm

2.3.4. Percepatan Getaran ( Acceleration )


Karakteristik getaran lain dan juga penting adalah
percepatan. Pada gambar 1.2, dititik A atau C kecepatan
getaran adalah nol tetapi pada bagian-bagian tersebut akan
mengalami percepatan yang maksimum. Sedang pada titik B
(netral) percepatan getaran adalah nol. Secara teknis
percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan.

Percepatan getaran pada umumnya dinyatakan dalam,


satuan "g's' peak, dimana satu "g" adalah percepatan yang
disebabkan oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi. Sesuai
dengan perjanjian intemasional satuan gravitasi pada
permukaan bumi adalah 980,665cm/det2 (386,087inc/det2
atau 32,1739 feet/40).

2.3.5. Phase Getaran


Pengukuran phase getaran memberikan informasi
untuk menentukan bagaimana suatu bagian bergetar relatif
terhadap bagian yang lain, atau untuk menentukan posisi
suatu bagian yang bergetar pada suatu saat, terhadap suatu
referensi atau terhadap bagian lain yang bergetar dengan
frekuensi yang sama.

Beberapa contoh pengukuran phase :

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 8


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Gambar 2.4.

Dua bandul pada Gambar 2.4 bergetar dengan


frekuensi dan displacement yang sama, bandul A berada pada
posisi batas atas dan bandul B pada waktu yang sama berada
pada batas bawah. Kita dapat menggunakan phase untuk
menyatakan perbandingan tersebut. Dengan memetakan
gerakan kedua bandul tersebut pada satu siklus penuh, kita
dapat melihat bahwa titik puncak displacement kedua bandul
tersebut terpisah dengan sudut 180 (satu siklus penuh = 360
). Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa kedua bandul
tersebut bergetar.dengan beda phase 180.

Gambar 2.5

Pada gambar 2.5 bandul A berada pada posisi batas


atas dan bandul B pada waktu yang sama berada pada posisi
netral bergerak menuju ke batas bawah.

Sehingga kita dapat mengatakan bahwa kedua bandul


tersebut bergetar dengan beds phase 90.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 9


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Gambar 2.6

Pada gambar 2.6 pada waktu yang sama kedua bandul


A dan B berada pada batas atas. Oleh karena itu kita dapat
mengatakan bahwa kedua bandul tersebut bergetar dengan
sudut phase 0 atau se-phase.

2.3.6. Spike Energy


Karakteristik lain dari getaran yang agak khusus adalah
pengukuran SPIKE ENERGY. Besaran dari spike energi ini
agak abstrak karena tidak dapat dijelaskan dengan gambar
dari getaran bandul.

Pengukuran spike energy adalah pengukuran getaran


frekuensi tinggi akibat adanya pulsa dari energi getaran. Pulsa
dari energi getaran yang terjadi pada mesin sebagai akibat
dari:
1. Permukaan yang cacat dari element rolling beraring atau
gear.
2. rubs, impacts, dan tedadi kontak antara logam dengan
logam di dalam mesin yang berputar.
3. Aliran steam dengan tekanan tinggi atau kebocoran udara
4. Kavitasi akibat aliran yang turbulen dalam fluids

Sebelum diperkenalkan pengukuran spike energy,


sangat sulit untuk mendeteksi dan menganalisa secara dini
kerusakan yang terjadi pada bearing dan gear. Dengan
pengukuran spike energy, getaran dengan frekuensi tinggi
akibat kerusakan pada bearing dan gear dapat dideteksi
dengan mudah. Secara dasar pengukuran spike energy
adalah pengukuran percepatan dari suatu getaranf schingga
pengukuran ini sangat sensitiv terhadap getaran dengan
frekuensi tinggi yang di akibatkan karena terjadi kerusakan
pada bearing atau gear. Pengukuran spike energi dinyatakan
dalam satuan gSE".

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 10


TUGAS MEKANIKA GATARAN

2.4. Satuan-satuan Pengukuran

Ada beberapa satuan-satuan yang digunakan dalam suatu


pengukuran getaran.

Harga Peak-to-peak : adalah harga amplitudo dari gelombang


sinusoida mulai dari batas atas sampai ke batas bawah. Pengukuran
displacement suatu getaran biasanya menggunakan harga peak-to-
peak dengan satuan mils atau mikron. Harga Peak : adalah harga
peak-to-peak dibagi dua atau setengah dari harga peak-to-peak.

Harga RMS (root-means-square) : harga ini sering digunakan


untuk mengklasifikasikan keparahan getaran dari suatu mesin. Harga
RMS ini mengukur harga energi efektif yang dipakai untuk
menghasilkan getaran pada suatu mesin. Untuk gerak sinusoidal
harga RMS adalah 0.707 X peak. Sedangkan Harga Average dari
suatu gelombang sinusoidal adalah 0.637 X harga peak.

CONVERSION FACTORS APPLIES ONLY TO SINUSOIDAL


WAVEFORM

CONVERSION
PEAK TO PEAK PEAK RMS AVERAGE
FACTOR
PEAK TO PEAK 1 0.5 0.354 0.318

PEAK 2 1 0.71 0.64

RMS 2.83 1.414 1 0.90

AVERAGE 3.14 1.571 1.111 1


Tabel 2.1

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 11


TUGAS MEKANIKA GATARAN

BAB III
TRANSDUCER GETARAN
3.1. Pendahuluan
Untuk mengukur suatu getaran mesin dibutuhkan suatu
tranduser getaran yang berfungsi untuk mengolah sinyal getaran
menjadi sinyal lain, dalam hal ini sinyal listrik.. Tranduser getaran
yang umum digunakan adalah velocity pickups, accelerometer dan
non-contact pickups. Masing¬masing tranduser tersebut mempunyai
keuntungan dan kerugian dalam aplikasinya. Tidak ada satupun
tranduser yang dapat memberikan semua kebutuhan pengukuran
yang diperlukan, sehingga kita harus memilih tranduser yang paling
cocok untuk pekerjaan yang akan kita lakukan. Karena itu bab ini
dimaksudkan untuk mengenal lebih mendalam mengenal tranduser
yang secara umum dipakai untuk pengukuran getaran, sehingga
dapat membantu kita memilih tranduser mana yang paling cocok
untuk pekerjaan yang akan kita lakukan.

3.2. Velocity Pickup

Gambar 3.1

3.2.1. Prinsip Kerja


Gambar 3.1 menunjukkan skematik dari velocity
pickups dan bagian-bagiannya. Sistem tersebut terdiri dari
massa yang dililiti o1eh suatu kumparan yang dihubungkan
dengan pegas dan damper, Dan suatu magnet permanen
yang memberikan medan magnet yang cukup kuat dipasang
mengelilingi kumparan tersebut.

Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum


fisika bahwa " apabila suatu konduktor digerakkan melalui
suatu medan magnet, atau jika.suatu medan magnet
digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu
tegangan induksi pada konduktor tersebut. Apabila transducer
ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar, maka
tranduser inipun akan ikut bergetar, sehingga kumparan yang
ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 12


TUGAS MEKANIKA GATARAN

magnet akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat


kumparannya. Sinyal listrik yang dihasilkan sebanding.
dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan mengolah/
mengukur dan menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka
getaran mesin dapat diukur / diketahui.3.2.2. Karakteristik
Velocity tranduser biasanya lebih umum digunakan untuk
pengukuran maupun analisa vibrasi. Karena tranduser ini
cukup kuat,.mudah dalam .pemakaiannya, dan tranduser ini
juga mempunyai level output listrik yang relatif tinggi. Serta
tidak membutuhkan daya listrik untuk mengaktifkannya.
Seperti tranduser lainnya,..velocity transducer mempunyai
batas maksimum dan minimum untuk daerah yang dapat
diukur, baik itu amplitude maupun frekuensi getaran. Gambar
3.2 adalah salah satu contoh daerah pengukuran untuk
velocity pickup.

Gambar 3.2

Tegangan output dari velocity pickup biasanya


dinyatakan dalam bentuk millivolts per inch per sec¬ond.
sensitivitas dari velocity pickup akan konstan pada
daerah.frekuensi operasinya. pada daerah frekuensi getaran
yang rendah sensitivitas dari tranduser ini akan menurun,
karena pada frekuensi rendah gerakan coil cenderung
mengikuti gerakan magnet. Untuk pengukuran amplitudo
dengan frekuensi dibawah 600 CPM, biasanya harga
pembacaan lebih rendah dari harga sebenarnya.

Walaupun sensitivitas transducer tersebut turun pada


frekuensi rendah,tetapi kita masih bisa mengambil data pada
daerah frekuensi tersebut dengan menggunakan grafik koreksi
faktor (Gambar 3.3). Pemakaian grafik ini hanya bisa
digunakan,pada pembacaan amplitudo yang telah difilter

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 13


TUGAS MEKANIKA GATARAN

(amplitudo terhadap frekuensi). Untuk pembacaan overall


(amplitudo terhadap fungsi waktu) grafik tersebut tidak dapat
digunakan.

3.2.3. Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
menggunakan velocity tranduser untuk sistem pengukuran
getaran adalah
- Dalam pengoperasiannya tranduser ini tidak memerlukan
days dan mempunyai sinyal output yang cukup kuat.
- Dapat dipasang langsung pada rumah bearing.
- Dapat dipegang Langan untuk melakukan suatu
pengukuran getaran suatu mesin.

Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan


dengan menggunakan velocity tranduser, ada juga beberapa
kekurangannya antara lain
- Respon frekuensinya terbatas. Biasanya digunakan
hanya pada daerah frekuensi 600 CPM - 120.000 CPM.
- Relatif berat dan besar, sehingga membutuhkan ruangan
yang cukup untuk memasangnya. Jika dipasang pada
rumah bearing yang kecil dapat meredam vibrasi.
- Harus menggunakan faktor koreksi apabila digunakan
pada frekwensi dibawah 600 CPM.

3.3 Accelerometer Tranduser

Gambar 3.3

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 14


TUGAS MEKANIKA GATARAN

3.3.1. Prinsip Kerja


Gambar 3.3 adalah diagram sederhana dari tipe
accelerometer dengan sebuah penguat didalamnya. Apabila
tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar,
maka getaran mekanis tersebut diteruskan melalui Case
insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan tersebut
mengalami tekanan sebanding dengan getarannya

Bahan piezoelectric tersebut mempunyai kemampuan


untuk menimbulkan muatan listrik sebagai respon terhadap
gaya mekanis yang bekerja terhadapnya. Getaran mekanis
yang menghasilkan gaya akan mengenai bahan piezoeletric
dan bahan tersebut akan menimbulkan muatan listrik yang
seband¬ing dengan besarnya percepatan dari getaran
tersebut. Muatan listrik yang ditimbulkan oleh bahan
piezoelectric tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan
output velocity tranduser. Karena muatan listrik yang
ditimbulkan langsung oleh bahan piezoelectric begitu kecil,
maka di dalam tranduser ini dibuat rangkaian penguat
electronik untuk memperkuat muatan listrik yang dihasilkan
oleh bahan piezoelectric, tersebut. Besarnya muatan yang
dihasilkan langsung oleh bahan piezoelectric biasanya dalam
picocoulombs per g. Sedangkan besarnya sinyal yang
dihasilkan setelah melalui penguat, mempunyai sensitivitas 50
mv per g

3.3.2. Karakteristik
Tranduser accelerometer umumnya mempunyai bentuk
yang cukup kecil dan ringan, serta range temperatur dan
frekwensi kerjanya cukup lebar. Accelerometer adalah
merupakan sensor yang dapat digunakan sebagai sistem
monitor getaran maupun untuk. analisis getaran.

Tranduser ini mempunyai sensitivitas yang tinggi


terhadap getaran dengan frekuensi tinggi. Ukuran
accelerometer cukup kecil dan ringan, sehingga
accelorometer ini sangat cocok digunakan di lokasi yang
mempunyai ruang yang sangat terbatas.

3.3.3. Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
menggunakan tranduser accelerometer untuk sistem
pengukuran getaran adalah :

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 15


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Mempunyai respon yang baik terhadap frekuensi tinggi.


mempunyai range frekuensi kurang dari 2 Cycle/second
sampai lebih dari 20 KHz.

Dengan bentuk yang kecil dan ringan dapat digunakan


pada posisi dengan ruang yang sangat terbatas.

Dapat digunakan pada temperatur tinggi, yaitu sampai


temperature kurang lebih 500 derajat C.

Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan


dengan menggunakan accelerometer transducer, ada jugs
beberapa kekurangannya antara lain

- Tranduser accelorometer membutuhkan sinyal penguat


external untuk mendapatkan output yang cukup kuat.
- Sensitiv terhadap dan sinyal noise dengan frekwensi
tinggi.
- Tidak cocok untuk pemakaian handhold, kecuali
digunakan dengan low pass fiter.

3.4. Non-Contact pickup (proximitor)

Gambar 3.4
3.4.1. Prinsip Kerja
Tidak seperti tranduser velocity dan accelerometer,
Tranduser non-contact tidak mempunyai element yang dapat
menimbulkan suatu tegangan atau muatan listrik sebagai
respon terhadap getaran.

Sebagai ilustrasi pada gambar 3.4, sensor non-contact


membutuhkan rangkaian elektronik, eksternal untuk
membangkitkan suatu sinyal ac dengan frekuensi yang sangat

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 16


TUGAS MEKANIKA GATARAN

tinggi dan sinyal ac ini yang digunakan untuk mendeteksi


getaran.

Pada mesin berputar, non-contact pickup digunakan


untuk mengukur getaran poros tanpa menyentuh poros
tersebut. Sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi
(disebut carrier sinyal) dikirimkan pada koil. Suatu permukaan
logam (dalam hal ini poros) yang dekat dengan koil akan
menyerap energi dari medan magnet tersebut dan akan
mengurangi amplitude sinyal carrier.

Gambar 3.5

Apabila jarak antara poros dengan ujung koil berubah-


ubah, maka amplitude sinyal carrier juga akan berubah-ubah
sebanding dengan jarak antara poros dengan koil tersebut.
Tranduser non-contact dipasang pada suatu mesin dengan
jarak tertentu, jarak antara ujung tranduser dengan poros dari
mesin disebut gap. Gap ini diatur sesuai dengan karakteristik
tranduser dan mesin yang akan digunakan. Tranduser ini
sangat baik untuk memantau getaran poros pada mesin yang
berputar dengan kecepatan tinggi dan menggunakan sleeve
bearing.

3.4.2. Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
menggunakan non-contact pickup untuk sistem pengukuran
getaran adalah

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 17


TUGAS MEKANIKA GATARAN

- Dengan menggunakan tranduser non-contact dapat


dilakukan pengukuran gerakan poros mesin dari kedua
arah radial maupun gerakan pada arah axial.
- Dengan menggunakan dua tranduser non-contact yang
dipasang dengan sudut 90, maka dapat dilihat bentuk orbit
dari gerakan poros.
- Dapat digunakan sebagai "keyphasor" untuk pengukuran
sudut phase dan kecepatan mesin.
- Respon frekuensi sampai dengan 5 KHz ( 0-300.000
CPM).
- Dapat digunakan untuk cek hot alignment mesin.
Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
menggunakan non-contact pikup, ada juga beberapa
kekurangannya antara lain :
- Sangat sensitiv terhadap kondukiivitas permukaan logam
yang dideteksi. Getaran output sangat terpengaruh oleh
mechanical.dan electrical runouts.
- Pemasangan tranduser pada bearing housing harus
benar- benar kuat. Tidak cocok untuk pemakaian
handhold.
- Output dari tranduser dapat terpengaruh bila ujung . probe
sensor ter kena oleh kotoran serbuk logam yang
terkandung dalam oil.
- Tranduser tidak dapat menghasilkan sinyal output tanpa
bantuan rangkaian elektronik dan catu daya dari luar.

3.5. Teknik Pemilihan Tranduser


Seperti yang telah kita ketahui bahwa tidak ada satupun
tranduser yang cocok digunakan untuk semua pemakaian, sehingga
kita perlu memilih tranduser mans yang paling'cocok yang akan kita
gunakan untuk keperluan kita.

Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam


proses pemilihan transduser ini. Pemilihan transduser ini adalah
langkah yang paling penting dalam proses mendapatkan data vibrasi
yang benar dan akurat Tiap-tiap mesin mempunyai karakteristik
getaran yang berbeda¬beda dan spesifik, sebagai contoh : sebuah
gearbox dengan ball bearing akan mempunyai karakteristik getaran
pada frekuensi tinggi, hal tersebut jarang tedadi•pada motor yang
menggerakkan fan dengan kecepatan rendah. Contoh lain adalah
sebuah pompa besar atau kompresor dengan sleeve bearing dimana
kita menginginkan meneliti gerakan shaft mesin tersebut.

Dari dua contoh diatas terdapat perbedaan parameter yang


harus diukur, sehingga dibutuhkan tranduser yang berbeda untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 18


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Jadi pemilihan tranduser bergantung pads beberapa hal yaitu :


- Karakteristik mekanik mesin Parameter yang akan diukur
- Daerah ftekwensi getaran yang akan diukur
- Pertimbangan pemasangan. Kondisi lingkungan dll

3.5.1. KarakteristikMekanikMesin
Untuk mengukur clearances bearing, posisi rotor atau
getaran shaft dibutuhkan pengukuran displacement dengan
menggunakan tranduser non-contact. Tranduser non-contact
mengukur getaran relatif shaft terhadap rumah bearing.
Tranduser ini bisa dikombinasi dengan tranduser velocity yang
mengukur getaran relatif shaft dengan casing.

Untuk mesin-mesin yang besar dan berat dengan rotor


yang relatif lebih ringan dan bekerja pads RPM tinggi
tranduser non-contact, adalah yang paling cocok untuk
pengukuran dis¬placement/getaran porosnya.

3.5.2. Parameter Pengukuran


Pertama yang harus dipertimbangkan dalam proses
pemilihan tranduser yang akan digunakan adalah parameter
apa yang kita inginkan untuk diukur. Biasanya parameter-
parameter tersebut adalah displacement (perpindahan),
Velocity (kecepatan) dan acceleration (percepatan).

a). Displacement:
Displacement dapat diukur dengan tranduser
velocity dan tranduser acceleration. Hal ini dilakukan
dengan cara mengintegralkan hasil pengukuran dari
kedua tranduser tersebut dengan rangkaian inte¬grator
yang biasanya sudah ada pada alat pengukur getaran.
Tranduser jenis non-contact mengukur langsung
displacement getaran tanpa memerlukan proses integrasi.

Tranduser velocity, dapat digunakan untuk


mengukur displacement dengan rangkaian single
integra¬tor, tetapi apabila kita akan bekerja pada
frekuensi rendah, kita harus mempertimbangkan bahwa
tranduser velocity akan kurang sensitif apabila digunakan
pada frekuensi dibawah 600 CPM. Akibat adanya proses
integrasi akan menimbulkan juga noise elektronik pada
pengukuran frekuensi rendah tersebut.

Tranduser accelerometer, dapat digunakan untuk


mengukur diplacement getaran dengan rangkaian double
integrator. Seperti halnya tranduser velocity,

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 19


TUGAS MEKANIKA GATARAN

menggunakan tranduser accelorometer untuk mengukur


displacement getaran akan memberikan attenuasi dan
noise pada pengukuran frekuensi rendah.

b). Velocity :
Velocity dapat juga diukur dengan transducer
velocity dan accelerometer. Sensor velocity dapat
mengukur langsung kecepatan getaran tanpa proses
integrasi. Sensor accelerometer untuk mendapatkan
kecepatan getaran membutuhkan rangkain single
integrator, dan dapat mengukur frekuensi getaran sampai
dengan kira-kira 3 Hz, atau 180 CPM

. c). Acceleration :
Acceleration sebaiknya diukur hanya dengan
accelerometer. Secara teoritis memungkinkan untuk
mengukur acceleration menggunakan tranduser velocity
dengan menambah rangkain difrensiator yang biasanya
juga sudah ada di dalam alas pengukuran getaran.
Yang paling baik dalam pemilihan tranduser adalah
tranduser yang akan mengukur secara langsung.
Tranduser displacement untuk mengukur displacement,
tranduser velocity untuk mengukur kecepatan getaran dan
accelorometer untuk mengukur percepatan getaran.

3.4.3. Daerah Frekuensi


Daerah frekuensi getaran yang ditimbulkan oleh suatu
mesin akan berpengaruh pada pemilihan tranduser. Secara
umum petunjuk untuk pemilihan tranduser berdasar daerah
frekuensi adalah

(a) Penggunaan sensor displacement :


1. Frekuensi rendah, dibawah 600 CPM
2. Untuk pengukuran getaran shaft pada mesin berat
dengan rotor yang relatif ringan.
(b) Penggunaan sensor velocity
1. Daerah frekwensi adalah 600 – 100.000 cpm
2. Pengukuran over all level getaran Mesin
3. Untuk melakukan prosedur analisa secara umum
(c) Penggunaan sensor accelerometer
1. Daerah frekuensi pengukuran 600 - 600.000 CPM atau
lebih.
2. Untuk pengukuran pada frekuensi tinggi/ultrasonic
3. Untuk pengukuran spike energy pada roll bearing, ball
bearing, gear, dan sumber getaran aerodinamis dengan
frekuensi tinggi

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 20


TUGAS MEKANIKA GATARAN

BAB IV
PENGUKURAN GETARAN

4. 1. TUJUAN PENGUKURAN
Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka
akan timbul suatu pertanyaan,untuk apa sebenarnya dilakukan
pengukuran tersebut. Dalam suatu pengukuran jelas bahwa
tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi selanjutnya untuk
apa data tersebut diambil. Ada beberapa tujuan pengambilan data
getaran suatu mesin, tujuan tersebut adalah :
- Pengukuran rutin
- Pengukuran referensi (Baseline Measurement)
- Pengukuran sebelum dan sesudah perbaikan
- Trouble Shooting

4.1.1 Pengukuran Rutin:


Pengukuran yang dilakukan secara rutin dan periodik
bertujuan untuk dapat mengetahui kerusakan yang terjadi
pada suatu mesin secara dini, sehingga dengan informasi
tersebut kita dapat menyusun jadual perbaikan dari suatu
mesin.

4.1.2 Pengukuran Referensi:


Suatu pengukuran yang diambil pada saat suatu mesin
dalam kondisi baik, kesetimbangannya maupun kelurusannya
ataupun bagian-bagiannya yang lain, serta beroperasi dalam
kondisi normal. Getaran hasil pengukuran tersebut sebagai
acuan dan pembanding bagi pengukuran-pengukuran
selanjutnya

4.1.3 Pengukuran Sebelum dan Sesudah Perbaikan:


Pengukuran yang dilakukan sebelum perbaikan
sehingga dapat memberikan informasi pada kita mesin mana
yang membutuhkan perbaikan dan mana yang tidak.
Pengukuran yang dilakukan setelah perbaikan sehingga dapat
memberikan informasi pada kita bahwa masalah yang terjadi
pada mesin tersebut telah selesai, hal tersebut sekaligus juga
memberikan informasi pada kita bahwa pekerjaan perbaikan
yang kita lakukan berhasil dengan baik.

4.1.4 Trouble Shooting:


Pengukuran getaran dilakukan pada suatu mesin yang
mempunyai level getaran cukup tinggi, yang diperkirakan
terjadi akibat adanya kelainan pada mesin tersebut.
Pengukuran getaran ini mempunyaj tujuan untuk menganalisa

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 21


TUGAS MEKANIKA GATARAN

bagian mana dari mesin tersebut yang me . ngalami kelainan


kerusakan.

4.2. ALAT PENGUKUR GETARAN


Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi
mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus
mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa
alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu pengukuran
getaran antara lain
 Vibration meter
 Vibration analyzer
 Shock Pulse Meter
 Osiloskop
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung
pada kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan
pengukuran dan persyaratan personal yang menggunakannya.

4.2.1. Vibration meter


Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan
sehingga mudah dibawa dan dioperasikan dengan battery
serta dapat mengambil data getaran pada suatu mesin
dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel
dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga
dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter
getaran yang akan diukur.

Vibration meter ini hanya membaca harga overall


(besarnya level getaran) tanpa memberikan informasi
mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini
cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator
yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini
digunakan untuk memonitor "trend getaran" dari suatu mesin.
Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan
melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan
dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang
lebih lengkap.

4.2.2 Vibration Analyzer


Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur
amplitude dan frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena
biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi
getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul
tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi pada
mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter
untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga
menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 22


TUGAS MEKANIKA GATARAN

informasi mengenai data spektrum dari getaran yang terjadi,


yaitu data amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat
berguna untuk analisa kerusakan suatu mesin. Dalam
pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan
seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa
vibrasi.

4.2.3. Shock Pulse Meter


Shock pulse meter adalah , alat yang khusus untuk
memonitoring kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit
dideteksi dengan metode analisa getaran yang konvensional.
Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur
gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda,
intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan
besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Pads sistem SPM
ini biasanya memakai tranduser piezo-electric yang telah
dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai frekwensi
resonansi sekitar 32 KHz. Dengan menggunakan probe
tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran
terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi

Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat


penting karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing
ke tranduser melalui dinding dari rumah bearing, sehingga
sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan pada
saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang secara
umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur
adalah
1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat
mungkin.
2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap
daerah beban dari bearing.
3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis
antara bearing dengan rumah bearing. Sebagai contoh,
apabila pada rumah bearing digunakan cover sebagai
sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak boleh diambil
pada posisi ini.
4.2.4. Osciloskop
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna
untuk melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah
osciloskop dapat memberikan sebuah informasi mengenai
bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa
kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan melihat bentuk
gelombang getaran yang dihasilkan, sebagai contoh,
kerusakan akibat unbalance atau misalignment akan
menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 23


TUGAS MEKANIKA GATARAN

apabila terjadi kelonggaran mekanis (mechanical looseness),


oil whirl atau kerusakan pada anti friction bearing dapat
menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.

Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan


yaitu : untuk mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser
non- contact (proximitor). Data ini dapat memberikan informasi
pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap
rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin- mesin
yang besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan
luncur)

Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop


(yang memberikan fasilitas pembacaan vertikal maupun
horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact pada
posisi vertikal dan horizontal maka kita dapat menganalisa
kerusakan suatu mesin ditinjau dari bentuk "orbit"nya.

4.3. TEKNIK PENGUKURAN GETARAN MESIN


4.3.1. Posisi dan Arah Pengukuran
Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal
diambil pada bearing dari mesin tersebut. Tranduser
sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan
bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran
dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah
merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut:
Disamping karakteristik getaran seperti : Amplitudo,
frekuensi dan phase, ada karakteistik lain dari getaran yang
juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari
gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur
getaran dari berbagai arah.

Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah


pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan
axial.Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah
radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi
sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin.
Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu
getaran.

4.4. Standard
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan
- batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin,
apakah mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin
tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 24


TUGAS MEKANIKA GATARAN

perbaikan. Dalam sub bab ini disajikan beberapa macam standard


mengenai batasan-batasan level getaran yang umum digunakan.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 25


TUGAS MEKANIKA GATARAN

BAB V
ANALISA VIBRASI

Langkah awal pengukuran vibrasi pada mesin-mesin industri pada


umumnya adalah melakukan pengukuran "overall" yaitu pengukuran yang
tidak difilter pada daerah frekuensi tertentu. Tujuannya dalah memperoleh
gambaran kondisi mesin secara umum. Cara melakukan pengukurannya
sudah isampaikan pada pembahasan sebelumnya.Sebelum kita
melaksanakan analisa terhadap hasil pengukuran vibrasi suatu mesin
selalu disarankan ntuk memperhatikan hal-hal yang menyangkut mesin
dan skala pengukuran yang digunakan sebagai berikut ;

1. SEJARAH OPERASI MESIN


Seandainya banyak keluhan mengenai vibrasi di mana suatu
mesin selalu naik dengan cepat vibrasinya, maka keluhan ini
sebaiknya ditampung dan dijadikan sebagai catatan tersendiri di
dalam sejarah operasi mesin tersebut.

Sebagai contoh adalah bahwa penggantian suatu part dari


suatu mesin dapat mempengaruhi - kondisi balans maupun
alignment. Demikian juga adanya tambahan mesin-mesin baru dapat
pula merubah natural frequency dari suatu mesin dan struktur yang
sebelumnya sudah terpasang di sekitar lokasi tersebut.

Demikian juga perubahan terhadap suatu parameter operasi


suatu mesin misalnya perubahan beban, perubahan kecepatan kerja,
perubahan tekanan operasi, atau perubahan temperatur operasipun
dapat merubah kondisi vibrasi suatu mesin terutama yang berasal
dari kondisi unbal¬ance, kavitasi, aerodinamika / hidrolika dll.

Instalasi grounding terhadap struktur dan kelistrikan yang ada


dapat juga mempengaruhi umur bearing atau kopling, bahkan dapat
merusak dengan cepat pada saat ada pengelasan yang mana

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 26


TUGAS MEKANIKA GATARAN

sebagai groundnya diambil dari struktur yang berkaitan dengan listrik


catu daya untuk motor penggerak pompa dll.

Kadang - kadang perhatian kita hanya tertuju pada vibrasi yang


dianggap sebagai akibat dari rusaknya komponen-komponen mesin
tertentu atau perubahan-perubahan terhadap mesin atau struktur di
sekitar mesin tersebut. Padahal kadang - kadang masalah yang
ditemukan justru diakibatkan oleh kejadian-kejadian lainnya yang
hanya dapat ditemukan kalau kita mau kembali sejenak menengok
sejarah operasi mesin tersebut.

2. KARAKTERISTIK MESIN
Disarankan agar dilakukan suatu tinjauan terhadap karakteristik
operasi suatu mesin seperti:
1. RPM
2. Tipe bearing yang digunakan
3. Jumlah gigi masing-masing bagian pada gearbox dan kecepatan
kerjanya.
4. Dll.
Hal tersebut akan sangat membantu dalam mengindentifikasi
frekuensi vibrasi yang terlihat di dalam spektrumnya. Demikian juga
hal tersebut dapat membantu pemilihan instrumen dan transduser
yang harus digunakan.

Seperti kita ketahui bahwa pemakaian transduser untuk


displacement, velocity, maupun acceleration berbeda dalam
pemakaiannya, terutama berdasarkan perbedaan speed/frekuensi
dari mesin/ bagian mesin yang akan diukur vibrasinya (dapat dilihat
pada bab Pengukuran Vibrasi).

3. PENGGUNAAN SKALA LINIER DAN LOGARITMIK


Bagi kebanyakan tenaga teknik di lapangan skala pada suatu
pengukuran yang paling sering dijumpai adalah skala linier. Pada
skala linier dijumpai bahwa jarak garis skala yang satu dengan yang
lain tetap dan mempunyai penambahan nilai yang tetap pula.

Lain halnya dengan skala logaritmik, di mana akan dijumpai


jarak garis skala yang satu dengan lainnya tidak tidak tetap karena
dihitung dengan rumusan logaritmik yaitu logaritma dengan bilangan
dasar 10 tehadap suatu angka. Hasilnya adalah bahwa pertambahan
jarak yang sama diperoleh jika angka yang lebih besar merupakan
kelipatan 10 dari angka yang lebih kecil pada skala di bawahnya.

Ada beberapa skala yang sering digunakan di dalam pengukuran


amplitudo vs. frekuensi yaitu Yaitu

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 27


TUGAS MEKANIKA GATARAN

a. Skala linier-linier. Yaitu balk amplitudo maupun frekuensi diplot


pada kertas skala linier (gambar 5.1)
b. Skala linier-logaritmik.
Amplitude pada skala linier dan frekuensi pada skala logaritmis
(gambar 5.2.), atau sebaliknya amplitudo pada skala logaritmik
sedangkan frekuensi pada skala linier
c. Skala logaritmik-logaritmik.
Baik amplitudo maupun frekuensi keduanya diplot pada skala
logaritmik

Gambar 5.1 Contoh plotting amplitudo vs. Frekuensi pada


skala linier-linier

Gambar 5.2 Contoh plotting amplitudo vs. frekuensi pada


skala logaritmik-logaritmik

Arti secara visual dari pernilihan skala logaritmik untuk amplitudo ini
adalah bahwa hasil pengukuran ini akan dapat mengesankan
adanya penonjolan / pembesaran ukuran bagi amplitudo yang keeil
,dan pengecilan ukuran bagi amplitudo yang besar.

Hal ini dapat diperlihatkan pada gambar diwah ini, bagaimana


plotting amplitudo pada skala linier dan bedanya jika dilakukan
plotting pada skala logaritmik.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 28


TUGAS MEKANIKA GATARAN

5.1. LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA VIBRASI


1. Langkah untuk melakukan pengukuran atau secara umum
memdapatkan data-data vibrasi mesin yang akan dianalisa
kerusakannya menggunakan salah satu atau lebih cara yang
dapat mencirikan hubungan amplitudo dengan frekuensi,
amplitude vibrasi arah vertikal dan horisontal, amplitudo dengan
fase, dll.

2. Langkahuntuk melakukan interpretasi data. Di dalam Langkah


melakukan pengukuran.vibrasi.untuk analisa terutama akan
berkaitan dengan persyaratan penggunaan transduser dan
instrumentasinya serta pada operasinya akan banyak berkaitan
dengan filter frekuensi dan spektrum frekuensi, sedangkan untuk
langkah interpretasi data akan banyak berkaitan dengan tabel
perbandingan amplitudo pada berbagai frekuensi (pada
spektrumnya) dengan berbagai kemungkinan penyebabnya, dll.
Jika diperlukan untuk lebih mempersempit masalah dapat pula
digunakan analisa dengan metoda lainnya secara bersamaan
yaitu metoda orbit (Lissayous) dan metoda pengukuran fasa
pada bagian-bagian mesin tersebut.

5.2. ANALISA SPEKTRUM


Yang dimaksudkan dengan analisa spektrum disini adalah
usaha menemukan masalah dan penyebabnya dengan mengkaji
pola perbandingan besarnya amplitudo vibrasi pada semua frekuensi
yang mungkin terjadi
Dilihat dari tingkat keberhasilan dalam mendeteksi kelainan dan
kerusakan mesin berdasarkan tingkat vibrasinya maka analisa
spektrum merupakan cara yang paling berguna dibandingkan
dengan cara analisa orbit maupun analisa fasa. Hal ini juga telah
dibuktikan bahwa 85% masalah mekanis pada rotating machinery
dapat diidentifikasi dengan cara melihat pada hasil pengukuran
amplitudo vibrasi vs. frekuensi ini.

Keberhasilan analisa menggunakan cara ini kadang-kadang


untuk selanjutnya perlu didukung dengan melakukan kedua cara
analisa lainnya. Yang tak kurang pentingnya urituk diperhatikan
adalah kelengkapan data serta sistimatika yang balk dalam
pengukuran vibrasi atau pengambilan data.
Sebagai contoh melakukan pengukuran atau pengambilan data
vibrasi yang baik adalah melakukan pengukuran vibrasi pada daerah
rurnah bearing secara vertikal, horisontal, dan axial. Di bawah ini
diperlihatkan contoh pengukuran pada arah radial (hotisontal dan
vertikal) dan pada arah axial pada suatu mesin

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 29


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Pada pembahasan selanjutnya akan terlihat bahwa suatu


masalah (kelainan) pada mesin (unbal-ance dll.) ternyata dapat
dibedakan satu dari lainnya dengan melihat arah vibrasi yang
dominan (vertikal, horisontal, axial, atau kombinasi dari ketiga unsur
pengukuran tsb.). Kasus yang dapat dikemukakan sebagai contoh
adalah:
1. Suatu kejadian unbalance, mis-alignment, dan bent shaft pada
rotary mesin (bukan over hung rotor) hampir selalu menghasilkan
amplitudo vibrasi yang tinggi pada arah radial (horisontal dan
vertikal) pada frekensi 1 x RPM, dan aplitudo vibrasi yang rendah
pada arah axial.

2. Misalignment pada kopling dan bearing (atau bent shaft) akan


menghasilkan aplitudo vibrasi yang tinggi pada arah axial dan
juga pada arah radial. Secara umum jika amplitudo vibrasi axial
lebih dari 50% dibandingkan amplitudo vibrasi arah radial maka
dapat dicurigai telah terjadi misalignment atau bent shaft.

5.3. INTERPRETASI DATA


Pada bagian ini akan diterangkan bagaimana suatu data dari
hasil pengukuran diartikan dan bagaimana karakteristik tiap-tiap
keadaan perulangan frekuensi dihubungkan dengan gejala terjadinya
masalah / kelainan pada bagian mesin sebagai sumber
penyebabnya.
Setelah suatu hasil pengukuran didapat, langkah selanjutnya
adalah membandingkan hasil pembacaan dari data-data pengukuran
yang mempunyai makna berupa karakteristik vibrasi yang berkaitan
dengan adanya berbagai macam masalah / kelainan pada bagian-
bagian mesin.

Kunci dari langkah membandingkan hasil pengukuran ini


adalah pembacaan pada frekuensi¬frekuensi yang paling berkaitan
dengan RPM mesin dan yang tidak berkaitan dengan RPM.
Identifikasi. terhadap amplitudo yang tinggi yang terjadi pada hasil
pengukuran spektrumnya (amplitudo vs. frekuensi) dan kemungkinan
penyebabnya dapat dilihat pada tabel 5.1. dibawah ini

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 30


TUGAS MEKANIKA GATARAN

VIBRATION FREQUENCIES AND THE LIKELY CAUSES


Frequency in Most Likely
Other Possible Causes & Remark
Term of RPM Causes
1) Eccentric journal, gears or pulleys
2) Misalignment or bent shaft-if high axial
vibration
1 x RPM Un-balance 3) Bad belt if RPM of belt
4) Resonance
5) Reciprocating forces
6) Electrical problems
1) Misalignment if high axial vibration
Mechanical 2) Reciprocating forces
2 x RPM
Looseness 3) Resonance
4) Bad belts if 2x RPM 0f belt
Usually a combination of misalignment and
3 x RPM Misalignment
excessive axial clearances (looseness)
1) Bad drive belts
Less than 1 x Oil Whirl (Less 2) Background vibration
RPM than 1/2 RPM) 3) Sub-harmonic resonance
4) "Beat" Vibration
Synchronous UCommon electrical problems include
Electrical
(A.C.Line broken rotor bars, eccentric rotor, un-
Problems
Frequency) balanced phase system, unequal air gap
2x
Rare as a problem unless resonance is
Synchronous Torque Pulses
excited
Frequency
Bad Gears
Aerodinamic
Gear teeth times RPM of bad gear
Many times Forces.
Number of fan blades times RPM
RPM Hydraulic Forces
Number of Impeller vanes times RPM
(Harmonically Mechanical
May accur at 2, 3, 4 and sometimes higher
Related Freq.) Looseness
harmonics if severe looseness
Reciprocating
Forces
1) Bearing vibration may be unsteady-
amplitude and frequency
High
2) Cavitation, recirculation and flow
Frequency
Bad Anti-Friction turbulence cause random, high frequency
(Not
Bearings vibration
Harmonically
3) Improper lubrication of journal bearings
Related
(Friction excited vibration)
4) Rubbing

Tabel 5.1 Fekuensi vibrasi yang biasa muncul dan kemungkinan


penyebabnya'Untuk masing - masing frekuensi

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 31


TUGAS MEKANIKA GATARAN

5.4. ANALISA ORBIT


Sebagai analisa tambahan kadang-kadang diterapkan analisa
orbit (pola Lissajous) karena pada umumnya pada instalsai non-
contact pickup untuk suatu pengukuran pada daerah bearing yang
mendeteksi tingkat vibrasi pada arah axial.

Sehingga rekomendasi pengukuran yang lengkap dengan


arah vibrasi axial tidak dapat dilakukan. Untuk non-contact pick up
pada umumnya dipasang permanen untuk mendeteksi vibrasi
langsung pada shaft mesin-mesin yang penggunaannya cukup kritis,
instalasinya berupa probe pada arah radial (horisontal dan vertikal)
yang keduanya dipisahkan oleh sudut 90 derajat.

Di sini analisa orbit dapat dilakukan, sebagai tambahan untuk


analisa spektrum. Para praktisi telah melakukan penelitian mengenai
kegunaan metoda orbit (pola Lissajous) dan berhasil mendapat
kesimpulan terhadap bentuk bentuk orbit dalam hubungannya
dengan kerusakan bagian-bagian mesin yang diukur dan dianalisa
vibrasinya.

Adapun instalasi untuk cara pengukuran dan analisanya diberikan


pernbahasannya di bawah ini

Gambar 5.5 Instalasi untuk pengukuran vibrasi dan analisa orbit


(pola Lissajous).

Catatan untuk instalasi non-contact pickup seperti di atas


dapat digunakan sebagai sistem yang bersifat redundant (berlebih),
failsafe protection (proteksi terhadap kegagalan pada salah satu
sensor) dan dapat menghindari shut down mendadak dari suatu
mesin karena salah satu sensor rusak dan memberikan sinyal palsu
seolah-olah terjadi vibrasi yang levelnya tinggi (dipasang
menggunakan logika AND).

Dari gambar di atas selain non-contact pickups (sebagai


sensor) yang dipasang , maka harus disediakan pula sebuah
osiloskop dual input yang dilengkapi dengan "T' axis input. Dengan
memasang 'T' axis reference mark ini maka pada gambar Lissajous-

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 32


TUGAS MEKANIKA GATARAN

nya Akan terlihat suatu "blank" spot pada garis pola Lissajous yang
terbentuk.

Gambar di bawah ini menunjukkan suatu pola Lissajous yang


tergambar pada layar osiloskop
.

Gambar 5,6 Contoh Pola Lissajous pada osiloskop

5.4.1. Menginterpretasikan Pola Lissajous dari vibrasi mesin


Suatu rotary machine yang "sehat" mempunyai pola
Lissajous sebagai titik, atau bulatan kecil, atau ellips kecil
(lihat amplitude vibrasi yang dianggap kasar dll. dalam
masing-masing Severity Chart)
.
Dengan metoda ini pula tidaklah mungkin kita melihat
semua masalah pada rotary machine dengan pola Lissajous
saja. Namun dari hasil penelitian para pakar yang meneliti
masalah vibrasi telah dapat disimpulkan beberapa
karakteristik pola Lissajous tertentu yang berasal dari masalah
tertentu pada rotary machine sebagai berikut di bawah ini.

A. UNBALANCE
Suatu keadaan unbalance pada rotary machine
ditunjukkan oleh pola Lissajous sebagai vibrasi yang besar
pada frekuensi 1 X RPM dengan menganggap bahwa
vibrasi pada frekuensi yang lain sangat kecil dan tidak
berarti.

Bentuknya dapat betul-betul bulat atau sedikit 'agak


lonjong (elips) dan di dalam pola yang terbentuk akan
terlihat satu bush spot yang menunjukkan bahwa vibrasi
yang besar hanya terjadi pada frekuensi 1 X RPM.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 33


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Gambar pola Lissajousnya diberikan di bawah ini


UNBALANCE

Gambar 5,8 Pola Lissaj ous pada rotary machine yang mengalami
unbalance

B. MISALIGNMENT
Misalignment yang terjadi pada rotary machine akan
menyebabkan vibrasi yang utama pada frekuensi 1 X RPM yaitu
sekitar yang diikuti dengan munculnya vibrasi pads 2 X RPM, 3 X
RPM, dan harmonik yang lebih tinggi lagi. Di dalam gambar pola
Lissajousnya akan memberikan bentuk elips pipih seperti pisang
atau bahkan bentuk pisang yang melengkung.

Bentuk elips pipih selain memberikan kemungkinan vibrasi


yang disebabkan oleh keadaan misalignment, tetapi jugs dapat
disebabkan oleh kerusakan bearing atau kemungkinan ter adinya
resonansi.

MISALIGNMENT

Gambar 5.9 Pola Lissajous pads rotary machine yang mengalami


misalignment

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 34


TUGAS MEKANIKA GATARAN

C. OIL WHIRL
Misalignment akan menyebabkan vibrasi yang utama pada
frekuensi di bawah I X RPM. Di dalam gambar pola Lissajousnya
akan memberikan bentuk dua buah lingkaran atau elips yang
ditandai dengan adanya dua buah blank spot. Bahkan karena
kejadian oil whirl yang di bawah 1 X RPM tidak persis 1/2 X RPM,
maka lingkaran atau ellips yang lebih kecil akan bergerak dan
ditandai dengan bergeraknya blank spot yang ada pada lingkaran
atau elips yang kecil.

OIL WHIRL

Gambar 5.10 Pola Lissajous pads rotary machine yang mengalami oil
whirl.

D. RUBBING (GESEKAN)

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 35


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Gambar 5.12
Pola Lissajous pada rotary machine yang mengalami hit-and-
bounce rubbing.

Pola semacam ini mirip dengan pola Lissajous yang terjadi


pada peristiwa terjadinya oil whirl, hanya bedanya dengan peristiwa
oil whirl maka di sini lingkaran yang berada di dalam tidak berputar¬-
putar.

Dengan semakin beratnya kondisi rubbing yang terjadi, yaitu


yang dinamakan heavy rubbing atau full rubbing, dan ditambah lagi
dengan frekuensi resonansi, frekuensi harmonik, serta random
frekuensi non-syncronous, maka akan menghasilkan pola Lissajous
yang sangat kompleks seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 5.13
Pola Lissajous pada rotary machine. yang full rubbing atau heavy rubbing

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 36


TUGAS MEKANIKA GATARAN

5.3 ANALISA FASA


Teknik lain yang sangat berguna untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi masalah-masalah problems mesin adalah
pengukuran dan analisa fasa (phase analysis).

Pengukuran fasa pada umumnya dinyatakan dengan derajat


sudut atau radian jika siklus lengkap suatu vibrasi adalah sebesar
360 derajat atau 2 phi radian.

Pengertian fasa adalah bagian dari siklus (0 - 360 derajat) yang


mana suatu bagian dari mesin telah bergerak relatif terhadap bagian
mesin lainnya atau terhadap suatu titik referensi yang tetap.

Sebagai -contoh dapat dilihat fasa dari dua benda yang


bergerak secara periodik sinusoidal terhadap waktu, di mana dapat
diukur masing-masing fasa terhadap waktu dan juga fasa relatif
benda satu terhadap lainnya seperti pads gambar dibawah ini.

Gambar 5.14
Gambaran tentang Fasa dan fasa relative
antara dua benda yang bergerak periodik sinusoidal

Dua buah titik yang bergerak secara periodik yang diakibatkan


oleh getaran suatu mesin yang bergerak berputar dapat dilihat
perbedaan fasanya relatif yang satu dengan lainnya dengan suatu
osiloskop dual trace yang mempunyai dua buah input. Maka secara,
visual kedua titik yang bervibrasi tersebut dapat dilihat secara nyata
disamping perioda / frekuensi dan ukuran amplitudonya tetapi juga
fasa atau perbedaan fasanya, seperti diperlihatkan pada gambar di
bawah ini.

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 37


TUGAS MEKANIKA GATARAN

Gambar 5.15
Gambaran tentang perioda/frekuensi, amplitude, sudut fasa dan sudut fasa
relatif

INSTRUMEN PENGUKUR GETARAN 38

Anda mungkin juga menyukai