Makalah Mekanika
Makalah Mekanika
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu diperlukannya alat bantu berupa alat ukur dalam hal
ini adalah untuk pengukuran vibrasi, recorder, dan analyzer vibrasi baik
yang dioperasikan secara manual maupun yang dipasang secara
BAB II
GETARAN
2.1. PENGANTAR
Dalam proses industri, banyak dijumpai adanya bermacam
bentuk serta ukuran mesin, yang selain kerjanya rumit juga bernilai
mahal. Kerusakan yang tedadi secara mendadak dari mesin-¬mesin
yang sedang dioperasikan akan berakibat terhentinya proses
produksi, terbuangnya jam kerja karyawan serta pengeluaran biaya
perbaikan yang mahal.
2.2. Getaran
Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan
mundur (bolak-balik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Contoh
sederhana untuk menunjukkan suatu getaran adalah pegas.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
• Frekuensi Getaran
• Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement)
• Kecepatan Getaran (Vibration Velocity)
• Percepatan Getaran (Vibration Acceleration)
• Phase Getaran
Gambar 2.3
Gambar 2.4.
Gambar 2.5
Gambar 2.6
CONVERSION
PEAK TO PEAK PEAK RMS AVERAGE
FACTOR
PEAK TO PEAK 1 0.5 0.354 0.318
BAB III
TRANSDUCER GETARAN
3.1. Pendahuluan
Untuk mengukur suatu getaran mesin dibutuhkan suatu
tranduser getaran yang berfungsi untuk mengolah sinyal getaran
menjadi sinyal lain, dalam hal ini sinyal listrik.. Tranduser getaran
yang umum digunakan adalah velocity pickups, accelerometer dan
non-contact pickups. Masing¬masing tranduser tersebut mempunyai
keuntungan dan kerugian dalam aplikasinya. Tidak ada satupun
tranduser yang dapat memberikan semua kebutuhan pengukuran
yang diperlukan, sehingga kita harus memilih tranduser yang paling
cocok untuk pekerjaan yang akan kita lakukan. Karena itu bab ini
dimaksudkan untuk mengenal lebih mendalam mengenal tranduser
yang secara umum dipakai untuk pengukuran getaran, sehingga
dapat membantu kita memilih tranduser mana yang paling cocok
untuk pekerjaan yang akan kita lakukan.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
3.2.3. Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
menggunakan velocity tranduser untuk sistem pengukuran
getaran adalah
- Dalam pengoperasiannya tranduser ini tidak memerlukan
days dan mempunyai sinyal output yang cukup kuat.
- Dapat dipasang langsung pada rumah bearing.
- Dapat dipegang Langan untuk melakukan suatu
pengukuran getaran suatu mesin.
Gambar 3.3
3.3.2. Karakteristik
Tranduser accelerometer umumnya mempunyai bentuk
yang cukup kecil dan ringan, serta range temperatur dan
frekwensi kerjanya cukup lebar. Accelerometer adalah
merupakan sensor yang dapat digunakan sebagai sistem
monitor getaran maupun untuk. analisis getaran.
3.3.3. Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
menggunakan tranduser accelerometer untuk sistem
pengukuran getaran adalah :
Gambar 3.4
3.4.1. Prinsip Kerja
Tidak seperti tranduser velocity dan accelerometer,
Tranduser non-contact tidak mempunyai element yang dapat
menimbulkan suatu tegangan atau muatan listrik sebagai
respon terhadap getaran.
Gambar 3.5
3.4.2. Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
menggunakan non-contact pickup untuk sistem pengukuran
getaran adalah
3.5.1. KarakteristikMekanikMesin
Untuk mengukur clearances bearing, posisi rotor atau
getaran shaft dibutuhkan pengukuran displacement dengan
menggunakan tranduser non-contact. Tranduser non-contact
mengukur getaran relatif shaft terhadap rumah bearing.
Tranduser ini bisa dikombinasi dengan tranduser velocity yang
mengukur getaran relatif shaft dengan casing.
a). Displacement:
Displacement dapat diukur dengan tranduser
velocity dan tranduser acceleration. Hal ini dilakukan
dengan cara mengintegralkan hasil pengukuran dari
kedua tranduser tersebut dengan rangkaian inte¬grator
yang biasanya sudah ada pada alat pengukur getaran.
Tranduser jenis non-contact mengukur langsung
displacement getaran tanpa memerlukan proses integrasi.
b). Velocity :
Velocity dapat juga diukur dengan transducer
velocity dan accelerometer. Sensor velocity dapat
mengukur langsung kecepatan getaran tanpa proses
integrasi. Sensor accelerometer untuk mendapatkan
kecepatan getaran membutuhkan rangkain single
integrator, dan dapat mengukur frekuensi getaran sampai
dengan kira-kira 3 Hz, atau 180 CPM
. c). Acceleration :
Acceleration sebaiknya diukur hanya dengan
accelerometer. Secara teoritis memungkinkan untuk
mengukur acceleration menggunakan tranduser velocity
dengan menambah rangkain difrensiator yang biasanya
juga sudah ada di dalam alas pengukuran getaran.
Yang paling baik dalam pemilihan tranduser adalah
tranduser yang akan mengukur secara langsung.
Tranduser displacement untuk mengukur displacement,
tranduser velocity untuk mengukur kecepatan getaran dan
accelorometer untuk mengukur percepatan getaran.
BAB IV
PENGUKURAN GETARAN
4. 1. TUJUAN PENGUKURAN
Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka
akan timbul suatu pertanyaan,untuk apa sebenarnya dilakukan
pengukuran tersebut. Dalam suatu pengukuran jelas bahwa
tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi selanjutnya untuk
apa data tersebut diambil. Ada beberapa tujuan pengambilan data
getaran suatu mesin, tujuan tersebut adalah :
- Pengukuran rutin
- Pengukuran referensi (Baseline Measurement)
- Pengukuran sebelum dan sesudah perbaikan
- Trouble Shooting
4.4. Standard
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan
- batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin,
apakah mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin
tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan
BAB V
ANALISA VIBRASI
2. KARAKTERISTIK MESIN
Disarankan agar dilakukan suatu tinjauan terhadap karakteristik
operasi suatu mesin seperti:
1. RPM
2. Tipe bearing yang digunakan
3. Jumlah gigi masing-masing bagian pada gearbox dan kecepatan
kerjanya.
4. Dll.
Hal tersebut akan sangat membantu dalam mengindentifikasi
frekuensi vibrasi yang terlihat di dalam spektrumnya. Demikian juga
hal tersebut dapat membantu pemilihan instrumen dan transduser
yang harus digunakan.
Arti secara visual dari pernilihan skala logaritmik untuk amplitudo ini
adalah bahwa hasil pengukuran ini akan dapat mengesankan
adanya penonjolan / pembesaran ukuran bagi amplitudo yang keeil
,dan pengecilan ukuran bagi amplitudo yang besar.
nya Akan terlihat suatu "blank" spot pada garis pola Lissajous yang
terbentuk.
A. UNBALANCE
Suatu keadaan unbalance pada rotary machine
ditunjukkan oleh pola Lissajous sebagai vibrasi yang besar
pada frekuensi 1 X RPM dengan menganggap bahwa
vibrasi pada frekuensi yang lain sangat kecil dan tidak
berarti.
Gambar 5,8 Pola Lissaj ous pada rotary machine yang mengalami
unbalance
B. MISALIGNMENT
Misalignment yang terjadi pada rotary machine akan
menyebabkan vibrasi yang utama pada frekuensi 1 X RPM yaitu
sekitar yang diikuti dengan munculnya vibrasi pads 2 X RPM, 3 X
RPM, dan harmonik yang lebih tinggi lagi. Di dalam gambar pola
Lissajousnya akan memberikan bentuk elips pipih seperti pisang
atau bahkan bentuk pisang yang melengkung.
MISALIGNMENT
C. OIL WHIRL
Misalignment akan menyebabkan vibrasi yang utama pada
frekuensi di bawah I X RPM. Di dalam gambar pola Lissajousnya
akan memberikan bentuk dua buah lingkaran atau elips yang
ditandai dengan adanya dua buah blank spot. Bahkan karena
kejadian oil whirl yang di bawah 1 X RPM tidak persis 1/2 X RPM,
maka lingkaran atau ellips yang lebih kecil akan bergerak dan
ditandai dengan bergeraknya blank spot yang ada pada lingkaran
atau elips yang kecil.
OIL WHIRL
Gambar 5.10 Pola Lissajous pads rotary machine yang mengalami oil
whirl.
D. RUBBING (GESEKAN)
Gambar 5.12
Pola Lissajous pada rotary machine yang mengalami hit-and-
bounce rubbing.
Gambar 5.13
Pola Lissajous pada rotary machine. yang full rubbing atau heavy rubbing
Gambar 5.14
Gambaran tentang Fasa dan fasa relative
antara dua benda yang bergerak periodik sinusoidal
Gambar 5.15
Gambaran tentang perioda/frekuensi, amplitude, sudut fasa dan sudut fasa
relatif