Anda di halaman 1dari 4

Sudden Pressure

Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam trafo
muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan akan
tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada
maintank.

Gambar 1-25 Rele Sudden Pressure

Rele Thermal
Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan
jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi
akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo.
Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada trafo
digunakan rele thermal. Rele thermal ini terdiri dari sensor suhu berupa thermocouple,
pipa kapiler dan meter penunjukan.
Gambar 1-26 Bagian – bagian dari rele thermal

Preventive Maintenance
3.1 Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan dan menemukan kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan.
Ruang lingkup proses kegiatan preventive maintenance meliputi aktivitas sebagai berikut:
1. Melakukan set up database job plan, modul preventive maintenance (PM) dan penjadwalan.
2. Menerbitkan dan mencetak Work Order (WO).
3. Mendistribusikan PM job card ke pihak pelaksana.
4. Mengambil material consumable jika diperlukan.
5. Mengajukan working permit.
6. Melaksanakan pekerjaan.
7. Mengumpulkan job feedback.
8. Memasukkan data pada job feedback ke dalam data maximo.
9. Mengevaluasi informasi kondisi peralatan dan membuat laporan.

3.5.1 Prosedur Kerja Preventive Maintenance


1. Supervisor menerima work order (WO) dari Rendal dan melakukan pertemuan dengan
teknisi mengenai pekerjaan preventive maintenance.
2. Supervisor menyerahkan WO kepada teknisi untuk melakukan pekerjaan PM.
3. Apabila terdapat tambahan spare part/tools maka supervisor melakukan permintaan sesuai
dengan prosedur permintaan material/tools.
4. Setelah spare part/tools tersedia di gudang maka teknisi melakukan pengambilan di gudang.
Jika tidak ada penambahan spare part, maka setelah mendapatkan WO selanjutnya teknisi
diwajibkan untuk mengajukan izin WO pekerjaan kepada supervisor untuk melakukan
pekerjaan.
5. Bila diizinkan maka teknisi dapat mempersiapkan spare part dan tools, setelah itu teknisi
dapat melakukan eksekusi pekerjaan serta pencatatan tentang peralatan sesuai dengan format
SPK PM.
6. Setelah melakukan eksekusi pekerjaan, apabila ada temuan kerusakan pada SPK PM terdapat
pekerjaan tambahan. Teknisi diinstruksikan melakukan tindakan nomor 7. Apabila tidak ada
pekerjaan tambahan maka teknisi dapat melakukan pekerjaan di nomor 8.
7. Hasil pencatatan checklist PM dari teknisi diberikan kepada supervisor yang selanjutnya
temuan kerusakan tersebut dapat dilaporkan kepada supervisor senior produksi untuk
dibuatkan service request (SR).
8. Teknisi dapat melengkapi catatan data sesuai SPK.
9. Bila SPK PM telah selesai, maka teknisi akan memberikan SPK PM kepada supervisor, untuk
melakukan review dari setiap SPK PM dan mencatat pada laporan mingguan PM.
10. Setelah selesai, WO dapat ditutup.

3.5.2 Langkah Kerja Preventive Maintenance


1. Siapkan terlebih dahulu Surat Perintah Kerja (SPK).
2. Izin Loto ke operator bila diperlukan.
3. Persiapan tools dan material yang diperlukan, berupa:
• Tool set
• Kain majun kaos
4. Setelah semua siap, lakukan pemeliharaan preventive sesuai dengan surat perintah
kerja.
5. Bila terjadi kerusakan maka dapat dilakukan tindakan lebih lanjut. Bila terjadi
kerusakan kecil dan mudah untuk diperbaiki, maka dapat diperbaiki langsung ditempat
(tindakan bersihkan, lumasi, kencangkan). Bila terjadi kerusakan besar, tulis temuan tersebut
pada SPK PM.
6. Catat bagaimana kondisi peralatan tersebut sesuai dengan catatan kondisi peralatan
di SPK PM.
7. Bersihkan area kerja tersebut dari kotoran atau sampah dan dibuang ke tempat
sampah.

Preventive Maintenance Transformator


Pemeliharaan Preventive transformator dilakukan saat transformator beroperasi
Hal hal yang dilakukan diantaranya :
1 Temperatur oli trafo
2 Temperatur belitan trafo
3 Level ketinggian minyak
4 Kelainan suara pada trafo, terutama rotating equipment trafo seperti motor fan trafo
5 Kondisi sambungan grounding pada trafo
6 Kebocoran tangki trafo
7 Kondisi silica gel breather, apakah terjadi perubahan warna
8 Ketinggian minyak penyegelan
9 Periksa apakah terdapat kebocoran air pendingin
10 Pada bagian on load tap changer, periksa noise, level minyak dan posisi tap pada saat itu
11 Pada bushing, periksa apakah terdapat kebocoran minyak
12 Pemeriksaan instrumentasi trafo dilakukan pada bagian panel indicator dan relay.
13 Pemeriksaan dan atau penggantian silica gel, minyak pengendap, tabung kaca dan packing
bilaperlu dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai