Anda di halaman 1dari 3

Analisis Film berdasar Kode Etik Kedokteran Indonesia

Dalam film berjudul The Doctor tahun 1991 yang menunjukkan serangkaian kehidupan
dokter dengan beberapa masalah yang terjadi adalah diantaranya dokter dituntut untuk
memperlakukan pasien sesuai etika dan manusiawi, mengerti bagaimana posisi pasien ketika
ingin dihargai, membantu pasien untuk memberikan semangat hidup, dan tidak memberikan
kata-kata manis kosong yang sebenarnya bukan kondisi pasien yang sebenarnya. Jika dianalisis
dan ditelaah seksama dengan berpegang pada kode etik kedokteran, hal tersebut menunjukkan
tentang sebagaimana kewajiban seorang dokter, hubungan dokter dengan pasien dan kewajiban
terhadap diri sendiri yang sudah diatur dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia.

Berikut merupakan permasalahan dalam film yang dihubungkan atau dianalisis dengan Kode
Etik Kedokteran Indonesia tahun 2012 :

Permasalahan dalam film Hubungannya dengan KODEKI

Dokter tidak menjaga kesehatan sehingga Setiap dokter harus memelihara kesehatannya
mengalami suatu penyakit yang cukup supaya dapat bekerja dengan baik (Pasal 20 )
signifikan (16:19) (23:07)
Dokter tidak memperlakukan pasien sesuai Seorang dokter harus, dalam setiap praktek
etika dan manusiawi (01:56 – 10:28) medisnya, memberikan pelayanaan medis yang
(18:40) kompeten dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia. (Pasal 7a)

Dokter tidak mengerti bagaimana posisi Seorang dokter harus menghormati hak-hak
pasien ketika ingin dihargai (23:07) pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga
(28:51)(01:29:47) kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan pasien (Pasal 7c)

Dokter memberikan kata-kata yang Dalam rangka menimbulkan dan/atau menjaga


sebenarnya bukan kondisi pasien yang rasa percaya diri pasien,dokter seyogyanya
sebenarnya (54:17) dilarangberbohong kepadapasiennya yang
menderita penyakit berat/parah, kecacatan atau
gangguan kualitas hidup tetapibolehmenahan
sebagian informasi yangdapat melemahkan
psikis pasien dan/atau siknya. Pasal 5 (3)
Pasien meminta penggantian dokter yang Dalam menghormati hak- hak pasien sebagai
bertanggung jawab atas kondisinya bagian dari Hak Azasi Manusia,dokter wajib
(01:31:48) memberi kesempatan pasien untuk second 57
opinion, apabila ada alasan tertentu atau
keluhan sakit belum berkurang dan penjelasan
dari dokter pertama dianggap kurang
memadai,dengan risiko pasien akan pindah
rawat ke dokter kedua, tidakmelanggaretik
ataumerebutpasien,sejauh hal tersebutmurni
kehendak pasien. Pasal 19 (12)
Pasien mendapatkan terapi medis yang
Dalam hal situasi fasilitas pelayanan kesehatan
menyebabkan ketidaknyamanan, ketika di
tidak optimal atau kurang memadai untuk
satu sisi sebenarnya masih bisa digunakan
mendukung pelayanan yang diberikan,
prosedur yang lebih efektif dan nyaman
pengambilan keputusan profesional wajib
(46:33)
diwujudkan dalam atau disertai dengan
perilaku profesional terbaik dokter demi
kepentingan terbaik pasien. Pasal 2 (4)
Pasien meminta isi rekam medis (55:53) Seorang dokter seharusnya tidak
menyembunyikan informasi yang dibutuhkan
pasien, kecuali dokter berpendapat hal tersebut
untuk kepentingan pasien, dalam hal ini dokter
dapat menyampaikan informasi ini kepada
pihak keluarga atau wali pasien. Pasal 10 (5)

Anda mungkin juga menyukai