Anda di halaman 1dari 1

TRADISI KOTA TETANGGA

Wonogiri...
Adalah tempat yang tidak pernah terlintas ingin aku temui atau singgahi di kehidupanku.
Wonogiri...
Merupakan tempat untuk menambah saudara, ilmu, wawasan adat dan tradisi setempat yang
mungkin dalam fikiranku berbeda dengan tempat lain bahkan kelahiranku.
Wonogiri...
Merupakan tempat yang berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo,
Provinsi Yogyakarta serta yang menjadi menarik adalah berbatasan dengan Jawa Timur.
Wonogiri merupakan kota yang bersahabat dan mempunyai doa yang diselipkan di gapura
awal masuk Kabupaten Wonogiri, disana tertulis “WONOGIRI SUKSES”. Untuk sebagian
orang yang biasa melihat atau melewati menjadi biasa, tetapi bagi saya itu merupakan sebuah
doa dan harapan agar kelak saat memasuki ataupun keluar dari Kabupaten Wonogiri untuk
mencari ilmu, kerja mendapatkan hasil yang sesuai keinginan atau bisa dibilang “SUKSES”.

Kalau membicarakan zaman sekarang (read:now) tidak pernah tertinggal yang namanya
tanya ke google / mbah google. Jawabannya adalah menakjubkan yaitu:
Moto : Sabda Sakti Nugrahaning Praja
Semboyan : Wonogiri SUKSES
Kata “SUKSES” seperti yang saya bilang tadi merupakan sebuah doa dari pendiri Kabupaten
Wonogiri, yaitu S yang pertama Stabilitas, U itu Undang-Undang, K itu Koordinasi, S yang
kedua Sasaran, E itu Evaluasi, dan S yang ketiga Semangat Juang, sebuah doa dan harapan
yang besar untuk warga masyarakat Kabupaten Wonogiri.

Merujuk ke Kabupaten Wonogiri banyak yang langsung menjawab tentang Waduk Gajah
Mungkur sebagai tempat wisata padahal masih banyak yang lainnya sampai ada bus Gajah
Mungkur juga untuk transportasinya. Selain tempat wisata ada juga kesenian dari Wonogiri
yang merujuk dari cerita jawa timuran yaitu Tari Kethek Ogleng, ada kesenian Reog yang
sering sudah tampil di Kabupaten Wonogiri. Yang menarik untuk saya itu ada kata-kata yang
saling menyimpang yaitu kata jagong yang artinya kondangan, kata kondangan yang artinya
kenduri atau slametan.

Kondangan atau kenduri atau slametan merupakan adat tradisi yang masih hidup dan diuri-
uri di lingkungan dan masyarakat Kabupaten Wonogiri, masih hidup di daerah pedalaman
atau dusun-dusun yang masih guyup untuk terus menghidupkan. Kenduri itu di setiap daerah
hampir sama, yaitu dipimpin oleh seseorang yang dituakan atau yang paling dihormati untuk
memberi pencerahan dan memanjatkan doa dan puji syukur atas bisa terlaksana acara tersebut
dan telah terwujudnya impian dari maksud diadakannya acara kenduren tersebut. Sebagai
contoh setelah ada kelahiran bayi masih dihitung dalam tanggal jawa, kenduri muludan yang
diadakan di bulan mulud yaitu tata caranya membawa masakan dari rumah dan berkumpul
pada suatu tempat, namun secara garis besar kendurian itu sama saja yaitu diadakan untuk
bersyukur kepada sang Khalik.

Kenduri sendiri harus dilestarikan agar tidak hilang dan anak cucu tidak tau menau tentang
tradisi yang harus dilestarikan serta memikirkan bahwa terdapat nilai luhur yang harus dijaga.

Anda mungkin juga menyukai