Laporan Pendahuluan Persalinan Kala II
Laporan Pendahuluan Persalinan Kala II
MATERI
A. DEFINISI
Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil
pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai
ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran
bayi, kala II juga di sebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Lamanya (durasi) kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi adalah
sekitar 40 menit pada primi – gravida dan 15 menit pada multipara. Kontraksi
selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit
yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif
sifatnya
Masuknya kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil
dengan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang
2) Di bagian bawah terasa penuh dan menganjal
3) Kesulitan saat berjalan
4) Sering berkemih
Diagnosis pasti:
1) Telah terjadi pembukaan lengkap
2) Tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kala II:
1. Pemantauan Ibu
a) Periksa nadi ibu setiap 30 menit
b) Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
c) Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kepada
ibu secara langsung sekaligus dengan melakukan palpasi
d) Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu
e) Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen
(pemeriksaan luar) setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam
setiap 60 menit atau kalau ada indikasi
f) Upaya meneran ibu
g) Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping
kepala
h) Putaran paksi luar segera setelah bayi lahir
i) Adanya kehamilan kembar setelah bayi pertama lahir
2. Pemantauan janin
a) Saat bayi belum lahir
1) Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai menera atau
setiap 5-10 menit
2) Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah pecah
3) Periksa kondisi kepala, vertex, caput, molding
b) Saat bayi lahir
Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2
pertanyaan, apakah bayi menangis kuat dan atau tanpa
kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas.
Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala 2:
1) Syok
2) Dehidrasi
3) Infeksi
4) Preeklampsia/eklampsia
5) Inersia uteri
6) Gawat janin
7) Penurunan kepala terhenti
8) Adanya gejala dan tanda distosia bahu
9) Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
10) Kehamilan ganda/kembar
Persiapan penolong persalinan:
1) Sarung tangan dan barier protektif lainnya
2) Tempat persalinan yang bersih dan steril
3) Peralatan dan bahan yang diperlukan
4) Tempat meletakkan dan lingkungan yang nyaman bagi bayi
5) Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan sayang ibu, bersihkan perineum
dan lipat paha,kosongkan kandung kemih, amniotomi dan menjelaskan
peran suami/pendamping)
Penatalaksanaan kala 2:
1) Setelah pembukaan lengkap, pimpin ibu untuk meneran apabila timbul
dorongan spontan untuk melakukan hal itu
2) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontrkasi
3) Berikan pilihan posisi yang nyaman bagi ibu
4) Pantau kondisi janin
5) Bila ingiin meneran tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan ibu untuk
bernafas cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, dan upayakan untuk
tidak meneran hingga pembukaan lengkap
Dengan cermat dan hati-hati perhatikan Garis-garis putih yang tipis akan segera
perineum saat kepala janin terus tampak sebelum terjadinya perobekan
muncul dan lahir, usaplah mulut bayi pada perineum. Gunakan kain kasa untuk
dengan jari yang dibungkus kain kasa menghapus lendir yang mungkin terhisap
pada saat bayi mulai bernafas untuk
pertama kali
Pada waktu kepala sudah lahir, Meluncurkan jari tangan ke leher bayi
luncurkan salah satu jari tangan dari sampai ke puncak punggungnya akan
salah satu tangan ke leher bayi untuk memungkinkan penolong untuk
memeriksa apakah ada lilitan tali pusat mengetahui dimana letak tali pusatnya
disekeliling leher janin, biasanya tali
pusat tersebut hanya perlu
dilonggarkan sedikit agar kepala janin
bisa dilahirkan tanpa kesulitan
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan Tali pusat yang ketat bisa menyebabkan
longgar, upayakan agar tali pusat terjadinya hipoksia bayi. Menaganjurkan
tersebut dapat dilonggarkan lewat ibu bernafas pendek-pendek akan
kepalanya. Jika lilitan tali pusat mencegah meneran dan mencegah
tersebut terlalu ketat untuk bisa dilepas lilitannya menjadi lebih ketat.
lewat kepala bayi, tetapi tidak terlalu
ketat melilit leher bayi, lepaskan melalui
bahunya saat bayi lahir.
Jika tali pusat tersebut melilit leher bayi
dengan ketat, pasanglah dua buah klem
pada tali pusat tersebut dengan segera.
Pastikan ibu mendapatkan penjelasan
tentang apa yang penolong lakukan, dan
sebaiknya ibu hanya bernafas pendek
saja dan tidak meneran.
Lahirkan tubuh bayi dalam gerak Hal ini akan membuat bayi berada dalam
lengkung yang rata (ingat kurva carus) ketinggian yang sama dengan plasenta
keluar supaya kepalanya sekarang dan mencegah bayi terlepas atau terkena
ditopang oleh permukaan telapak tekanan yang berlebihan terhadap jaringan
tangan yang satu lagi. Tangan yang bayi. Merendahkan posisi kepala bayi
menopang kepala hendaknya lebih akan mendorong pengeluaran lendir
rendah dari tubuh bayi. sementara bayi dikeringkan
Sementara mengevaluasi kondisi bayi, Bayi saat ini harus sudah mulai bernafas,
keringkanlah lalu letakkan bayi diatas kering, dan kontak dengan kulit ibu
abdomen ibu sedapat mungkin untuk mencegah
hipotermia, untuk mendorong terciptanya
ikatan batin serta pemberian ASI
Pathway
Kala II persalinan
Kontraksi uterus
Kontraksi meningkat dan dorongan semakin kuat
untuk mengejan,
Langkah III : Kebutuhan Pola Kehidupan Sehari – hari pada ibu persalinan kala
II
a. Pola nutrisi
Saat inpartu : makan : nasi, sayur, lauk, Minum : satu gelas teh, satu gelas susu,
segelas air putih.
b. Pola eleminasi
Saat inpartu : BAK: 1x/ hari warna kuning, bau khas, banyaknya. 250cc.
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum.
2. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB
3. Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong.
4. Resiko kekurangan volume cairan b.d kurangnya masukan oral, muntah, diaporesis,
peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uterus, laserasi jalan lahir,
tertahannya fragmen plasenta.
5. Perubahan proses keluarga b.d terjadinya transisi(penambahan anggota keluarga),
krisis situasi(perubahan pada peran atau tanggung jawab).
6. Resiko infeksi b.d trauma jaringan, sisa plasenta yang tertahan.
7. Ansietas b.d proses melahirkan normal
8. Kurang pengetahuan b.d tingkat pengetahuan ibu terhadap proses melahirkan
4. Anjurkan ibu untuk kumur - kumur Ibu merasa segar dan nyaman
atau basahi bibir dengan lemon
gliserin.
6. Anjurkan teknik nafas dalam dan Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
ekspirasi melaui hidung.
8. Pertahankan rasa nyaman dengan Memberikan posisi yang nyaman pada ibu
pengaturan bantal untuk menyokong dan mengurangi tekanan pada daerah
tubuh punggung yang dapat menghambat
sirkulasi kejaringan.
2. Bila tinja keluar, bersihkan Jika perawat tidak beraksi secara negatif,
secepatnya dan menyumbat bila atensi ibu akan teralihkan dari pergerakan
mungkin, sementara ibu memberikan bowelnya ke usaha mengedan.
timbal balik yang positif dalam usaha
mengedan
c. Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong.
Tujuan : Tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi Rasional
1. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu Memperlancar aliran darah dari ibu
posisi setengah duduk dengan bahu dan ke janin dan memudahkan penolong
pungung yang ditopang oleh seorang anggota untuk membantu melahirkan.
keluarga.
2. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan Untuk mengetahui keadaan umum
ukur tekanan darah. ibu.
4. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung Ibu tenang dan tetap koopretif
dan dengan cara yang menyenangkan dan
rileks.
A. Kesimpulan
Persalinan Kala II ( Kala Pengeluaran Janin ) adalah dimulai ketika pembukaan
lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin. Pada kala II his menjadi lebih kuat
dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang
panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot - otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada rectum ibu merasa dapat
mau buang air besar dengan tanda anus membuka, pada waktu His, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang dan his mengejan yang terpimpin
akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Tanda dan Gejala Persalinan Kala II
: Ibu ingin mengedan bersamaan dengan terjadinya kontraksi atau his. His atau kontraksi
uterus yang semakin kuat dengan interval 2 - 3 menit, durasi 50 - 100 detik, Pemeriksaan
vaginal serviks sudah dilatasi penuh, Perineum terlihat menonjol, Selaput amnion
biasanya sudah pecah, Vulva – vagina dan sfingter terlihat membuka, Peningkatan
pengeluaran lendir dan darah, Kepala telah turun didasar panggul, Meningkatnya tekanan
pada rectum dan vaginanya, Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan akan mungkin
terdapat tetesan darah dari vagina. Gerakan – Gerakan Utama Dari Mekanisme Persalinan
Kala II : Penurunan Kepala, Fleksi, Rotasi Dalam ( Putaran Paksi Dalam ), Ekstensi,
Rotasi Luar ( Putaran Paksi Luar ), Ekspulsi. Penatalaksanaan Persalinan Kala II : Mulai
Mengejan, Memantau selama penataksanaan kala dua persalinan, Posisi Ibu saat
Mengejan, Melahirkan kepala, Memeriksa Tali Pusat, Melahirkan Bahu, Melahirkan Sisa
Tubuh Bayi, Memotong tali pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E. M., 2001. Rencana Keperawatan Maternal/Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Keperawatan Klien Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.