Anda di halaman 1dari 12

RANGKAIAN FILTER RC

Masfufa*), Dwi Utami Putri


Laboratorium Fisika Unit Elektronika dan Instrumentasi
2016

LATAR BELAKANG
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Pada
rangkaian listrik tersusun oleh komponen pasif maupun aktif. Keberadaan dua komponen pasif
induktor dan kapasitor dalam satu rangkaian listrik secara bersamaan, yakni rangkaian RLC.
Prinsip thevenin-norton merupakan salah satu prinsip eletronika yang berfungsi sebagai
rangkaian pengganti dimana pada rangkaian ini akan lebih muda menganalisis jika dibandingkan
denga rangkaian laiannya. Serta ada sebagian rangkaian yang rumit yang tidak bisa diselesaikan
kecuali dengan ragkaian thevenin dan norton.
Rangkaian filter (rangkaian penyaring) merupakan rangkaian yang didesain hanya untuk
memperbolehkan suatu frekuensi pada rentang tertentu. Pada frekuensi yang memeiliki nilai
redaman yang kecil (disebut sebagai ‘Pass Band’). Sedangkan pada rentang frekuensi lainnya
memiliki nilai redaman yang sangat besar (disebut sebagai ‘Attenuation Band’ atau ‘Stop Band’).
Daerah filter terdiri dari low pass filter dan high pass filter. Adapula rangkaian filte pasif yang
terdiri dari komponen-komponen pasif atau disebut Passive Filter Network dan untuk rangkaian
filter aktif menggunakan komponen-komponen aktif atau disebut Active Filter Network.
Filter high-pass atau sering juga disebut dengan filter lolos atas adalah suatu rangkaian
yang akan melewatkan suatu isyarat/sinyal yang berada diatas frekuensi cut-off (ωc) sampai
frekuensi cut-off (ωc) rangkaian tersebut dan akan menahan/melemahkan isyarat/sinyal input yang
berfrekuensi dibawah frekuensi cut-off (ωc) rangkaian tersebut dan ditambahkan pula rangkaian
penguat tegangan dengan menggunakan operasional amplifier (Op-Amp). Pada rangkaian high
pass filter aktif pada dasarnya sama saja dengan filter pasif high pass, perbedaannya pada bagian
output filter aktif high pass ditambahkan rangkaian penguat tegangan.
Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah adalah filter yang hanya melewatkan
sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) (-3dB) dan akan melemahkan
sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Pada filter LPF yang ideal
sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali (tegangan
output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC merupakan jenis filter pasif, dengan respon
frekuensi yang ditentukan oleh konfigurasi R dan C yang digunakan.
Pengaplikasian pada kedua jenis rangkaian filter ini (tinggi dan rendah) pun diterapkan
dalam alat elektronik yakni contoh penggunaan filter ini (low filter aktif) adalah pada aplikasi
audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk
speaker bass atau subwoofer(frekuensi rendah), dan penggunaan filter (low filter pasif) digunakan
dalam penguat audio sebagai "TONE" atau "TREBLE CUT" kontrol.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara jenis rangkaian
RC tapis lolos renda dan tapis lolos tinggi. Juga bagaimana menentukan frekuensi yang mengalir
sebagai sinyal cut-off rangkaian tapis RC lolos rendah dan tapis lolos tinggi berdasarkan bode plot
yang diperoleh dan bagaimana pula rancangan sistem tapis RC tingkat satu.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang membedakan antara jenis rangkaian RC tapis lolos rendah dan tinggi?
2. Bagaimana menentukan frekuensi cut-off rangkaian tapis RC lolos endah dan lolos tinggi
berdasarkan bode-plot?
3. Bagaimana merancang suatu sitem rangkaian tapis RC tingkat satu?
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membedakan jenis rangkaian RC tapis lolos rendah dan tinggi.
2. Menentukan frekuensi cut – off rangkaian tapis RC lolos rendah dan lolos tinggi
berdasarkan bode - plot.
3. Merancang suatu sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.
TINJAUAN PUSTAKA
Rangkaian filter (rangkaian penyaring) merupakan rangkaian yang di desain hanya untuk
memperbolehkan suatu frekuensi pada rentang tertentu memiliki nilai redaman (atenuasi) yang
kecil (disebut sebagai ’Pass Band’), sedangkan pada rentang frekuensi lainnya memiliki nilai
redaman yang sangat besar (disebut sebagai ’Attenuation Band’ atau ’Stop Band’). Sebuah
rangkaian filter bisa terdiri hanya dari komponen-komponen pasif dan biasa disebut sebagai
rangkaian filter pasif (Passive Filter Network). Ada juga rangkaian filter yang menggunakan
komponen-komponen aktif dan biasa disebut sebagai rangkaian filter aktif (Active Filter Network)
(Catur Rahmawan, 2011).
Beberapa keuntungan dan kerugian dari filter aktif dan pasif ialah pada filter aktif dapat
mengolah sinyal dengan amplitudo yang kecil, dapat diatur penguatan outputnya (diperkuat atau
diperlambat), sedangkan kerugiannya adalah pada komponen dihasilkan panas, perlu sumber agar
dapat bekerja, terdapatnya pembatasan frekuensi dari komponen yang digunakan sehingga
pengaplikasian untu frekuensi tinggi terbatas. Pada filter pasif keuntungan adalah tidak
membutuhkan sumber untuk bekerja, tidak menghasilkan panas, tidak banyak begitu banyak noise
(sinyal gangguan yng tidak diinginkan) karena tidak adanya penguatan, karena tidak adanya
pembatasan frekuensi maka pada filter pasifdapat diaplikasikan pada frekuensi tinggi sedangkan
kerugiannya adalah tidak dapat menguatkan sinyal, sulit untuk merancang filter yang
kualitasnya/responnya baik, impedansi input dan output tidak tentu atau berbeda-beda, sehingga
kurang baik dalam aplikasi (P. Widayati, 2006).
Dasar pemahaman tentang proses tanggapan frekuensi ini, maka kita hanya akan mengkaji
pada sifat RC yang bisa meloloskan frekuensi rendah dan tinggi dan sebagai alat pengubah
(converter) gelombang persegi-ke-segitiga dan persegi-ke-pulsa dengan, masing-masing,
mengintegrasikan dan mendiferensialkan gelombang inputnya dan rangkaiannya sendiri masing-
masing disebut rangkaian integrator dan rangkaian diferensiator orde 1, yang hanya terdiri dari
sebuahresistor yang seri dengan sebuah kapasitor yang ditunjukkan oleh gambar berikut.

R C

Vin Vin R
C Vout Vout

(a) Rangkaian Integrator (b) RangkaianDiferensiator


(Tim Elektronika Dasar, 2016)
Untuk pengintegralan RC, sinyal keluaran rangkaian merupakan integral dari sinyal
masukan yang dinyatakan oleh :
t
1
RC 0
Vo  Vin dt (3.1)

dan untuk pendiferensialan RC, sinyal keluaran rangkaian merupakan diferensial dari sinyal
masukan yang dinyatakan oleh :
dVin
Vo  RC (3.2)
dt
Untuk keduanya, integrator dan diferensiator, sinyal akan mengalami ”pelemahan” sinyal dari
daya mula-mulanya pada suatu nilai frekuensi yang disebut frekuensi cut – off (fc) yang
dinyatakan oleh :

1
fc  (3.3)
2 R C
(Tim Elektronika Dasar, 2016)

Fungsi rangkaian filter untuk menyaring, menahan atau melewatkan frekuensi tertentu.
Rangkaian filter dapat dibuat dari komponen pasif maupun aktif. Macam-macam rangkaian filter
akan dijelaskan sebagai berikut:
a. LPF (Low Pass Filter)
LPF akan melewatkan frekuensi rendah atau dengan kata lain low pass filter akan
memberikan tegangan keluaran yang konstan dari DC hingga frekuensi cutoff
(frekuensi0.707 atau frekuensi - 3dB) seperti di tunjukan dalam dibawah ini.

Gambar 1. Plot ternormalisasi Gambar 2. Sinyal frekuensi LPF (Low Pass Filter)

Rangkaian low pass filter dapat dibangun menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni
rangkaian low pass filter induktif dan rangkaian low pass filter kapasitif. Perlu diketahui bahwa
reaktansi induktor meningkat seiring meningkat-nya frekuensi. Reaktansi yang semakin besar
menyebabkan frekuensi tinggi tidak dapat melewati induktor untuk dapat mengalir ke beban.
b. HPF (High Pass Filter)
Rangkaian filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi tinggi. Kebalikan dari LPF,
yaitu melewatkan frekuensi diatas frekuensi cutoff
Gambar 1. Plot ternormalisasi Gambar 2. Sinyal frekuensi HPF (High Pass Filter)
(Jayadin Ahmad, 2007)

Harga Vo/Vi sebagai fungsi frekuensi disebut tanggap frekuensi (Frequency Response)
dari rangkaian. Apabila frekuensi rendah (ω ~ 0) amplitudo keluaran V o harganya sama dengan
amplitudo masukan Vi, sedang untuk frekuensi yang semakin tinggi Vo menjadi jauh lebih kecil
dari Vi. Oleh karena frekuensi rendah ”diteruskan” sedang frekuensi tidak sehingga dinamakan
𝑉𝑜 1
tapis lolos bawah. Pada frekuensi ω = ωodimana ωo RC = 1, maka menurut = ,
𝑉𝑖 √1+(𝜔𝑅𝐶)2
Vo2/Vi2 = ½. Oleh karena pada frekuensi ini daya keluaran setengah dari daya masukan, maka ω o
disebut frekuensi paro daya (half-power frequency), dan sering juga disebut cut off frequency atau
corner frequency (frekuensi pojok). Demikian juga oleh karena pada frekuensi ω = ωo, harga A =
1
Vo/Vi = 2−2 = 0,707, sehingga harga Adb = 20 log A = -10 log 2 = -3,0 db maka ωo juga
dinamakan 3 db cut- off frequency. Gambar tanggap frekuensi dengan harga A menggunakan
skala db, dinamakan Bode plot.
1
Jika harga RC dibuat besar sehingga ωRC >> 1, maka dari sin 𝜑 = dan
√1+(𝜔𝑅𝐶)2
𝜔𝑅𝐶 1 𝑉𝑖 𝑉𝑜 1 𝑉𝑖
cos 𝜑 = dan 𝑉𝑜 = = dan = didapat, 𝜑 = 0 dan 𝑉𝑜 =
√1+(𝜔𝑅𝐶)2 𝜔𝐶 √1+(𝜔𝑅𝐶)2 𝑉𝑖 √1+(𝜔𝑅𝐶)2 𝜔𝑅𝐶
𝐼
sehingga persamaan 𝑉𝑜 = − (𝜔𝐶 ) cos(𝜔𝑡 + 𝜑) = 𝑉𝑜 sin{𝜔𝑡 − (90 − 𝜑)} dimana Vo adalah
amplitudo dari keluaran akan berubah menjadi:
𝑖 𝑉 1
𝑉𝑜 = − 𝜔𝑅𝐶 cos ωt = 𝑅𝐶 ∫ 𝑉𝑖 𝑑𝑡 (3.4)
Karena keluaran merupakan intergral dari masukan, sehingga sering disebut dengan rangkaian
integrator.
Keluaran 𝑉𝑜 = 𝑉𝑅 = 𝑖𝑅, sehingga dari 𝑖 = 𝑖𝑅 = 𝑖𝐶 = 𝐼 sin(𝜔𝑡 + 𝜑) diperoleh:
𝑉𝑜 = 𝑅𝐼 sin(𝜔𝑡 + 𝜑) = 𝑉𝑂 sin(𝜔𝑡 + 𝜑) dimana amplitudo keluaran adalah:
𝑅𝑉𝑖 𝑉𝑖
𝑉𝑜 = 2
= 2
(3.5)
√𝑅2 +( 1 ) √1+( 1 )
𝜔𝐶 𝜔𝑅𝐶

Atau
𝑉𝑂 1
= 2
(3.6)
𝑉𝑖
√1+( 1 )
𝜔𝑅𝐶
dari persamaan tersebut terlihat bahwa untuk ω kecil (ω << 1/RC), Vo mendekati nol, sedangkan
untuk ω besar harga Vomendekati Vi. Oleh karena frekuensi tinggi” diteruskan” sedang frekuensi
rendah tidak, maka rangkaian tersebut merupakan tapis lolos atas (high-pass-filter). Dengan alasan
1
1 𝑉𝑜
yang sama, oleh karena pada frekuensi ω = ωo = 𝑅𝐶
, harga A = 𝑉𝑖
= 2−2 = 0,707, maka cut-off
1
frekuensi dari tapis lolos atas ini juga 𝜔𝑜 = 𝑅𝐶 . Jika RC kecil sehingga (1/ωRC) >>1, maka φ ~ 90
dan Vo ~ ωRCVi. Dengan demikian diperoleh:
𝑉𝑜 = 𝜔𝑅𝐶𝑉𝑖 cos 𝜔𝑡 = 𝑅𝐶 𝑑𝑣𝑖 /𝑑𝑡 (3.7)
Karena keluaran merupakan diferensial dari masukan maka rangkaian tersebut disebut sebagai
diferensiator (Bambang Purwadi: 69-70).
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1. Osiloskop Sinar Katoda + Probe 1 set
2. Audio Function Generator 1 buah
3. Resistor 1 buah
4. Kapasitor 1 buah
5. Kabel Penghubung 7 buah
Identifikasi Variabel
1. Variabel manipulasi : frekuensi (Hz)
2. Variabel respon : tegangan output (volt)
3. Variabel kontrol : tegangan input (volt), resistor (Ω) dan kapasitor (F).

Definisi Operasional Variabel


1. Frekuensi (f) adalah sebagai variabel manipulasi yang akan menunjukkan bagaimana
tanggapan rangkaian terhadap besarnya frekuensi yang diberikan dengan satuan Hz.
2. Tegangan Keluaran (Vout) adalah besarnya tegangan keluaran yang merespon besar frekuensi
yang dimanipulasi, dimana tegangan keluaran akan membentuk gelombang. Satuan tegangan
keluaran yaitu volt.
3. Tegangan Input (Vin) adalah besarnya tegangan masuk dari Audio Function Generator dan
satuannya adalah volt.
4. Resistor (R) adalah berfungsi sebagai penahan arus yang tidak dapat diloloskan oleh filter RC
seperti menahan frekuensi tinggi untuk filter RC integrator dan menahan frekuensi rendah
untuk filter RC Diferensiator. Satuan resistor yaitu Ohm (Ω).
5. Kapasitor (C) adalah berfungsi sebagai penyimpan arus, dalam hal ini akan menyimpan
frekuensi yang telah ditahan atau tidak dapat di filter/ tapis. Satuan kapasitor yaitu Farad (F)
Prosedur Kerja
Pada praktikum ini dilakukan dua kali percobaan, yakni filter RC lolos rendah
(integrator) dan filter RC lolos tinggi (diferensiator). Pada percobaa pertama membuat
rangkain yang telah ditunjukkan, dimana input (Audio Function Generator) diserikan
dengan resistor, kemudian kapasitor dan outpu (osilator sinar katoda) tersusun paralel.
Namun sebelum dirangkaian, dilakukan spesifikasi komponen, pengetesan berfungsi
tidaknya komponen, kemudian memilih nilai/harga kapasitor yang rendah. Setelah
didaptakn harganya, maka menghitng besar frekuensi potong berdasarkan persamaan yang
disedikan, dalam arti nilai frekuensi tersebut adalah nilai frekuensi secara teori.
Dilanjutkan dengan mengukur tegangan puncak Vi (maksimum) audio generator untuk
gelombang persegi. Dilakukanlah pengambilan data. Pada percobaan kedua, ykni filter
RC lolos tinggi (diferensiator). Membuat rangkaiannya dengan menukar posisi antara
reistor dengan kapasitor. Setelahnya, dilakukanlah pengukuran dan pengambilan data.
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
Hasil Percobaan
R = 220 Ω
𝐶1 = 22 x 10-8 F
𝐶2 = 22 x 10-9 F
𝑉𝑖𝑛 = 1,5V
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Integrator Diferensiator
No f (Hz) Vout (volt) No f (Hz) Vout (volt)
1 30 1,5 1 30 0,010
2 40 1,5 2 40 0,010
3 50 1,5 3 50 0,015
4 60 1,5 4 60 0,020
5 70 1,5 5 70 0,020
6 80 1,5 6 80 0,020
7 90 1,5 7 90 0,020
8 100 1,5 8 100 0,025
9 200 1,45 9 200 0,090
10 300 1,35 10 300 0,130
11 400 1,30 11 400 0,160
12 500 1,20 12 500 0,20
13 600 1,15 13 600 0,24
14 700 1,10 14 700 0,24
15 800 1,10 15 800 0,26
16 900 1,05 16 900 0,26
17 1000 1,00 17 1000 0,30
18 2000 0,6 18 2000 0,40
19 3000 0,4 19 3000 0,40
20 4000 0,35 20 4000 0,40
21 5000 0,25 21 5000 0,40
22 6000 0,20 22 6000 0,40
23 7000 0,20 23 7000 0,40
24 8000 0,15 24 8000 0,40
25 9000 0,15 25 9000 0,40
26 10000 0,15 26 10000 0,40
27 20000 0,10 27 20000 0,40

Analisis data
1. Integrator
a. Teori
1
fc = 2𝜋 𝑅𝐶
1
= 2 (3,14)(220 𝛺)(22 ×10−8 𝐹)
108
=
30395,2 𝐻𝑧
= 3289 Hz
1
ω0 = 𝑅𝐶
1
= (220 𝛺)(22 ×10−8 𝐹)
1
= 4840 𝑥 10−8 𝐻𝑧
108
= 4840
= 20661,1 𝑟𝑎𝑑/𝑠
b. Praktikum
𝑓𝑐 = 1000 𝐻𝑧
𝜔0 = 2𝜋𝑓
= 2 (3.14)(1000 𝐻𝑧)
= 6280 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑓𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝑓𝑐 𝑝𝑟𝑎𝑘
𝑓𝑐 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
3289 + 1000
=
2
= 2144,5 𝐻𝑧
𝑓𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑓𝑐 𝑝𝑟𝑎𝑘
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | | × 100%
𝑓𝑐 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
3289−1000
= | | × 100%
2144,5
= 106,7%
𝜔0 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝜔0 𝑝𝑟𝑎𝑘
𝜔0 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
20661,1 + 6280
=
2
= 13470,55 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝜔0 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝜔0 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | | × 100%
𝜔0 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
20661,1−6280
=| 13470,55
| × 100%
14381,1
= |13470,55| × 100%
= 106,7%
2. Diferensiator
a. Teori
1
fc = 2𝜋 𝑅𝐶
1
= 2 (3.14)(220 𝛺)(22 ×10−8 𝐹)
1
= 6.28 𝑥 4840 𝑥 10−8 𝐻𝑧
108
= 30395,2 𝐻𝑧
= 3289 Hz
1
ω0 =
𝑅𝐶
1
= (220
𝛺)(22 ×10−8 𝐹)
1
= 4840 𝑥 10−8 𝐻𝑧
108
= 4840
= 20661,1 𝑟𝑎𝑑/𝑠
b. Praktikum
𝑓𝑐 = 300 𝐻𝑧
𝜔0 = 2𝜋𝑓
= 2 (3.14)(300 𝐻𝑧)
= 1884 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑓𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝑓𝑐 𝑝𝑟𝑎𝑘
𝑓𝑐 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
3289 + 300
=
2
= 1794,5 𝐻𝑧
𝑓𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑓𝑐 𝑝𝑟𝑎𝑘
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | 𝑓𝑐 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
| × 100%
3289−300
= | 1794,5
| × 100%
2989
= |1744,5| × 100%
= 171,3%
𝜔0 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝜔0 𝑝𝑟𝑎𝑘
𝜔0 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
20661,1 + 1884
=
2
= 11272,55 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝜔0 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝜔0 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | 𝜔0 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
| × 100%
20661,1−1884
= | 11272,55
| × 100%
19405,1
= |11272,55| × 100%
= 172,1 %
PEMBAHASAN

Rangkaian penapis RC adalah suatu jenis rangkaian yang bersifat sebagai penapis
frekuensi. Artinya jenis rangkaian ini ada yang bersifat meloloskan frekuensi rendah, tetapi
menahan frekuensi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Rangkaian penapis RC dibedakan menjadi
integrator dan diferensiator. Integrator yaitu rangkaian yang bersifat meloloskan frekuensi rendah
dan menahan frekuensi tinggi sedangkan diferensiator yaitu rangkaian yang bersifat meloloskan
frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah.
Pada praktikum ini dilakukan dua kali kegiatan yaitu kegiatan pertama integrator
dan kegiatan kedua yaitu diferensiator. Pada kegiatan integrator maupun diferensiator
menggunakan R = 220 ± 5% Ω, C = 22.10-8 F dan Vin = 1,5 Volt. Frekuensi cut-off yang
didapatkan secara teori sebesar 328,9 Hz, adapun secara praktikum frekuensi cut off
diperoleh dari Av yang paling mendekati 0,707. Pada Diferensiator besar frekuensi yang
didapatkan sebesar 1000 Hz dengan 106,7% persendiff. Tegangan mulanya akan konstan
dititik 1,5 volt, kemudian mengalami kenaikan tegangan pada frekeunesi tertentu yakni
1000 Hz pada tegangan 0,30 volt. Sedangkan pada Integrator besar frekuensi yang
diperoleh 300 Hz dan nilai persendiff sebesar 171,3%. Sama perihalnya diferensiator,
konstanta pada tegangan 1,5 volt dan mengalami penurunan difrekuensi tertentu pada 300
Hz dan tegangan pada 1,35 volt. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kedua kegiatan
tersebut mengalami kekeliriun yang cukup tinggi, hal ini selain audio function generator
yang mulai mengalami kerusakan, juga pada praktikan yang kurang teliti.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Filter RC lolos rendah (integrator) yaitu rangkaian RC yang bersifat meloloskan
frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi dengan bentuk rangkaian kapasitor
yang diparalelkan dengan Vout-nya. Sedangkan filter RC lolos tinggi (diferensiator)
yaitu rangkaian RC yang bersifat meloloskan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi
rendah. Dengan rangkaian resistor yang di paralelkan dengan Vout-nya
b. Filter RC lolos rendah maupun tinggi memperlihatkan bahwa setelah mencapai
frekuensi tertentu tegangan yang mulanya konstan akan turun seiring bertambahnya
frekuensi.
Rangkaian RC tapis tingkat satu hanya terdiri dari dari 1 resistor dan satu kapasitor

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Jayadin. 2007. Ilmu Elektronika. Bandung: Laboratorium Elektronika Dasar.
Purwadi, Bambang. Elektronika 1. Jakarta: Penerbit Jalan Pintu Satu.
Rahmwan, Catur, 2011. Resonansi dan Filter. Jurnal Fisika, Vol ume 02 No 01 Tahun 2013, 01 –
07.
Tim Elektronika Dasar, 2016. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1. Makassar: Laboratorium
Unit Elektronika & Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA UNM.
Widayati, P, 2006. Filter Frekuensi. ISSN 1410-8542, Volume 9, Oktober 2006.
Analisis Grafik

Integrator
0
1 10 100 1000 10000 100000

-5

-10
Tegangan maksimum (Vi)

-15

-20

-25

-30

-35

-40
Frekuensi (Hz)

Grafik 1. Hubungan antara Frekuensi (Hz) dan Vmax (Volt) pada filter lolos rendah
Diferensiator

0
1 10 100 1000 10000 100000

-10
Tegangan Maksimum (Volt)

-20

-30

-40

-50

-60
Frekuensi (Hz)

Grafik 2. Hubungan antara Frekuensi (Hz) dan Vmax (Volt) pada filter lolos tinggi

Anda mungkin juga menyukai