Anda di halaman 1dari 23

 

RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I


LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
“Perkembangan Kognitif dan Bahasa Masa Kanak-kanak Awal”

Observer:

Piren Septianmar

18081101

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2019

 
 
 
 

BAB I

PERSPEKTIF TEORI PERKEMBANGAN

A. Perspektif Biologis: Perkembangan Otak Anak

Kemampuan kognitif dan bahasa anak dipengaruhi oleh perkembangan otak dan
pengalaman belajar. Sepanjang masa kanak-kanak, otak tidak tumbuh secepat masa bayi.
Meskipun demikian, otak dan kepala masih tumbuh lebih cepat daripada anggota tubuh
lainnya. Perkembangan dan kematangan otak anak akan mempengaruhi kemampuan dan
keterampilan motorik, bahasa, kognitif, dan psikososial.

Beberapa peningkatan otak dalam ukuran disebabkan oleh myelinasi dan


beberapa disebabkan peningkatan dalam jumlah dan ukuran dendrit. Pada masa
kanak-kanak awal pertumbuhan yang paling cepat terjadi di area lobus frontal yang
terlibat dalam perencanaan dan pengaturan tindakan dan dalam mempertahankan
perhatian terhadap tugas. Selain itu, pertumbuhan di area lobus temporal dan parietal
terlibat dalam perkembangan bahasa dan hubungan spasial.

Selain itu, konsentrasi dopamine dalam otak anak biasanya meningkat secara
signifikan di masa kanak-kanak awal, dihubungkan dengan keterampilan kognitif anak
yang sedang berkembang.

B. Perspektif Perkembangan Kognitif Piaget: Tahap Praoperasional

Tahap praoperasional merupakan tahap perkembangan kognitif kedua setelah


tahap sensorimotorik. Pada tahap ini, anak-anak belum siap untuk terlibat dalam operasi
atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis.

1. Kemajuan Kognitif Sepanjang Usia Kanak-kanak Awal

Kemajuan dalam pemikiran simbolis diikuti pertumbuhan pemahaman


akan ruang, kausalitas, identitas, kategorisasi, dan angka. Sebagian dari

 
 

 
 
 
pemahaman ini memiliki akar dalam masa bayi dan baduta; yang lain berkembang
penuh hingga masa kanak-kanak tengah.

a. Fungsi Simbolis

Isyarat motoris dan sensoris pada masa bayi akan digantikan


dengan fungsi simbolis: kemampuan untuk menggunakan simbol, atau
representasi mental – kata, angka, atau gambar tempat seseorang
melekatkan makna. Memiliki simbol untuk sesuatu dapat membantu
anak-anak mengingat dan memikirkan objek sendiri tanpa kehadiran
wujud fisik.

Anak-anak prasekolah menunjukan fungsi simbolis melalui imitasi


tertunda (​deferred imitation​), bermain sandiwara (​pretend play​), dan
bahasa. Imitasi tertunda (yang dimulai pada akhir subtahap sensorimotor)
didasarkan pada kemampuan untuk menyimpan representasi mental
tindakan yang diamati. Dalam bermain sandiwara, anak-anak menjadikan
sebuah objek, seperti boneka, sebagai representasi atau simbolisasi benda
lain, seperti orang. Sedangkan bahasa, merupakan sistem simbol (kata)
untuk berkomunikasi.

b. Kausalitas

Kausalitas menjadi aspek mental penting yang berkembang pada


masa praoperasional. Namun menurut Piaget, pemikiran kausalitas anak
bukan merupakan hasil berpikir logis tentang sebab dan akibat ( ​cause
and effect​). Menurutnya, anak berpikir dengan ​transduction ​(transduksi):
istilah Piaget yang ditijukan kepada kecenderungan praoperasional anak
untuk menghubungkan secara mental fenomena tertentu, terlepas dari
apakah terdapat hubungan kausalitas yang logis.

 
 

 
 
 

c. Pemahaman Identitas dan Kategorisasi

Identitas merupakan konsep yang menyatakan bahwa manusia dan


banyak hal lainnya adalah sama walupun mereka berbeda bentuk, ukuran,
dan tampilan. Pemahaman ini mendasari konsep diri.

Kategorisasi, atau klasifikasi, menuntut anak untuk


mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan. Pada usia empat tahun,
banyak anak yang dapat mengkalsifikasikan dua kriteria seperti warna dan
bentuk. Namun anak memiliki kecenderungan untuk mengatributkan
kehidupan kepada objek tak bernyawa disebut animisme.

d. Angka

Pada masa kanak-kanak awal, anak-anak mulai mengenali lima


prinsip perhitungan: 1) ​The 1-to-1 principle; ​hanya menyebutkan satu
angka untuk tiap item yang dihitung, 2) ​The satble order principle;
menyebutkan nama-angka dalam serangkaian susunan, 3) ​The
order-irrelevance principle: ​mulai menghitung item apa saja dengan total
hitungan yang akan sama, 4) ​The cardinal principle: n​ ama angka terakhir
yang digunakan akan menjadi total jumlah item yang dihitung, 5) ​The
abstraction principle: ​berbagai prinsip diatas digunakan terhadap semua
objek. Konsep perhitungan pada anak sangat dipengaruhi oleh
pembelajaran dalam keluarga, kultur, dan pengalaman belajar.

2. Batasan Pemikiran Praoperasional

Salah satu karakteristik utama pemikiran praoperasional Piaget adalah


centration (​ sentrasi): kecenderungan untuk berfokus kepada satu aspek dari
sebuah situasi dan mengacukan yang lain. Hal ini disebabkan karena anak tidak
dapat ​decenter (​ desenter): memikirkan beberapa aspek sebuah situasi pada satu

 
 

 
 
 
waktu. Sentrasi dapat membatasi pemikiran anak tentang hubungan fisik dan
sosial.

a. Konservasi

Anak usia prasekolah belum dapat memahami konservasi,


kenyataan bahwa dua hal adalah tetap sama walaupun berbeda bentu,
selama tidak ada penambahan atau pengurangan. Anak-anak
praoperasional tidak dapat mempertimbangkan tinggi dan lebar dalam satu
waktu. Mereka terpusat pada satu aspek, dan mengabaikan aspek lain
sehingga pemikiran mereka belum logis.

Kemampuan untuk mengkonservasi juga dibatasi oleh


irreversibility ​(ireversibilitas): kegagalan untuk memahami bahwa sebuah
operasi atau aksi memberikan dua hasil atau lebih. Menurut Piaget,
anak-anak praoperasional biasnya berpikir seakan mereka menonton
tampilan ​slide ​dengan ​frame ​statis: anak-anak fokus pada kondisi suksesif,
dan tidak menyadari transformasi dari satu keadaan ke keadaan yang lain.

b. Egosentrisme

Merujuk kepada Piaget, Egosentisme merupakan bentuk sentrasi,


anak-anak sangat terpusat pada sudut pandangnya sendiri sehingga
mereka tidak dapat menerima pandangan yang lain. Egosentisme mungkin
dapat menjelaskan mengapa anak kecil terkadang mengalami masalah
dalam membedakan relaitas dengan apa yang ada di otak mereka dan
mengapa mereka menunjukan kebingungan terhadap penyebab terjadinya
sesuatu.

C. Perspektif Perkembangan Bahasa: Periode Linguistik

Perkembangan bahasa anak ditempuh dengan cara yang sistematis mengikuti arah
perkembangan usianya. Kematangan otak dan pengalaman belajar bahasa yang diperoleh

 
 

 
 
 
anak menjadi faktor penting perkembangan bahasa anak. Setiap anak memiliki periode
perkembangan bahasa yang berbeda-beda, tetapi masih dalam pola perkembangan yang
sama.

Dworetzsky (1990, dalam Zubaidah) membagi tahap perkembangan bahasa anak


ke dalam dua periode: 1) Periode pralinguistik; dan 2) Periode linguistik. Pada setiap
periode memiliki karakteristik perkembangan bahasa tersendiri yang bersifat universal
dan individual. Universal berarti pola yang ada pada setiap periode berlaku untuk
anak-anak secara luas, sedangkan individual berarti pola perkembangan yang terjadi pada
setiap anak berbeda-beda dan bersifat unik.

Periode linguistik terjadi pada anak-anak usia satu tahun keatas. Pada periode ini
anak sudah dapat mengeluarkan kata pertama, dan terus semakin kompleks sesuai
kematangan dan pertambahan usianya. Jalongo (1992, dalam Zubaidah) menguraikan
tahapan perkembangan bahasa menjadi lima tahap perkembangan. Tahap pertama yaitu
usia sejak lahir sampai 11 bulan yang merupakan periode pralinguistik. Tahap kedua
sampai kelima termasuk kedalam periode linguistik. Tahap-tahap perkembangan bahasa
pada periode linguistik diuraikan sebagai berikut:

Tahap Kedua

Ucapan Satu Kata

Usia 1-2 Tahun Ciri Perkembangan

Awal tahun -Anak menggunakan holofrase (satu kata yang


menyimbolkan semuanya/uterances)

-Kosa kata terdiri dari 3-6 kata


12 bulan

 
 

 
 
 

12-18 bulan -Intonasi kompleks, menggunakan kata benda


yang luas, dan menggunakan kosa kata yang
terdiri dari 3-50 kata

-Sosial: anak tidak menunjukan frustasi ketika


tidak memahami

Tahap Ketiga

Membuat Kata-kata dalam Frase

Usia 2-3 Tahun Ciri Perkembangan

Sekitar usia 2 tahun -Langkah yang baik dalam penerimaan bahasa;


Anak menggunakan bahasa telegrafik yabg
terdiri dari 2-3 kata

-Kosa kata yang digunakan terdiri dari 3-50 kata


Sekitar usia 3 tahun
-Sosial: peningkatan pasti dalam upaya
berkomunikasi dan anak mulai menggunakan
percakapan

-Kadang mempertimbangkan periode paling


cepat dalam perkembangan bahas

-Kosa kata: banyak kata yang bertambah setiap


hari; yakni 200-300 kata

-Sosial: anak berusaha berkomunikasi dan


menunjukan frustasi jika tidak bisa memahami
kemampuan orang lain (dewasa) untuk
memahami, anak meningkat dramatis.

Tahap Keempat

Menggunakan Kalimat secara Lengkap

 
 

 
 
 

Usia 4-6 Tahun Ciri Perkembangan

Sekitar 4 tahun -Penerapan pengucapan dan tata bahasa

-Kosa kata: 1400-1600 kata

-Sosial: anak mencari cara yang tidak


dimengerti mulai dengan penyesuaian
pengucapan untuk pendengar informasi,
perselisihan dengan kawan sebaya dapat
diselesaikan dengan kata dan ajakan untuk
bermain lebih sering
Usia 5-6 tahun -Kompleks, susuna kalimat dan tata bahasa
yang benar, menggunakan awalan; kata kerja
sekarang, kemarin dan yang akan datang,
rata-rata panjang kalimat stengah perkalimat
meningkat menjadi 6-8 kata

Tahap Kelima

Menggunakan Bahasa secara Simbolik

Usia 6-7 Tahun Ciri Perkembangan

Sekitar 6-7 tahun -Menggunakan bahasa yang lebih kompleks,


lebih banyak ajektifnya, menggunakan kalimat
pengandaian, jumlah rata-rata perkalimat7 atau
6 kata

-Kosa kata untuk bahasa lisan 3000 kata

-Sosial: anak menggunakan klausa ajektif


dengan menggunakan kata ‘yang’ dan lebih
banyak menggunakan kata kerja yang
dibendakan

 
 

 
 
 

BAB II

HASIL OBSERVASI & WAWANCARA

A. Identitas Subjek Observasi

Tanggal pendataan & pemeriksaan: 2 Juni 2019

Identitas Subjek

Nama Muhammad Noval Mardiansyah

Tempat, tanggal lahir Tasikmalaya, 30 Nopember 2014

Usia 4 tahun 6 bulan

Nama Ibu Entik Atikah

Nama Ayah Marlis

Jumlah saudara 2 Kandung

0 Tiri/angkat

Alamat Kp. Cikadu RT/RW: 005/003, Ds.


Rajamandala, Kec. Rajapolah, Kab.
Tasikmalaya

Pemeriksaan Fisik

Tinggi badan 102 Cm

Berat badan 15 Kg

Lingkar kepala 54 Cm

 
 

 
 
 

Lingkar perut 60 Cm

Kondisi gigi Sebagian besar gigi seri ​central d​ an ​laretal


rahang bawah dan atas mengalami kerusakan
akibat kurangnya perawatan gigi yang
seharusnya

Hasil pemeriksaan posyandu terakhir Subjek telah diberikan imunisasi secara


lengkap. Pemeriksaan terakhir menunjukan
tumbuh kembang yang baik. Pemberian
vitamin A masih akan terus diberikan sebagai
tambahan vitamin untuk anak.

B. Hasil Observasi
1. Kemajuan Kognitif Anak

Tanggal Observasi: 3 Juni 2019

Kemajuan Deskripsi Hasil Observasi

Menggunakan Anak tidak harus berada dalam Subjek bermain playpretend menjadi
simbol kondisi kontak sensorimotorik ultramen menunjukan telah
dengan objek, orang, atau berkembangnya fungsi simbolik pada
peristiwa untuk memikirkan subjek (Tanggal obsevasi: 3 Juni 2019)
hal tersebut

Anak dapat membayangkan Subjek menggunakan sapu sebagai


objek atau orang tersebut tongkat dalam bermain playpretend
memiliki sifat yang berbeda menunjukan bahwa subjek telah dapat
dengan yang sebenarnya membayangkan objek tersebut
memiliki fungsi/sifat yang berberda
(Tanggal observasi: 3 Juni 2019)

 
 

 
 
 

Memahami Anak memahami bahwa Subjek masih mengenali orang tuanya


identitas perubahan luar tidak ketika menggunakan kerudung ataupun
mengubah karakter alamiah tidak (Tanggal observasi: 3 Juni 2019)
sesuatu

Memahami Anak memahami bahwa Ketika mainannya rusak, subjek


sebab-akibat peristiwa memikili sebab mengetahui bahwa ada orang lain yang
mungkin merusaknya (Tanggal
observasi: 3 Juni 2019)

Mampu Anak mengorganisir objek, Subjek dapat membedakan kendaraan,


mengklasifikasi orang, dan peristiwa kedalam robot, uang asli, uang mainan, dll
kategori yang memiliki makna (Tanggal observasi: 3 Juni 2019)

Memahami angka Anak dapat menghitung dan Subjek dapat berhitung dengan baik
bekerja dengan angka dan konsisten sampai angka tiga
(Tanggal observasi: 3 Juni 2019)

Empati Anak menjadi lebih mampu Subjek memberikan mainannya pada


untuk membayangkan apa anak yang lebih kecil darinya
yang dirasakan orang lain menunjukan bahwa subjek telah
mengembangkan empatinya (Tanggal
observasi: 3 Juni 2019)

Teori pikiran Anak menjadi lebih sadar akan Subjek menunjukan kemampuan
aktifitas mental dan fungsi berfikir, ketika ditanya sesuatu yang
pikiran akan dibeli subjek berfikir sejenak
memikirkan apa yang dia mau (Tanggal
observasi: 3 Juni 2019)

 
 
10 
 
 
 

2. Batasan Pemikiran Praoperasional

Tanggal Observasi: 3-6 Juni 2019

Batasan Deskripsi Hasil observasi

Sentrasi: Anak fokus pada satu aspek Subjek lebih memilih membeli susu
ketidakmampuan dari situasi dan mengabaikan kotak yang lebih tinggi dari pada
untuk desenter yang lain membeli susu kota yang lebih lebar
(Tanggal observasi: 3 Juni 2019)

Ireversibilitas Anak gagal memahami bahwa Ketika pakaian subjek basah, ia lebih
beberapa operasi atau tindakan memilih mengganti pakaiannya, hal ini
dapat dibalik, dikembalikan ke menunjukan bahwa ia belum
situasi semula menyadari bahwa pakaian basah dapat
kering kembali (Tanggal observasi: 4
Juni 2019)

Fokus pada situasi, Anak gagal memahami nilai Subjek belum dapat memahami
bukan pada penting transformasi antar kenapa dua gelas air yang sama banyak
transformasi pernyataan menjadi kelihatan lebih banyak ketika
dituangkan kedalam mangkuk
(Tanggal observasi: 3 Juni 2019)

Penalaran Anak tidak menggunakan Ketika orang tua subjek sakit, subjek
transduktif penalaran deduktif atau terlihat melamun dan sepertinya ia
induktif, mereka malah berpikir bahwa ia banyak bermain
melompat dari satu penalaran sehingga ibunya sakit (Tanggal
ke yang lain dan mencari observasi: 6 Juni 2019)
sebab ketika mereka tidak
menemukannya

Egosentrisme Anak berasumsi bahwa orang Ketika hari raya, subjek memaksa
lain berfikir, menerima, dan orang tuanya untuk membeli mainan
merasa sebagaimana yang padahal toto mainan tutup di hari raya
mereka lakukan (Tanggal obsevasi: 5 Juni 2019)

 
 
11 
 
 
 

Animisme Anak mengatributkan Subjek berfikir bahwa mainan juga


kehidupan kepada objek yang hidup sehingga ia sangat baik terhadap
tidak hidup mainannya (Tanggal observasi: 3 Juni
2019)

Ketidakmampuan Anak merasa bingung dengan Subjek terlihat bingung ketika


membedakan apa yang sebenarnya menggunakan kaca mata hitam, ia
penampakan dengan penampilan berpikir bahwa saat menggunakan kaca
kenyataan mata hari sudah malam (Tanggal
observasi: 3 Juni 2019)

3. Hasil Pengujian Sentrasi

Tanggal Observasi: 3 Juni 2019

Tugas Menunjuka Melaksanak Pertanyaan Jawaban Hasil Observasi


Percakap n kepada an yang yang
an Anak Transforma Dilontarkan Biasanya
bahwa si kepada Anak Keluar dari
Kedua Item Anak
Tersebut Praoperasion
Sama al

Angka 10 koin Meletakkan “Baris mana “baris satu Ini (sambil menunjuk
yang dibagi koin-koin yang memiliki baris satu)
menjadi dua pada baris memiliki lebih banyak
baris satu lebih lebih banyak koin”
dengan renggang koin?”
jumlah yang dari pada
sama baris dua

 
 
12 
 
 
 

Cairan dua gelas Menuangka “Apakah “gelas yang (Menunjuk ke gelas


yang sama n cairan dari kedua gelas lebih yang lebih panjang)
menampung gelas ke ini memiliki panjang dan
jumlah air dalam gelas jumlah ramping
yang sama lain yang cairan yang memiliki
lebih sama cairan yang
panjang dan banyaknya?” lebih
ramping banyak”

Kepadata Dua bola Menggulun “Apakah “yang (Subjek tidak mengerti)


n lilin mainan g salah satu kedua benda berbentuk
berukuran bola ke ini memiliki sosis lebih
yang sama bentuk sosis kepadatan padat”
yang sama
atau tidak?”

Berat Dua bola Menggulun “Apakah “yang (Subjek menunjuk ke


lilin mainan g salah satu keduanya berbentuk bentuk bola)
berukuran bola ke memiliki sosis lebih
yang sama bentuk sosis berat yang berat”
sama?”

Daerah Dua kelinci Mengatur “Apakah tiap “Yang (Subjek tidak mengerti)
mainan, dua kembali kelinci memiliki
lembar balok pada memiliki balok lebih
kertas salah satu jumlah dekat satu
karton lembar rumput yang sama lain
(rumput), kertas sama memiliki
dengan banyaknya?” jumlah
balok rumput yang
(gudang) lebih
dengan banyak”
jumlah
gudang
yang sama

 
 
13 
 
 
 

di setiap
lembar

Volume Dua gelas Menggulun “Manakah “Air dengan “Yang sosis”


air dengan g salah satu yang akan sosis di
dua bola bola ke lebih tinggi dalamnya
berukuran bentuk sosis airnya jika akan lebih
sama dua benda tinggi”
didalamnya ini
dimasukkan
kedalam
gelas?”

4. Hasil Pengujian Kemampuan Bahasa

Tanggal Observasi: 7 Juni 2019

Analisis: Subjek dapat memahami informasi yang didapatnya, namun cenderung sulit untuk
memberikan respon dalam bahasa yang baik. Subjek masih mengembangkan bahasanya secara
sederhana, belum dapat membuat kalimat kompleks seperti seharusnya anak-anak seusianya.
Belum dapat dipastikan penyebab terhambatnya subjek dalam mngembangkan kemampuan
bahasanya, karena belum ada intervensi/diagnosa dari psikolog/dokter anak.

Observer mencoba memberikan beberapa pertanyaan sederhana yang harus dijawab subjek,
antara lain: ​1) Siapa nama adik?; 2)Mamahnya mana?; 3) Adek lagi main apa sekarang?; 4)
Mau beli susu gak?; 5) Coba hitung mainannya?; dll​. Namun, subjek hanya memberikan
respon sederhana seperi ​hmmm, mengangguk, menoleh, menunjuk, ​dan gerakan non-verbal
iannya. Subjek lebih sering memberikan respon dalam bentuk non verbal ataupun verbal
sederhana. Hal tersebut yang membuat observer penasaran apakah subjek pemalas (dalam arti
malas untuk berbicara) atau memang ada penyebab lain yang mempengaruhi.

 
 
14 
 
 
 

C. Hasil Wawancara

Tanggal wawancara: 7 Juni 2019

Identitas Narasumber

Nama Entik Atikah

Usia 42 tahun

Orang tua/wali dari Noval

Hubungan dengan subjek Ibu kandung

Pekerjaan IRT & Wirausaha

Poin-poin berkaitan dengan asupan gizi & kesehatan anak

Tidak ada pola makan dan asupan gizi khusus. Subjek termasuk anak yang sulit makan
sehingga pernah dikasih vitamin untuk meningkatkan nafsu makan anak.

Poin-poin berkaitan dengan pola asuh

Ibu Entik Atikah sepertinya merapkan pola asuh otoritatif namun cenderung permisif. Hal ini
mungkin terjadi karena orang tua subjek merupakan wirausaha ​spare part m ​ otor sehingga
beliau lebih memberikan fokus terhadap pekerjaannya. Meskipun begitu, Ibu Entik atikah
memiliki rambu-rambu/aturan tersendiri untuk anaknya, yang sifatnya tidak terlalu saklek. Jadi
pada beberapa kasus mungkin subjek akan melanggar aturan tersebut karena aturan yang
diterapkan kurang tegas.

Poin-poin berkaitan dengan harapan & persepsi orang tua terhadap anak

 
 
15 
 
 
 

Orang tua subjek memiliki harapan baik untuk anaknya, namun tidak visioner. Beliau tidak
memiliki harapan khusus untuk anak kedepannya, seperti pendidikan, prestasi, ataupun karir
masa depan anak.

Ibu Entik atikah menunjukan rasa kasih sayang yang begitu hangat kepada subjek, mengingat
Subjek merupakan anak terakhir setelah ia mengalami dua kali keguguran. Rasa sayang inilah
yang mungkin membuat beliau tidak terlalu menuntut banyak kepada anaknya.

Poin-poin berkaitan dengan lingkungan bermain anak

Subjek masih cenderung bermain di zona aman, yaitu disekitar rumah. Sehingga belum terlalu
terlibat dengan teman sebayanya. Kecenderungan bermain dengan subjek yang sama (Reza)
menunjukan tingginya tingkat kelekatan anak dengan lingkungan sekitar terutama orang tua.

 
 
16 
 
 
 

BAB III

KESIMPULAN

A. Perkembangan Kognitif Subjek:

Berdasarkan hasil pengujian, observasi, dan wawancara, dapat disimpulkan beberapa hal
berkaitan dengan perkembangan kognitif subjek:

1. Subjek telah berkembang pada tahap praoperasional sesuai dengan teori perkembangan
kognitif Piaget;
2. Perkembangan kognitif subjek dapat digolongkan lambat dibandingkan dengan standar
pencapaian perkembangan kognitif Piaget; Hal ini didasarkan pada pemahaman fungsi
simbolik yang masih sederhana, kurangnya pemahaman angka dan jumlah, kausalitas;
3. Berdasarkan skala batasan pemikiran praoperasional, subjek terbukti belum dapat
mengembangkan pemikiran konversi, ireversibilitas, penalaran deduktif dan induktif, dan
masih tingginya tingkat egosentrisme.
4. Kurang optimalnya perkembangan bahasa pada Subjek dapat disebabkan beberapa faktor,
antara lain: 1) pola asuh orang tua yang otoritatif tetapi cenderung permisif, sehingga
anak tidak ada pemicu dalam mengembangkan keterampilan kognitifnya; 2) Pola makan
dan asupan gizi yang tidak terkontrol; 3) Lingkungan bermain dan belajar yang terbatas
hanya sekitar rumah.

B. Perkembangan Bahasa Subjek:

Berdasarkan hasil observasi perkembangan bahasa, dapat disimpulkan beberapa hal berkaitan
dengan perkembangan bahasa subjek:

1. Subjek mengalami hambatan perkembangan bahasa, sehingga pada usianya subjek belum
dapat mencapai standar perkembangan bahasa yang seharusnya;
2. Kurangnya eksplorasi kebahasaan dapat menjadi faktor utama subjek mengalami
hambatan dalam mengembangkan keterampilan bahasa;

 
 
17 
 
 
 
3. Rusaknya gigi seri ​central d​ an ​lateral m
​ enghambat subjek dalam mengembangkan
kemampuan berbicara sehingga menghambat perkembangan bahasanya;
4. Tidak adanya intervensi dari pihak psikolog/dokter anak yang menyulitkan diagnosis
lanjut penyebab terhambatnya perkembangan bahasa pada subjek.

 
 
18 
 
 
 
LAMPIRAN

Foto Anak & Kegiatan Bermain

 
 
19 
 
 
 

VERBATIM WAWANCARA

P: Pewawancara

N: Narasumber (Ibu Kandung Subjek)

P: Selamat siang, bu?

N: Iya, selamat siang.

P: Mohon maaf mengganggu waktunya. Saya disini mau mewawancarai Ibu mengenai
perkembangan anak Ibu?

N: Ya, silahkan.

P: Siapa nama Ibu?

N: Entik Atikah.

P: Mohon maaf, usia berapa tahun?

N: 42 tahun.

P: Punya berapa anak? dan yang paling kecil umur berapa tahun?

N: 3 bersaudara, yang paling kecil nopember tahun ini usianya lima tahun.

P: Namanya?

N: Muhamad Noval Mardiansyah.

P: Apa pekerjaan Ibu saat ini selain menjadi Ibu rumah tangga?

N: Jualan onderdil (​spare part​) motor didepan rumah rumah, Ibu yang nyediain onderdilnya,
adek Ibu yang jadi montirnya.

P: Mengenai asupan gizi dan kesehatan anak, apakah Ibu menerapkan pola makanan
tertentu atau multivitamin tambahan untuk anak?

 
 
20 
 
 
 

N: Kalau pola makan anak sih, gak terlalu dipikirin, yang penting anaknya mau makan, jadi Ibu
terserah anaknya mau makan apa. Kalau anaknya mau makan sama bakso ya Ibu belikan, kalau
pas lagi pengen telor Ibu gorengkan, karena anaknya susah makan, jadi Ibu terserah dia
makannya pengen sama apa aja, yang penting mau makan aja ​alhamdulillah. ​Pernah saking
keselnya karena susah makan, Ibu belikan vitamin biar nafsu makan, tapi lupa namanya apa.

P: Begitu ya, kalau pola asuh yang Ibu terapkan seperti apa?

N: Ibu gak terlalu banyak ngelarang anak, yang penting anaknya gak rewel aja. Ibu kasih tau
kalau dia salah, Ibu jawab kalau dia nanya-nanya, Ibu juga kadang keras sama anak Ibu kalau
seandainya dia rewel atau lagi pengen sesuatu. Gak ibu manjain, karena biar gak keras kepala
juga. Ibu kan dirumah sibuk sama bengkel, jadi dia sering main sama reza (sepupunya) yang
seumuran, yang penting gak keluyuran diluar, kalaupun main ya dirumah atau disekirar sini aja.

P: Apakah Ibu sering mengajarkan anak Ibu membaca, berhitung, atau belajar baca iqro?

N: Ibu juga ajarin kalau malam. Cuman anaknya males buat belajar, kalau dipaksa juga malah
Ibu yang pusing. Ibu ajak belajar Iqro, kalau dia mau ya belajar, cuman kalau dipaksa tetep gak
mau ya udah Ibu biarin aja. Kalau belajar baca tulisan siah belum, Ibu pikir nanti di TK pun
diajarkan.

P: Kalau berhitung, apakah adeknya sudah bisa berhitung?

N: paling satu, dua, tiga. kesananya kadang ngaco. favoritnya angka dua, kalau ditanya mau
berapa, pasti jawabnya dua. belum bisa banyak sih. Yah, kalau Ibu yang penting anak sehat dulu,
kalau masalah belajar nanti di TK pun dia dapet.

P: Apa harapan Ibu buat anak kelak?

B: Berharapnya, jadi anak soleh, nurut sama orang tua, rajin belajar, yang baik-baik aja
pokoknya.

P: Bagaimana ibu mendeskripsikan anak Ibu?

 
 
21 
 
 
 

N: Maksudya?

P: Maksud saya, setiap orang tua kan pasti punya pendapat sendiri mengenai anaknya,
bagaimana pendapat Ibu mengenai anak Ibu?

N: Alhamdulillah, Ibu bersyukur punya Noval. Sebenarnya Ibu harusnya punya lima anak,
meninggal dua pas dalam kandungan. Noval anak terkahir Ibu setelah dua kali keguguran. Ibu
seneng punya Noval karena dirumah jadi lebih rame, meskipun agak nakal dan rewel, Ibu sayang
sama anak Ibu.

P: Yang terakhir ya Bu, bagaimana lingkunan bermain anak Ibu?

N: Dia mainnya dirumah terus, jarang keluar juga. Paling ada Reza yang main kesini (kerumah
subjek). Reza kan agak nakal jadi mungkin noval kebawa-bawa juga. hahaha(tertawa). Yah, yang
penting sih, anaknya udah gede gampang diatur aja.

P: Baik, terima kasih ya Bu atas waktunnya.

N: Sama-sama dek.

P: Assalamualaikum.

N: Waalaikumsalam.

 
 
22 

Anda mungkin juga menyukai