Anda di halaman 1dari 29

TUGAS I

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO DAN METODE


PENILAIAN RISIKO

NAMA : Devi Cicilia S

Kelas : 3 Logistik C

NPM : 16115104

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK


INDONESIA

BANDUNG

2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan penelitian sederhana ini tepat pada waktunya.
Penulisanan dan pembuatan laporan ini bentujuan untuk memenuhi tugas I mata
kuliah Manajemen Risiko, yang membahas mengenai “ MANAJEMEN RISIKO
DAN METODE PENILAIAN RISIKO”. Kami menyadari bahwa dalam
menyelesaikan laporan tugas praktikum ini, kami banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
tugas praktikum ini.
Kami menyadari bahwa tugas praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan
ini.

Bandung, 17 Februari 2018

Penulis Laporan

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I Latar Belakang
1.1 Latar Belakang …………..…………………..………….……………………..5
1.2 Tujuan ……………………………………………………..……….………….6

BAB II KERANGKA TEORI


2.1 Manajemen Risiko ……………………….……….………...…………...…… 7
2.2 Sasaran Manajemen Risiko ……………...……...………………………….… 8

2.3 Kategori Risiko ………………………….…………..........……………..…… 8


2.4 Identifikasi Risiko ………………………………….………….……….…… 10

2.5 Konsep Risiko ……………………….……………………………………….11


BAB III PEMBAHASAN
3.1 Manajemen Risiko………………………………....…..……………………..12

3.1.1 Sumber Penyebab Risiko…………….…..…………...………...…. 13


3.1.2 Evaluasi Risiko……………………….....…..………………….…. 13

3.1.3 Menangani Risiko………........…………...…………………….…. 14


3.1.4 Memantau Risiko…………...……..…......…..……………………. 14

3.1.5 Mengkomunikasikan Risiko……………......…...………………….15


3.1.6 Cara Pengendalian Risiko……………......…….……...…….……..15

3.2 Penilaian Risiko…………………………….....…..…………...……………. 16

3.2.1 Tujuan Penilaian Risiko ………………........………..……………. 17


3.2.2 Manfaat Penilaian Risiko………………………..............…...……. 17

3.2.3 Metode Penilaian Risiko………..……………...…...…...…...……. 17


3.2.4 Tahapan Penilaian Risiko……………..…......…..…..…………….. 18

3
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 28

4
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Resiko merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari baik secara individual
maupun organisasi, kata ini sering terdengar. Berbagai macam mengenai resiko
yang dapat mempengaruhi kejadian atau keadaan sekitar untuk memperoleh tujuan
dan sasaran organisasi yang telah ditentukan, bila resiko tidak diantisipasi dari awal
akan berdampak fatal bagi tujuan tersebut.

Resiko berhubungan dengan suatu ketidakpastian dari suatu hal yang


terjadi, banyak ketidakpastian yang mungkin terjadi disebabkan oleh kurangnya
informasi yang diperoleh oleh pihak terkait, ketidakpastian tersebut dapat menjadi
dua pengertian mulai dari ketidakpastian yang menguntungkan (opportunity) dan
ketidakpastian yang merugikan atau disebut sebagai resiko (risk). Dari
ketidakpastian tersebut membuat resiko menjadi suatu hal yang sangat penting
dibahas saat ini dikarenakan keberhasilan suatu tujuan akan dilihat dengan
bagaimana cara mengatasi resiko yang terjadi dalam masalah yang terjadi.

Berdasarkan penjelasan dapat diartikan bahwa resiko dapat diartikan


sebagai suatu keadaan yang terjadi dalam suatu perusahaan atau organisasi yang
dapat memberikan dampak yang tidak pasti dalam mencapai tujuan baik dapat
memberikan dampak keuntungan ataupun merugikan, semua hal tersebut dapat
disikapi dengan bagaimana cara menghadapi setiap resiko yang terjadi agar dapat
mengatasi setiap resiko yang terjadi. Oleh karna itu bagaimana cara mengelola
resiko adalah hal paling penting saat ini, sekecil apapun ketidakpastian yang terjadi
akan menjadi resiko bagi perusahaan maupun organisasi.

Apakah mengelola resiko adalah hal yang penting? Hal ini sering terucap
ketika menghadapi suatu resiko, bagaimanapun resiko itu terjadi akan
mengakibatkan dampak bagi tujuan. Dampak dari resiko dapat berdampak secara
langsung maupun tidak langsung bagi tujuan. Contoh dampak langsung yang terjadi
adalah kerugian material yang dihadap sedangkan dampak tidak langsung yang

5
dapat dihadapi adalah dengan berhentinya kgiatan operasi dalam suatu organisasi
maupun perusahaan yang nantinya akan berakibat menurunkan pendapatan dari
suatu organisasi maupun perusahaan. Dari penjelasan ini mengelola resiko menjadi
hal yang penting, cara mengelola resiko dapat dilakukan dengan membuat penilaian
terhadap setiap resiko yang terjadi, ini dilakukan agar mampu membagi resiko
tersebut dari resiko yang paling berdampak kecil sampai resiko yang berdampak
besar walaupun setiap resiko yang terjadi sangatlah penting serta mengakibatkan
kerugian bagi mencapai tujuan perusahaan.

Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen


resiko. Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan
cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic
management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan
mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengentahui mengenai manajemen risiko
2. Untuk menetahui bagaimana metode penilaian risiko
3. Untuk mengetahui tahapan dalam penilaian risiko

6
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Manajemen Resiko


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resiko adalah akibat yang
kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan. Resiko dalam Webster’s Desk Dictionary resiko didefinisikan sebagai
suatu potensi adanya kehilangan (Iban Sofyan, 2004)
Manajemen resiko merupakan desain prosedur serta implementasi prosedur
untuk mengelola suatu resiko usaha. Manajemen resiko merupakan antisipasi atas
semakin kompleksnya aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010).
Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian resiko adalah
kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan
kerugian. Resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang dari
apa yang diharapkan, namun penyimpangan ini baru terlihat bila sudah berbentuk
kerugian (Kasidy, 2010).
Pendapat lain juga diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy (2010) Resiko
adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga dari
beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat diambil kesimpulan bahwa resiko
adalah sesuatu yang belum pasti namun apabila tidak ditangani dengan tepat akan
menimbulkan kerugian bagi usaha tersebut.

7
2.2 Sasaran Manajemen Risiko

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi resiko


yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat
yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman
yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik. Di
sisi lain, pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya entitas manajemen resiko (manusia, staff, organisasi).

2.3 Kategori Risiko

Risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni :

1. Risiko nonsistematis, yakni risiko yang dapat dihilangkan atau dikurangi


melalui suatu diversifikasi atau tindakan pencegahan dan penanggulangan
resiko

2. Risiko sistematis, risiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi


melalui diversifikasi, biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian
yang dapat secara sistematis akan mempengaruhi posisi pasar (Iban Sofyan,
2004)
Selain itu, Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yakni :

a. Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal dengan istilah risiko bisnis
(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya di suatu
tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama
investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko
yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.
b. Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.

8
Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan
keuntungan kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-
maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi.
Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya
resiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat
diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama antara resiko spekulatif
dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk
risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk
risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya
ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun
merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka dikatakan risiko itu
bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah risiko
murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai
kemungkinan keuntungan. Manajer risiko tugas utamanya menangani
risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif, kecuali jika adanya
risiko spekulatif memaksanya untuk menghadapi risiko murni tersebut.
Menentukan sumber resiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya. Sumber risiko dapat diklasifikasikan sebagai risiko
sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung reiiko atau
ketidakpastian dapat dibagi sebagai berikut:
1. Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan
2. Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri

9
2.4 Identifikasi Risiko

Pengidentifikasian risiko merupakan proses analisa untuk


menemukan secara sistematis dan berkesinambungan atas risiko
(kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Oleh karena
itu, diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam
menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem
pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian
hak milik (property losses), kewajiban mengganti kerugian orang
lain (liability losses) dan kerugian personalia (personnel losses).
Checklist yang dibangun sebelumnya untuk menemukan risiko dan
menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu
perusahaan.Perusahaan yang sifat operasinya kompleks,
berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode yang lebih
sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Questioner analisis risiko (risk analysis questionnaire)

2. Metode laporan Keuangan (financial statement


method)

3. Metode peta aliran (flow-chart)

4. Inspeksi langsung pada objek

5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian


perusahaan

6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu

7. Analisis lingkungan

10
2.5 Konsep Resiko
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Istilah
resiko memiliki beberapa definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian,
atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisas
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan,
lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer resiko dapat
mempelajari kemungkinan tentang hazard. Oleh karena itu, keberhasilannya dalam
mengidentifikasi resiko tergantung pada kerja sama yang erat dengan bagian-bagian
lain yang terkait dalam perusahaan. Manajer resiko dapat menggunakan tenaga
pihak luar untuk proses mengidentifikasikan resiko, yaitu agen asuransi, broker,
atau konsultan manajemen resiko. Hal ini tentunya memiliki kelemahan, di mana
mereka membatasi proses hanya pada resiko yang diasuransikan saja. Dalam hal
ini diperlukan strategi manajemen untuk menentukan metode atau kombinasi
metode yang cocok dengan situasi yang dihadapi.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Manajemen Risiko


Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko
adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk
penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang
dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada
risiko- risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
Manajemen risiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam
masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen risiko yang
baik adalah identifikasi dan cara mengatasi risiko. Sasarannya untuk menambah
nilai maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi. Tujuan utama untuk
memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang dapat memberikan
dampak bagi organisasi. Manajemen risiko meningkatkan kemungkinan sukses,
mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin
keseluruhan sasaran organisasi.
Manajemen risiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan mengembangkan
proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam
mengimplementasikan. Manajemen risiko seharusnya ditujukan untuk
menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam
melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa
depan.

12
Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan
kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen
senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis
dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan
merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan
pekerja memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi
kerja.Manajemen risiko mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari semua
tingkatan.

3.1.1 Sumber Penyebab Risiko


Sumber resiko dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis :

1. Risiko Sosial, resiko ini berasal dari masyarakat. Artinya tindakan orang-
orang menciptakan penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya :
pencurian, huru-hara, peperangan
2. Risiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan sebagian tingkah laku
manusia. Kebakaran adalah penyebab utama cidera fisik, kematian
maupun kerusakan harta.
3. Risiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi dan harga.

3.1.2 Evaluasi Risiko


Setelah resiko diukur tingkat kemungkinan dan dampaknya, maka
disusunlah urutan prioritas resiko. Mulai dari resiko dengan tingkat resiko
tertinggi, sampai dengan resiko terendah. Resiko yang tidak termasuk
dalam resiko yang dapat diterima/ditoleransi merupakan resiko yang
menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah diketahui besarnya
tingkat resiko dan prioritas resiko, maka perlu disusun peta resiko.

13
3.1.3 Menangani Resiko
Resiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi segera dibuatkan
rencana tindakan untuk meminimalisir kemungkinan dampak terjadinya
resiko dan personel yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana
tindakan. Cara menangani resiko berupa memindahkan resiko melalui
asuransi dan kontrak kerja kepada pihak ketiga, mengurangi tingkat
kemungkinan terjadinya resiko dengan cara menambah/meningkatkan
kecukupan pengendalian internal yang ada pada proses bisnis perusahaan,
dan mengeksploitasi resiko bila tingkat resiko dinilai lebih rendah
dibandingkan dengan peluang terjadinya peristiwa yang akan terjadi.
Pemilihan cara menangani resiko dilakukan dengan mempertimbangkan
biaya dan manfaat, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan
rencana tindakan lebih rendah daripada manfaat yang diperoleh dari
pengurangan dampak kerugian resiko.
Seluruh resiko yang diidentifikasi, dianalisis, dievaluasi, dan
ditangani dimasukkan ke dalam register resiko yang memuat informasi
mengenai nama resiko, uraian mengenai indikator resiko, faktor pencetus
terjadinya peristiwa yang merugikan, dampak kerugian bila resiko terjadi,
pengendalian resiko yang ada, ukuran tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko setelah mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan
rencana tindakan untuk meminimalisir tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko, serta personil yang bertanggung jawab melakukannya.
3.1.4 Memantau Resiko
Perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan menimbulkan
resiko baru bagi perusahaan, mengubah tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko, dan cara penanganan resikonya. Sehingga setiap resiko
yang teridentifikasi masuk dalam register resiko dan peta resiko perlu
dipantau perubahannya.

14
3.1.5 Mengkomunikasikan Resiko
Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi, dan
penanganan resiko dikomunikasikan/dilaporkan kepada pihak yang
berkepentingan terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan untuk
memastikan bahwa tujuan manajemen resiko dapat tercapai sesuai dengan
keinginan pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan berasal
dari internal perusahaan (manajemen, karyawan) dan eksternal perusahaan
(pemasok, pemerintah daerah/pusat, masyarakat sekitar lingkungan
perusahaan, dan konsumen air bersih).
3.1.6 Cara Pengendalian Resiko
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh perbankan dalam mengatasi
resiko ataupun mencegah terjadinya resiko yang sama ke depannya
a. Melakukan tata kelola resiko secara terpadu dengan pengimplementasian
tanggung jawab dan keseuaian kompetensi masing-masing pihak yang
terkait. Misalnya seperti Dewan Komisaris, Direksi, Risk & Capital
Committee (RCC), unit risk management dan unit business yang telah
berinteraksi dan bersinerji secara optimal.
b. Bank Mandiri menyusun profil resiko dalam suatu Laporan Profil Resiko,
dan digunakan sebagai laporan. Dengan demikian, dapat memusatkan
perhatiannya pada jenis-jenis resiko yang memiliki tendensi memburuk atau
melebihi kebijakan toleransi pada resiko tertentu.
c. mempersiapkan tenaga profesionalnya di bidang resiko. Sekaligus
melakukan persiapan untuk mengimplementasikan Basel II Accord yang
menjadi penanggung jawab dari seluruh inisiatif strategis terkait kepatuhan
pegawai.
d. menetapkan kebijakan pengelolaan resiko likuiditas. Misalnya dengan
pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan
limit resiko likuiditas, merancang analisis scenario dan contingency plan,
penetapan strategi pendanaan dan mempertahankan kapasitas dana yang
cukup di pasar (Masyhud Ali, 2006).

15
3.2 Penilaian Resiko

Dari penilaian resiko terdapat beberapa penilaian resiko menurut pasal-


pasal yang berlaku yakni sebagai berikut :
1. Penjelasan Umum PP 60/ 2008, Pengendalian intern harus memberikan
penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun
dari dalam

2. Penjelasan Ps. 3 ayat 1.b, kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian


yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah.
3. Pasal 13 Penilaian risiko, tujuan IP :
 Pimpinan IP wajib melakukan PENILAIAN RISIKO
 Pimpinan IP menetapkan TUJUAN IP dan TUJUAN pd tingkat
KEGIATAN
4. Pasal 14 Arahan, komunikasi, strategi :
 Tujuan IP memuat: ARAHAN yg spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan terikat waktu
 Tujuan IP wajib DIKOMUNIKASIKAN kpd seluruh pegawai
 Untuk mencapai tujuan IP, pimpinan IP menetapkan STRATEGI
OPERASIONAL dan STRATEGI MANAJEMEN
TERINTEGRASI dan RENCANA PENILAIAN RISIKO.
5. Pasal 15 Tujuan tingkat kegiatan :
 Berdasarkan tujuan dan renstra IP
 Tujuan saling melengkapi, menunjang, tdk bertentangan
satu sama lain, dan relevan dgn seluruh kegiatan utama IP
 Tujuan mengandung unsur kriteria pengukuran
 Didukung sumber daya yang cukup
 Melibatkan seluruh tingkat pejabat dlm proses penetapannya
6. Pasal 16 Identifikasi risiko
 Sekurang-kurangnya dilaksanakan dg METODOLOGI yang sesuai
tujuan IP & tujuan pada tingkat kegiatan secara komprehensif.

16
 Menggunakan MEKANISME yang memadai untuk MENGENALI
RISIKO dari faktor EKSTERNAL dan INTERNAL.
 Menilai FAKTOR LAIN yang dapat meningkatkan risiko.
7. Pasal 17 Analisis risiko
 Analisis dilaksanakan untuk menentukan DAMPAK dari risiko
yang telah diidentifikasi terhadap PENCAPAIAN TUJUAN IP
 Pimpinan IP menerapkan prinsip KEHATI-HATIAN dalam
menentukan tingkat RISIKO YANG DAPAT DITERIMA (batas
toleransi risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya dan
manfaat).

3.2.1 Tujuan Penilaian Risiko


Terdapat dua hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penilaian resiko yakni
:

1. Menetapkan Kemungkinan Terjadi, dengan melalui identifikasi yang


berguna untuk membantu menangani risiko
2. Menetapkan dampak, dengan melalui analisis yang berguna untuk
membantu menangani risiko

3.2.2 Manfaat Penilaian Risiko


Beriku ini ada beberapa manfaat dari penilaian resiko antara lain sebagai berikut :
1. Membantu pencapaian tujuan IP
2. Kesinambungan pelayanan kpd stakeholders
3. Efisiensi dan efektivitas pelayanan
4. Dasar penyusunan rencana strategis
5. Menghindari pemborosan

3.2.3 Metode Penilaian Risiko


Terdapat 3 metode penilaian resiko yakni :
1. Kualitatif, Melakukan pengukuran dampak relatif atas suatu
kejadian dan cenderung lebih fokus pada aspek-aspek strategis dan
politis dalam menghindari atau mengurangi dampak negatif atas
suatu risiko

17
2. Kuantitatif, Penilaian risiko dengan membandingkan rentang antara
hasil nyata dengan dampak risiko yang mungkin timbul, melalui
pengujian data historis, trend, dan laporan hasil kinerja yang lebih
terukur
3. Gabungan, Kombinasi antara dampak nyata dengan seluruh risiko
yang dibandingkan dengan cakupan kegiatan, biaya dan jadwal
pelaksanaan. Penilaian risiko yang komprehensif merupakan
kombinasi antara metode penilaian kualitatif dan kuantitatif

3.2.4 Tahapan Penilaian Risiko


Menurut PP 60/2008, adapun tahapan penilaian risiko adalah sebagai
berikut :

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tahapan dalam penilaian risiko dibagi
menjadi 3 bagian yakni :
1. Penentuan Tujuan
Terdapat 2 tujuan risiko yakni :
 Tujuan strategik, pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam
jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari
visi dan misi instansi tersebut.
 Tujuan kegiatan
a. Tujuan operasional
b. Tujuan untuk pelaporan

18
c. Tujuan untuk compliance
 Tujuan Instansi

 Tujuan Kegiatan

2. Identifikasi Risiko
Dalam mengidentifikasi risiko terdapat beberapa hal yang harus dilakukan
yakni
a. Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Identifikasi Risiko

19
b. Ruang Lingkup Identifikasi Risiko

c. Tujuan Identifikasi Risiko

20
d. Teknik Identifikasi Risiko

e. Proses Identifikasi Risiko


 Penetapan unit risiko tempat & pemilik risiko
 Memahami tupoksi IP ybs.
 Menetapkan aktivitas utama
 Menentukan bentuk kerugian
 Membuat daftar risiko memuat pernyataan risiko dan penyebab

3. Analisis Risiko
Dalam analisis resiko terdapat beberapa hal yang harus dilakukan
a. Peran Pimpinan
 Pimpinan instansi pemerintah melakukan analisis menyeluruh
terhadap pengaruh risiko.
 Pimpinan instansi pemerintah merumuskan pendekatan dalam
mengelola dan mengendalikan risiko berdasarkan berap banyak
risiko yang dapat diterima.

b. Tujuan Analisis Risiko


Tujuan analisis risiko adalah untuk memisahkan risiko kecil yang dapat
diterima dari risiko besar, dan menyiapkan data sebagai bantuan dalam
prioritas dan penanganan risiko. Analisis risiko meliputi penentuan
sumber risiko, kemungkinan dan dampak risiko yang akan terjadi.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya kemungkinan dan dampak juga
diidentifikasi.

 Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis


risiko:

21
1. Memahami pengelolaan/pengendalian risiko yang ada
Lakukan identifikasi sistem pengendalian manajemen yang
ada, petunjuk teknis dan prosedur untuk mengendalikan
risiko serta lakukan penilaian terhadap kekuatan dan
kelemahannya. Instrumen yang digunakan dalam ini adalah
: checklist, pertimbangan sesuai pengalaman dan dokumen,
flow charts, brainstorming, analisis sistem, analisis skenario,
teknik pengembangan sistem, inspeksi, dan teknik CSA
(Control Self-Assessment).
2. Kemungkinan dan dampak
Kemungkinan dan dampak dikombinasikan untuk
menghasilkan status risiko tertentu. Kemungkinan dan
dampak dapat ditentukan dengan menggunakan analisis
statistik dan perhitungan tertentu. Jika tidak ada data
tersedia, estimasi subyektif dapat dibuat untuk
mencerminkan tingkat keyakinan individu atau kelompok
bahwa suatu kejadian atau hasilnya akan terjadi
c. Pengukuran Probabilitas dan Dampak
Dalam melakukan pengukuran probabilitas dan dampak terdapat
beberapa kriteria yang dilakukan yakni :
1. Kerangka Pengukuran Probabilitas

22
2. Kerangka pengukuran Dampak

d. Status Risiko dan Peta Risiko


 Perhitungan Status Risiko

23
 Contoh Formulir Status Risiko

 Peta /Profil Risiko

24
 TEMPLATE MATRIKS/PETA RISIKO



 CONTOH TABEL LIKELIHOOD

 CONTOH TABEL PENGENDALIAN YANG


SUDAH ADA

25
e. Respon Risiko

 Contoh Tabel Respon Resiko

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembuatan makalah mengenai manajemen resiko dan metode penilaian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Risiko dapat disebut sebagai suatu hal yang tidakpasti, pengertian tersebut
dapat mengarah pada dua kemungkinan yakni keuntungan dan kerugian.
Namun, dalam risiko hal yang paling penting adalah bagaimana menyikapi
masalah yang terjadi agar dapat meminimalkan resiko bagi perusahaan atau
organisasi agar tidak menggangu dalam pencapaian tujuan.
2. Dalam menyikapi resiko, harus mampu memahami sumber risiko, evaluasi
risiko, komunikasi risiko, memantau risiko, dan sasaran risiko.
3. Penilaian risiko dapat diartikan sebagai penilaian dari sebuah risiko
berdasarkan tingkatan mulai dari yang paling kecil hingga yang paling
besar. Dalam penilaian risiko terdapat 3 (tiga) hal yang harus dilakukan
mulai dari penetuan tujuan, identifikasi risiko, dan anlisis risiko.
4. Dalam menghitung status risiko dapat dilakuan dengan Probabilitas X
Dampak
5. Metode penilaian risiko dikelompokkan menjadi 3(tiga)
a. Kualitatif, fokus pada aspek-aspek strategis dan politis dalam
menghindari atau mengurangi dampak negatif atas suatu risiko
b. Kuantitatif, dengan membandingkan rentang antara hasil nyata dengan
dampak risiko yang mungkin timbul, melalui pengujian data historis,
trend, dan laporan hasil kinerja yang lebih terukur
c. Gabungan, Kombinasi antara dampak nyata dengan seluruh risiko yang
dibandingkan dengan cakupan kegiatan, biaya dan jadwal pelaksanaan.

27
DAFTAR PUSTAKA

AS/NZS 4360:2004, Australian/New Zealand Standard Risk Management, Joint


Technical Committee OB-007 Risk Management, 31 Agustus 2004.

Artikel “Landasan Teori Asset Manajemen”, Website Manajemen Asset, 2007.

Artikel “Lifecycle Asset Management” Website Manajemen Asset, 2007.

Artikel “Risk Based Enterprise Asset Management”, Capgemini, Website 2007.

Artikel “Sumber Daya Air”, Website Bappenas.

Artikel “Sumbang Pikir dalam PDAM Rescue”, Kepala Bidang Rencana dan
Evaluasi Pusat Pengembangan Investasi BAPEKIN, Website 2007.

Artikel “Water Infrastucture”, Website GAO, Maret 2004.

Slide “Pengantar Pengelolaan Asset (Infrastruktur)”, Gary Mc Lay, Website, 2 Juni


2006.

Darmawi, Herman. Manajemen Resiko. Bumi Aksara, 2005.

Chapman, Christy. Bringing ERM into Focus. Internal Auditor, June 2003

Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission.


What is COSO: Background and Events Leading to Internal Control-Integrated
Framework. 1992

Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997 The
Institute of Internal Auditors. Internal C

Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John Willey, 1978

28
29

Anda mungkin juga menyukai