Devi Cicilia S 16115104 M.risiko
Devi Cicilia S 16115104 M.risiko
Kelas : 3 Logistik C
NPM : 16115104
BANDUNG
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan penelitian sederhana ini tepat pada waktunya.
Penulisanan dan pembuatan laporan ini bentujuan untuk memenuhi tugas I mata
kuliah Manajemen Risiko, yang membahas mengenai “ MANAJEMEN RISIKO
DAN METODE PENILAIAN RISIKO”. Kami menyadari bahwa dalam
menyelesaikan laporan tugas praktikum ini, kami banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
tugas praktikum ini.
Kami menyadari bahwa tugas praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan
ini.
Penulis Laporan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I Latar Belakang
1.1 Latar Belakang …………..…………………..………….……………………..5
1.2 Tujuan ……………………………………………………..……….………….6
3
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 28
4
BAB I
LATAR BELAKANG
Apakah mengelola resiko adalah hal yang penting? Hal ini sering terucap
ketika menghadapi suatu resiko, bagaimanapun resiko itu terjadi akan
mengakibatkan dampak bagi tujuan. Dampak dari resiko dapat berdampak secara
langsung maupun tidak langsung bagi tujuan. Contoh dampak langsung yang terjadi
adalah kerugian material yang dihadap sedangkan dampak tidak langsung yang
5
dapat dihadapi adalah dengan berhentinya kgiatan operasi dalam suatu organisasi
maupun perusahaan yang nantinya akan berakibat menurunkan pendapatan dari
suatu organisasi maupun perusahaan. Dari penjelasan ini mengelola resiko menjadi
hal yang penting, cara mengelola resiko dapat dilakukan dengan membuat penilaian
terhadap setiap resiko yang terjadi, ini dilakukan agar mampu membagi resiko
tersebut dari resiko yang paling berdampak kecil sampai resiko yang berdampak
besar walaupun setiap resiko yang terjadi sangatlah penting serta mengakibatkan
kerugian bagi mencapai tujuan perusahaan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengentahui mengenai manajemen risiko
2. Untuk menetahui bagaimana metode penilaian risiko
3. Untuk mengetahui tahapan dalam penilaian risiko
6
BAB II
KERANGKA TEORI
7
2.2 Sasaran Manajemen Risiko
a. Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal dengan istilah risiko bisnis
(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya di suatu
tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama
investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko
yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.
b. Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.
8
Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan
keuntungan kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-
maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi.
Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya
resiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat
diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama antara resiko spekulatif
dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk
risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk
risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya
ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun
merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka dikatakan risiko itu
bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah risiko
murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai
kemungkinan keuntungan. Manajer risiko tugas utamanya menangani
risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif, kecuali jika adanya
risiko spekulatif memaksanya untuk menghadapi risiko murni tersebut.
Menentukan sumber resiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya. Sumber risiko dapat diklasifikasikan sebagai risiko
sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung reiiko atau
ketidakpastian dapat dibagi sebagai berikut:
1. Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan
2. Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri
9
2.4 Identifikasi Risiko
7. Analisis lingkungan
10
2.5 Konsep Resiko
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Istilah
resiko memiliki beberapa definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian,
atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisas
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan,
lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer resiko dapat
mempelajari kemungkinan tentang hazard. Oleh karena itu, keberhasilannya dalam
mengidentifikasi resiko tergantung pada kerja sama yang erat dengan bagian-bagian
lain yang terkait dalam perusahaan. Manajer resiko dapat menggunakan tenaga
pihak luar untuk proses mengidentifikasikan resiko, yaitu agen asuransi, broker,
atau konsultan manajemen resiko. Hal ini tentunya memiliki kelemahan, di mana
mereka membatasi proses hanya pada resiko yang diasuransikan saja. Dalam hal
ini diperlukan strategi manajemen untuk menentukan metode atau kombinasi
metode yang cocok dengan situasi yang dihadapi.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan
kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen
senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis
dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan
merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan
pekerja memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi
kerja.Manajemen risiko mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari semua
tingkatan.
1. Risiko Sosial, resiko ini berasal dari masyarakat. Artinya tindakan orang-
orang menciptakan penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya :
pencurian, huru-hara, peperangan
2. Risiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan sebagian tingkah laku
manusia. Kebakaran adalah penyebab utama cidera fisik, kematian
maupun kerusakan harta.
3. Risiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi dan harga.
13
3.1.3 Menangani Resiko
Resiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi segera dibuatkan
rencana tindakan untuk meminimalisir kemungkinan dampak terjadinya
resiko dan personel yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana
tindakan. Cara menangani resiko berupa memindahkan resiko melalui
asuransi dan kontrak kerja kepada pihak ketiga, mengurangi tingkat
kemungkinan terjadinya resiko dengan cara menambah/meningkatkan
kecukupan pengendalian internal yang ada pada proses bisnis perusahaan,
dan mengeksploitasi resiko bila tingkat resiko dinilai lebih rendah
dibandingkan dengan peluang terjadinya peristiwa yang akan terjadi.
Pemilihan cara menangani resiko dilakukan dengan mempertimbangkan
biaya dan manfaat, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan
rencana tindakan lebih rendah daripada manfaat yang diperoleh dari
pengurangan dampak kerugian resiko.
Seluruh resiko yang diidentifikasi, dianalisis, dievaluasi, dan
ditangani dimasukkan ke dalam register resiko yang memuat informasi
mengenai nama resiko, uraian mengenai indikator resiko, faktor pencetus
terjadinya peristiwa yang merugikan, dampak kerugian bila resiko terjadi,
pengendalian resiko yang ada, ukuran tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko setelah mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan
rencana tindakan untuk meminimalisir tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko, serta personil yang bertanggung jawab melakukannya.
3.1.4 Memantau Resiko
Perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan menimbulkan
resiko baru bagi perusahaan, mengubah tingkat kemungkinan/dampak
terjadinya resiko, dan cara penanganan resikonya. Sehingga setiap resiko
yang teridentifikasi masuk dalam register resiko dan peta resiko perlu
dipantau perubahannya.
14
3.1.5 Mengkomunikasikan Resiko
Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi, dan
penanganan resiko dikomunikasikan/dilaporkan kepada pihak yang
berkepentingan terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan untuk
memastikan bahwa tujuan manajemen resiko dapat tercapai sesuai dengan
keinginan pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan berasal
dari internal perusahaan (manajemen, karyawan) dan eksternal perusahaan
(pemasok, pemerintah daerah/pusat, masyarakat sekitar lingkungan
perusahaan, dan konsumen air bersih).
3.1.6 Cara Pengendalian Resiko
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh perbankan dalam mengatasi
resiko ataupun mencegah terjadinya resiko yang sama ke depannya
a. Melakukan tata kelola resiko secara terpadu dengan pengimplementasian
tanggung jawab dan keseuaian kompetensi masing-masing pihak yang
terkait. Misalnya seperti Dewan Komisaris, Direksi, Risk & Capital
Committee (RCC), unit risk management dan unit business yang telah
berinteraksi dan bersinerji secara optimal.
b. Bank Mandiri menyusun profil resiko dalam suatu Laporan Profil Resiko,
dan digunakan sebagai laporan. Dengan demikian, dapat memusatkan
perhatiannya pada jenis-jenis resiko yang memiliki tendensi memburuk atau
melebihi kebijakan toleransi pada resiko tertentu.
c. mempersiapkan tenaga profesionalnya di bidang resiko. Sekaligus
melakukan persiapan untuk mengimplementasikan Basel II Accord yang
menjadi penanggung jawab dari seluruh inisiatif strategis terkait kepatuhan
pegawai.
d. menetapkan kebijakan pengelolaan resiko likuiditas. Misalnya dengan
pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan
limit resiko likuiditas, merancang analisis scenario dan contingency plan,
penetapan strategi pendanaan dan mempertahankan kapasitas dana yang
cukup di pasar (Masyhud Ali, 2006).
15
3.2 Penilaian Resiko
16
Menggunakan MEKANISME yang memadai untuk MENGENALI
RISIKO dari faktor EKSTERNAL dan INTERNAL.
Menilai FAKTOR LAIN yang dapat meningkatkan risiko.
7. Pasal 17 Analisis risiko
Analisis dilaksanakan untuk menentukan DAMPAK dari risiko
yang telah diidentifikasi terhadap PENCAPAIAN TUJUAN IP
Pimpinan IP menerapkan prinsip KEHATI-HATIAN dalam
menentukan tingkat RISIKO YANG DAPAT DITERIMA (batas
toleransi risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya dan
manfaat).
17
2. Kuantitatif, Penilaian risiko dengan membandingkan rentang antara
hasil nyata dengan dampak risiko yang mungkin timbul, melalui
pengujian data historis, trend, dan laporan hasil kinerja yang lebih
terukur
3. Gabungan, Kombinasi antara dampak nyata dengan seluruh risiko
yang dibandingkan dengan cakupan kegiatan, biaya dan jadwal
pelaksanaan. Penilaian risiko yang komprehensif merupakan
kombinasi antara metode penilaian kualitatif dan kuantitatif
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tahapan dalam penilaian risiko dibagi
menjadi 3 bagian yakni :
1. Penentuan Tujuan
Terdapat 2 tujuan risiko yakni :
Tujuan strategik, pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam
jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari
visi dan misi instansi tersebut.
Tujuan kegiatan
a. Tujuan operasional
b. Tujuan untuk pelaporan
18
c. Tujuan untuk compliance
Tujuan Instansi
Tujuan Kegiatan
2. Identifikasi Risiko
Dalam mengidentifikasi risiko terdapat beberapa hal yang harus dilakukan
yakni
a. Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Identifikasi Risiko
19
b. Ruang Lingkup Identifikasi Risiko
20
d. Teknik Identifikasi Risiko
3. Analisis Risiko
Dalam analisis resiko terdapat beberapa hal yang harus dilakukan
a. Peran Pimpinan
Pimpinan instansi pemerintah melakukan analisis menyeluruh
terhadap pengaruh risiko.
Pimpinan instansi pemerintah merumuskan pendekatan dalam
mengelola dan mengendalikan risiko berdasarkan berap banyak
risiko yang dapat diterima.
21
1. Memahami pengelolaan/pengendalian risiko yang ada
Lakukan identifikasi sistem pengendalian manajemen yang
ada, petunjuk teknis dan prosedur untuk mengendalikan
risiko serta lakukan penilaian terhadap kekuatan dan
kelemahannya. Instrumen yang digunakan dalam ini adalah
: checklist, pertimbangan sesuai pengalaman dan dokumen,
flow charts, brainstorming, analisis sistem, analisis skenario,
teknik pengembangan sistem, inspeksi, dan teknik CSA
(Control Self-Assessment).
2. Kemungkinan dan dampak
Kemungkinan dan dampak dikombinasikan untuk
menghasilkan status risiko tertentu. Kemungkinan dan
dampak dapat ditentukan dengan menggunakan analisis
statistik dan perhitungan tertentu. Jika tidak ada data
tersedia, estimasi subyektif dapat dibuat untuk
mencerminkan tingkat keyakinan individu atau kelompok
bahwa suatu kejadian atau hasilnya akan terjadi
c. Pengukuran Probabilitas dan Dampak
Dalam melakukan pengukuran probabilitas dan dampak terdapat
beberapa kriteria yang dilakukan yakni :
1. Kerangka Pengukuran Probabilitas
22
2. Kerangka pengukuran Dampak
23
Contoh Formulir Status Risiko
24
TEMPLATE MATRIKS/PETA RISIKO
25
e. Respon Risiko
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembuatan makalah mengenai manajemen resiko dan metode penilaian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Risiko dapat disebut sebagai suatu hal yang tidakpasti, pengertian tersebut
dapat mengarah pada dua kemungkinan yakni keuntungan dan kerugian.
Namun, dalam risiko hal yang paling penting adalah bagaimana menyikapi
masalah yang terjadi agar dapat meminimalkan resiko bagi perusahaan atau
organisasi agar tidak menggangu dalam pencapaian tujuan.
2. Dalam menyikapi resiko, harus mampu memahami sumber risiko, evaluasi
risiko, komunikasi risiko, memantau risiko, dan sasaran risiko.
3. Penilaian risiko dapat diartikan sebagai penilaian dari sebuah risiko
berdasarkan tingkatan mulai dari yang paling kecil hingga yang paling
besar. Dalam penilaian risiko terdapat 3 (tiga) hal yang harus dilakukan
mulai dari penetuan tujuan, identifikasi risiko, dan anlisis risiko.
4. Dalam menghitung status risiko dapat dilakuan dengan Probabilitas X
Dampak
5. Metode penilaian risiko dikelompokkan menjadi 3(tiga)
a. Kualitatif, fokus pada aspek-aspek strategis dan politis dalam
menghindari atau mengurangi dampak negatif atas suatu risiko
b. Kuantitatif, dengan membandingkan rentang antara hasil nyata dengan
dampak risiko yang mungkin timbul, melalui pengujian data historis,
trend, dan laporan hasil kinerja yang lebih terukur
c. Gabungan, Kombinasi antara dampak nyata dengan seluruh risiko yang
dibandingkan dengan cakupan kegiatan, biaya dan jadwal pelaksanaan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Artikel “Sumbang Pikir dalam PDAM Rescue”, Kepala Bidang Rencana dan
Evaluasi Pusat Pengembangan Investasi BAPEKIN, Website 2007.
Chapman, Christy. Bringing ERM into Focus. Internal Auditor, June 2003
Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997 The
Institute of Internal Auditors. Internal C
Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John Willey, 1978
28
29