Anda di halaman 1dari 18

TUGAS II

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SELVI AYU SARI 011702503125001

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

2018
1. ISLAM DI PERSIMPANGAN JALAN

Kulit Lembut: 134 mukasurat

Penerbit: Islamic Renaissance Front (Ogos, 2016)

Bahasa : Melayu

ISBN: 978-967-10992-6-1

Dimensi Produk : 5.75 x 8.5 x 0.8

Isi dan Kesimpulan

Islam at the Crossroads adalah buku yang ditulis oleh Muhammad Asad. Buku ini
pada asalnya diterbitkan di Delhi dan Lahore pada tahun 1934, dan kemudian dicetak
semula oleh Dar Al-Andalus dan Islamic Book Trust pada tahun 1982 dengan nota
tambahan daripada penulis. Buku ini pada asasnya merupakan seruan kepada umat
Islam untuk menghindar taklid buta terhadap bentuk dan nilai sosial Barat, dan cuba
untuk memelihara sebaliknya warisan Islam mereka, yang suatu masa dulu
bertanggungjawab terhadap pelbagai-sudut fenomena sejarah, yang gemilang, yang
terangkum dalam istilah “peradaban Islam”.
Dalam arus kemodenan yang serba mekanistik dan terburu-buru sekaligus dengan
kosongnya ruhani, umat Islam bukan hanya telah terjajah secara fizikal, mereka
malah sekadar manjadi pengguna bagi import budaya dan ideologi Eropah yang
dilihat Asad sebagai tidak manusiawi, suatu titik yang telah menggerakkan hatinya
untuk memeluk cahaya Islam.

Apa yang kelihatan sebagai mereput dalam Islam di zaman moden ini adalah pada
hakikatnya tidak lain daripada kematian dan kekosongan dalam hati Muslim, yang
amat naif dan amat tidak peka untuk mendengar suara abadi mereka. Dalam risalah
ringkas ini Asad telah menyeru agar memperbaharui sikap kita terhadap agama,
kemalasan kita, keangkuhan-diri kita, kepicikan kita—pendeknya, kekurangan kita.
Yang kurang, baginya, adalah pada Muslim dan bukan kononnya sebahagian daripada
kekurangan Islam. Bagi mencapai kebangkitan, umat Islam tidak perlu mencari
prinsip-prinsip tindakan yang baru dari luar, tetapi hanya perlu menerapkan yang
lama dan yang telah ditinggalkan.
Tetapi, sebagaimana yang telah berlaku, banyak daripada apa yang penulis telah
tujukan kemudiannya disalah fahami oleh pembaca dan pemimpin yang gagal untuk
memahami implikasi penuh panggilannya kepada kreativiti budaya dan untuk
kembali kepada ideologi sebenar al-Qur’an dan as-Sunnah—bukannya sebaliknya
kembali kepada bentuk sosial atau pemikiran masa lampau yang telah menghasilkan
kemunduran umat pada kurun lalu.

Asad mendedikasikan buku ini kepada “generasi muda Islam hari ini dengan harapan
ia dapat memberi manfaat” dan, diharapkan, dapat menjelaskan sesuatu daripada
kekeliruan tragis yang berlaku di dunia Islam.
Kritik

Bahasa melayu yang kental mengakibatkan sedikit sulit menerjemahkan, tetapi semua
isi sangat bagus dan memberi ilmu.

2. SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

Judul asli : TARIKH AL-ISLAM AS SIYASI WA AD DINI WA AS


SAWAFI WA AL UTIMA’I

Jilid 1 Masa Abbasi I : di Timur, Mesir, Magribi dan Andalusia (132-232H/749-


847M)

Disusun Oleh : DR. Hasan Ibrahim Hasan (Rektor Universitas Asyut, Guru
Besar Studi Islamika dan Sejarah Timur dekat Universitas
Vynslania dan Universitas California USA, mantan Guru
Besar Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Rabat
Marokko)

Dierjemahkan oleh : Drs. H. Aceng Bahauddin

Dicetak oleh : Radar Jaya Offset Jakarta

Design Cover : Lengkung Grafis

Diterbitkan oleh : Penerbit KALAM MULIA, Jakarta


Jl. Teladan No.2 Johar Baru V

Tlp. (021) 4229112, 4229113

Fax. (021) 4229114

Email : km08_mulia@yahoo.com

Isi dan Kesimpulan

Penulis buku ini adalah seorang pakar sejarah islam yang sudah diakui oleh dunia.
Dia adalah guru besar bidang sejarah Islam di Universitas Cairo, Universitas
Baghdad, Universitas Al Rabbath, dan dalam bidang Dirasat Islamiyah di Universitas
Califonia USA. Pengalaman studinya dalam bidang sejarah Islam diperoleh dari Barat
yang selama ini diakui unggul dalam bidang latihan dan methodology, sementara
pengembangannya lebih banyak dilakukan di Timur Tengah yang selama ini dikenal
unggul dari segi materi dan sejarah islam.

Buku ini membahas tentang Sejarah dan Kebudayaan Islam yang sudah terjadi di
duna ini dari berapa abad yang lalu.

Kritik

Tidak ada kritik yang khusus karena gaya bahasa yang digunakan cukup sederhana,
lugas dan mudah dipahami sehingga tidak banyak menyulitkan pembaca untuk
memahami informasi.
3. Ya Allah Mohon Selalu Jaga Hatiku

Pengarang : Dr H Abdul Wahid MAg


Penerbit : DIVA Press
ISBN : 9.786.023.915.286
Terbitan : Maret 2018
Halaman : 416
Ukuran : 14 x 20

SINOPSIS:

Buku ini terdiri dari 3 bab , yaitu BAB I tentang “Taubat” , BAB II “Zuhud” BAB III
“Penutup”. Buku ini membantu kita dalam memberikan rambu-rambu sekaligus peta
agar perjalanan spiritual kita menjadi lebih baik dan lancar. Ulasan sufistik, bernas,
dan mendalam tentang taubat (sebagai upaya membersihkan dan membeningkan hati
dari dosa) dan zuhud (sebagai upaya mensterilkan hati dari segala sesuatu selain
Allah) akan menjadi bahan evaluasi pada diri kita sendiri: Sudahkah kita menjaga
kalbu kita agar tetap fitri, suci, bening, utuh, segar, sehat dan selamat dari berbagai
virus dan karat sehingga ia layak menyandang gelar sebagai Qalbun Salm? Prof. Dr.
KH. Said Agil Husin al-Munawwar, MA., Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Mantan Menteri Agama RI. Selama ini, buku dengan tema tasawuf sering
agak rumit dan berat. Tetapi, buku ini hadir dengan gaya bertutur yang jernih dan
mudah dipahami oleh semua kalangan. Kajian seputar cara kita kembali pada Allah
dengan membersihkan diri dari berbagai dosa dan kemaksiatan (taubat) atau dari
kecintaan pada duniawi dan selain Allah (zuhd) menjadi menarik dan tidak
menakutkan. Kita bisa belajar banyak hal dari buku ini, terutama dalam merawat hati
agar tetap dalam suci.
4. Hakikat Pergerakan Modernisasi, Liberalisasi dan Westernisasi Ajaran Islam

Judul edisi terjemah : Mengupas Hakikat Pergerakan Modernisasi, Liberalisasi dan


Westernisasi Ajaran Islam

Penulis : Muhammad Hamid an-Nashir

Penerjemah : Abu Umar Bashir, Lc.


Muraja’ah Terjemah : Tim editor ilmiah DARUL HAQ
Penerbit : DARUL HAQ – Jakarta
Tebal buku : 426 halaman
Ukuran buku : 15,5 x 24 cm

KEDUDUKAN PENTING TEMA BUKU

Kaum Muslimin telah banyak tertipu oleh informasi salah dan disebarkan oleh orang-
orang yang kebelinger. Sebutlah misalnya nama Jamaluddin al-Afghani, Muhammad
Abduh dan lainnya yang disebut-sebut sebagai para pembaharu Islam. Padahal
mereka hanya para perusak ajaran Islam, bahkan mereka tidak lebih dari para
pengusung hawa nafsu yang menggunakan logika untuk menolak wahyu.

Perhatikanlah sikap iblis yang menolak dan menyombongkan diri ketika ketika Allah
memerintahkannya bersujud bersama para malaikat sebagai penghormatan kepada
Nabi Adam as, lalu perhatikanlah bagaimana iblis membela diri dengan argumentasi
logika. Allah berfirman,
“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) ketika Aku
memerintahkanmu?” Iblis menjawab, “Aku lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan
aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” Allah berfirman, “Turunlah
engkau dari surga itu; karena engkau tidak sepatutnya menyombongkan diri di
dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya engkau termasuk makhluk-makhluk yang
hina.” (Al-A’raf: 12-13).
Inilah bukti nyata bahwa iblislah yang pertama kali mencontohkan pengunaan logika
untuk menolak perintah dan Syari’at Allah. Karena itu, siapa saja yang menolak
sesuatu dari Syari’at Allah dengan alasan nalar atau lokiga, berarti dia mengikuti
sikap sombong dan menolak yang diajarkan iblis terlaknat. Maka perhatikanlah,
bagaimana mereka itu telah begitu lancang dengan mengatakan sebagian ajaran Islam
tidak sesuai dengan zaman modern, bahkan ada seorang kiyai yang berani
mengatakan, bahwa ada sejumlah ayat al-Qur`an yang tidak boleh disampaikan di
Indonesia karena berpontensi memecah belah bangsa. La Haula wa Quwwata illa
Billah.
Dan semua itu, penyebabnya sederhana, menuhankan akal dan mendahulukannya
ketimbanga wahyu Allah yang suci dari kesalahan.
Nah, dalam buku ini, penulis berhasil membongkar berbagai kecendrungan ilmiah
yang berbasis logika dan nalar, sejak dari: “Modernisme Islam”, “Sekulerisme”,
“Libralisme”, “Orientalisme”, “Westernisme”, dan lain sebagainya, yang kesemuanya
diuraikan lengkap dengan metodologi dan sejarah kemunculan dan perkembangan
serta bentuk rilnya di zaman moderen ini, lengkap dengan para tokoh yang
mengusungnya.

KESIMPULAN

Intinya, buku ini berusaha menjawab berbagai syubhat yang diusung oleh para
pengusung hawa nafsu dari orang-orang yang sok moderen yang telah merasa sempit
oleh keterbelakangan yang mereka lihat pada diri kaum Muslimin, sehingga mereka
menuduh Islam sebagai biang keladi di balik itu semua. Padahal sebenarnya, dada
merekalah yang sempit sehingga tidak menerima al-Qur`an dan as-Sunnah secara
penuh.
Mereka sebenarnya adalah orang-orang yang terpana dan terpedaya dengan kemajuan
materialistis di barat, yang seakan-akan membisikkan dalam keperibadian mereka
bahwa semua itu mereka raih, karena mereka telah merubah agama mereka sehingga
sejalan dengan hawa nafsu manusia. Karena itu, mereka tidak lain adalah para
penyeru ke pintu neraka Jahannam yang telah dingatkan oleh Nabi saw, di mana
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah saw pernah membuat satu garis untuk
kami pada suatu hari, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’. Kemudian beliau
membuat garis-garis ke sebelah kanan dan kiri garis tersebut lalu bersabda, ‘Ini
adalah jalan-jalan (yang menyimpang) di mana di setiap jalan darinya ada setan yang
menyeru kepadanya’.”(Diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa`I dan lainnya).
Dan saya sampaikan sebagai nasehat, bahwa inilah salah satu fitnah dunia yang tidak
disadari oleh banyak orang. Karena itu, Nabi saw pernah mengingatkan,
“Terimalah berita gembira (saat datangnya harta benda dunia) dan berangan-anganlah
apa yang membuat kalian senang! Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku
khawatirkan terhadap kalian, akan tetapi aku justru mengkhawatirkan kalau dunia
dilapangkan bagi kalian sebagaimana telah dilapangkan bagi orang-orang sebelum
kalian, lalu kalian berlomba-lomba memperebutkannya sebagai mereka dahulu telah
memperebutkannya, sehingga kalian akan binasa sebagaimana mereka telah binasa.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari).
Maka pencapaian dunia dan material, bukanlah tanda kemajuan, tetapi justru itu yang
mereka jadikan barometer untuk menghukumi ajaran ini tidak cocok untuk zaman ini
sehingga perlu dimoderenisasi. La Haula wa Quwwata Illa Billah. Dan di akhir
resensi kami ingin mengingatkan kita semua, bahwa fublikasi dan propaganda yang
mengusung syubhat-syubhat itu, baik sekala perorangan atau komunitas, atau media
apa saja, sangatlah berbahaya, karena dapat merusak yang sudah benar dan
menghalangi dahwah yang hak. Dan melalui ini, kami juga ingin mengingatkan
semua mereka yang telah merusak agama begitu banyak kaum Muslimin, secara
khusus, dan kita semua secara umum, agar takut kepada Allah. Ingatlah bahwa Nabi
saw telah bersabda, “Barangsiapa yang menyeru kepada suatu kesesatan, maka dia
akan menanggung dosanya dan dosa-dosa siapa saja yang mengikutinya, dan itu tidak
menurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (Diriwayatkan oleh Muslim)
5. Islam, Risalah Cinta dan Kebahagiaan

Judul Buku : Islam, Risalah Cinta dan Kebahagiaan


Penulis : Haidar Bagir
Penerbit : Noura Books (PT Mizan Publika), Jakarta
Cetakan : Pertama, 2013
Tebal : xviii + 214 halaman
SINOPSIS
Di era kontemporer ini, Islam banyak dikaji dan dianalisis oleh berbagai kalangan.
Islam sebagai sebuah ilmu (Islamologi), menjadi tren baru pembahasan dan
penguraian tentang suatu ajaran. Terutama oleh cendekiawan Barat dan orientalis,
Islam menjadi sebuah objek yang merupakan sisi eksotisme umat manusia. Terlebih
lagi, beberapa kelompok Muslim radikal memperlihatkan berbagai aksi kebrutalan
yang mengatasnamakan agama (Islam), Islam pun menjadi sorotan.

Seiring aksi terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, Islam menjadi
lebih sering dipandang secara stereotipe bahwa ia adalah agama yang mengajarkan
kekerasan. Lebih dari itu, umat Islam di Barat yang minor secara kuantitas banyak
dijauhi oleh orang non-Islam yang awam terhadap Islam yang genuine. Perlakuan
negatif pun sering kali didapatkan oleh umat Islam yang minor tersebut karena
pencitraan negatif dari para teroris—meskipun politisasi terorisme oleh Barat menjadi
sorotan tajam.

Padahal, Islam adalah agama yang secara terang-terangan membawa misi rahmatan li
al-‘alamin. Islam adalah rahmat (kasih sayang) bagi seluruh alam, bukan ancaman
yang menakutkan bagi seluruh alam. Hal itu sejalan dengan uraian yang dituliskan
oleh Haidar Bagir dalam karyanya yang berjudul “Islam, Risalah Cinta dan
Kebahagiaan”. Secara tegas, Haidar Bagir dalam buku tersebut menyatakan bahwa
Islam bukanlan agama yang menekankan kekerasan atau kebrutalan, melainkan
agama cinta dan kebahagiaan.

Pernyataan bahwa Islam bukanlah agama kebrutalan juga dikuatkan oleh para
fenomenolog agama, bahwa sesungguhnya agama Islam itu tak kalah berorientasi
cinta (eros oriented) dibanding agama Nasrani. Argumentasi ini pun juga diperkuat
oleh seorang cendekiawan Barat, Annemarie Schimmel, yang mendapati bukti-bukti
mengenai hal ini dari karya para sufi di sepanjang sejarah pemikiran Islam.

Sebagaimana fungsi agama sebagai pelipur lara dan pemuasan dahaga spiritualitas
serta siraman rohani, Islam juga menjadi tempat kembali bagi pemeluknya untuk
merengkuh cinta dan kebahagiaan. Artinya, Islam menjadi tujuan cinta dan
kebahagiaan sekaligus mengajarkan ajaran cinta dan kebahagiaan pula.
6. Shafahat Minash-Shabri

Judul Asli: Shafahat Minash-Shabri


Judul Terjemah: Keutamaan dan Buah Manis Sabar
Penulis: Khalid Bin Muhammad Al-Anshari
Ukuran: 10 x 14,5 cm (Ukuran saku)

Tebal: xiv + 84 hal

SINOPSIS

Allah telah mengabarkan bahwa keberuntungan dan kebahagiaan dapat diraih dengan
empat hal; iman, amal shalih, saling berwasiat dalam kebenaran, dan puncaknya
adalah saling berwasiat dalam kesabaran. Oleh karena itu, orang-orang yang mampu
bersabar diberi kedudukan tinggi di sisi Allah, bahkan para Rasul yang diberi gelar
Ulul Azmi, tidaklah berhasil meraih kemenangan melawan ujian kecuali setelah
melalui kesabaran yang tinggi.

Sabar itu ibarat obat yang sangat pahit, tetapi khasiatnya manis seperti madu. Buku
ini mengulas sabar dalam perspektif al-Qur`an dan as-Sunnah, contoh-contoh
kesabaran para nabi dan ulama, manisnya sikap sabar, akibat buruk dari sikap tidak
sabar, dan faktor-faktor yang dapat membantu untuk bersaba
7. KISAH KISAH KEMATIAN KHUSNUL KHATIMAH

Catatan 1, Februari 2018

14 x 20,5 cm, 232 Halaman

ISBN : 978-602-300-478-2

Penerbit :

Araska

Sekar Bandung Residence N0. 81

Jl. Imogiri Barat – Bantul – Yogyakarta

Email : penerbit_araska@yahoo.com

SINOPSIS

Kematian itu pasti menimpa siapapun. Semua manusia baik mu’min mauoun kafir,
ulama maupun awam, lelaki atau perempuan , kaya atau miski, yang muda maupun
yang tua, pejaba maupun jelata, akan tiba masanya meregangkan nyawa.
Buku ini hadir untuk membingkai makna kematian, menghiasinya dan mengunkap
fakta fakta. Buku ini juga akan membimbing kita bagaiman mengetahu tanda tanda
dan bagaimana mendapatkan karunia khusnul khatimah serta terhindar dari suu’ul
khatimah.
Buku ini dikemas dengan bahasa yang sederhana dan ringkas, kisah kisah nyata
dalam buku ini menawarkan efek yang luar biasa dalam meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.
8. SEDEKAH GAS POLL

Ditulis oleh : Endang Koeswara


Diterbitkan oleh : PT Elex Media Komputindo kelompok Gramedia – Jakarta
2017 Anggota IKAPI, Jakarta
ISBN : 978-6-2-04-4825-1

SINOPSIS
Semua orang papsti sudah tidak asing dengan sedekah. Namun sangat disayangkan
sebagian dari kita masih membatasi diri dengan sedekah.
Buku ini mencoba mengulas lebih dalam tentang apa itu sedekah dan pemahamannya,
manfaat sedekah,. Kapan sedekah itu harus dilakukan, bagaimana agar sedekah itu
bias memberikan dampak yang luar biasa bagi pelakunya dan penerima sedekah, serta
masih banyak lagi. Bersedah juga merupakan terdapat dalam hadits hadits Allah SWT
dan Nabi Muhammad SAW.

9. Buku Saku Terapi Spiritual


Judul : Buku Saku Terapi Spiritual
Penulis : Ibnu al-Jauzi
Penerbit :Zaman
Penerjemah : A. Khosla Asy’ari Khotib Tahun Terbit :
Pertama, Januari 2015
Jumlah Halaman : 152 halaman
ISBN : 978-602-1687-41-3
Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta
Buku Booklicious.
SINOPSIS
Allah menciptakan berbagai macam penyakit di dunia, bersamaan itu pula Allah
memberi obatnya. Sejatinya penyakit tidak hanya berupa penyakit fisik, tetapi juga
penyakit rohani atau penyakit spiritual.

Penyakit ini banyak menjangkiti manusia, dan menyebabkan kerusakan dunia. Seperti
dengki, sombong, malas, dendam dan lain sebagainya. Menurut Ibnu al-Jauzi,
pengobatan fisik berkaitan dengan upaya menyehatkan dan menyelaraskan citra atau
bentuk luar (al-shuwar), sebaliknya pengobatan spiritual berkaitan dengan upaya
menyehatkan dan menyeleraskan nilai-nilai (al-ma’ani). Bahkan, Ibnu al-Jauzi
menganggap pengobatan spiritual harus lebih diprioritaskan (halaman 8).
Dalam mengobati penyakit rohani tentu saja berbeda dengan cara mengobati jasmani.
Dalam pengobatan jasmani, inisiatif mungkin bisa saja dari orang lain, sebaliknya
pengobatan rohani memerlukan tekad dan kemauan dari penderita sendiri. Jika tidak
maka akan sulit teratasi. Dalam Buku Saku Terapi Spiritual karya Ibnu al-Jauzi ini
menyebutkan banyak penyakit rohani beserta resep untuk mengobatinya.
Ibnu Al-Jauzi memberi resep untuk mengobati penyakit ini. Yaitu, menghindarkan
diri dari pergaulan manusia, menutup mata dan menahan pandangannya. Sebab cinta
akan hadir pada pandangan yang berulang-ulang. Jika ini bisa dilakukan, maka insya
Allah akan selamat dari terjerembab ke lubang kehinanaan. Tekad penderita di sini
memang diuji. Dia harus menghindari sumber-sumber penyebab penyakitnya dan
sabar menghadapi pahit getirnya. Sebagaimana perkataan Ibnu al-Jauzi, “Bertahan
dalam penderitaan adalah sebaik-baik pengobatan (halaman 22).” Ibnu Mas’ud juga
pernah berkata, “Apabila di antara kalian terpesona pada seorang wanita, ingatlah aib
dan kekurangannya!”

Penyakit rohani lain yang banyak menjangkiti manusia adalah keinginan atas
kekuasaan. Betapa banyak orang yang ingin menjadi anggota DPR, Bupati, Gubernur
hingga Presiden. Nabi telah mengingatkan, “Setiap orang yang memerintah sepuluh
orang, apalagi lebih, akan datang menghadap Allah Swt kelak di hari kiamat dalam
keadaan tangannya terbelenggu di lehernya. Taka da yang bisa melepaskannnya
selain perbuatan baiknya, atau ia akan celaka karena dosanya. Kekuasaan itu,
pertamanya (di dunia) adalah cercaan, pertengahannya (di alam kubur) adalah
penyesalan, dan klimaksnya adalah siksaan pada hari kiamat.”

Sedangkan Ibnu al-Jauzi memberi resep pada yang menginginkan kekuasaan dengan
cara merenungkan dan menyadari bahwa ia hanya membayangkan kebesaran yang
sejatinya tidak akan pernah ia capai. Karena begitu kekuasaan ada di tangan, ia akan
tahu bahwa kekuasaan tidak ada apa-apanya, bahwa bukan kekuasaan yang akan
memberikan kemuliaan. Karena kekuasaan hanya memberikan beban yang begitu
berat dan kecemasan yang menyangkut dirinya maupun yang berkaitan dengan agama
(halaman 34). Penyakit rohani yang juga banyak menjangkiti manusia adalah
sombong. Sombong adalah meninggikan diri sendiri dan merendahkan orang lain.
Pengobatan sombong ada du acara, umum dan khusus.

Pengobatan umum dibagi dua, yaitu dengan ilmu dan amal. Dengan mencari dalil-
dalil agama baik Al-Qur’an maupun Al-Hadits yang menunjukkan bahwa sombong
adalah sikap yang tercela. Sedangkan pengobatan dengan amal (perbuatan) yaitu
dengan bergaul dengan orang-orang yang rendah hati dan mengambil ilmu dari
mereka
10. KESEMPURNAAN DAN KEAGUNGAN ISLAM

Judul Matan Asli : Fadlul Islam


Judul syarah : Syarah Fadlul Islam
Judul Edisi Terjemah : Syarah Fadhlul Islam, Kesempurnaan dan Keagungan
Islam serta perintah berpegang teguh dan menjaga kemurniannya
Penulis : Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Muraja’ah terjemah : Tim Editor ilmiah DARUL HAQ
Penerbit : DARUL HAQ, Jakarta
Tebal buku : 230 + vi halaman
Ukuran : 14,5 x 20,5 cm
SINOPSIS
Keutamaan Dan Keagungan Agama Islam
Agama Islam memiliki keutamaan dan keagungan yang begitu banyak, di antaranya:

Pertama : Agama Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah.


Kedua : Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh semua Rasul yang pernah
diutus oleh Allah.
Ketiga : Allah tidak akan menerima agama selain agama Islam.
Keempat : Allah telah menyempurnakan Agama islam dan meridhainya sebagai
Agama bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman,
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian Agama kalian dan Aku
sempurnakan pula nikmatKu untuk kalian dan Aku ridhai Islam sebagai agama bagi
kalian.” (Al-Ma`idah: 3).
Kelima : Allah menjamin kemurnian agama Islam hingga akhir zaman.
Keenam : Kaum Muslimin mendapatkan pahala dua kali lipat dibanding kaum Yahudi
dan Nasrani.
Ketujuh : Kaum Muslimin diberikan petunjuk oleh Allah kepada hari Jum’at, tidak
seperti kaum Yahudi yang memilih hari Sabtu dan tidak seperti kaum Nasrani yang
memuliakan hari Ahad.
Ringkasnya: wajib bagi setiap manusia untuk menganut agama islam, artinya
meninggalkan semua agama selainnya, dan setelah masuk ke dalamnya wajib untuk
mengikuti ajaran islam yang di bawa oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam
yang bersumber dari Allah dan meninggalkan segala ajaran bid’ah, syubhat, dan hawa
nafsu.
Siapa saja yang memahami dan mengamalkan ini maka dia telah beruntung di dunia
dan akhirat.

Di samping itu, setiap Muslim juga wajib menjaga agama ini agar tetap bersih dan
suci dari noda kebatilan, sehingga dengan itu setiap kita telah ikut mengambil andil
untuk menyuguhkan Agama yang agung ini kepada orang lain, dalam bentuknya yang
indah dan suci dari keburukan; baik dengan ilmu maupun dengan amal. Dan salah
satu keburukan yang paling Allah benci adalah orang-orang yang mengajarkan
ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Islam. Dalam buku ini, penulis menyebutkan
salah satu sabda Nabi Shalallahu alaihi wassalam,

“Orang yang paling dibenci oleh Allah ada tiga golongan: (pertama), orang yang
melakukan penyimpangan (ilhad) di tanah haram. (Kedua), orang yang mencari-cari
cara untuk menghidupkan sunnah jahiliyah di dalam Islam. Dan (ketiga), orang yang
menuntut darah seseorang (qishash) tanpa alasan yang haq; yakni hanya untuk
menumpahkan darahnya.” (Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, no. 6882). Di akhir
bagian ini, buku ini mengingatkan kita untuk berpegang teguh kepada ajaran Islam
Murni yang sesuai dengan Sunnah Nabi a. Syaikh yang mulia kemudian
menyebutkan peringatan sahabat besar, Abdullah bin Mas’ud RAdiallahu anhu, yang
berkata,
“Tidaklah datang suatu tahun melainkan tahun yang sesudahnya lebih buruk
darinya. Aku tidak berkata, ‘Suatu tahun lebih deras hujannya dibandingkan tahun
lainnya, dan suatu tahun lebih subur dibandingkan tahun lainnya, serta tidak pula
seorang pemimpin lebih baik dibandingkan pemimpin yang lain’, akan tetapi (yang
aku maksud) adalah wafatnya para ulama kalian dan orang-orang terbaik kalian,
kemudian datanglah generasi selanjutnya, yang menkiaskan ajaran (agama) dengan
analogi logika akal mereka, akibatnya Islam dihancukan dan menjadi terpecah
belah.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu Amr ad-Dani di dalam as-Sunan al-Waridah
fil Fitan, no. 210).

“Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-ada kebohongan atas
Nama Allah untuk menyesatkan manusia tanpa ilmu?” (Al-An’am: 144).
Nah, jalan untuk mempertahankan kemurnian agama Islam itu adalah dengan
mengikuti manhaj as-Salaf ash-Shalih. Hudzaifah y telah mengingatkan kita,
“Setiap ibadah yang tidak dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad Shalallahu
alaihi wassalam maka janganlah kalian lakukan, karena generasi yang pertama itu
tidak menyisakan kesempatan untuk berkpendapat bagi generasi belakangan. Maka
bertakwalah kepada Allah wahai para pencari ilmu. Ikutilah jalan orang-orang
sebelum kalian’.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud).

PENUTUP
Di bagian akhir, buku ini menguraikan suatu peringatan Nabi Shalallahu alaihi
wassalam yang akan terjadi pada Agama ini. Nabi Shalallahu alaihi wassalam
bersabda, “Islam mulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing, maka
beruntuhlah (dengan surga) orang-orang yang terasing (yang berpegang gigih
kepada Islam) itu.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan terdapat tambahan berbunyi,

“Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Nabi Shalallahu alaihi


wassalam menjawab, “Orang-orang yang tetap baik ketika manusia telah rusak.”
Dan juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dengan lafazh,

“Maka beruntunglah (dengan surga) orang-orang yang terasing (karena gigih


berpegang pada Islam yang murni), yaitu orang-orang yang berusaha memperbaiki
apa-apa yang dirusak manusia dari sunnahku.”

Anda mungkin juga menyukai