SSHDHDH
SSHDHDH
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
SEMESTER IV
Jilid 1
Pengaman
Transformator
Beban Simetri
Sugijono
Halaman
Halaman Judul …………………………………………………………………… i
Kata Pengantar …………………………………………………………………… ii
BAB II TRANSFORMATOR
JOB 4. Magnetisasi Inti …………………………………………… 13
JOB 5. Perbandingan Belitan …………………………………… 16
JOB 6. Percobaan Tanpa Beban …………………………………... 19
JOB 8. Percobaan Hubung Singkat …………………………………… 26
JOB 7. Percobaan Berbeban …………………………………………… 32
JOB 9. Hubungan Kumparan Tiga Fasa …………………………… 37
JOB 11. Kerja Paralel …………………………………………… 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT maka penyusunan Lembar Kerja Praktek Teknik Tenaga Listrik ini
dapat diselesaikan.
Lembar Kerja ini disusun untuk mendukung penyelenggaraan mata kuliah praktikum
Teknik Tenaga Listrik (TTL) pada semester IV di Program Studi Teknik Listrik Jurusan
Teknik Elektro POLINES yang disesuaikan dengan silabus yang berlaku dan sumber
daya alat yang tersedia. Lembar Kerja praktikum TTL dibuat dalam 2 jilid. Jilid 1
tentang Mesin Listrik Statis (MLS) mencakup materi transformator dan alat pengaman
serta beban simetri, sedangkan Jilid 2 tentang Mesin Listrik Dinamis (MLD) berisi materi
motor dan generator.
Materi dalam Jilid 1 edisi ini hanya ada sedikit revisi tanpa mengurangi substansi dan masih
meliputi peralatan proteksi (pengaman hubung singkat, pengaman beban lebih, dan pengaman
arus bocor), dan transformator (magnetisasi inti, perbandingan belitan, pengujian tanpa beban/
berbeban/ hubung singkat, jam- vektor hubungan kumparan, dan kerja paralel), serta beban
simetri (beban seimbang hubungan bintang/ segitiga).
Penyusun
PETUNJUK BAGI PEMAKAI
Lembar Kerja ini dapat dijadikan pegangan baik oleh mahasiswa maupun dosen dalam
menyelenggarakan proses belajar mengajar mata kuliah Praktikum Teknik Tenaga Listrik
(TTL) pada semester IV di Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro POLINES.
Sebelum menggunakan Lembar Kerja TTL ini disarankan mahasiswa telah menguasai mata
kuliah sebagai berikut : mesin listrik khususnya transformator, alat pengaman, rangkaian listrik
arus bolak-balik dan alat ukur/ instrumentasi serta keselamatan kerja.
Tiap Lembar Kerja direkomendasikan untuk diberi pendahuluan berbasis internet (web,
youtube), pre tes dan demo pada awal pertemuan, serta konsultasi intensif selama praktikum.
Oleh karena semua Lembar Kerja menggunakan sumber tegangan listrik bolak-balik 220Volt/
380 Volt, maka sistem pentanahan/ grounding diharuskan selalu dihubungkan, dan tidak
diperkenankan terdapat bagian konduktif yang terbuka (BKT) di dalam rangkaian listrik dari
suatu percobaan/ praktikum.
Pada setiap tindakan perubahan rangkaian listrik dari suatu percobaan diharuskan selalu
mematikan terlebih dahulu sumber tegangan, atau dengan kata lain tidak diperkenankan
melakukan tindakan perubahan rangkaian listrik dari suatu percobaan dalam keadaan
bertegangan (PDKB).
Demi keselamatan manusia maka diwajibkan untuk mengenakan sepatu yang kering dan solnya
berisolasi.
Demi keselamatan alat ukur maka setiap kali akan menghidupkan sumber tegangan untuk suatu
percobaan diharuskan selalu memeriksa kebenaran dari fungsi alat ukur dan batas ukurnya,
serta spesifikasi dan rating yang tertera pada name plate peralatan. Ampermeter digit harus
dioperasikan dengan metode bypass.
Demi kemudahan dalam pemeriksaan pengawatan rangkaian percobaan baik oleh anggota
kelompok maupun oleh instruktur maka diwajibkan menggunakan kabel hubung yang berwarna
beda dan tata letak peralatan diwajibkan sesuai dengan Gambar Kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982, Petunjuk Praktek Listrik Industri 2, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.
Kosow, Irving L, 1991, Electrical Machinery and Transformers, New Jersey, Prentice Hall Inc.
Englewood Cliffs.
Leonard R. Andersen, Jack Macneill, Electric Machines and Transformers, 1988, New Jersey,
Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs.
Theraja BL, 1987, Textbook Electrical Technology, New Delhi, Ninja Construction and
Development Co. Ltd. Ran Nagar.
1. Tujuan
2. Pendahuluan
MCB (Miniatur Circuit Breaker) adalah suatu alat pengaman pemutus rangkaian listrik
yang bekerja secara otomatis. MCB berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan arus
beban lebih maupun gangguan arus hubung singkat atau pengaman kedua gangguan itu.
MCB dilengkapi dengan elemen thermis (bimetal) sebagai pengaman beban lebih dan juga
dilengkapi dengan elemen magnetis untuk pengaman hubung singkat. Terdapat bermacam-
macam MCB antara lain : H, Z, G, L, U, K dan V yang satu dengan yang lain mempunyai
sifat/ karakteristik yang berbeda sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
3. Daftar Alat
4. Gambar Rangkaian
TANG
AMPERE
A
220 V MCB
TANG
AMPERE
A
220 V MCB
5. Langkah Kerja
A. Percobaan MCB Karakteristik Panas.
1). Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai semua peralatan seperti pada gambar rangkaian, ACPS pada kedudukan 0 V
dan MCB pada kedudukan ON.
2). Menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan 220 V.
3). Memutar pemilih tegangan ACPS sampai Tang Amper menunjukkan 4 kali arus nominal
(= 8 A) hingga MCB membuka /trip.
4). Meng ON kan MCB bersamaan dengan mengaktifkan Stop Watch.
5). Menunggu sampai MCB membuka /trip.
6). Pada saat MCB bekerja /trip, bersamaan dengan itu hitungan pada Stop Watch
dihentikan.
7). Mencatat hasil pengamatan lamanya MCB trip ke dalam tabel.
8). Mengulangi langkah No.3 sampai dengan 7 dengan seting arus yang diminta.
B. Percobaan MCB Karakteristik Dingin
1). Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian, ACPS pada kedudukan 0 Volt,
MCB pada kedudukan ON. Kipas Angin untuk mendinginkan MCB.
2). Menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan 220 V.
3). Memutar pemilih tegangan ACPS sampai Tang Amper menunjukkan 4 kali arus nominal
(= 8 A) hingga MCB membuka /trip.
4). Meng ON kan MCB bersamaan dengan mengaktifkan Stop Watch.
5). Menunggu sampai MCB membuka /trip.
6). Saat MCB bekerja /trip, bersamaan dengan itu hentikan hitungan Stop Watch.
7). Mencatat hasil pengamatan lamanya MCB trip ke dalam tabel.
8). Mengulangi langkah No.3 sampai dengan 7 dengan seting arus yang diminta.
6. Lembar Kerja
2.
3.
4.
5.
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :
- Menentukan besarnya arus bocor maksimum yang dapat diamankan oleh Earth
Leakage Circuit Breaker (ELCB)
- Menjelaskan prinsip kerja ELCB
2. Pendahuluan
ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) adalah alat listrik yang digunakan sebagai pengaman
bila terjadi arus bocor tanah yang melalui alat tersebut. ELCB bekerja pada arus bocor tanah
dalam orde mili Amper. Prinsip kerjanya, arus bocor tanah itu akan menginduksikan fluksi
magnet pada kumparan yang dihubungkan dengan rele yang sangat sensitif. Apabila arus bocor
tanah tersebut mencapai suatu harga tertentu maka rele bekerja melepaskan kontak-kontaknya.
ELCB digunakan sebagai pengaman terhadap manusia bila terjadi arus bocor pada peralatan
yang akan melalui tubuh manusia tersebut.
3. Daftar Alat
VACPS 220 V 1 buah.
Amper meter digital 1 buah
Multi meter analog 1 buah.
Tahanan geser: 330 Ώ / 1,5 A 1 buah
ELCB 2 buah
Kabel Jumper 20 buah.
Keterangan : Spesifikasi ELCB 1 Spesifikasi ELCB 2
IN = 25 A IN = 40 A
I∆N = 30 mA I∆N = 300 mA
VN = 220/380 V VN = 220 / 380 V
4. Gambar Rangkaian
R R
A
1
PS.AC
S
220V
3
T
5
2 S
7
1
Gambar 2.1. Rangkaian Percobaan ELCB
5. Langkah Kerja
1) Memastikan peralatan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat rangkaian
seperti gambar diagram percobaan, sekunder auto trafo VACPS pada 0 Volt.
2) Menghubungkan saklar S ke posisi 1.
3) Menghidupkan catu daya VACPS dan memutar pelan-pelan hingga ELCB trip, dan
hentikan pengaturan tegangan VACPS.
4) Mengukur arus trip ELCB dengan memindahkan saklar S ke posisi 2. Ulangi sampai
2 kali.
5) Mengulangi langkah 1 hingga 4 diatas untuk masing-masing terminal fasa R, S, dan
T.
6) Tegangan sentuh maksimum VACPS 50 Volt.
6. Lembar Kerja
Tabel 1. ELCB type .....................
Arus Triping
( I∆N = …… mA ) Tegangan
I∆N Sentuh
No. Kutub (mA) % (V)
1.
2. R
1.
2. S
1.
2. T
PS.AC S R
220V
T R
0-220V
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :
- Menggambarkan dan menjelaskan karakteristik Thermal Over Load Relay (TOLR)
- Menjelaskan prinsip kerja TOLR
2. Pendahuluan
TOLR (Thermal Over Load Relay) adalah alat pengaman terhadap arus gangguan beban
lebih. TOLR selalu dipasang dengan kontaktor magnetik dan bekerja berdasarkan panas
akibat arus listrik yang melaluinya melebihi harga nominal. Energi panas itu diubah menjadi
energi mekanik oleh logam bimetal untuk melepaskan kontak-kontak rele yang dapat
digunakan untuk membuka rangkaian listrik sehingga melindungi peralatan listrik dari
kerusakan akibat arus lebih. TOLR terutama digunakan sebagai pelindung motor - motor
listrik terhadap gangguan beban lebih.
3. Daftar Alat
AC 220 V
1 3 5
A1
K
A2 2 4 6
95 97
PS.DC
F
96 98
5. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu merangkai
peralatan seperti pada gambar rangkaian dan mengatur arus nominal IN dari TOLR
sebesar nilai minimal.
2) Memberi tegangan pada koil magnet dari kontaktor hingga bekerja.
3) Memberi dan mengatur arus pada TOLR sehingga didapatkan nilai arus lebih yang
dikehendaki.
4) Bersamaan dengan tercapainya nilai arus lebih itu, start stopwatch dan tunggu hingga
TOLR trip.
5) Saat TOLR trip, stop stopwatch dan catat waktu yang diperlukan TOLR untuk trip
tersebut.
6) Ambil TOLR lain sejenis yang dingin dan sudah diatur arus nominalnya sebesar nilai
minimal.
7) Ulangi langkah kerja nomor 3 hingga 6 untuk nilai arus lebih lain yang dikehendaki.
8) Menggambar kurva karakteristik dingin dari data tabel.
6. Lembar Kerja
1) Gambarkan kurva karakteristik panas dan dingin dalam satu kertas grafik logaritma
terlampir.
2) Jelaskan prinsip kerja dan grafik karakteristik TOLR.
3) Apa gunanya karakteristik panas dan dingin?
4) Jelaskan cara menentukan bahwa kondisi TOLR masih bagus.
5) Mengapa TOLR banyak digunakan untuk pengaman motor listrik?
6) Berikan kesimpulan.
1. Tujuan
2. Pendahuluan
Arus listrik yang mengalir pada kumparan transformator menimbulkan gaya gerak magnet
(g.g.m.) : F = N.I yang mampu mengalirkan fluksi pada inti transformator.
E
(Volt)
I
(amp)
Kemampuan untuk mengalirkan arus magnet /fluksi persatuan panjang inti disebut kuat
medan magnet H yang menginduksikan fluksi dengan kerapatan B. Gambar 1.
memperlihatkan perubahan kuat medan H terhadap kerapatan fluksi B.
Perubahan harga gaya gerak listrik E terhadap arus eksitasi I (arus beban nol) disebut sebagai
lengkung magnetisasi E=f(I) yang mula-mula linear kemudian melengkung atau berarti
bahwa inti transformator mulaii jenuh.
3. Daftar Alat
4. Gambar Kerja
A
220 Volt
V TT TR
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat
rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
2) Mengamati hasil pengukuran tegangan dan arus serta mengisi tabel.
3) Menggambar grafik V = f ( I ).
4) Membahas grafik V=f (I) pada saat tegangan naik tidak sama dengan saat tegangan
turun.
5) Memberikan koreksi terhadap kurva magnetisasi hasil pengamatan dibandingkan kurva
magnetisasi sebenarnya (V terhadap I dibandingkan E terhadap I).
6. Lembar Kerja
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :
- Menentukan perbandingan belitan transformator dan jenis step up/ down
2. Pendahuluan
Salah satu syarat kerja paralel transformator harus diketahui perbandingan belitan masing-
masing transformator yang akan bekerja paralel, sehingga diperlukan percobaan untuk
mengetahui perbandingan belitan dari suatu transformator. Rangkaian pengganti
transformator dalam keadaan terbuka adalah sebagai berikut :
R1 X1 R2 X2
V1 E1 E2
4. Gambar Kerja
V1 TR TT V2
0-200V 48/220V
STEP UP
V1 TT TR V2
0-200V 220/48V
STEP DOWN
5. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
2) Melakukan pengukuran tegangan V1 dan V2 dengan sumber tegangan pada sisi
tegangan rendah ( sebelum tegangan sumber dihidupkan harus dipastikan mulai dari nol
volt) , lalu mencatat hasil pengamatan tersebut ke dalam tabel.
3) Mengulangi langkah 2 dengan sumber tegangan pada sisi tegangan tinggi.
4) Menghitung nilai ar dan at .
6. Lembar Kerja
Tabel 1.
1. Tujuan
2. Pendahuluan
Transformator dalam keadaan tidak berbeban (beban nol) akan mengambil arus dari jala-jala.
Arus itu terdiri atas arus yang bersifat resistif berupa rugi inti dan arus yang bersifat induktif
untuk membangkitkan fluksi magnet.
Rugi inti transformator dapat dibedakan atas rugi histerisis dan rugi arus pusar.
Rugi histerisis disebabkan oleh terjadinya gesekan antara molekul-molekul logam inti dalam
usaha menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet.
Ph = Kh . f . Bm . X
Rugi arus pusar disebabkan oleh adanya aliran arus induksi dalam logam inti.
Pe = Ke .f 2. Bm2
Keterangan : Pe = rugi arus pusar (watt)
Ke = konstanta yang tergantung bahan dan dimensi inti
Bm = kerapatan fluksi maksimum
f = frekuensi (hertz)
Dengan melaksanakan percobaan 2 frekuensi yang berlainan , dapat diperoleh pemisahan rugi
inti menjadi rugi histeresis dan rugi arus pusar.
P/f
[W/HZ]
Ke.f.Bm2 = rugi arus pusar
f
F (Hz)
t1 t2
Io
I he Ix
V1 R0 X2
2. Daftar Alat
3. Gambar Kerja
Power supply AC
W A
W A
I
220 V V
VACPS
5. Langkah Kerja
A.Percobaan Transformator 2 belitan tanpa beban.
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian.
2) Mengatur VACPS sebesar 220 V.
3) Mengukur besarnya arus I dan daya P.
4) Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.
B.Percobaan Transformator Auto tanpa beban.
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak;
2) Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari
ujung-ujung belitan transformator.
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
6. Lembar Kerja
Tabel 3. Transformator 2 belitan tanpa beban
Frekuensi
Transformator Tegangan (V) Daya (W) Arus ( A )
(Hz)
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :
- Menentukan prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal
- Menentukan rugi tembaga ( PCU ) dan konstanta Rek dan Xek
2. Pendahuluan
Prosentase tegangan primer pada saat terjadi hubung singkat terhadap tegangan nominal dapat
ditentukan sebagai berikut :
Dari prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal tersebut di atas dapat
diketahui besar arus hubung singkat yang terjadi bila transformator bekerja pada tegangan
nominal.
Pada percobaan transformator hubung singkat tegangan primer relatif kecil ( antara 0 hingga
15% dari tegangan nominal ), maka mutual fluks yang dihasilkan oleh inti transformator dapat
diabaikan, sehingga rangkaian pengganti transformator dalam keadaan hubung singkat dapat
digambarkan sebagai berikut :
R ek X ek
V in I hs
Dari rangkaian pengganti tersebut dapat ditentukan besar rugi tembaga (Pcu) dan konstanta
transformator pada beban nominal, yaitu :
Dari harga Rek dan Xek ini dapat ditentukan rugi tegangan pada transformator saat berbeban.
3. Peralatan
4. Gambar Kerja
Power supply AC
A1 W
TT TR
V A2
Tang
W A Ampere
I1 A I2
220 V V
VACPS
5. Langkah Kerja
- Tes Pole 1
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
- Tes Pole 2
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
Tabel 2. polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2
3). Setelah melakukan tes pole, lalu memberi tanda pada ujung-ujung belitan positif ”+”
dan negatif ”-” dan merangkai menjadi transformator auto seperti gambar rangkaian
percobaan transformator auto.
4). Mengatur VACPS kondisi awal sebesar 0 V.
5) Memutar VACPS sampai arus hubung singkat pada sisi sekunder menunjukkan nilai
berturut-turut sebesar : 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % nominal.
6) Mengukur besarnya daya dan arus I1 dan I2 serta tegangan hubung singkat.
5). Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
6. Lembar Kerja
Frekuensi
No. V in ( Volt ) I1 ( Ampere ) I2 ( Ampere ) P ( Watt )
(Hz)
1 50 0,25
2 50 0,5
3 50 0,75
4 50 1
Frekuensi
No. V in ( Volt ) I1 ( Ampere ) I2 ( Ampere ) P ( Watt )
(Hz)
1 50 0,25
2 50 0,5
3 50 0,75
4 50 1
1. Tujuan
2. Pendahuluan
Transformator dalam keadaan berbeban mengambil arus dari jala-jala yang terdiri atas arus
yang bersifat resistif berupa beban resistor geser dan arus yang bersifat induktip untuk
membangkitkan fluksi. Dengan beban resistor geser maka dapat dihitung efisiensi
transformator. Rumus effisiensi transformator yaitu :
= ( P out / Pin ) x 100 %
Keterangan : = Efisiensi trafo
P out = Daya output trafo
= Daya input trafo – total rugi daya
P in = Daya input trafo
3. Peralatan
ACPS 220 V 1 buah
Transformator 1 buah
Multimeter analog 2 buah
Tang Amper 1 buah
Wattmeter 1 fasa 1 buah
Resistor geser 1,5 A 1 buah
Kabel jumper 20 buah
4. Gambar Kerja
Power supply AC
A1 W
TT TR
V
Tang
W A Ampere
I1 A I2
220 V V
VACPS R geserr
- Tes Pole 1
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
Tabel 1. Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2
- Tes Pole 2
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
Tabel 2. Polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2
3). Setelah melakukan tes pole, lalu memberi tanda pada ujung-ujung belitan positif ”+”
dan negatif ”-” dan merangkai menjadi transformator auto seperti gambar rangkaian
percobaan transformator auto.
4). Mengatur ACPS sebesar 220 V dan menggeser resistor geser sehingga nilai arus beban
berubah sebesar berturut-turut : 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % nominal.
5). Mengukur besarnya daya masukan (P) dan arus primer (I1) dan sekunder (I2).
6). Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
6. Lembar Kerja
1. Tujuan
2. Pendahuluan
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan pengetesan polaritas agar
didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang diinginkan.
Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC adalah sebagai
berikut :
Terminal tegangan tinggi ( TT ) :
Untuk polaritas rendah adalah A1, B1, dan C1
Untuk polaritas tinggi adalah A2, B2, dan C2
Untuk neteral adalah N
Terminal tegangan rendah ( TR ) :
Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1
Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2
Untuk netral adalah n
Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun sekunder ada tiga,
yaitu hubungan bintang (Y), segitiga () dan zig- zag (Z).
Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti
terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam
mengingatnya biasa digunakan sistem ‘jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer
dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah
vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan
vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua
jarum tersebut.
Contoh : Yd5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan
tegangan rendah dalam hubungan segitiga (), dan selisih fasanya sebesar sudut yang
dibentuk jarum panjang dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima).
Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut :
12 12
A
C B
3. Daftar Alat
- ACPS 3x220 V dan 3x380 V 1 buah.
- Transformator 1 fasa 220 V / 48 V 3 buah
- Multimeter Analog/ Digit 1 buah
- Kabel Jumper 20 buah.
4. Gambar Kerja
Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari ujung-
ujung belitan transformator.
- Tes Pole 1
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
- Tes Pole 2
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
A a
A2 a2 A
A2 a2
A1 a1 A1 a1
a
B b B
B2 b2 B2 b2
B1 B1 b1
b1 b
C
C c C2 c2
C2 c2
Gambar 4. Rangkaian 1 Gambar 5. Rangkaian 2
C1 c1
C1 N c
c1
N
A a
A2 a2
A
A2 a2
A1 a1
A1 a1
a
B b
B2 b2
B
B2 b2
B1 b1
B1 b1
b
C c
C2 c2
C
Gambar 6. Rangkaian 3 Gambar
C2 7. Rangkaian
c2 4
C1 c1
N C1 c1
c
A a
A2 a2
A1 a1
B b
B2 b2
B1 b1
C c
C2 c2
Gambar 8. Rangkaian 5
C1 c1
5. Langkah Kerja
1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan
dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminal-terminalnya sesuai
dengan rekomendasi IEC.
2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1.
3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan
sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada
N ). Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1.
4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A
dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b
serta A dan B pada tabel 2.
5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3
6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4 dan 5 , tetapi karena sisi tegangan
tinggi terhubung segitiga maka diberi sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 220 Volt.
6. Lembar Kerja
Tegangan PERCOBAAN
( Volt ) Gb. 4.1 Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4 Gb. 4.5
Cc
Bc
Cb
AB
Catatan Yy
1) Jelaskan mengapa untuk transformator dengan sisi tegangan tinggi terhubung segitiga
tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt.
2) Dari semua transformator di atas :
a) Gambarkan diagram vektor tegangannya.
b) Tuliskan jamnya.
c) Hitunglah sudut beda fasanya.
3) Periksalah hasil praktek dibandingkan dengan teori dan jelaskan hasilnya.
4) Jelaskan persyaratan dalam merangkai transformator 3 fasa.
5) Berikan kesimpulan.
2. Pendahuluan
Dalam percobaan ini beban dihubungkan bintang. Hubungan bintang diperoleh dengan cara
menghubungkan ketiga pangkal lilitan fasa menjadi satu, dan pada sistem saluran 4 kawat
hubungan ketiga pangkal lilitan fasa tersebut disebut titik nol (netral) dan apabila
dihubungkan dengan suatu kawat, maka kawat tersebut dikatakan penghantar netral. Pada
beban simetri penghantar netral praktis tidak berarus. Dengan kata lain pada beban simetri
hubungan bintang bisa tanpa penghantar netral.
VL = Vp 3 (Volt)
IL = Ip (Amper)
In = Ip1 + Ip2 + Ip3 = 0
P = 3 Vp. Ip cos
3. Daftar Alat
4. Gambar Kerja
a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan Cos ф
meter, serta mengukur arus pada penghantar netral.
Beban R / Lampu Pijar Beban Balast
L1 Cos
A Ø L1
L1
V V R1 L1
N N
A N
L2 L2 R2 L2 L2
R3 L3
L3
L3
L3
N
Z1
L2 Z2
Z3
L3
b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan 1 buah
Wattmeter.
V R1 L1
N N
N
L2 L2 R2 L2 L2
R3 L3
L3
L3
L3
N
Z1
L2 Z2
Z3
L3
c. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 3 buah Watt meter 1 fasa.
Beban R / Lampu Pijar Beban Balast
L1
A W L1
L1
V R1 L1
N N
N
L2 L2 R2 L2 L2
W
R3 L3
L3
W L3
L3
N
Z1
L2 Z2
Z3
L3
d. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 buah Watt meter 1 fasa.
5. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat
rangkaian seperti pada gambar rangkaian diatas.
2) Memberi sumber tegangan AC 3 x 380 V dan mengisi tabel dari hasil pengukuran.
6. Lembar Kerja
a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan Cos ф
meter, serta mengukur arus pada penghantar netral.
VL (Volt) VF (Volt) IL (A) Inetral (mA)
Cos
Beban saklar saklar off
AB BC CA AN BN CN A B C on (…)
Kondensor 380
3µF // balast
b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan 1 buah
Wattmeter.
Daya semu
VL IL Daya nyata (VA) Cos Daya buta
Beban (Volt) (A) P (W) S = VL IL 3 = P/S arc cos (VA sin)
Condensator 380
3µF // Balast
Condensator 380
3µF // Balast
Condensator 380
3µF // Balast
1) Buatlah dalam satu gambar diagram vektor tegangan fasa-tegangan line dan arus fasa-
arus line.
2) Jelaskan munculnya faktor akar tiga ( √3 ) secara teori dan bandingkan dengan
perhitungan menggunakan data hasil praktek.
3) Bandingkan dan terangkan nilai daya nyata beban hasil praktek dari beberapa metode
pengukuran.
4) Terangkan bilamana terukur ada aliran arus pada penghantar netral.
5) Berikan kesimpulan.
1. Tujuan
2. Pendahuluan
3. Daftar Alat
220 V V1 V2
0 – 220V
220 V V1 V2
0 – 220V
Tabel 2. Polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2
Teg. Rendah
(TR)
Sisi Belitan
Arus sesudah diparalel
Teg. Rendah
(TR)
0 0
0 0
0 0
Tr.2 = Yy0 S
0 0
0 0
0 0
1. Tujuan
2. Pendahuluan
Dalam percobaan ini beban dihubungkan secara segitiga. Hubungan segitiga diperoleh
dengan cara menghubungkan ujung lilitan fasa pertama ke pangkal lilitan fasa berikutnya
berturut-turut demikian seterusnya sehingga diperoleh rangkaian tertutup.
IL = If 3 (Amper)
VL = Vf (Amper)
If If P = 3 Vf. If cos
If P = VL. IL. 3 cos
VL VL
S = VL. IL. 3 (VA)
IL P = S cos (Watt)
Q = S sin (VAR)
VL
If
If Q = P tg
3. Daftar Alat
4. Gambar Kerja
R3 L3
V
L3 C
W
Beban Balast // Condensator
L1 L2
C1
C2
L3
C3
L2 L2
R3 L3
L3
L3
L1 L2
C1
C2
L3
C3
R3 L3
V
L3 C
L1 L2
C1
C2
L3
C3
5. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat
rangkaian seperti pada gambar rangkaian diatas
2) Memberikan catu sumber tegangan 3 x 220 Volt
3) Mengisi tabel data hasil pengukuran.
6. Lembar Kerja
Condensator 220
3µF // Balast
Condensator 220
3µF // Balast
R lampu 220
pijar 100 W
Kondensor 220
3µF // balast
1) Buatlah dalam 1 gambar diagram vektor tegangan fasa-tegangan line dan arus fasa-
arus line.
2) Jelaskan munculnya faktor akar tiga ( √3 ) secara teori dan bandingkan dengan
perhitungan menggunakan data hasil praktek.
3) Bandingkan dan terangkan nilai daya nyata beban hasil praktek dari beberapa metode
pengukuran.
4) Berikan kesimpulan.