Anda di halaman 1dari 59

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


Jl. Prof . H.Sudharto, SH Tembalang, Semarang 50269 kotak pos 6199/SMS
Telp.(024) 7473417 fax (024) 7472396
http://www.polines.ac.id Email: skretariat @polines.ac.id

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
SEMESTER IV

Jilid 1

Pengaman
Transformator
Beban Simetri

Sugijono

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul …………………………………………………………………… i
Kata Pengantar …………………………………………………………………… ii

Daftar isi …………………………………………………………………………… iii

Petunjuk Bagi Pemakai …………………………………………………………… iv

BAB I ALAT PENGAMAN / PROTEKSI


JOB 1. Pengaman Hubung Singkat / MCB (Miniature Circuit Breaker) 1
JOB 2. Pengaman Aru Bocor/ ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) 6
JOB 3. Pengaman Beban Lebih/ TOLR (Thermal Over Load Relay) 9

BAB II TRANSFORMATOR
JOB 4. Magnetisasi Inti …………………………………………… 13
JOB 5. Perbandingan Belitan …………………………………… 16
JOB 6. Percobaan Tanpa Beban …………………………………... 19
JOB 8. Percobaan Hubung Singkat …………………………………… 26
JOB 7. Percobaan Berbeban …………………………………………… 32
JOB 9. Hubungan Kumparan Tiga Fasa …………………………… 37
JOB 11. Kerja Paralel …………………………………………… 50

BAB III BEBAN SIMETRI


JOB 10. Hubungan Bintang …………………………………………… 44
JOB 12. Hubungan Segitiga …………………………………………… 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah SWT maka penyusunan Lembar Kerja Praktek Teknik Tenaga Listrik ini
dapat diselesaikan.

Lembar Kerja ini disusun untuk mendukung penyelenggaraan mata kuliah praktikum
Teknik Tenaga Listrik (TTL) pada semester IV di Program Studi Teknik Listrik Jurusan
Teknik Elektro POLINES yang disesuaikan dengan silabus yang berlaku dan sumber
daya alat yang tersedia. Lembar Kerja praktikum TTL dibuat dalam 2 jilid. Jilid 1
tentang Mesin Listrik Statis (MLS) mencakup materi transformator dan alat pengaman
serta beban simetri, sedangkan Jilid 2 tentang Mesin Listrik Dinamis (MLD) berisi materi
motor dan generator.

Materi dalam Jilid 1 edisi ini hanya ada sedikit revisi tanpa mengurangi substansi dan masih
meliputi peralatan proteksi (pengaman hubung singkat, pengaman beban lebih, dan pengaman
arus bocor), dan transformator (magnetisasi inti, perbandingan belitan, pengujian tanpa beban/
berbeban/ hubung singkat, jam- vektor hubungan kumparan, dan kerja paralel), serta beban
simetri (beban seimbang hubungan bintang/ segitiga).

Ucapan terimakasih disampaikan kepada yang terhormat :


o Direktur POLINES
o Wakil Direktur I
o Wakil Direktur II
o Ketua Jurusan Teknik Elektro.
o Ketua Program Studi Teknik Listrik.
o Ketua Panitia Penyusunan Lembar Kerja.
o Tim Reviewer.
o Mitra kerja.
o Rekan-rekan staf pengajar di Program Studi Teknik Listrik dan semua yang secara
tidak langsung telah berpartisipasi.

Koreksi sangat diharapkan demi penyempurnaan Lembar Kerja ini.

Penyusun
PETUNJUK BAGI PEMAKAI

Lembar Kerja ini dapat dijadikan pegangan baik oleh mahasiswa maupun dosen dalam
menyelenggarakan proses belajar mengajar mata kuliah Praktikum Teknik Tenaga Listrik
(TTL) pada semester IV di Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro POLINES.

Sebelum menggunakan Lembar Kerja TTL ini disarankan mahasiswa telah menguasai mata
kuliah sebagai berikut : mesin listrik khususnya transformator, alat pengaman, rangkaian listrik
arus bolak-balik dan alat ukur/ instrumentasi serta keselamatan kerja.

Tiap Lembar Kerja direkomendasikan untuk diberi pendahuluan berbasis internet (web,
youtube), pre tes dan demo pada awal pertemuan, serta konsultasi intensif selama praktikum.

Oleh karena semua Lembar Kerja menggunakan sumber tegangan listrik bolak-balik 220Volt/
380 Volt, maka sistem pentanahan/ grounding diharuskan selalu dihubungkan, dan tidak
diperkenankan terdapat bagian konduktif yang terbuka (BKT) di dalam rangkaian listrik dari
suatu percobaan/ praktikum.

Pada setiap tindakan perubahan rangkaian listrik dari suatu percobaan diharuskan selalu
mematikan terlebih dahulu sumber tegangan, atau dengan kata lain tidak diperkenankan
melakukan tindakan perubahan rangkaian listrik dari suatu percobaan dalam keadaan
bertegangan (PDKB).

Demi keselamatan manusia maka diwajibkan untuk mengenakan sepatu yang kering dan solnya
berisolasi.

Demi keselamatan alat ukur maka setiap kali akan menghidupkan sumber tegangan untuk suatu
percobaan diharuskan selalu memeriksa kebenaran dari fungsi alat ukur dan batas ukurnya,
serta spesifikasi dan rating yang tertera pada name plate peralatan. Ampermeter digit harus
dioperasikan dengan metode bypass.

Demi kemudahan dalam pemeriksaan pengawatan rangkaian percobaan baik oleh anggota
kelompok maupun oleh instruktur maka diwajibkan menggunakan kabel hubung yang berwarna
beda dan tata letak peralatan diwajibkan sesuai dengan Gambar Kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1983,


Jobsheet Electrical Laboratory Semester IV, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik
PEDC, Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982, Petunjuk Praktek Listrik Industri 2, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.

Kosow, Irving L, 1991, Electrical Machinery and Transformers, New Jersey, Prentice Hall Inc.
Englewood Cliffs.

Leonard R. Andersen, Jack Macneill, Electric Machines and Transformers, 1988, New Jersey,
Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs.

Theraja BL, 1987, Textbook Electrical Technology, New Delhi, Ninja Construction and
Development Co. Ltd. Ran Nagar.

Zuhal , 1995, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Jakarta, PT Gramedia.


JOB 1. PENGAMAN HUBUNG SINGKAT
( Miniature Circuit Breaker /MCB )

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :


- Menggambar dan menjelaskan karakteristik Miniatur Circuit Breaker (MCB)
- Memilih MCB sesuai dengan tujuan pemakaian

2. Pendahuluan
MCB (Miniatur Circuit Breaker) adalah suatu alat pengaman pemutus rangkaian listrik
yang bekerja secara otomatis. MCB berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan arus
beban lebih maupun gangguan arus hubung singkat atau pengaman kedua gangguan itu.
MCB dilengkapi dengan elemen thermis (bimetal) sebagai pengaman beban lebih dan juga
dilengkapi dengan elemen magnetis untuk pengaman hubung singkat. Terdapat bermacam-
macam MCB antara lain : H, Z, G, L, U, K dan V yang satu dengan yang lain mempunyai
sifat/ karakteristik yang berbeda sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

3. Daftar Alat

VACPS 220 V 1 buah.


Trafo Arus 2.000 VA 1 buah.
Tang Amper 1 buah.
Stop Watch 1 buah.
MCB IN = 2A 1 buah.
Kipas Angin 1 buah.
Multimeter 1 buah.
Kabel Jumper 10 buah.

4. Gambar Rangkaian
TANG
AMPERE

A
220 V MCB

VACPS TRAFO ARUS


2000 VA

Gambar 1.1. Rangkaian MCB karakteristik panas

TANG
AMPERE

A
220 V MCB

VACPS Gambar 1.2. Rangkaian MCB karakteristik dingin


TRAFO ARUS
2000 VA

5. Langkah Kerja
A. Percobaan MCB Karakteristik Panas.
1). Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai semua peralatan seperti pada gambar rangkaian, ACPS pada kedudukan 0 V
dan MCB pada kedudukan ON.
2). Menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan 220 V.

3). Memutar pemilih tegangan ACPS sampai Tang Amper menunjukkan 4 kali arus nominal
(= 8 A) hingga MCB membuka /trip.
4). Meng ON kan MCB bersamaan dengan mengaktifkan Stop Watch.
5). Menunggu sampai MCB membuka /trip.
6). Pada saat MCB bekerja /trip, bersamaan dengan itu hitungan pada Stop Watch
dihentikan.
7). Mencatat hasil pengamatan lamanya MCB trip ke dalam tabel.
8). Mengulangi langkah No.3 sampai dengan 7 dengan seting arus yang diminta.
B. Percobaan MCB Karakteristik Dingin
1). Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian, ACPS pada kedudukan 0 Volt,
MCB pada kedudukan ON. Kipas Angin untuk mendinginkan MCB.
2). Menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan 220 V.
3). Memutar pemilih tegangan ACPS sampai Tang Amper menunjukkan 4 kali arus nominal
(= 8 A) hingga MCB membuka /trip.
4). Meng ON kan MCB bersamaan dengan mengaktifkan Stop Watch.
5). Menunggu sampai MCB membuka /trip.
6). Saat MCB bekerja /trip, bersamaan dengan itu hentikan hitungan Stop Watch.
7). Mencatat hasil pengamatan lamanya MCB trip ke dalam tabel.
8). Mengulangi langkah No.3 sampai dengan 7 dengan seting arus yang diminta.

6. Lembar Kerja

Tabel 1.1. MCB Karakteristik Panas


No. In = 2 A X Arus Nominal Waktu
1.

2.

3.

4.

5.

Tabel 1.2. MCB Karakteristik Dingin


No In = 2 X Arus Wakt
. A Nominal u
1.
2.
3.
4.
5.
7. Pertanyaan dan Tugas
1) Gambarkan grafik karakteristik panas dan dingin dalam satu kertas grafik logaritma
terlampir.
2) Jelaskan prinsip kerja dan grafik karakteristik MCB.
3) Apa gunanya karakteristik panas dan dingin ?
4) Tunjukkan pada grafik daerah kerja beban lebih dan hubung singkat.
5) Jelaskan cara menentukan bahwa kondisi MCB masih bagus.
6) Berikan kesimpulan.
JOB 2. PENGAMAN ARUS BOCOR TANAH
(Earth Leakage Circuit Breaker /ELCB)

1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :
- Menentukan besarnya arus bocor maksimum yang dapat diamankan oleh Earth
Leakage Circuit Breaker (ELCB)
- Menjelaskan prinsip kerja ELCB

2. Pendahuluan
ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) adalah alat listrik yang digunakan sebagai pengaman
bila terjadi arus bocor tanah yang melalui alat tersebut. ELCB bekerja pada arus bocor tanah
dalam orde mili Amper. Prinsip kerjanya, arus bocor tanah itu akan menginduksikan fluksi
magnet pada kumparan yang dihubungkan dengan rele yang sangat sensitif. Apabila arus bocor
tanah tersebut mencapai suatu harga tertentu maka rele bekerja melepaskan kontak-kontaknya.
ELCB digunakan sebagai pengaman terhadap manusia bila terjadi arus bocor pada peralatan
yang akan melalui tubuh manusia tersebut.

3. Daftar Alat
VACPS 220 V 1 buah.
Amper meter digital 1 buah
Multi meter analog 1 buah.
Tahanan geser: 330 Ώ / 1,5 A 1 buah
ELCB 2 buah
Kabel Jumper 20 buah.
Keterangan : Spesifikasi ELCB 1 Spesifikasi ELCB 2
IN = 25 A IN = 40 A
I∆N = 30 mA I∆N = 300 mA
VN = 220/380 V VN = 220 / 380 V

4. Gambar Rangkaian

R R
A
1

PS.AC
S
220V
3

T
5

2 S
7

1
Gambar 2.1. Rangkaian Percobaan ELCB

5. Langkah Kerja

1) Memastikan peralatan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat rangkaian
seperti gambar diagram percobaan, sekunder auto trafo VACPS pada 0 Volt.
2) Menghubungkan saklar S ke posisi 1.
3) Menghidupkan catu daya VACPS dan memutar pelan-pelan hingga ELCB trip, dan
hentikan pengaturan tegangan VACPS.
4) Mengukur arus trip ELCB dengan memindahkan saklar S ke posisi 2. Ulangi sampai
2 kali.
5) Mengulangi langkah 1 hingga 4 diatas untuk masing-masing terminal fasa R, S, dan
T.
6) Tegangan sentuh maksimum VACPS 50 Volt.

6. Lembar Kerja
Tabel 1. ELCB type .....................
Arus Triping
( I∆N = …… mA ) Tegangan
I∆N Sentuh
No. Kutub (mA) % (V)
1.
2. R
1.
2. S
1.
2. T

1. Pertanyaan dan Tugas


1) Bandingkan hasil pengamatan dengan nilai yang tertera pada ELCB.
2) Jelaskan faktor apa yang mendasari penentuan nilai arus trip.
3) Jelaskan prinsip kerja ELCB.
R R

PS.AC S R
220V
T R

0-220V

4) Jelaskan cara menentukan bahwa kondisi ELCB masih bagus.


5) Berikan kesimpulan.

JOB 3. PENGAMAN BEBAN LEBIH


(Thermal Over Load Relay / TOLR)

1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :
- Menggambarkan dan menjelaskan karakteristik Thermal Over Load Relay (TOLR)
- Menjelaskan prinsip kerja TOLR

2. Pendahuluan

TOLR (Thermal Over Load Relay) adalah alat pengaman terhadap arus gangguan beban
lebih. TOLR selalu dipasang dengan kontaktor magnetik dan bekerja berdasarkan panas
akibat arus listrik yang melaluinya melebihi harga nominal. Energi panas itu diubah menjadi
energi mekanik oleh logam bimetal untuk melepaskan kontak-kontak rele yang dapat
digunakan untuk membuka rangkaian listrik sehingga melindungi peralatan listrik dari
kerusakan akibat arus lebih. TOLR terutama digunakan sebagai pelindung motor - motor
listrik terhadap gangguan beban lebih.

3. Daftar Alat

VACPS 0 -220 V 1 buah.


Trafo Arus 2.000 VA 1 buah.
TOLR 1 buah
Kontaktor 1 buah
Tang Amper 1 buah
Stop Watch 1 buah
Kipas Angin 1 buah
Voltmeter 1 buah
Kabel Jumper 20 buah.
4. Gambar Kerja

AC 220 V

1 3 5
A1
K

A2 2 4 6

95 97
PS.DC
F
96 98

Gambar 1. Rangkaian Percobaan TOLR

5. Langkah Kerja

A. Percobaan TOLR Karakteristik Panas.


1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu merangkai
peralatan seperti pada gambar rangkaian dan mengatur arus nominal IN dari TOLR
sebesar nilai minimal.
2) Memberi tegangan pada koil magnet dari kontaktor hingga bekerja.
3) Memberi dan mengatur arus pada TOLR sehingga didapatkan nilai arus lebih yang
dikehendaki.
4) Bersamaan dengan tercapainya nilai arus lebih itu, start stopwatch dan tunggu hingga
TOLR trip.
5) Saat TOLR trip, stop stopwatch dan catat waktu yang diperlukan TOLR untuk trip
tersebut.
6) Reset TOLR dan ulangi langkah nomor 3 hingga 5 untuk nilai arus lebih lain yang
dikehendaki. Gunakan kipas angin untuk mendinginkan TOLR jika belum dapat direset.
7) Menggambar kurva karakteristik panas dari data tabel.
B. Percobaan TOLR Karakteristik Dingin

1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu merangkai
peralatan seperti pada gambar rangkaian dan mengatur arus nominal IN dari TOLR
sebesar nilai minimal.
2) Memberi tegangan pada koil magnet dari kontaktor hingga bekerja.
3) Memberi dan mengatur arus pada TOLR sehingga didapatkan nilai arus lebih yang
dikehendaki.
4) Bersamaan dengan tercapainya nilai arus lebih itu, start stopwatch dan tunggu hingga
TOLR trip.
5) Saat TOLR trip, stop stopwatch dan catat waktu yang diperlukan TOLR untuk trip
tersebut.
6) Ambil TOLR lain sejenis yang dingin dan sudah diatur arus nominalnya sebesar nilai
minimal.
7) Ulangi langkah kerja nomor 3 hingga 6 untuk nilai arus lebih lain yang dikehendaki.
8) Menggambar kurva karakteristik dingin dari data tabel.

6. Lembar Kerja

Tabel 1. Percobaan TOLR Karakteristik Panas


I (A) Faktor pengali arus
No.
IN ~ Reset ( …. A ) nominal Waktu
1. 1,5
2. 2
3. 2,5
4. 3

Tabel 2. Percobaan TOLR Karakteristik Dingin


I (A) Faktor pengali
No.
IN ~ Reset ( … A ) arus nominal Waktu
1. 1,5
2. 2
3. 2,5
4. 3

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Gambarkan kurva karakteristik panas dan dingin dalam satu kertas grafik logaritma
terlampir.
2) Jelaskan prinsip kerja dan grafik karakteristik TOLR.
3) Apa gunanya karakteristik panas dan dingin?
4) Jelaskan cara menentukan bahwa kondisi TOLR masih bagus.
5) Mengapa TOLR banyak digunakan untuk pengaman motor listrik?
6) Berikan kesimpulan.

JOB 4 MAGNETISASI INTI TRANSFORMATOR

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa dapat :


- Mengambarkan kurva karakteristik magnetisasi inti transformator
- Menjelaskan jerat histerisis.

2. Pendahuluan

Arus listrik yang mengalir pada kumparan transformator menimbulkan gaya gerak magnet
(g.g.m.) : F = N.I yang mampu mengalirkan fluksi pada inti transformator.
E
(Volt)

I
(amp)

Gambar 1. Magnetisasi Inti Transformator

Kemampuan untuk mengalirkan arus magnet /fluksi persatuan panjang inti disebut kuat
medan magnet H yang menginduksikan fluksi dengan kerapatan B. Gambar 1.
memperlihatkan perubahan kuat medan H terhadap kerapatan fluksi B.
Perubahan harga gaya gerak listrik E terhadap arus eksitasi I (arus beban nol) disebut sebagai
lengkung magnetisasi E=f(I) yang mula-mula linear kemudian melengkung atau berarti
bahwa inti transformator mulaii jenuh.

3. Daftar Alat

VACPS 220 V 1 buah


Transformator 1 buah
Multimeter analog 2 buah
Kabel Jumper 10 buah

4. Gambar Kerja

A
220 Volt
V TT TR

0-200 Volt 220V/48V


50VA

Gambar 2. Rangkaian Percobaan Karakteristik Magnetisasi Inti


5. Langkah Kerja

1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat
rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
2) Mengamati hasil pengukuran tegangan dan arus serta mengisi tabel.
3) Menggambar grafik V = f ( I ).
4) Membahas grafik V=f (I) pada saat tegangan naik tidak sama dengan saat tegangan
turun.
5) Memberikan koreksi terhadap kurva magnetisasi hasil pengamatan dibandingkan kurva
magnetisasi sebenarnya (V terhadap I dibandingkan E terhadap I).

6. Lembar Kerja

Tabel 1. Percobaan Karakteristik Magnetisasi Inti Transformator


TEGANGAN NAIK TEGANGAN TURUN
NO
V (volt) I (mA) V (volt) I (mA)
1 10 200
2 20 180
3 30 150
4 40 120
5 50 100
6 60 90
7 70 80
8 80 70
9 90 60
10 100 50
11 120 40
12 150 30
13 180 20
14 200 10

7. Pertanyaan dan Tugas


1) Gambarkan grafik magnetisasi inti transformator V = f ( I ) pada kertas grafik milimeter.
2) Jelaskan mengapa kurva pada saat tegangan naik tidak sama dengan saat tegangan turun.
3) Terangkan jerat histerisis yang baik untuk inti transformator.
4) Berikan kesimpulan.
JOB 5 PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR

1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :
- Menentukan perbandingan belitan transformator dan jenis step up/ down

2. Pendahuluan
Salah satu syarat kerja paralel transformator harus diketahui perbandingan belitan masing-
masing transformator yang akan bekerja paralel, sehingga diperlukan percobaan untuk
mengetahui perbandingan belitan dari suatu transformator. Rangkaian pengganti
transformator dalam keadaan terbuka adalah sebagai berikut :
R1 X1 R2 X2

V1 E1 E2

Gambar 1. Belitan primer dan sekunder Transformator


Mengabaikan hilang tegangan pada tahanan dan reaktansi bocor kumparan primer (R1 dan
X1) dapat diperoleh :
V1 / V2 = E1 / E2 = N1 / N2 = a

Keterangan : V1 = tegangan masuk / sisi primer (Volt).


V2 = tegangan keluar / sisi sekunder (Volt).
E1 = ggl. induksi pada sisi primer (Volt).
E2 = ggl. induksi pada sisi sekunder (Volt).
N1 = jumlah lilitan sisi primer.
N2 = jumlah lilitan sisi sekunder.
a = perbandingan belitan / transformasi
3. Peralatan
vACPS 220 V 1 buah
Transformator 1 buah
Multimeter Analog 2 buah
Kabel Jumper 10 buah

4. Gambar Kerja
V1 TR TT V2

0-200V 48/220V
STEP UP

Gambar 2. Rangkaian transformator step up

V1 TT TR V2

0-200V 220/48V
STEP DOWN

Gambar 3. Rangkaian transformator step down

5. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
2) Melakukan pengukuran tegangan V1 dan V2 dengan sumber tegangan pada sisi
tegangan rendah ( sebelum tegangan sumber dihidupkan harus dipastikan mulai dari nol
volt) , lalu mencatat hasil pengamatan tersebut ke dalam tabel.
3) Mengulangi langkah 2 dengan sumber tegangan pada sisi tegangan tinggi.
4) Menghitung nilai ar dan at .

6. Lembar Kerja

Tabel 1.

Transformator Step Up Transformator Step Down

Sisi primer tegangan rendah Sisi primer tegangan tinggi

No V1 (volt) V2 (volt) ar V1 (volt) V2 (volt) at


1

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Terangkan perbandingan belitan transformator step up dan transformator step down.


2) Jelaskan mengapa ar tidak sama dengan at.
3) Berapakah perbandingan belitan dari 2 buah transformator 110 V/ 220 V dan 220 V/
440 V ?
4) Berikan kesimpulan.

JOB 6. TRANSFORMATOR TANPA BEBAN

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :


- Menentukan besarnya rugi inti ( rugi besi ).
- Menjelaskan rugi besi dan rugi histeris dan rugi arus pusar ( eddy current ).
- Menentukan konstanta Ro dan Xo.

2. Pendahuluan

Transformator dalam keadaan tidak berbeban (beban nol) akan mengambil arus dari jala-jala.
Arus itu terdiri atas arus yang bersifat resistif berupa rugi inti dan arus yang bersifat induktif
untuk membangkitkan fluksi magnet.
Rugi inti transformator dapat dibedakan atas rugi histerisis dan rugi arus pusar.
Rugi histerisis disebabkan oleh terjadinya gesekan antara molekul-molekul logam inti dalam
usaha menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet.

Ph = Kh . f . Bm . X

Keterangan : Ph = rugi histerisis (watt)


Kh = konstanta yang tergantung bahan dan dimensi inti
Bm = kerapatan fluksi maksimum
f = frekuensi (hertz)
X = faktor steinmetz tergantung macam bahan (1,6 s/d 2,0)

Rugi arus pusar disebabkan oleh adanya aliran arus induksi dalam logam inti.

Pe = Ke .f 2. Bm2
Keterangan : Pe = rugi arus pusar (watt)
Ke = konstanta yang tergantung bahan dan dimensi inti
Bm = kerapatan fluksi maksimum
f = frekuensi (hertz)

Dengan melaksanakan percobaan 2 frekuensi yang berlainan , dapat diperoleh pemisahan rugi
inti menjadi rugi histeresis dan rugi arus pusar.

P/f

[W/HZ]
Ke.f.Bm2 = rugi arus pusar
f

Xh.Bmx = rugi histerisis


f

F (Hz)
t1 t2

Gambar 1. Konstanta Transformator Ro dan Xo


Rangkaian pengganti transformator tanpa beban adalah sebagai berikut :
R1 x1 R1 X2

Io

I he Ix

V1 R0 X2

Gambar 2. Rangkaian Percobaan Transformator Tanpa Beban

Daya masuk : P = V1 . Io . cos 


Arus resistif berupa rugi inti : Ihe = Io cos 
Arus induktif pembangkit fluksi : Ix = Io sin 
Ro = V1 / Ihe
Xo = V1/ Ix

2. Daftar Alat

VACPS : 0-240 V 1 buah


Transformator 1 fasa 50 VA & 2.000 VA 2 buah
Multimeter Analog 1 buah
Multimeter Digital 1 buah
Wattmeter 1 buah
Kabel Jumper 20 buah

3. Gambar Kerja
Power supply AC

W A

Gambar 3. Transformator 2 belitan tanpa beban

W A
I
220 V V

VACPS

Gambar 4. Transformator Auto transformator tanpa beban

5. Langkah Kerja
A.Percobaan Transformator 2 belitan tanpa beban.
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian.
2) Mengatur VACPS sebesar 220 V.
3) Mengukur besarnya arus I dan daya P.
4) Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.
B.Percobaan Transformator Auto tanpa beban.
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak;
2) Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari
ujung-ujung belitan transformator.

V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 5. Tes Pole 1

Tabel 1. Tes Pole 1


V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 6. Tes Pole 2

Tabel 2. Tes Pole 2


V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2
3). Setelah melakukan tes pole, lalu memberi tanda pada ujung-ujung belitan positif ”+” dan
negatif ”-” dan merangkai menjadi transformator auto seperti gambar rangkaian
percobaan transformator auto.
4). Mengatur VACPS sebesar 220 V.
5). Mengukur besarnya daya dan arus.
6). Mencatat hasil pengamatan pada tabel.

6. Lembar Kerja
Tabel 3. Transformator 2 belitan tanpa beban
Frekuensi
Transformator Tegangan (V) Daya (W) Arus ( A )
(Hz)

2.000VA 200 V/10V 50 Hz 220


10 A/200 A

Transformator Frekuensi Tegangan (V) Daya (W) Arus ( A )

50 VA 220 V/ 48V 50 Hz 220

Tabel 4. Transformator Auto tanpa beban


Frekuensi
Transformator Tegangan (V) Daya (W) Arus ( A )
(Hz)

50 VA 220 V/ 48V 50 Hz 220

7. Pertanyaan dan Tugas


1) Tentukan dan jelaskan rugi inti, rugi histerisis, dan rugi arus pusar.
2) Tentukan dan terangkan konstanta Ro dan Xo.
3) Jelaskan hubungan rugi inti dengan volume inti transformator dan daya VA
transformator.
4) Jelaskan perbedaan rugi inti dari transformator 2 belitan dengan auto transformator.
5) Berikan kesimpulan.

JOB 7. TRANSFORMATOR HUBUNG SINGKAT

1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :
- Menentukan prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal
- Menentukan rugi tembaga ( PCU ) dan konstanta Rek dan Xek

2. Pendahuluan
Prosentase tegangan primer pada saat terjadi hubung singkat terhadap tegangan nominal dapat
ditentukan sebagai berikut :

Dari prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal tersebut di atas dapat
diketahui besar arus hubung singkat yang terjadi bila transformator bekerja pada tegangan
nominal.

Pada percobaan transformator hubung singkat tegangan primer relatif kecil ( antara 0 hingga
15% dari tegangan nominal ), maka mutual fluks yang dihasilkan oleh inti transformator dapat
diabaikan, sehingga rangkaian pengganti transformator dalam keadaan hubung singkat dapat
digambarkan sebagai berikut :
R ek X ek

V in I hs

Gambar 1. Rangkaian Pengganti Transformator

Dari rangkaian pengganti tersebut dapat ditentukan besar rugi tembaga (Pcu) dan konstanta
transformator pada beban nominal, yaitu :

Pcu = Phs = daya hubung singkat

Dari harga Rek dan Xek ini dapat ditentukan rugi tegangan pada transformator saat berbeban.

3. Peralatan

VACPS 220 V 1 buah


Transformator 1 fasa 50 VA 1 buah
Multimeter Analog & digit 2 buah
Tang Amper 1 buah
Wattmeter 1 buah
Kabel jumper 20 buah.

4. Gambar Kerja
Power supply AC

A1 W

TT TR
V A2

Gambar 2. Rangkaian Percobaan Transformator 2 belitan hubung singkat

Tang
W A Ampere

I1 A I2
220 V V

VACPS

Gambar 3. Rangkaian Percobaan Transformator Auto hubung singkat

5. Langkah Kerja

A. Transformator 2 belitan hubung singkat


1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian.
2) Mengatur ACPS sebesar 220 V.
3) Mengukur besarnya arus I1 dan I2 dan daya P.
4) Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
B. Transformator Auto hubung singkat
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak
2) Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari
ujung-ujung belitan transformator.

- Tes Pole 1
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 4. Rangkaian percobaan tes pole 1


Tabel 1. Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 5. Rangkaian percobaan tes pole 2

Tabel 2. polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2

3). Setelah melakukan tes pole, lalu memberi tanda pada ujung-ujung belitan positif ”+”
dan negatif ”-” dan merangkai menjadi transformator auto seperti gambar rangkaian
percobaan transformator auto.
4). Mengatur VACPS kondisi awal sebesar 0 V.
5) Memutar VACPS sampai arus hubung singkat pada sisi sekunder menunjukkan nilai
berturut-turut sebesar : 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % nominal.
6) Mengukur besarnya daya dan arus I1 dan I2 serta tegangan hubung singkat.
5). Mencatat hasil pengamatan pada tabel.

6. Lembar Kerja

Tabel 3. Transformator 2 belitan hubung singkat 50 VA 220 V/48V

Frekuensi
No. V in ( Volt ) I1 ( Ampere ) I2 ( Ampere ) P ( Watt )
(Hz)

1 50 0,25

2 50 0,5

3 50 0,75

4 50 1

Tabel 4. Transformator Auto hubung singkat 50 VA 220 V/48V

Frekuensi
No. V in ( Volt ) I1 ( Ampere ) I2 ( Ampere ) P ( Watt )
(Hz)

1 50 0,25

2 50 0,5

3 50 0,75

4 50 1

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Terangkan mengapa sebelum percobaan tegangan sumber harus nol volt.


2) Tentukan prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal.
3) Berapakah besar tegangan hubung singkat maksimum yang diijinkan ?
4) Jelaskan hubungan rugi tembaga, daya hubung singkat, dan arus hubung singkat.
5) Tentukan konstanta Rek dan Xek.
6) Berikan kesimpulan.

JOB 8 TRANSFORMATOR BERBEBAN

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :


- Merangkai transformator dengan beban resistor geser
- Menghitung efisiensi transformator

2. Pendahuluan
Transformator dalam keadaan berbeban mengambil arus dari jala-jala yang terdiri atas arus
yang bersifat resistif berupa beban resistor geser dan arus yang bersifat induktip untuk
membangkitkan fluksi. Dengan beban resistor geser maka dapat dihitung efisiensi
transformator. Rumus effisiensi transformator yaitu :
 = ( P out / Pin ) x 100 %
Keterangan :  = Efisiensi trafo
P out = Daya output trafo
= Daya input trafo – total rugi daya
P in = Daya input trafo

3. Peralatan
ACPS 220 V 1 buah
Transformator 1 buah
Multimeter analog 2 buah
Tang Amper 1 buah
Wattmeter 1 fasa 1 buah
Resistor geser 1,5 A 1 buah
Kabel jumper 20 buah

4. Gambar Kerja

a. Percobaan Trafo 2 belitan 50 VA 220 V/48V berbeban :

Power supply AC

A1 W

TT TR
V

Gambar 1. Rangkaian Percobaan Trafo 2 belitan berbeban

b. Percobaan Trafo auto 50 VA 220 V/48V berbeban:

Tang
W A Ampere

I1 A I2
220 V V

VACPS R geserr

Gambar 2. Rangkaian Percobaan Trafo auto berbeban


5. Langkah Kerja

a. Trafo 2 belitan berbeban


1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian.
2) Mengatur ACPS sebesar 220 V.
3) Mengukur besarnya arus I1 dan I2 dan daya P.
4) Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
b. Trafo Auto berbeban.
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak.
2) Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari
ujung-ujung belitan transformator.

- Tes Pole 1
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 3. Rangkaian Percobaan tes pole 1

Tabel 1. Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 4. Rangkaian Percobaan tes pole 2

Tabel 2. Polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2

3). Setelah melakukan tes pole, lalu memberi tanda pada ujung-ujung belitan positif ”+”
dan negatif ”-” dan merangkai menjadi transformator auto seperti gambar rangkaian
percobaan transformator auto.
4). Mengatur ACPS sebesar 220 V dan menggeser resistor geser sehingga nilai arus beban
berubah sebesar berturut-turut : 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % nominal.
5). Mengukur besarnya daya masukan (P) dan arus primer (I1) dan sekunder (I2).
6). Mencatat hasil pengamatan pada tabel.

6. Lembar Kerja

Tabel 3. Trafo 2 belitan 50 VA 220 V/48V berbeban


V (V) I 1 (A) P (W) I 2 (A) Beban (%)
220 25
220 50
220 75
220 1 100
Tabel 4. Trafo auto 50 VA 220 V/48V berbeban
V (V) I 1 (A) P (W) I 2 (A) Beban (%)
220 25
220 50
220 75
220 1 100

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Jelaskan syarat spesifikasi beban sehubungan dengan kapasitas trafo.


2) Hitunglah efisiensi trafo pada berbagai prosentase pembebanan.
3) Jelaskan perbedaan efisiensi dari trafo 2 belitan dengan auto trafo.
4) Berikan kesimpulan.

JOB 9. HUBUNGAN KUMPARAN TRANSFORMATOR 3 FASA

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :


- Mengindentifikasi terminal kumparan transformator 3 fasa sesuai dengan
rekomendasi IEC.
- Menentukan dengan benar simbol hubungan dari rangkaian transformator 3 fasa.
- Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator 3 fasa sesuai dengan macam
hubungannya.

2. Pendahuluan

Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan pengetesan polaritas agar
didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang diinginkan.
Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC adalah sebagai
berikut :
Terminal tegangan tinggi ( TT ) :
Untuk polaritas rendah adalah A1, B1, dan C1
Untuk polaritas tinggi adalah A2, B2, dan C2
Untuk neteral adalah N
Terminal tegangan rendah ( TR ) :
Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1
Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2
Untuk netral adalah n
Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun sekunder ada tiga,
yaitu hubungan bintang (Y), segitiga () dan zig- zag (Z).
Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti
terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam
mengingatnya biasa digunakan sistem ‘jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer
dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah
vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan
vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua
jarum tersebut.
Contoh : Yd5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan
tegangan rendah dalam hubungan segitiga (), dan selisih fasanya sebesar sudut yang
dibentuk jarum panjang dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima).
Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut :

12 12
A

C B

Gambar 1. Diagram Fasa Vektor Primer Sekunder

3. Daftar Alat
- ACPS 3x220 V dan 3x380 V 1 buah.
- Transformator 1 fasa 220 V / 48 V 3 buah
- Multimeter Analog/ Digit 1 buah
- Kabel Jumper 20 buah.

4. Gambar Kerja

Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari ujung-
ujung belitan transformator.
- Tes Pole 1
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 2. Rangkaian percobaan tes pole 1


Tabel 1. Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 3. Rangkaian percobaan tes pole 2


Tabel 2. Polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2

A a
A2 a2 A
A2 a2

A1 a1 A1 a1
a

B b B
B2 b2 B2 b2

B1 B1 b1
b1 b

C
C c C2 c2
C2 c2
Gambar 4. Rangkaian 1 Gambar 5. Rangkaian 2
C1 c1
C1 N c
c1
N

A a
A2 a2
A
A2 a2

A1 a1
A1 a1
a
B b
B2 b2
B
B2 b2

B1 b1
B1 b1
b
C c
C2 c2
C
Gambar 6. Rangkaian 3 Gambar
C2 7. Rangkaian
c2 4
C1 c1
N C1 c1
c

A a
A2 a2

A1 a1

B b
B2 b2

B1 b1

C c
C2 c2

Gambar 8. Rangkaian 5
C1 c1

5. Langkah Kerja
1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan
dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminal-terminalnya sesuai
dengan rekomendasi IEC.
2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1.
3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan
sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada
N ). Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1.
4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A
dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b
serta A dan B pada tabel 2.
5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3
6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4 dan 5 , tetapi karena sisi tegangan
tinggi terhubung segitiga maka diberi sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 220 Volt.

6. Lembar Kerja

Tabel 3. Pengukuran Tegangan Primer dan Sekunder


Tegangan PERCOBAAN
( Volt ) Gb. 4.1 Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4 Gb. 4.5
AB
BC
CA
AN
BN
CN
ab
bc
ca
an
bn
cn
Tabel 4. Pengukuran Tegangan Antar Primer - Sekunder

Tegangan PERCOBAAN
( Volt ) Gb. 4.1 Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4 Gb. 4.5
Cc
Bc
Cb
AB
Catatan Yy

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Jelaskan mengapa untuk transformator dengan sisi tegangan tinggi terhubung segitiga
tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt.
2) Dari semua transformator di atas :
a) Gambarkan diagram vektor tegangannya.
b) Tuliskan jamnya.
c) Hitunglah sudut beda fasanya.
3) Periksalah hasil praktek dibandingkan dengan teori dan jelaskan hasilnya.
4) Jelaskan persyaratan dalam merangkai transformator 3 fasa.
5) Berikan kesimpulan.

Tabel Kelompok Jam

Jam Hubungan Tegangan Fasor

0 Cc < Bc = Cb > Cc < AB


1 Cc < Bc > Cb = Cc < AB
2 Cc < Bc > Cb < Cc < AB
3 Cc < Bc > Cb < Cc ≥ AB
4 Cc < Bc > Cb < Cc > AB
5 Cc = Bc > Cb < Cc > AB
6 Cc > Bc = Cb < Cc > AB
7 Cc > Bc < Cb = Cc > AB
8 Cc > Bc < Cb > Cc ≥ AB
9 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
10 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
11 Cc = Bc < Cb > Cc < AB

JOB 10. BEBAN SIMETRI BINTANG


1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :
- Menentukan besaran tegangan line dan tegangan fasa,
- Menentukan besaran arus line dan arus fasa,
- Menggambar vektor diagram tegangan dan arus,
- Menentukan daya nyata, daya semu, daya buta dengan menggunakan metode :
o Cos ф meter dan Voltmeter, Ampermeter.
o Satu Wattmeter 3 fasa dan Voltmeter, Ampermeter.
o Tiga Wattmeter 1 fasa dan Voltmeter, Ampermeter.
o Dua Wattmeter 1 fasa dan Voltmeter, Ampermeter.
- Membuktikan rumus-rumus 3 fasa hubungan bintang.
- Membandingkan daya yang didisipasikan beban menggunakan beberapa metode.
- Menjelaskan penghantar netral arusnya nol.

2. Pendahuluan
Dalam percobaan ini beban dihubungkan bintang. Hubungan bintang diperoleh dengan cara
menghubungkan ketiga pangkal lilitan fasa menjadi satu, dan pada sistem saluran 4 kawat
hubungan ketiga pangkal lilitan fasa tersebut disebut titik nol (netral) dan apabila
dihubungkan dengan suatu kawat, maka kawat tersebut dikatakan penghantar netral. Pada
beban simetri penghantar netral praktis tidak berarus. Dengan kata lain pada beban simetri
hubungan bintang bisa tanpa penghantar netral.

VL = Vp 3 (Volt)
IL = Ip (Amper)
In = Ip1 + Ip2 + Ip3 = 0
P = 3 Vp. Ip cos 
3. Daftar Alat

ACPS 3 x 380 V 1 buah


Multimeter analog 2 buah
Wattmeter 3 fasa dan 1 fasa 3 buah
Lampu pijar 100 W 220 V 3 buah
Balast 220 V 3 buah
Kondensator AC 3  F 250 V 3 buah.
Cos ф meter 1 buah
Ampermeter tang 1 buah
Kabel hubung 20 buah

4. Gambar Kerja

a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan Cos ф
meter, serta mengukur arus pada penghantar netral.
Beban R / Lampu Pijar Beban Balast
L1 Cos
A Ø L1
L1

V V R1 L1
N N
A N

L2 L2 R2 L2 L2
R3 L3
L3
L3
L3

L1 Beban Balast // Condensator


L1

N
Z1

L2 Z2
Z3
L3

b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan 1 buah
Wattmeter.

Beban R / Lampu Pijar Beban Balast


L1
A W L1
L1

V R1 L1
N N
N

L2 L2 R2 L2 L2
R3 L3
L3
L3
L3

L1 Beban Balast // Condensator


L1

N
Z1

L2 Z2
Z3
L3

c. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 3 buah Watt meter 1 fasa.
Beban R / Lampu Pijar Beban Balast
L1
A W L1
L1

V R1 L1
N N
N

L2 L2 R2 L2 L2
W
R3 L3
L3
W L3
L3

L1 Beban Balast // Condensator


L1

N
Z1

L2 Z2
Z3
L3

d. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 buah Watt meter 1 fasa.

5. Langkah Kerja

1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat
rangkaian seperti pada gambar rangkaian diatas.
2) Memberi sumber tegangan AC 3 x 380 V dan mengisi tabel dari hasil pengukuran.

6. Lembar Kerja

a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan Cos ф
meter, serta mengukur arus pada penghantar netral.
VL (Volt) VF (Volt) IL (A) Inetral (mA)
Cos 
Beban saklar saklar off
AB BC CA AN BN CN A B C on (…)

R lampu pijar 380


100 W

Balast 220 V 380

Kondensor 380
3µF // balast

b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan 1 buah
Wattmeter.
Daya semu
VL IL Daya nyata (VA) Cos  Daya buta
Beban (Volt) (A) P (W) S = VL IL 3 = P/S arc cos  (VA sin)

Lampu pijar 380


100 w

Balas 220 V 380

Condensator 380
3µF // Balast

c. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 3 buah Wattmeter 1 fasa.

Wattmeter (W) IL (A) Cos  = P/S


Beban VL
(Volt) P1 P2 P3

R lampu pijar 380


100 watt

Balast 220 V 380

Condensator 380
3µF // Balast

d. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 Wattmeter 1 fasa.


VL (Volt) Wattmeter (W) IL (A) Cos  = P/S
Beban
P1 P2
R lampu pijar 380
100 watt

Balast 220 V 380

Condensator 380
3µF // Balast

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Buatlah dalam satu gambar diagram vektor tegangan fasa-tegangan line dan arus fasa-
arus line.
2) Jelaskan munculnya faktor akar tiga ( √3 ) secara teori dan bandingkan dengan
perhitungan menggunakan data hasil praktek.
3) Bandingkan dan terangkan nilai daya nyata beban hasil praktek dari beberapa metode
pengukuran.
4) Terangkan bilamana terukur ada aliran arus pada penghantar netral.
5) Berikan kesimpulan.

JOB 11. TRANSFORMATOR PARALEL

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :


- Merangkai paralel dua buah transformator
- Menerangkan manfaat kerja paralel
- Menjelaskan hubungan arus pada tiap transformator dan arus beban

2. Pendahuluan

Transformator-transformator yang akan diparalel harus memiliki perbandingan belitan dan


tegangan kerja yang sama. Untuk transformator satu fasa maka konfigurasi yang umum
adalah sisi tegangan tinggi paralel-tegangan rendah paralel. Hubungan belitan sisi tegangan
tinggi dan sisi tegangan rendah harus dirangkai dengan polaritas yang benar agar tegangan
keluarannya normal. Untuk transformator tiga fasa maka beda fasa antara primer dan
sekunder harus sama.

3. Daftar Alat

Transformator 1 fasa 220 V / 48 V 6 buah


Multimeter Analog 2 buah
Tang Amper 1 buah
Rheostat 1,5 A 1 buah
Kabel Jumper 30 buah.

4. Gambar Kerja Paralel Transformator 1 Fasa


Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari ujung-
ujung belitan transformator.
- Tes Pole 1
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 1.Rangkaian percobaan tes pole 1


Tabel 1. Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 - V2
- Tes Pole 2
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 2. Rangkaian percobaan tes pole 2

Tabel 2. Polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

Gambar 3. Rangkaian Percobaan Paralel Pole Sama Tanpa Beban

Gambar 4. Rangkaian Percobaan Paralel Pole Beda Tanpa Beban


A

Gambar 5. Rangkaian Percobaan Paralel Berbeban

5. Langkah Kerja Paralel Transformator 1 Fasa

1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik.


2) Menentukan polaritas dari dua buah transformator 1 fasa yang memenuhi syarat
paralel.
3) Membuat rangkaian seperti gambar.
4) Membuka saklar S (belum paralel), dan memberikan tegangan masukan pada sisi
tegangan tinggi TT.
5) Mengukur tegangan - tegangan pada Transformator 1 & Transformator 2, dan mengisi
tabel.
6) Menutup saklar S (kerja paralel), dan mengukur tegangan tegangan pada transformator
Transformator 1 & Transformator 2, dan mengisi tabel.
7) Membuat rangkaian seperti gambar. (hubungkan sekunder Transformator 2 polaritas
dibalik).
8) Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk mengisi tabel.
9) Membuat rangkaian seperti gambar.
10) Membuka saklar S (belum paralel), dan menutup saklar beban SB, dan mengatur nilai
beban R1 & R2 terbesar.
11) Memberikan tegangan masukan pada sisi tegangan tinggi TT dan mengatur nilai beban
R1 & R2 hingga terukur arus sekunder transformator Tr.1 & Tr.2 sebesar nominal.
12) Mencatat arus transformator Tr.1 & Tr.2 dan arus beban R1 & R2 dalam tabel.
13) Membuka saklar beban SB dan menutup saklar S (kerja paralel),
14) Mengukur dan mencatat arus transformator Tr.1 & Tr.2 dan arus beban R1 & R2 ke
dalam tabel.
6. Lembar Kerja Paralel Transformator 1 Fasa

 Tabel 3. Pengamatan Gambar 3.

Tegangan pada saat saklar S


Di buka Di tutup
Sisi Belitan
Trafo 1 Trafo 2 Trafo 1 Trafo 2
Teg. Tinggi
(TT)
Teg. Rendah
(TR)

 Tabel 4. Pengamatan Gambar 4.

Tegangan pada saat saklar S


Di buka Di tutup
Sisi Belitan
Trafo 1 Trafo 2 Trafo 1 Trafo 2
Teg. Tinggi
(TT)
Teg. Rendah
(TR)

 Tabel 5. Pengamatan Gambar 5. sebelum diparalel

Arus sebelum diparalel


Sisi Belitan
Trafo 1 Trafo 2 Beban 1 Beban 2

Teg. Rendah
(TR)

 Tabel 6. Pengamatan Gambar 5. sesudah diparalel

Sisi Belitan
Arus sesudah diparalel

Trafo 1 Trafo 2 Beban 1 Beban 2

Teg. Rendah
(TR)

7. Gambar KerjaTTParalel Transformator


Tr.1 = 3Yy0
Fasa TR

0 0

0 0

0 0

Tr.2 = Yy0 S

0 0

0 0

0 0

Gambar 6. Rangkaian Percobaan Paralel Transformator 3 Fasa

8. Langkah Kerja Pararel Transformator 3 Fasa


1) Buatlah 2 buah transformator 3 fasa masing-masing Yy0 yang memenuhi syarat
pararel.
2) Buatlah rangkaian seperti gambar 6
3) Buka saklar pararel S.
4) Berikan tegangan masukan pada sisi tegangan tinggi TT.
5) Ukurlah tegangan-tegangan pada sisi tegangan tinggi TT dan rendah TR serta
isilah tabel 7.
6) Tutup saklar pararel S.
7) Tunggu beberapa saat, jika tidak terjadi kenaikan temperature /panas, ukurlah
tegangan-tegangan sisi tegangan tinggi TT dan rendah TR serta isilah tabel 8.

9. Lembar Kerja Paralel Transformator 3 Fasa

Tabel 7. Saklar paralel dibuka (Gb. 6)


Tegangan Transformator 1 Tegangan Transformator 2
Sisi VRS VST VTR VRS VST VTR
Belitan
Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt
Teg.
Tinggi
(TT)
Teg.
Rendah
(TR)

Tabel 8. Saklar paralel S ditutup (Gb. 6)


Tegangan Transformator 1 Tegangan Transformator 2
Sisi VRS VST VTR VRS VST VTR
Belitan
Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt Teori Prakt
Teg.
Tinggi
(TT)
Teg.
Rendah
(TR)
10. Pertanyaan dan Tugas

1) Sebutkan beberapa syarat untuk transformator yang akan bekerja paralel.


2) Terangkan apa yang akan terjadi jika salah satu dari syarat itu tidak dipenuhi.
3) Jelaskan hubungan arus pada tiap transformator dan arus beban dari dua buah
transformator yang bekerja paralel.
4) Apakah manfaat dari transformator yang bekerja paralel ?
5) Gambarkan rangkaian paralel 2 buah transormator 3 fasa dengan beda fasa 30⁰.
6) Berikan kesimpulan.

JOB 12. BEBAN SIMETRI SEGITIGA

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :


- Menentukan besaran tegangan line dan tegangan fasa,
- Menentukan besaran arus line dan arus fasa,

- Menggambar vektor diagram tegangan dan arus.


- Menentukan daya nyata, daya semu, daya buta dengan menggunakan metode :
o Dua Wattmeter 1 fasa dan Voltmeter, Ampermeter.
o Satu Wattmeter 3 fasa dan Voltmeter, Ampermeter.
o Cos  meter dan Voltmeter, Ampermeter.

- Membuktikan rumus-rumus 3 fasa hubungan segitiga.


- Membandingkan daya yang didisipasikan beban dengan menggunakan beberapa
metode.

2. Pendahuluan
Dalam percobaan ini beban dihubungkan secara segitiga. Hubungan segitiga diperoleh
dengan cara menghubungkan ujung lilitan fasa pertama ke pangkal lilitan fasa berikutnya
berturut-turut demikian seterusnya sehingga diperoleh rangkaian tertutup.

IL = If 3 (Amper)
VL = Vf (Amper)
If If P = 3 Vf. If cos 
If P = VL. IL. 3 cos 
VL VL
S = VL. IL. 3 (VA)
IL P = S cos  (Watt)
Q = S sin  (VAR)
VL
If
If Q = P tg 

3. Daftar Alat

VACPS 3 x (0 - 220 V) 1 buah


Multimeter analog 2 buah
Wattmeter 3 fasa dan 1 fasa 3 buah
Lampu pijar 100 W 220 V 3 buah
Balast 220 V 3 buah
Kondensator AC 3  F 250 V 3 buah.
Cos ф meter 1 buah
Ampermeter tang 1 buah
Kabel hubung 20 buah

4. Gambar Kerja

a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 bh Wattmeter 1 fasa.


Beban R / Lampu Pijar Beban Balast
L1
Cos W
Ø A
R1 R2 L1 L2
V V
L2 B

R3 L3
V
L3 C
W
Beban Balast // Condensator

L1 L2
C1
C2

L3
C3

b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Wattmeter 3 fasa.

Beban R / Lampu Pijar Beban Balast


L1
A W L1
V R1 R2 L1 L2
N

L2 L2
R3 L3
L3
L3

Beban Balast // Condensator

L1 L2
C1
C2

L3
C3

c. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Cos  meter.


Beban R / Lampu Pijar Beban Balast
L1
Cos W
Ø A
R1 R2 L1 L2
V V
L2 B

R3 L3
V
L3 C

Beban Balast // Condensator

L1 L2
C1
C2

L3
C3

5. Langkah Kerja

1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat
rangkaian seperti pada gambar rangkaian diatas
2) Memberikan catu sumber tegangan 3 x 220 Volt
3) Mengisi tabel data hasil pengukuran.

6. Lembar Kerja

a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 bh Wattmeter 1 fasa.

Beban VL (Volt) Wattmeter (W) IL (A) Cos  = P/S


P1 P2
R lampu pijar 220
100 watt

Balast 220 V 220

Condensator 220
3µF // Balast

b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Wattmeter 3 fasa.


Daya Daya semu
nyata (VA)
Beban VL IL P S = VL IL Cos  arc Daya buta
(Volt) (A) (W) 3 = P/S cos  (VA sin)

Lampu pijar 220


100 w

Balas 220 V 220

Condensator 220
3µF // Balast

c. Mentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Cos  meter.

VL (Volt) IF (Amper) IL (Amper) Cos  Daya


nyata
Beban A B C AB BC CA A B C (…) P (W)

R lampu 220
pijar 100 W

Balast 220V 220

Kondensor 220
3µF // balast

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Buatlah dalam 1 gambar diagram vektor tegangan fasa-tegangan line dan arus fasa-
arus line.
2) Jelaskan munculnya faktor akar tiga ( √3 ) secara teori dan bandingkan dengan
perhitungan menggunakan data hasil praktek.
3) Bandingkan dan terangkan nilai daya nyata beban hasil praktek dari beberapa metode
pengukuran.
4) Berikan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai