BAB I
PENDAHULUAN
16710
4. Jenis Bangunan : Mall & Hunian Appartement
5. Harga Kontrak : Rp 758.890.000.000
6. Paket Pekerjaan :Structure, Architecture &
Plumbing mall
7. Sifat Kontrak : Lump Sum Fixed Price
8. Luas Tower 4
Luas Lahan : 38.078,52 m²
Luas Lantai Konstruksi : 78.036,50 m²
9. Total unit di tower 4 : 725 Unit – 29 Unit Per Lantai
10. Jumlah Lantai
Tower : 32 Lantai
Basement : 2 Lantai
11. Waktu Pelaksanaan : 28 Bulan kalender
Tanggal Mulai : 15 Desember 2016
Tanggal Selesai : 29 Maret 2019
12. Sistem Pembayaran : DP + MonthlyProgress + Retensi
13. Cara Pembayaran : Monthly Progress Payment
14. Masa Pemeliharaan : 1 Tahun
15. Konsultan :
1. Architect : PT. Airmas Asri
2. Structure : PT. Ketira Engineering Consultant
3. MEP : Arkonin Engineering
4. Quantity Surveyor (QS) : PT. Mahesa Karya Pramarta
16. Main Contractor : PT. Pembangunan
Perumahan(PPersero) Tbk
17. Manajemen Konstruksi : PT. Adiguna Sekawan Sejahtera
18. Direct Contractors
1. Escalator, lift, travolator : Thisen Krup
19. PC Rates to LTJO
1. Ready Mix Concrete : PT. SCG Readymix Indonesia &
PT Cemindo Gemilang (Semen
Merah Putih)
2. Homogeneus Tiles : Niro Granite
4. Mutu Beton :
Lantai Kerja , Fc’ = 10 Mpa
Pile Cap :
Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Plat
Lantai Basement 3,2,1 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Raft , Fc' = 35 Mpa, FA 15%,
Slump 12
Lantai Basement 2 (drop panel) , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Dinding Basement (Retaining Wall)
Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Slump 12
Kolom
Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 5-13 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 14-21 , Fc' = 40 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 22-atap , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
GWT & SPT
Apartment 1,2,3,4 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Hotel, Mall, Office , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Kolom Tangga Luar , Fc' = 40 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Plat
Lantai GF,1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 5-13 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 14-31, Atap , Fc' = 30 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Roof floor & Top Roof Floor , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Tangga
Lantai GF,1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 5-13 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 14-21 , Fc' = 40 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Lantai 22-atap , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Dinding Basement (Beda Elevasi) , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Tanggulan
Lantai GF,1,2, roof, top roof , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
Dinding Kolam Renang
Main Pool, Kid's Pool, Jacuzzi , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
hubungan dalam tim dimulai dari kejelasan tanggung jawab masing-masing staff
agar dapat dibentuk kerja sama yang baik, dan pengarahan sendiri dapat diartikan
suatu tindakan komunikatif dalam team yang dapat saling menunjang satu sama
lain dari masing masing bagian yang menguasai bidangnya demi kesuksesan atau
terlaksananya proyek tersebut.
4. Pengendalian (Controlling)
Terdapat beberapa bentuk Pengendalian (Controlling) pada saat ingin
mendirikan suatu proyek, dan berikut merupakan aspek utama dalam bidang
Pengendalian (Controlling) :
Pengendalian Biaya, yang bertujuan mencegah kekurangan biaya atau
mencapai nilai ekonomis hingga tidak menyebabkan masalah lebih lanjut
seperti kerugian dari salah satu pihak, hingga terhambatnya proyek
tersebut.
Pengendalian Mutu, yang tentunya menjadi bagian penting dalam
menjaga kualitas hasil dan hubungan kerja yang akan menjadi tolak ukur
bagus atau tidaknya salah satu pihak dimata pihak yang lain.
Pengendalian Waktu, juga merupakan salah satu nilai lebih yang akan
berdampak pada kualitas kerja hingga keuntungan yang akan ikut
mempengaruhi biaya dalam proyek tersebut.
Dalam pelaksanaanya sendiri ketiga aspek ini akan saling mengurangi
hingga sulit untuk mencapai nilai maksimum untuk ketiga aspek ini secara
bersama, maka dari itu dengan pengendalian yang baik dapat sekurang kurangnya
mencapai nilai paling efisien untuk ketiga aspek tersebut.
Konsultan Perencana
Struktur : PT. Ketira Engineering Consultants
Arsitektur : PT. Airmas Asri
MEP : Arkonin Engineering
Quantity Surveyor : PT. Mahesa Karya Pramarta
Strukstur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama –sama
dengan kemampuan dan keahliannya masing – masing untuk mencapai suatu
tujuan sesuai yang telah direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik,
diharapkan akan memberikan hasil kerja yang berkualitas, tepat waktu, dan
efisien.
Pihak-pihak telah ditunjuk untuk bersama-sama menyelesaikan tahapan-tahapan
proyek sesuai dengan ketentuan dan tugas masing-masing. Dalam hal ini struktur
organisasi proyek adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi pada Proyek AEON Mixed Use Sentul City.
II.2.1 Owner
Pemilik proyek(Owner) merupakan orang/badan hukum baik swasta
maupun pemerintah yang memiliki kemampuan dana untuk menyelenggarakan
sebuah proyek dan memberikan pekerjaan kepada para pihak penyedia jasa.
Owner pada pembangunan proyek Aeon Mixed Use Sentul ini adalah PT. Sentul
City ,Tugas dan kewajiban dari owner adalah sebagai berikut:
Berkewajiban untuk memilih pihak dari proyek lain seperti konsultan dan
kontraktor.
Membiayai semua kebutuhan proyek kepada main kontraktor dan sub
kontraktor sesuai dengan dokumen kontrak.
Menambah atau mengurangi rencana pembangunan dengan syarat
merupakan keperluan dan tidak mengubah struktur bangunan secara
keseluruhan.
Memberi tanggapan berupa persetujuan atau penolakan terhadap pekerjaan
apabila tidak sesuai dengan rencana awal.
GM Control QC Construction
Tugas dan kewajiban dari GM Control QC Contstruction :
1. Merencanakan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan kegiatan proyek
agar mencapai tujuan atau sasaran. dari proyek sesuai dengan biaya, mutu,
dan waktu yang ditentukan dengan melakukan tugas secara pribadi atau
melalui bawahan.
2. Meninjau proposal proyek atau merencanakan kerangka waktu,
pembatasan dana, prosedur untuk menyelesaikan proyek, merekrut tenaga
kerja, dan pembagian sumber daya untuk setiap tahapan proyek.
3. Menetapkan rencana kerja dan tenaga kerja untuk setiap fase proyek dan
mengatur rekrutmen atau penugasan tenaga kerja proyek.
4. Berunding dengan staf proyek untuk menguraikan rencana kerja dan
untuk menetapkan tugas, tanggung jawab, dan ruang lingkup kewenangan.
5. Mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan tenaga kerja proyek untuk
memastikan proyek berlangsung sesuai jadwal dan sesuai anggaran yang
ditentukan.
Site Manager
Tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan Site Manager adalah :
1. Membuat perencanaan kegiatan operasiaonal pelaksanaan proyek.
2. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
3. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
4. Mengontrol pelaksaan operasional pelaksanaan proyek.
5. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana AnggaranProyek.
6. Merencanakan kebutuhan SDM dan teknologi.
7. Merencanakan penggunaan material dan peralatan.
Quality Control
1. Menegur secara langsung kepada pelaksana, atau mandor apabila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan atau pengadaan material yang
mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.
2. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status kepada
bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat
kualitas bahan.
3. Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan
dapat dicegah,
4. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah
sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.
5. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan dan
bertanggung jawab kepada Site Manager terhadap hasil pekerjaan
bekisting.
6. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
Engnineering Manager
1. Membatu mengkoordinasikan penerapan sistem/teknologi konstruksi baru
yang akan diimplementasikan.
2. Melakukan koordinasi dengan Dept.Design terkait pembuatan shop
drawing untuk proyek design and built.
3. Melakukan koordinasi dengan Site Manager dan MEP Coordinator terkait
pekerjaan Engineering.
4. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal (pemilik
proyek/wakil,konsultan,subkontraktor, NSC, supplier) yang beerkaitan
dengan fungsi dan tugasnya.
5. Merencanakan metode kerja dalam lingkup engineering.
6. Merencanakan pembagian kerja antara Engineer Sipil dan Arsitek.
Site Engineer
Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Site Engineer antara lain :
1. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
2. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
3. Menjamin bahwa semua isi dan kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major seperti
pemeliharaan.
4. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak
akan terlambat.
5. Membantu tim lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Quantity Surveyor
Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Quantity Surveyor adalah:
1. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk pembuatan
2. Menyiapkan SPK untuk mandor berdasarkan quantity yang sudah dihitung
dan approved shop drawing dan BBS.
3. Memberikan informasi upah Mandor kepada PM / SM berdasarkan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, dalam pembuatan SPK dan opname
Mandor.
4. Menghitung prestasi volume kerja Sub kontraktor dan Mandor dan
pencapaian progress pelaksanaan dilapangan.
5. Menghitung pekerjaan tambah dan kurang / variation order di lapangan
sebelum disetujui oleh Project Manager dan diajukan ke pemberi tugas.
6. Menjabarkan Master schedule menjadi schedule kurva S.
7. Menghitung volume material yang dibutuhkan.
8. Mengontrol permintaan dan pemakaian material.
9. Memonitor pekerjaan tambah dan kurang / variation order di lapangan.
2. Kurva-S(S-Curve)
Kurva – S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan hubungan
antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan
atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian
pada kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang
disusun berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila
terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam
melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka
pengendalian
proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan dalam pengendalian
suatu proyek.
Kurva-S ini berfungsi sebagai alat pengontrol pekerjaan dilapangan(Dalam
Persentasi), sebagai referensi atau pegangan pihak owner dalam mengevaluasi
prestasi, dan untuk mengontrol pembayaran.
Date (Time)
Aktual
Plan
Progress (%)
Date (Time)
Date (Time)
Pada Proyek Aeon Mixed Use Sentul ini menggunakan software Microsoft
Project atau Diagram Batang dan kurva-s dalam menyusun schedule waktu
pekerjaan. Untuk kurva-S pelaksanaan pekerjaan untuk proyek Aeon Mixed Use
Sentul ini terlampir pada Lampiran 2.4. Proyek ini meliputi kegiatan Struktur
bawah dan Struktur atas pada setiap zona mall,apartmen,office dan hotel yang
terdiri dari pelat, balok, kolom dan beton bertulang cor ditempat. Masa kerja
praktek dari tanggal 14 Agustus 2017 sampai 14 Oktober 2017, sehingga dalam
waktu tersebut dapat dilihat mengenai rencana schedule waktu pekerjaan, pada
saat pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini proyek ini masih menargetkan untuk
pengerjaan tahap 1 dari pembangunan proyek ini yaitu mencapai target Toping off
pada daerah Mall, dan pembangunan lantai 1-5 Apartman 4(Apartment Saffron)
pada zona 1 yang di targetkan sampai tanggal 30 September.
Sedangkan pada saat berlangsungnya kerja praktek, pekerjaan actual
dilapangan adalah pada tahap pembangunan mall yang masih mencangkup
pekerjaan lantai 3 pada areal Mall dan pengerjaan lantai 4 pada daerah Apartment
4 zona 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi keterlambatan pekerjaan pada
proyek Aeon Mixed Use Sentul, dan berdasarkan informasi yang diperoleh selama
Kerja Praktek , terjadi keterlambatan / slowdown pada proyek ini yang
diakibatkan karena beberapa faktor, antara lain kendala cuaca buruk pada proyek
ini yang mengakibatkan kegiatan pada proyek ini terganggu, gambar kerja yang
tidak sesuai dan cenderung masih akan berubah mengikuti situasi dan kondisi,
keterlambatannya peralatan dan kedatangan material, dan adanya kendala pada
sisi barat proyek ini yaitu pada sisi Giant Mall yang mengalami kendala pada
sistim penguatan tanah pada daerah tersebut sehingga mengakibatkan proyek
Aeon Mixed Use Sentul harus menahan pengerjaan pada areal tersebut dan diganti
ke pekerjaan perbaikan Dinding penahan tanah pada areal sisi timur Giant Mall.
Untuk menyiasati beberapa keterlambatan yang terjadi pada proyek Aeon
Mixed Use Sentul City ini ada beberapa cara yaitu untuk kendala cuaca yang tidak
menentu, dapat di siasati dengan, jika pada proyek tersebut terjadi hujan dan
cenderung mengganggu kegiatan pekerjaan di proyek ini, kegiatan dialihkan ke
beberapa spot atau zona yang sekiranya dapat dikerjakan sehingga pada proyek
tersebut proses pengerjaannya tidak berhenti. Untuk kendala gambar kerja yang
II.10 PENGENDALIAN K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan
dan keselamatan lingkungan kerja.[1] K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga
pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi
lingkungan kerja.
Pekerjaan konstruksi bangunan merupakan kompleksitas kerja yang
melibatkan bahan bangunan, pesawat / instalasi peralatan, tenaga kerja dan
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
1. Pondasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menentukan jenis pondasi
yang akan digunakan, antara lain :
Kedalaman lapisan pendukung.
Letak muka air tanah.
Beban bangunan atas yang harus disalurkan ketanah.
Keadaan area atau lapangan.
Kawasan dari lingkungan sekitar.
Berdasarkan pertimbangan diatas serta didukung oleh hasil penyelidikan
tanah maka, struktur pondasi yang digunakan pada proyek Aeon Mixed Use
Sentul ini menggunakan Bored Pile. Denah Bore pile terlampir pada Lampiran
3.1.
Mutu Beton : Fc’30 Mpa
Bored Pile Ø1000 & Ø800
2. Pile Cap.
Pile Cap adalah pengikat, yang mempersatukan beberapa pondasi yang
didesain dari beton bertulang, yang difungsikan sebagai tempat kolom berdiri
sehingga didapat keadaan beban dari struktur atas dapat didistribusikan ke tanah
melalui pondasi. Denah Pile cap terlampir pada Lampiran 3.2. Pile cap memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
3. Tie Beam.
Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada bangunan gedung
atau bangunan yang menggunakan pondasi dalam atau pondasi dangkal setempat.
Tie beam ini terletak di atas tanah dan di atas pondasi dangkal setempat seperti
pondasi footplat ataupun pondasi dalam. Tie beam ini sama dengan balok hanya
saja letaknya di struktur bawah. Berikut perbedaan antara sloof dan tie beam.
Tie beam biasanya berukuran lebih besar dibanding dengan sloof. Ukuran
tie beam sangat tergantung dari bentang antar pondasi/kolom dan besarnya
beban bangunan
Pembesian tie beam sangat variatif tergantung dari desain konsultan
struktur. Perhitungan struktur hanya dilakukan oleh konsultan struktur dan
kemungkinan antara proyek satu dengan yang lain akan berbeda dari segi
ukuran maupun penggunaan besi beton.
Tie beam menumpu langsung ke tanah sehingga penulangan pada tie beam
pun berbeda dengan penulangan balok
Dari segi struktural, tie beam berfungsi sebagai pengaku antara pondasi
satu dengan yang lainnya sehingga tingkat kekakuan dari struktur bawah
meningkat.
Tie beam biasa digunakan pada bangunan besar yang mempunyai struktur
bawah. Fungsi tie beam ini sama dengan perkuatan pondasi dan mengaku
seluruh bangunan gedung.
4. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu struktur konstruksi yang dibangun
untuk menahan tanah yang mempunyai kemiringan dimana kemantapan tanah
tersebut tidak dapat dijamin oleh tanah itu sendiri.Bangunan dinding penahan
tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah gayalateral yang ditimbulkan oleh
tanah urugan atau tanah asli yang labil akibat kondisi topografinya.
gempa dan beban angin). Namun peranannya ini tidak dapat disebut ringan,
karena keterkaitan antara unsur struktur yang satu dengan yang lainnya saling
mempengaruhi. Badan struktur atas pun berbeda-beda, yang disebabkan oleh
kebutuhan fungsinya.
1. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur, merupakan
komponen struktur yang digunakan terutama untuk mendukung beban aksial
tekan, kolom harus direncanakan dengan ketelitian tinggi karena kolom adalah
struktur utama dalam menentukan kestabilan konstruksi.
Selain berfungsi menahan beban aksial akibat beban diatasnya, kolom ikut
serta berfungsi melanjutkan penyaluran beban kepondasi maka dari itu kolom
harus direncanakan untuk menahan beban terfaktor yang bekerja pada semua
lantai berikut atap dan menahan momen maksimum yang terjadi.
Bentuk dan dimensi kolom menjadi bervariasi tergantung pada desain
arsitektur maupun kebutuhan struktur. Pada proyek pembangunan Apartment 4
Aeon Mixed Use Sentul ini, bentuk dan dimensi kolom berbeda- beda sesuai
dengan lokasi dan beban yang bekerja/ Bentuk jenis kolom yang di gunakan
adalah berbentuk persegi dengan mutu beton yang bervariasi yaitu antara Fc’45,
Fc’40 dan Fc’ 35 dan BJTD 50 dengan Slump 12. Gambar kerja lantai 1-5
terlampir dan detail kolom terlampir pada Lampiran 3.3 . Berikut adalah tipe dan
dimensi kolom yang digunakan yaitu :
Ukuran Tulangan
Lantai Tipe Kolom
Kolom(mm) Utama Sengkang
KA1 700x1500 34D25 D10-150
KA2 700x1300 28D25 D10-150
2~5
KA1A 700x1500 34D25 D10-150
KA2A 700x1300 28D25 D10-150
Tabel 3.2 Tipe dan Dimensi Kolom
Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini, ukuran dan dimensinya kolom
berbeda-beda sesuai dengan tempat dan beban yang bekerja. Ukuran terbesar
kolom yang berbentuk persegi pada proyek ini adalah 70/130.
Menurut PBI (Peraturan Beton Indonesia 1971) :
Diameter tulangan tidak boleh diambil kurang dari 12mm.
Tebal selimut beton minimum pada balok 40mm.
Luas tulangan 28 D25 = 28 x 491 = 13748 (Lampiran 3.4. Tabel Beton)
Dimensi kolom 700 x 1300 = 910000mm2
𝐿𝑢𝑎𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 𝑥 100%
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛
13748 𝑚𝑚2
= 910000 𝑚𝑚2 𝑥 100% = 1.51 %
Maka rasio tulangan kolom type KA2 pada lantai 2~5 memenuhi syarat
PBI 1971 Bab 9.7, yaitu antara 1% - 6%.
2. Balok
Balok adalah elemen struktur yang berfungsi menyalurkan gaya dan torsi
dari pelat ke kolom. Penulangan lentur (longitudinal) balok dirancang berdasarkan
lima kombinaasi pembebanan antara beban mati, beban hidup dan beban gempa.
Dari perhitungan luas tulangan yang dibutuhkan berdasarkan ketentuan akan
ditetapkan diameter tulangan, jumlahnya, dan diperiksa tata letaknya. Kemudian
berdasarkan tulangan terpasang tersebut dan dengan tegangan leleh tulangan yang
besarnya 1,25 kali tegangan leleh yang direncanakan, dihitung momen kapasitas
balok.
Tulangan sengkang balok dirancang berdasarkan gaya geser yang
dikembangkan berdasarkan momen kapasitas balok. Adapun fungsi sengkang
adalah untuk :
Menahan sebagian gaya geser pada bagian yang retak.
Mencegah penjalaran retak diagonal sehingga tidak menerus kebagian
tekan beton.
Memberi kekuatan tertentu terhadap terlepasnya beton karena umumnya
sengkang mengikat tulangan longitudinal.
Pada Apartment 4 proyek Aeon Mixed Use Sentul ini, ukuran dan dimensi
balok berbeda- beda sesuai dengan tempat dan beban yang bekerja. Bentuk jenis
balok yang digunakan adalah berbentuk persegi. Jenis balok yang digunakan
menggunakan mutu beton Fc’35 & Fc’30 dengan Slump 12. Dan pada lantai 2
sampai dengan 5 adalah menggunakan mutu beton Fc’35. Gambar kerja Lantai 1-
5 terlampir dan Detail balok terlampir pada Lampiran 3.5. Adapun ukuran balok
yaitu :
Tipe Dimensi
Lantai Bagian Tulangan Atas Tulangan Bawah Sengkang
Balok Balok
Tumpuan 7D19 4D19 D10-100
BA1 350 x 750
Lapangan 3D19 4D19 D10-150
Tumpuan 7D19 4D19 D10-100
BA1A 350 x 750
Lapangan 4D19 4D19 D10-150
Tumpuan 10D19 5D19 1,5D10-100
BA1B 350 x 750
Lapangan 4D19 8D19 1,5D10-100
Tumpuan 5D19 3D19 D10-100
BA2 350 X 600
Lapangan 3D19 4D19 D10-150
Tumpuan 6D19 4D19 D10-100
BA2A 350 x 600
Lapangan 3D19 4D19 D10-150
Tumpuan 3D19 3D19 D10-100
2~5 BA3 350 x 400
Lapangan 3D19 3D19 D10-150
Tumpuan 5D19 4D19 1,5D10-100
BA3A 350 x 400
Lapangan 4D19 4D19 1,5D10-150
Tumpuan 3D16 3D16 D10-100
BA4 200 x 400
Lapangan 3D16 3D16 D10-150
Tumpuan 10D22 6D22 1,5D10-100
BM1 400 x 750
Lapangan 6D22 10D22 1,5D10-100
Tumpuan 7D22 4D22 D10-100
BM2 350 x 750
Lapangan 4D22 7D22 D10-150
Tumpuan 7D19 4D19 D10-100
BM3 300 x 700
Lapangan 4D19 7D19 D10-150
Tabel 3.3 Tipe dan Dimensi Balok
Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul memiliki ukuran dan dimensi balok
berbeda-beda sesuai dengan tempat dan beban yang bekerja. Ukuran terbesar
balok yang berbentuk persegi pada lantai 4 Apartment 4 ini adalah 40/75. Pada
SNI, h balok menerus ditentuan dengan rumus :
𝑙
ℎ=
𝑓𝑦
18,5 ( 0,4 + 700 )
Analisa Teknis
Luas tulangan 10 D22 = 10 x 380 = 3800 mm2 (Lampiran 3.4)
Luas penampang beton = 400 x 750 = 300000 mm2
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 3800
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = = = 0,0127
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 300000
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = ′
= = 0,0028
𝑓𝑦 500
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝜌𝑏
0,85 𝑓𝑐 ′ 𝛽1 600
𝜌𝑏 = ′
𝑥
𝑓𝑦 ( 600 + 𝑓𝑦 ′ )
0,85 𝑥 30 𝑥 0,85 600
= 𝑥
500 ( 600 + 500 )
= 0,0236
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 𝑥 0,0236 = 0,0177
3. Pelat(Slab)
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
Besar lendutan yang diinginkan
Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
Bahan konstruksi dan plat lantai
Dan Pelat merupakan panel beton bertulang yang saling berhubungan
dengan balok sebagai penahan gaya yang berasal dari muatan-muatan tetap serta
muatan hidup untuk selanjutnya diteruskan ke kolom. Kegunaan pelat lantai
adalah :
Sebagai pemisah antara ruang bawah dan ruang atas.
Sebagai tempat pijakan untuk beban yang berada lantai tersebut.
Untuk menempatkan instalasi listrik dan lampu pada ruang bawah.
Meredam suara dari atas maupun juga dari bawah.
Menambah kekuatan bangunan pada arah horizontal.
Pada Apartment 4 pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini memiliki
dimensi dan ketinggian pelat yang bervariasi tergantung pada desain Arsitektur
maupun kebutuhan struktur. Proyek ini memiliki dimensi dan ketinggian kolom
yang berbeda – beda sesuai dengan lokasi dan beban yang bekerja. Jenis pelat
yang digunakan menggunakan mutu beton Fc’35 dan BJTD 50. Gambar kerja
Apartment 4 terlampir dan Detail Penulangan Pelat terlampir pada Lampiran 3.6.
Berikut adalah tipe dan dimensi Pelat yang digunakan :
SA5
BA1
350/600 130
7780
2500
𝑙𝑛𝑚𝑎𝑥 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑙𝑛1 = 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = 7,78 − 0,5𝑏 − 0,5𝑏 = 7,78 − 0,35
= 7,43 𝑚
𝑙𝑛2 = 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 2.5 − 0,5𝑏 − 0,5𝑏 = 2.5 − 0,35
= 2.15 𝑚
𝑙𝑥 7,43
𝛽= = = 3.45
𝑙𝑦 2.15
𝑓𝑦 500
𝑙𝑛 ( 0,8 + ) 7430 (0,8+ )
1500 1500
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = = 125.58 mm
36 + 9 . 𝛽 36+9 .3.45
𝑓𝑦 500
𝑙𝑛 (0,8+1500) 7430 (0,8+1500)
ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 = = = 233,90 mm
36 36
Dapat disimpulkan tebal plat SA5 memenuhi syarat hmin dan hmaks tebal
plat, yaitu h SA5= 130mm.
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
1) Panel Temporary
Panel Temporary merupakan panel listrik yang terdapat dibagian proyek
konstruksi, biasanya untuk membantu penyediaan listrik untuk pen-suply arus
listrik ke media penunjang lain seperti Lampu dll.
1. Penulangan Kolom
Sebelum dimulai pelaksanaan pengecoran kolom, tentunya pekerjaan
pembesian kolom telah terlebih dahulu dikerjakan. Adapun langkah – langkah
pekerjaan pembesian kolom antara lain adalah sebagai berikut :
A. Pengesetan/Fabrikasi
Pembuatan tulangan kolom tidak seperti balok, pembuatan tulangan kolom
dilakukan ditempat terpisah. Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini
pelaksanaan fabrikasi pembesian kolom berada di spot spot tertentu diberbagai
zona.
Langkah pertama besi – besi tulangan dipotong dengan menggunakan bar
cutter sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan lalu dibengkokkan dengan
menggunakan bar bender.
pengerjaan balok mengunakan system cor konvensional. Berikut ini adalah urutan
pengerjaan pengecoran balok pada proyek Aeon Mixed Use Sentul :
1. Pemasangan Scaffolding
Memasang Scaffolding yang berfungsi sebagai pengikat arah vertikal agar
tiang perancah tidak bergeser akibat beban-beban Balok dan Pelat lantai, coran
beton dan komponen lainnya.
karakteristik beton dengan materialyang telah lolos uji dan terbatas pada uji slump
(Slump Test), uji kuat tekan.
IV.9.1. Slump Test Mix Design
Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak)dari campuran
beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Kekakuan
dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan.
Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan,
atau cukup air.
Dalam suatu adukan/campuran beton, kadar air sangat diperhatikan karena
menentukan tingkat workability nya atau tidak. Campuran beton yang terlalu cair
akan menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mengering. Sedangkan
campuran beton yang terlalu kering menyebabkan adukan tidak merata dan sulit
untuk dicetak. Slump dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan
(biasanya ketika ready mix sampai, diuji setiap kedatangan). Hasil dari Uji Slump
beton yaitu nilai slump. Nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional
(SI) dan mempunyai standar.
Mobilitas : kemudahan beton untuk dapat dialirkan kedalam cetakan
disekitar baja dandituang kembali.
Kompabilitas : kemudahan beton untuk dipadatkan dan rongga-rongga
udaranya diambil.
Stabilitas : kemapuan beton untuk tetap sebagai massa yang
homogen.
Prosedur Pengerjaan :
a. Basahi cetakan dengan kain basah.
b. Taruh cetakan di atas pelat yang dipasang mendatar .
c. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton muda dalam 3 lapis, tiap lapis
berisi 1/3 cetakan. Tiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pada pemadatan tongkat harus
tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan
pertama penusukan tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan
cetakan.
yaitu pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan standar nasional
dan undang-undang yang berlaku. APD yang digunakan antara lain safety shoes,
safety helm, safety belt, rompi, sepatu karet, dan lain-lain. Data struktur organisasi
SHE terlampir pada Lampiran 4.1.
Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini juga terdapat beberapa program
SHE (Safety & Health Environmental) diantaranya :
1. SHE Briefing
Dilakukan untuk setiap anggota pada proyek ini, dilakukan setiap hari
sebelum aktivitas tentang K3L dan program kerja pada semua pihak yang terlibat
dalam proyek Aeon Mixed Use Sentul ini.
2. Safety Induction
Safety induction adalah sebuah latihan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja yang diberikan kepada pekerja baru, kontraktor baru ataupun para tamu yang
baru pertama kali datang di lokasi perusahaan tersebut. Tujuan dari safety
induction ini adalah untuk mengkomunikasikan bahaya-bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja umum yang terdapat selama pekerjaan/kunjungan mereka
sehingga mereka bisa sadar serta bisa melakukan tindakan pengendalian terhadap
bahaya tersebut, program ini wajib dan harus dilaksanakan untuk setiap anggota
baru.
4. Safety Meeting
Melakukan safety meeting secara rutin adalah komponen kunci dari setiap
program keselamatan kerja yang terorganisir. Safety meeting merupakan suatu
pertemuan yang harus dihadiri oleh semua pekerja, supervisor, engineer, foreman,
SHE dan wakil management. Untuk contoh risalah safety meeting terlampir pada
Lampiran 4.2.
5. SHE Patrol
Dilakukan dengan maksud untuk menjaga ketertiban pelaksanaan K3 pada
proyek ini, meliput pemakaian APD dan Safety Work, termasuk pada saat
pelaksanaan alat berat ada proyek ini.
6. SHE inpeksi
Dilakukan untuk pengecekan peralatan pekerjaan yang setiap hari dipakai
untuk membantu mempermudah pekerjaan dilapangan seperti alat berat, Tower
Crane, dan lain- lain, dilakukan sesuai jadwal oleh pihak K3.
2. RAMBU K3.
Berguna sebagai petunjuk atau arahan pada proyek tersebut guna
memberikan pengetahuan umum tentang bahaya yang akan terjadi pada suatu
proyek dan sebagai suatu tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan.
pengunci dibagian kanan dan kiri Body Harnest tersebut dan berguna untuk
penahan tubuh agar tidak terjatuh pada saat berada di ketinggian, yang kedua
adalah Helm Safety yang berguna untuk melindungi bagian kepala dari hantaman
benda keras yang terdapat pada proyek , yang ketiga adalah Rompi yang
dilengkapi dengan sistem Flash Back yang berfungsi untuk pekerja agar mudah
terlihat pada malam hari pada saat melakukan pekerjaan, dan yang terakhir adalah
Safety Boots yang dilengkapi dengan besi dibagian depan sepatu guna melindungi
kaki dari cidera pada saat melalukan pekerjaan.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
V.1. KESIMPULAN
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan selama masa kerja praktek pada
proyek AEON MIXED USE SENTUL CITY ini antara lain:
1. Proyek Pembangunan Aeon Mixed Use Sentul ini merupakan bentuk
kerjasama antara PT. SENTUL CITY(sebagai Owner) , PT.
PEMBANGUNAN PERUMAHAN(PT.PP) sebagai kontraktor dan PT.
ADIGUNA SEKAWAN SEJAHTERA (sebagai konsultan pengawas).
2. Pada proyek ini terjadinya keterlambatan yang diakibatkan oleh pekerjaan
yang tidak sesuai dengan schedule perencanaan di karenakan cuaca yang
kurang baik, gambar kerja yang berubah-ubah dan keterlambatan owner
dalam penyediaan stock material, serta adanya kendala pada beberapa zona
yang mengakibatkan terhambatnya pengerjaan pada proyek ini. Dan
keterlambatan yang terjadi dapat diantisipasi dengan diadakannya rapat
ulang atau rapat koordinasi, kerja lembur dan penambahan alat.
3. Untuk pengendalian dilapangan dilakukan dengan baik dengan cara
mengadakan rapat koordinasi yang dilaksanakan tiap minggu setiap hari
jumat, dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan secara rutin
dilapangan serta tes pada alat dan material yang masuk serta test bahan
material yang akan digunakan.
4. Pengujian laboratorium yang sudah sesuai dengan mutu yang akan dipakai
pada proyek sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi yang direncanakan.
5. Struktur bangunan pada proyek ini menggunakan kontruksi beton bertulang,
untuk ukuran kolom, balok dan platnya berbeda-beda tiap lantainya. Hal ini
dikarenakan pembebanan yang diterima berbeda-beda tiap lantainya.
6. Melihat acuan proyek ini pada SNI 03-2847-2002 dan PBI (Peraturan
Beton Indonesia) , penulangan strukturatas proyek pembangunan Aeon
Mixed Use Sentul ini sudah memenuhi syarat rasio penulangan. Mutu beton
Fc’35 dan fy 500 Mpa
V.2. SARAN
Saran yang ingin penulis sampaikan selama menjalankan pekerjaaan kerja
praktek pada proyek pembangunan Aeon Mixed Use Sentul ini adalah :
1. Untuk pengadaan barang dan material diproyek AEON MIXED USE
SENTUL CITY ini terjadi keterlambatan untuk penyediaan baik dari
pembesian maupun bekisting sehingga terhambatnya waktu pekerjaan. Oleh
karena itu, pengadaan waktu harus tepat pada waktu karena pada suatu
proyek pembangunan, waktu terikat dengan biaya semakin lama waktu
pekerjaan semakin meningkat pula biaya pada proyek tersebut.
2. Meningkatkan koordinasi, komuikasi, serta kerjasama yang baik dilapangan
maupun di kantor agar lebih memperlancar dan mempermudah pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka mengejar target yang telah di tentukan dan juga agar
meminimalisir adanya kesalahan. Karena jika terdapat kesalahan seperti
kesalahan pemasangan, pengecekan ataupun hal lain yang menghambat