Anda di halaman 1dari 76

Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG PROYEK


Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dalam bidang
stabilitas ekonomi yang tinggi telah memberikan dampak yang besar terhadap
tingkat kehudupan masyarakat dan berkembangnya perekonomian umumnya di
Indonesia, dan khususnya di Kabupaten Bogor. Maka terjadi peningkatan pola
hidup di lingkungan masyarakat sehingga kebutuhan manusia semakin hari
semakin meningkat dan beragam. Oleh karena itu , alasan tersebut banyak
pembangunan sarana dan prasarana guna memenuhi kebutuhan – kebutuhan
tersebut.
Meningkatnya kebutuhan akan gedung bertingkat sebagai sarana gedung
di kota seperti di Sentul City, Kabupaten Bogor, adalah alasan utama berdirinya
proyek Aeon Mixed Use Sentul City ini, dan juga sebagai parameter dari pusat
ekonomi karena pertumbuhan penduduk yang menyebabkan lahan untuk
membangun suatu bangunan ini sangat dibutuhkan.
Dari tingginya kebutuhan masyarakat akan bangunan - bangunan
pendukung untuk bekerja serta untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka dibuatlah
bangunan hunian untuk masyarakat yang ingin mempunyai hunian mewah nan
dinamis serta aman dan nyaman.
Melihat kebutuhan tersebut, pihak PT Sentul City Tbk, menujuk general
contractor PT Pembangunan Perumahan(PP Persero) Tbk untuk membangun
proyek Aeon Mixed Use Sentul ini yang berisikan 1 Mall, 4 Apartment , 1 Hotel
dan 1 Office.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dan Tujuan dari Pelaksanaan Kerja Praktek yaitu :
1. Sebagai syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan kurikulum dalam
menempuh jenjang S-1.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 1


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

2. Dapat membuka sekaligus menambah pengetahuan mahasiswa/i tentang


ruang lingkup kerja Teknik Sipil.
3. Melatih mental bagi mahasiswa/i dalam masa pembelajaran sebelum
akhirnya diposisikan di dunia kerja.
4. Dapat mengetahui secara langsung tentang pembangunan suatu struktur
sekaligus sebagai bahan pembanding dengan teori-teori yang didapat
dimasa perkuliahan.

I.2.2 Maksud Dan Tujuan Proyek


Aeon Mixed Use Sentul City (Apartment Tower 4) yang terletak di Bogor
Jawa Barat ini bertujuan untuk :
1. Membangun super block yang berisikan mall, apartment, sekaligus
perkantoran yang berlokasi dikawasan strategis Central Business
District(CBD) yang terletak dikawasan Sentul city.
2. Sebagai suatu wadah hunian yang mampu memberikan kenyamanan
dan keamanan bagi penghuninya.
3. Membuat hunian yang dekat dengan fasilitas umum seperti Mall dan
Perkantoran sehingga memudahkan para penghuninya dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.
4. Sebagai penambahan fasilitas baru di daerah Sentul City mengingat
potensi didaerah tersebut yang letaknya strategis dan akan sangat
berkembang.

I.3. INFORMASI DATA PROYEK


1.3.1 Data Umum Proyek
Adapun data umum dari proyek pembangunan Aeon Mixed Use Sentul
City ini adalah:
1. Nama Proyek : AEON Mixed Use Sentul City
2. Pemilik Proyek : PT. Sentul City
3. Lokasi Proyek : Jl. Mh. Thamrin nomor 57,
Citaringgul, Babakan Madang,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 2


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

16710
4. Jenis Bangunan : Mall & Hunian Appartement
5. Harga Kontrak : Rp 758.890.000.000
6. Paket Pekerjaan :Structure, Architecture &
Plumbing mall
7. Sifat Kontrak : Lump Sum Fixed Price
8. Luas Tower 4
Luas Lahan : 38.078,52 m²
Luas Lantai Konstruksi : 78.036,50 m²
9. Total unit di tower 4 : 725 Unit – 29 Unit Per Lantai
10. Jumlah Lantai
Tower : 32 Lantai
Basement : 2 Lantai
11. Waktu Pelaksanaan : 28 Bulan kalender
Tanggal Mulai : 15 Desember 2016
Tanggal Selesai : 29 Maret 2019
12. Sistem Pembayaran : DP + MonthlyProgress + Retensi
13. Cara Pembayaran : Monthly Progress Payment
14. Masa Pemeliharaan : 1 Tahun
15. Konsultan :
1. Architect : PT. Airmas Asri
2. Structure : PT. Ketira Engineering Consultant
3. MEP : Arkonin Engineering
4. Quantity Surveyor (QS) : PT. Mahesa Karya Pramarta
16. Main Contractor : PT. Pembangunan
Perumahan(PPersero) Tbk
17. Manajemen Konstruksi : PT. Adiguna Sekawan Sejahtera
18. Direct Contractors
1. Escalator, lift, travolator : Thisen Krup
19. PC Rates to LTJO
1. Ready Mix Concrete : PT. SCG Readymix Indonesia &
PT Cemindo Gemilang (Semen

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 3


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Merah Putih)
2. Homogeneus Tiles : Niro Granite

1.3.2 Data Teknis Konstruksi


1. Jenis Pondasi : Boredpile
2. Jenis Konstruksi : Beton bertulang
3. Tinggi Gedung : +117.5 𝑚
 Jumlah lantai adalah 32 lantai
 Dengan Basement (2 lantai)

4. Mutu Beton :
 Lantai Kerja , Fc’ = 10 Mpa
 Pile Cap :
 Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Plat
 Lantai Basement 3,2,1 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Raft , Fc' = 35 Mpa, FA 15%,
Slump 12
 Lantai Basement 2 (drop panel) , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Dinding Basement (Retaining Wall)
 Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 4


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Capping Beam , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,


Slump 12
 Pit Lift
 Lantai Basement 3,2 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Sum Pit , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Balok
 Basement 1,2 , Fc' = 35 Mpa, FA
 10%, Slump 12
 Lantai GF,1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Roof floor & Top Roof Floor , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 5-13 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 14-31, Atap , Fc' = 30 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Tangga
 Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Ramp
 Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Drop Panel , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Shear Wall & Core Wall
 Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai GF,1,2,3 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Roof floor & Top Roof Floor , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 5


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Slump 12
 Kolom
 Lantai Basement 1,2,3 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 5-13 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 14-21 , Fc' = 40 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 22-atap , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 GWT & SPT
 Apartment 1,2,3,4 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Hotel, Mall, Office , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Kolom Tangga Luar , Fc' = 40 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Plat
 Lantai GF,1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 5-13 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 14-31, Atap , Fc' = 30 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Roof floor & Top Roof Floor , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Tangga
 Lantai GF,1,2,3 , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 5-13 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 14-21 , Fc' = 40 Mpa, FA 10%,

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 6


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Slump 12
 Lantai 22-atap , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Dinding Basement (Beda Elevasi) , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Tanggulan
 Lantai GF,1,2, roof, top roof , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Dinding Kolam Renang
 Main Pool, Kid's Pool, Jacuzzi , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12

 Shear Wall & Core Wall


 Lantai 5-13 , Fc' = 45 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 14-21 , Fc' = 40 Mpa, FA 10%,
Slump 12
 Lantai 22-atap , Fc' = 35 Mpa, FA 10%,
Slump 12
5. Luas bangunan
Lantai 5 – Lt. 31 : 1.347.72 m2
Lantai R.Mesin : 279.71 m2
Lantai Atap : 1.410.37 m2
6. Mutu Tulangan
 Ø < 13mm ,U-15 (Polos)(Wire Mesh)
 D >13mm , U-50 (Deform)
 D = 10mm , U-50 Deform
Sesuai data teknis maka terlampir gambar site plan dan gambar tampak
dapat dilihat pada Lampiran 1.1 Site Plan dan Lampiran 1.2 Tampak.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 7


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

I.4. LOKASI PROYEK


Proyek Aeon Mixed Use Sentul City ini berada didaerah Jl. Mh. Thamrin
nomor 57, Citaringgul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16710.
Adapun batas-batas wilayah proyek Aeon ini adalah :
 Sebelah Utara : Vendura Apartment dan Pasar Bersih
 Sebelah Selatan : Plaza Amsterdam dan SPBU Pertamina.
 Sebelah Barat : Giant Mall & Rumah Sakit Pertamedika Sentul.
 Sebelah Timur : Kantor Pembangunan Perumahan(PP) sementara
dan Kantor Pemasaran Apartment Saffron.

Gambar 1.1 Lokasi Proyek I

Gambar 1.2 Lokasi proyek II

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 8


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

I.5. FASILITAS PELENGKAP


Adapun fasilitas yang disediakan disekitar tempat kerja proyek Aeon
Mixed Use Sentul adalah :
1. Kantor General Contrator
2. Kantor-kantor Sub-Kontraktor
3. Ruang Project Manager
4. Ruang Rapat
5. Pos Security
6. Ruang shalat
7. Ruang Makan

I.6. RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK


Aeon Mixed Use Sentul memiliki luas 78.036,50 m² / 1.164.35m dan
terbagi dari 8 zona, yaiu :
1. Zona 1 (Apartment 4)
2. Zona 2 (Apartment 3)
3. Zona 3 (Mall)
4. Zona 4 (Apartment 2)
5. Zona 5 (Mall)
6. Zona 6 (Apartment 1)
7. Zona 7 (Hotel)
8. Zona 8 (Office)
Dan ruang lingkup Kerja Praktek pada umumnya meliputi aspek
manajemen proyek, konsep pelaksanaan struktur dan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dari proyek Aeon Mixed use Sentul ini, disini penulis membatasi
ruang lingkup pembahasan dan focusan tentang Pelaksanaan Struktur Atas pada
Zona 1 Apartment 4.

I.7. PEMBATASAN MASALAH


Penulisan laporan ini merupakan hasil dari apa yang diteliti sekaligus
diamati oleh peulis selama pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan pada
tanggal 14 Agustus 2017 – 14 Oktober 2017, Adapun hal-hal yang disampaikan

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 9


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

meluputi pemasangan bekisting, pembesian dan pengecoran. Ketiga pekerajaan


tersebut dikhususkan pada pembangunan Kolon, Balok dan Pelat pada Lantai 4
Apartment Saffron tower 4, Dalam pelaksanaan pekerjaannya tidak terlepas pada
beberapa masalah yang disertai dengan pemecahan solusi secara baik dan tepat.

I.8. METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini data – data yang diperoleh
berdasarkan :
 Pengamatan secara langsung proses pengerjaan struktur dilokasi proyek.
 Diskusi tanya jawab dengan pembimbing dan pihak – pihak yang terkait
seperti staff tentang beberapa hal yang terjadi dilokasi proyek.
 Gambar kerja dan data lainnya yang sudah disediakan oleh pihak Aeon
Mixed use Sentul ini.
 Dokumen – dokumen Proyek.
 Beberapa literature sebagai bahan pembanding.
 Hasil dokumentasi penulis selama kegiatan Kerja Praktek tentang
pekerjaan dilapangan.

I.9. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulis dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang Penjelasan latar belakang proyek, maksud dan tujuan
dibangunnya proyek tersebut, informasi data proyek, fasilitas pelengkap
yang terdapat di proyek selama proyek tersebut berlangsung, ruang
lingkupnya, metode pelaksanaan kerja praktek serta penjelasan
sistematika pembahasan laporan kerja praktek ini
BAB II MANAJEMEN PROYEK
Pada bab ini menjelaskan tentang para pelaksana proyek dimulai dari
pihak Owner, Manajemen Konstruksi, Konsultan, Kontraktor serta Sub
Kontraktor lengkap dengan penjelasan hubungan kerja, laporan
kegiatan serta system kontrak dan pembayaran dengan tujuan

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 10


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

tercapainya proyek yang tetap menjunjung tinggi mutu, waktu dan


biaya semaksimal mungkin.
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Pembahasan tentang struktur secara menyeluruh berisi uraian
prencanaan proyek sesuai peraturan - peraturan desain yang
dipergunakan, konsep dan syarat mutu yang digunakan.
BAB IV PELAKSANAAN PROYEK
Membahas tentang proses pelaksanaan struktur mulai dari proses
membangun struktur, metode kerja, man power, alat dan bahan yang
digunakan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan umum,
kesimpulan khusus, dan saran dari pembahasan bab-bab sebelumnya.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 11


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

BAB II
MANAJEMEN PROYEK

II.1 PENGETAHUAN UMUM


Manajemen Proyek merupakan suatu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pelaksanaan dan pengendalian dari suatu proyek
oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek
terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja yaitu waktu, biaya, dan mutu.
Pengelolaan aspek- aspek tersebut dengan benar merupakan suatu kunci
keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek, oleh karena itu peranan
manajemn proyek sangat berpengaruh pada keberhasilan atau tidaknya suatu
proyek.
1. Perencanaan (Planning)
Merupakan langkah awal sbelum melaksanakan suatu proyek, dapat
berupa pengumpulan data dan informasi secara maksimal mengenai hal yang
dibutuhkan demi terlaksananya proyek tersebut hingga tahapan atau langkah
yangharus dilaksanakan dan dibuat seakurat dan sedetail mungkin namun tetap
diperbolehkan diubah sesuai keadaan real yang ada selama proyek masih
berlangsung atas persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah pembentukan suatu team yang akan bekerja sama
selama proyek berlangsung dengan tujuan agar proyek dapat berhasil dan selama
proyek berlangasung, kegiatan dapat terlaksana dengan baik, organisasi suatu
proyek atau yang akan lebih dikenal dengan “Struktur Organisasi” akan sangat
berpengaruh dalam penetuan dan pembagian “Job Description”, hingga
penanggung jawab setiap kegiatan selama proyek dan semua staff akan dapat
bekerja sesuai kebutuhan dan dapat bertanggung jawab atas apa yang akan
dilaksanakannya.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Manajemen Proyek yang akan mencakup pelaksanaan sendiri lebih
diberatkan kepada “Koordinasi” dan “Pengarahan”. Koordinasi dapat diartikan

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 12


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

hubungan dalam tim dimulai dari kejelasan tanggung jawab masing-masing staff
agar dapat dibentuk kerja sama yang baik, dan pengarahan sendiri dapat diartikan
suatu tindakan komunikatif dalam team yang dapat saling menunjang satu sama
lain dari masing masing bagian yang menguasai bidangnya demi kesuksesan atau
terlaksananya proyek tersebut.
4. Pengendalian (Controlling)
Terdapat beberapa bentuk Pengendalian (Controlling) pada saat ingin
mendirikan suatu proyek, dan berikut merupakan aspek utama dalam bidang
Pengendalian (Controlling) :
 Pengendalian Biaya, yang bertujuan mencegah kekurangan biaya atau
mencapai nilai ekonomis hingga tidak menyebabkan masalah lebih lanjut
seperti kerugian dari salah satu pihak, hingga terhambatnya proyek
tersebut.
 Pengendalian Mutu, yang tentunya menjadi bagian penting dalam
menjaga kualitas hasil dan hubungan kerja yang akan menjadi tolak ukur
bagus atau tidaknya salah satu pihak dimata pihak yang lain.
 Pengendalian Waktu, juga merupakan salah satu nilai lebih yang akan
berdampak pada kualitas kerja hingga keuntungan yang akan ikut
mempengaruhi biaya dalam proyek tersebut.
Dalam pelaksanaanya sendiri ketiga aspek ini akan saling mengurangi
hingga sulit untuk mencapai nilai maksimum untuk ketiga aspek ini secara
bersama, maka dari itu dengan pengendalian yang baik dapat sekurang kurangnya
mencapai nilai paling efisien untuk ketiga aspek tersebut.

II.2 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


Dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek memperlukan suatu
organisasi yang dapat mengelola pelaksanaan proyek. Organisasi pelaksanaan
pada proyek pembangunan Aeon Mixed Use Sentul ini adalah sebagai berikut:
 Pemberi tugas (owner) : PT. Sentul City
 Kontraktor Utama : PT. Pembangunan Perumahan (PP Persero)
Tbk

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 13


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Konsultan Perencana
Struktur : PT. Ketira Engineering Consultants
Arsitektur : PT. Airmas Asri
MEP : Arkonin Engineering
Quantity Surveyor : PT. Mahesa Karya Pramarta
Strukstur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama –sama
dengan kemampuan dan keahliannya masing – masing untuk mencapai suatu
tujuan sesuai yang telah direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik,
diharapkan akan memberikan hasil kerja yang berkualitas, tepat waktu, dan
efisien.
Pihak-pihak telah ditunjuk untuk bersama-sama menyelesaikan tahapan-tahapan
proyek sesuai dengan ketentuan dan tugas masing-masing. Dalam hal ini struktur
organisasi proyek adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi pada Proyek AEON Mixed Use Sentul City.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 14


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

II.2.1 Owner
Pemilik proyek(Owner) merupakan orang/badan hukum baik swasta
maupun pemerintah yang memiliki kemampuan dana untuk menyelenggarakan
sebuah proyek dan memberikan pekerjaan kepada para pihak penyedia jasa.
Owner pada pembangunan proyek Aeon Mixed Use Sentul ini adalah PT. Sentul
City ,Tugas dan kewajiban dari owner adalah sebagai berikut:
 Berkewajiban untuk memilih pihak dari proyek lain seperti konsultan dan
kontraktor.
 Membiayai semua kebutuhan proyek kepada main kontraktor dan sub
kontraktor sesuai dengan dokumen kontrak.
 Menambah atau mengurangi rencana pembangunan dengan syarat
merupakan keperluan dan tidak mengubah struktur bangunan secara
keseluruhan.
 Memberi tanggapan berupa persetujuan atau penolakan terhadap pekerjaan
apabila tidak sesuai dengan rencana awal.

II.2.2 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah pihak yang membuat perencanaan bangunan
secara lengkap dan mendetail tetapi masih di awasi oleh konsultan pengawas.
Konsultan perencana dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan
spesialis pekerjaannya. Konsultan perencana pada proyek AEON Mixed Use
Sentul City antara lain konsultan Perencana Arsitektur(PT. Airmas Asri),
Struktur(PT. Ketira Engineering Consultants), dan MEP /Mechanical Electric
Plumbing(Arkonin Engineering). Tugas dan kewajiban dari konsultan perencana
adalah sebagai berikut :
 Melakukan tanggapan atas perubahan pekerja yang mengakibatkan pekerja
tambah kurang.
 Melakukan tanggapan atas perubahan gambar kerja yang dibuat
Kontraktor
 Merencanakan proyek sesuai keinginan Owner.
 Membuat gambar dan perhitungan teknis sesuai perencanaan.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 15


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

II.2.3 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh untuk mengawasi
pelaksanaan kerja kontraktor serta mengusulkan, menyetujui, dan menolak
pekerjaan yang diusulkan oleh kontraktor. Sehingga konsultan pengawas
bertanggung jawab kepada pemilik terhadap bangunan itu sendiri, merupakan
bagian dari konsultan yang bertindak mengarahkan atau mengendalikan
opersional proyek dilapangan untuk mencapai sasaran proyek agar sesuai Biaya,
Mutu, dan Waktu dan menjadi pihak yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab
kepada Owner. Pihak konsultan pengawas dari proyek ini adalah PT. Adiguna
Sekawan Sejahtera ,Tugas dan kewajiban dari konsultan pengawas adalah sebagai
berikut :
 Membantu Owner mengarahkan Kontraktor dalam pelaksanannya.
 Pelayanan selama konstruksi dilapangan seperti pengecekan gambar,
menyetujui pembayaran secara berkala untuk kontraktor, menilai hasil kerja
Kontraktor sebagai bentuk tanggung jawab terhadap owner, hingga
menghentikan suatu proses konstruksi jika memiliki alasan yang dapat
disetujui.
 Melakukan pengawasan, pengarahan, dan petunjuk pelaksana pekerjaan
konstruksi termasuk menyetujui kerja Kontraktor agar tetap sesuai rencana.
 Mengawasi langsung kegiatan proyek dilapangan dan meminta keterangan
atau pertanggung jawaban dari Kontraktor jika ada kekurangan dalam
pelaksanaan.

II.2.4 Kontraktor (Main Contractor)


Kontraktor adalah sebuah badan usaha yang mengerjakan atau
membangun pekerjaan konstruksi yang sudah di rencanakan hingga selesai.
Biasanya kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh
pihak pemilik proyek untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab
langsung kepada pemilik proyek, dan selama melaksanakan tugasnya diawasi
langsung oleh Konsultan Pengawas.
Dalam pelaksanaan proyek, pihak kontraktor harus dapat bekerja sama
dengan pihak konsultan manajemen konstruksi sebagai pengawas lapangan yang

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 16


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

mewakili pemilik proyek. Pada proyek pembangunan Apartemen Angello dan


Bella ini pihak kontraktor pelaksananya dipercayakan kepada
PT.PEMBANGUNAN PERUMAHAN(PP) Tbk . Tugas dan kewajiban dari
kontraktor adalah sebagai berikut :
 Menyetujui biaya Sub Kontraktor lalu melakukan pembayaran berdasarkan
progress kerja sesuai perjanjian dalam kontrak.
 Meneliti dokumen kontrak, mengestimasi biaya melalui volume pekerjaan
sebelum mengikuti proses tender.
 Melaksanakan pengawasan keuangan proyek berupa Cost Control.
 Mengatur dan mengawasi pekerjaan Kontraktor bagian lapangan.

II.2.5 Sub Kontraktor


Sub Kontraktor adalah pihak pelaksana konstruksi yang mempunyai
spesialisasi khusus yang dipilih oleh pihak yang membuka penawaran kerja
terlebih dahulu, merupakan badan usaha dalam bidang konstruksi yang ditunjuk
oleh kontraktor utama dengan persetujuan owner melalui konsultan untuk
melaksanakan bagian pekerjaan dalam proyek yang lebih khusus. Sehingga Sub-
kontraktor biasa juga disebut dengan kontraktor spesialis, dan memiliki tenaga
ahli dibidang spesialisnya. Dalam hubungan kerja sub-kontraktor bertanggung
jawab secara penuh kepada kontraktor utama dan menerima pembayaran dari
kontraktor utama.
Tugas dan tanggung jawab sub kontraktor :
 Melaksanakan pekerjaan menurut kontrak yang telah disepakati
 Mengkoordinasi dan mempertanggungjawabkan pekerjaan yang diberikan
oleh kontraktor utama.
 Ikut memeriksa perhitungan dan gambar proyek konstruksi serta segala
perubahan pada gambar proyek tersebut apabila terjadi kesalahan dan
memberitahukan kepada kontraktor utama.
 Bertanggung jawab atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan
 Membuat laporan bulanan atau data yang meliputi perkembangan
pekerjaan pada jangka waktu tertentu

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 17


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

II.3 STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR UTAMA


Kontraktor utama memiliki peran yang paling banyak andil dalam
pembangunan suatu proyek AEON Mixed Use Sentul City, Struktur organisasi
dalam proyek Aeon Mixed Use Sentul ini dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Berikut ini adalah tugas-tugas tiap bagian dan struktur organisasi tersebut:
 Project Manager
Project Manager adalah wakil dari perusahaan yang memimpin tim
kontraktor pada sebuah proyek. Adapun tugas dan tanggung jawab Project
Manager adalah sebagai berikut:

1. Memimpin perencanaan dan pelaksanaan proyek


2. Melakukan koordinasi mengenai jadwal proyek secara keseluruhan.
3. Melakukan pengawasan langsung terhadap kinerja Site Manager dan K3L.
4. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan proyek.
5. Melaporkan hasil kinerja mengenai pencapaian proyek kepada klien.
6. Bertanggung Jawab terhadap hasil mutu pekerjaan bekisting.

 GM Control QC Construction
Tugas dan kewajiban dari GM Control QC Contstruction :
1. Merencanakan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan kegiatan proyek
agar mencapai tujuan atau sasaran. dari proyek sesuai dengan biaya, mutu,
dan waktu yang ditentukan dengan melakukan tugas secara pribadi atau
melalui bawahan.
2. Meninjau proposal proyek atau merencanakan kerangka waktu,
pembatasan dana, prosedur untuk menyelesaikan proyek, merekrut tenaga
kerja, dan pembagian sumber daya untuk setiap tahapan proyek.
3. Menetapkan rencana kerja dan tenaga kerja untuk setiap fase proyek dan
mengatur rekrutmen atau penugasan tenaga kerja proyek.
4. Berunding dengan staf proyek untuk menguraikan rencana kerja dan
untuk menetapkan tugas, tanggung jawab, dan ruang lingkup kewenangan.
5. Mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan tenaga kerja proyek untuk
memastikan proyek berlangsung sesuai jadwal dan sesuai anggaran yang
ditentukan.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 18


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

6. Meninjau laporan yang disiapkan oleh staf proyek dan memodifikasi


jadwal dan rencana yang diperlukan.
7. Mempersiapkan laporan proyek untuk manajemen., klien, atau owner.
8. Berunding dengan staf proyek untuk memberikan saran teknis dan untuk
menyelesaikan masalah.
9. Mengkoordinasikan kegiatan proyek sesuai dengan peraturan pemerintah
atau lembaga pemerintah lainnya.

 SHE-O (Safety Healthy Environment-Officer)


Tugas dan Kewajiban dari SHE-O adalah :
1. Mencegah terhadap terjadinya cedera dan sakit akibat kerja dipalangan.
2. Perbaikan yang berkesinambungan terhadap keselamatan, kesehatan kerja
dan pengelolaan lingkungan dengan melibatkan pihat terkait.
3. Sebagai pelindung akan lingkungan kerja yang sehat dan
mempertimbangkan dampak lingkungan dalam setiap kegiatan kerja.
4. Penggunaan sumber daya yang efisien dalam setiap aktivitas untuk ikut
menjaga kelestarian alam.
5. Menerapkan sistem manajemen SHE agar peraturan peraturan dan
persyaratan dapat berlaku untuk keamanan pekerjaan.
6. Memastikan prosedur K-3 telah dilaksanakan, melaporkan pelanggaran
dan bersama dengan Pelaksanaan Proyek melaksanakan kegiatan
keselamatan kerja, kebersihan lingkungan dan keamanan proyek sesuai
prosedur K-3.

 Site Manager
Tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan Site Manager adalah :
1. Membuat perencanaan kegiatan operasiaonal pelaksanaan proyek.
2. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
3. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
4. Mengontrol pelaksaan operasional pelaksanaan proyek.
5. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana AnggaranProyek.
6. Merencanakan kebutuhan SDM dan teknologi.
7. Merencanakan penggunaan material dan peralatan.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 19


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Quality Control
1. Menegur secara langsung kepada pelaksana, atau mandor apabila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan atau pengadaan material yang
mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.
2. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status kepada
bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat
kualitas bahan.
3. Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan
dapat dicegah,
4. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah
sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.
5. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan dan
bertanggung jawab kepada Site Manager terhadap hasil pekerjaan
bekisting.
6. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.

 Engnineering Manager
1. Membatu mengkoordinasikan penerapan sistem/teknologi konstruksi baru
yang akan diimplementasikan.
2. Melakukan koordinasi dengan Dept.Design terkait pembuatan shop
drawing untuk proyek design and built.
3. Melakukan koordinasi dengan Site Manager dan MEP Coordinator terkait
pekerjaan Engineering.
4. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal (pemilik
proyek/wakil,konsultan,subkontraktor, NSC, supplier) yang beerkaitan
dengan fungsi dan tugasnya.
5. Merencanakan metode kerja dalam lingkup engineering.
6. Merencanakan pembagian kerja antara Engineer Sipil dan Arsitek.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 20


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

7. Merencanakan anggaran tahunan dengan mempertimbangkan efektivitas


dan efisiansi biaya.

 Site Engineering Manager(SEM)


SEM sebagai kepala yang bertanggung jawab ke dalam bidang teknis. Site
manager mengepalai Site Engginer, Drafter, dan metode pelaksanaan. Tugas dan
Wewenang Site Engginer Manager :
1. Berkoordinasi dengan Project Manager dan Site Operational Manager
dalam pembuatan Time Schedule dan metode pelaksanaan pekerjaan.
2. Menganalisa setiap masalah yang ada dilapangan dan mencari solusi yang
tepat.
3. Membuat sebuah metode dalam setiap pekerjaan sehingga dapat selesai
dengan efektif.
4. Mengluarkan gambar shop drawing untuk dikerjakan di lapangan

 Site Operation Manager (SOM)


Site Operation Manager adalah penanggung jawab dalam pelaksanaan
pembangunan proyek berlangsung. SEM mengepalai General Supervisor,
Supervisor dan peralatan.
Tugas dan wewenang SOM :
1. Berkoordinasi dengan PM dan SEM dalam pembuatan time schedule dan
metode pelaksanaan pekerjaan.
2. Memberikan instruksi kerja kepada pelaksana sesuai denga gambar kerja,
Time Schedule dan metode pelaksanaan yang telah dibuat.
3. Mengawasi jalannya pekerjaan dan mengontrol mutu pekerjaan.
4. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan bila hasil pekerjaan tidak memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan.
5. Berkoordinasi dengan Engineer dan Logistic dalam pengadaan material di
lapangan dengan memperhatikan jumlah, spesifikasi teknis dan jadwal
pengiriman material oleh pemasok.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 21


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Site Engginer Manager Biaya(SEM Biaya)


SEM Biaya adalah penanggung jawab dalam hal biaya pembangunan
proyek berlangsung, SEM Biaya mengepalai QS dan Logistik, Tugas dan
wewenang SEM Biaya :
1. Mengontrol pengluaran proyek dalam pekerjaan berlangsung
2. Membeli barang-barang yang diperlukan
3. Menghitng progress dari pekerjaan terebut
4. Mengajukan termint kepada owner

 Site Administration Manager (SAM)


SAM adalah mengatur anggaran rumah tangga team proyek Aeon Mixed
Use Project selama pembangunan berlangsung. SAM mengepalai asisten SAM,
staff akutansi dan staff administrasi. Tugas dan wewenang SAM:
1. Membuat anggaran biaya rumah tangga proyek
2. Mengontrol kesejahteraan karyawan
3. Mengurus segala macam perizinan

 Site Engineer
Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Site Engineer antara lain :
1. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
2. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
3. Menjamin bahwa semua isi dan kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major seperti
pemeliharaan.
4. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak
akan terlambat.
5. Membantu tim lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan
pekerjaan.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 22


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Quantity Surveyor
Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Quantity Surveyor adalah:
1. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk pembuatan
2. Menyiapkan SPK untuk mandor berdasarkan quantity yang sudah dihitung
dan approved shop drawing dan BBS.
3. Memberikan informasi upah Mandor kepada PM / SM berdasarkan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, dalam pembuatan SPK dan opname
Mandor.
4. Menghitung prestasi volume kerja Sub kontraktor dan Mandor dan
pencapaian progress pelaksanaan dilapangan.
5. Menghitung pekerjaan tambah dan kurang / variation order di lapangan
sebelum disetujui oleh Project Manager dan diajukan ke pemberi tugas.
6. Menjabarkan Master schedule menjadi schedule kurva S.
7. Menghitung volume material yang dibutuhkan.
8. Mengontrol permintaan dan pemakaian material.
9. Memonitor pekerjaan tambah dan kurang / variation order di lapangan.

II.4 SISTEM KONTRAK


1. Lump Sum Contract
Lump Sum Contract adalah sebuah perjanjian / persetujuan pelaksanaan
pemborongan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah ditentukan dengan
perhitungan harga secara global. Lump Sum adalah berarti pembayaran yang
dilakukan sekaligus dalam satu waktu saja.
2. Unit Price Contract
Unit Price Contract adalah kontrak di mana volume pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang untuk
menentukan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan.
3. Cost Plus Contract (Cost And Fee)
Cost plus contract adalah suatu perjanjian pelaksanaan pemborongan atas
dasar jumlah biaya dan upah. Digunakan apabila pekerjaan yang telah dilakukan
sesuai dengan perjanjian antara pemilik proyek dengan kontraktor dan memenuhi
beberapa hal, yaitu Ketentuan dan pembayaran biaya kontrak,Batasan dan

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 23


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

pembayaran biaya kontrak, Memperhatikan pengertian umum cara-cara


perhitungan biaya,Penentuan kembali daftar biaya untuk kontraktor.
4. Fixed Price (Harga Pasti)
Fixed Price adalah perjanjian pelaksanaan pemborongan dengan harga
pasti. Disini harga pemborongan telah ditetapkan secara pasti, baik mengenai
kontrak maupun harga satuan. Kontrak meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,
penyelesaian serta pemeliharaan pekerjaan.
5. Provisional Sum
Provisional Sum atau yang biasa disebut sebagai prov sum merupakan
istilah yang digunakan untuk item pekerjaan yang belum pasti dalam hal quantity
ataupun volume pekerjaannya. Dalam hal ini, maka yang mengikat dalam kontrak
adalah harga satuannya saja. Volume maupun quantity yang tertera di dalam
dokumen hanyalah perkiraan dari quantity surveyor. Selanjutnya, volume
pekerjaan tersebut akan dihitung kembali ketika pekerjaan itu dilaksanakan
bersama sama quantity surveyor. Jika dalam kenyataannya pekerjaan tersebut
volumenya lebih kecil dari yang tertera di dalam dokumen , maka kekurangan
tersebut akan menjadi pekerjaan kurang oleh kontraktor. Sebaliknya, jika volume
sesungguhnya di lapangan ternyata lebih besar, maka akan menjadi pekerjaan
tambah. Provisional Sum sering digunakan karena tidak semua pekerjaan dapat
dipastikan quantitynya. Ketidakpastian quantity ini dikarenakan beberapa hal
diantaranya yaitu, Gambar desain belum tersedia, Pekerjaan tersebut berbeda
volume untuk tiap sistem, sedangkan tiap kontraktor pelaksana punya sistem
uniknya tersendiri (misal pekerjaan STP/ Sewage Treatment Plant), Terhambat
oleh kondisi lapangan dll (misal pekerjaan galian).
Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini menggunakan sistem kontrak Fix
Lump Sum, yaitu penggabungan system kontrak Lump Sump dan Fixed Price,
Perhitungan harga pemborongan dilakukan secara mengglobal/menyeluruh dan
harga yang ditetapkan merupakan harga pasti sesuai dengan rincian item
pekerjaan, Dan sistem pembayaran yang disepakati dalam kontrak ialah Monthly
Progress Payment sehingga kontraktor menanggung pembiayaan proyek diawal
kemudian mengajukan atau meng-claim pembayaran sesuai dengan pekerjaan
yang sudah ada setiap bulannya.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 24


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

II.5 PENGENDALIAN PROYEK


Dalam pengendalian proyek perlu diadakan laporan kegiatan. Laporan
Kegiatan ini berfungsi untuk memonitoring atau memantau semua kegiatan
proyek dan mengetahui pekerjaan yang telah tercapai maupun yang belum
dilaksanakan selama pelaksanaan pembangunan proyek, berikut beberapa laporan
yang berguna dalam hal pengendalian proyek.
II.5.1. Laporan Kegiatan.
1. Laporan Harian
Merupakan laporan yang dibuat setiap hari secara tertulis dan terperinci
mengenai kegiatan yang sedang berlangsung. Laporan ini dibuat oleh kontraktor
dan diketahui oleh konsultan pengawas.
Pada Laporan Harian pada umumnya berisikan Jumlah tenaga kerja,
Progress pekerjaan yang dilaksanakan hari ini, Jumlah material dan peralatan
yang dilakukan, Masalah-masalah yang terjadi dalam proyek, waktu dan jam
kerja, Keadaan cuaca, dll. Untuk contoh laporan mingguan terlampir pada
Lampiran 2.2 .
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat berdasarkan atas laporan harian yang bertujuan
untuk mengetahui gambaran tentang kemajuan pekerjaa proyek yang telah dicapai
dalam satu minggu terakhir, untuk contoh laporan mingguan terlampir pada
Lampiran 2.3.
Hal-hal yang terdapat dalam laporan mingguan pada umumnya berisi,
Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan, Kendala yang dihadapi selama satu
minggu dan cara penyelesaiannya, Persentase pekerjaan dalam waktu satu
minggu.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada dasarnya merupakan rangkuman dari laporan
mingguan. Laporan ini dibuat setiap akhir bulan yang memuat proses dari suatu
pekerjaan dan besar volume pekerjaan yang dipantau dalam satu bulan terakhir
serta waktu dan biaya yang telah digunakan dalam periode bulan yang
bersangkutan.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 25


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

II.5.2. Rapat Koordinasi Proyek.


Merupakan Rapat yang dilaksanakan pada waktu tertentu dan merupakan
tempat untuk komunikasi dan untuk mengkoordinasi antar anggota tim
manajemen proyek yang terdiri dari pemilik proyek, konsultan pengawas, serta
kontraktor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan materi rapat tersebut
dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan
proyek tersebut.
Rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama tim manajemen proyek
bersifat resmi / formal dan juga bersifat sensitif dan rahasia, dikarenakan beberapa
alasan. Namun dalam pelaksanaanya kadang bersifat tidak resmi atau informal.
Rapat koordinasi biasanya dilaksanakan setiap hari Jumat Malam sekali
setiap minggu dan di laksanakan di kantor proyek, rutin dan undangannya bersifat
pemberitahuan langsung, agenda rapat yang dibahas sekitar rencana kerja,
kesiapan sumber daya untuk pembangunan, progress pekerjaan dan hal – hal yang
berhubungan dengan kelancaran operasional pelaksanaan proyek ini, peserta yang
mengikuti rapat ini membawa data dan materi untuk diusulkan dan dilaksanakan
koordinasi yang perlu untuk mendapatkan penyeselaiannya, dan rapat koordinasi
ini dipmpin oleh koordinator pelaksana lapangan.

II.6 PENGENDALIAN WAKTU


Salah satu cara dalam hal manajemen proyek yaitu Manajemen waktu /
pengendalian waktu , Manajemen yang dimaksud ini merupakan pengendalian
hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan suatu proyek, bagaimana proyek tersebut
dapat berjalan tepat pada waktunya dan sesuai dengan rencana.
Dalam pengendalian yang optimal suatu proyek maka diperlukan
penanganan khusus dari pihak manajemen. Sedangkan dalam aplikasinya
diperlukan keterlibatan seluruh elemen pada tiap tingkat organisasi dalam proyek.
II.6.1 Schedule Proyek
Pengendalian waktu dalam suatu proyek difungsikan agar proyek tersebut
dapat berjalan tepat pada waktu dan tentunya akan sesuai dengan rencana,
pengendalian waktu dalam suatu proyek dapat dilakukan dengan cara membuat
jadwal pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule). Beberaoa hal yang harus

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 26


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

diperhatikan dalam pembuatan jadwal pelaksanaan antara lain Keadaan lapangan,


Keadaan cuaca, keadaan sarana transportasi, Jenis dan volume pekerjaan, dan
Kemampuan Tenaga kerja.
1. Diagram Batang
Biasanya digunakan sbelum tender dan berguna untuk mengetahui waktu
pelaksanaan proyek secara global. Namun sistem ini mempunyai kelemahan
antara lain :
a) Sulit untuk dimonitor penyimpangannya pada pertengahan pekerjaannya.
b) Kurang memberikan gambaran dari ketergantungan antara suatu kegiatan
dengan kegiatan yang lain.
c) Tidak diketahui kegiatan yang kritis serta tidak dapat mengetahui adanya
tenggang waktu untuk kegiatan yang tidak kritis

2. Kurva-S(S-Curve)
Kurva – S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan hubungan
antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan
atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian
pada kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang
disusun berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila
terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam
melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka
pengendalian
proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan dalam pengendalian
suatu proyek.
Kurva-S ini berfungsi sebagai alat pengontrol pekerjaan dilapangan(Dalam
Persentasi), sebagai referensi atau pegangan pihak owner dalam mengevaluasi
prestasi, dan untuk mengontrol pembayaran.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 27


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

1. Kurva-S rencana terhimpit dengan kurva – S

Progress (%) Aktual = Plan

Date (Time)

Gambar 2.2 Kurva-S rencana dan aktual terhimpit


Kondisi ini menunjukan bahwa pelaksanaan dilapangan sesuai dengan
perencanaan prestasi dan jadwal rencana pelaksanaan diawal.

2. Kurva – S aktual diatas kurva – S rencana.

Aktual
Plan
Progress (%)

Date (Time)

Gambar 2.3 Kurva-S aktual diatas rencana


Kondisi ini menunjukan bahwa pelaksanaan dilapangan melampaui target
dari apa yang sudah direncanakan.

3. Kurva – S aktual dibawah kerva – S recana.


Plan
Aktual
Progress (%)

Date (Time)

Gambar 2.4 Kurva-S aktual dibawah rencana


Kondisi ini menunjukan bahwa pelaksanaan dilapangan telah terlambat
dari rencana dari awal pelaksanaan atau tidak sesuai dengan target.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 28


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Pada Proyek Aeon Mixed Use Sentul ini menggunakan software Microsoft
Project atau Diagram Batang dan kurva-s dalam menyusun schedule waktu
pekerjaan. Untuk kurva-S pelaksanaan pekerjaan untuk proyek Aeon Mixed Use
Sentul ini terlampir pada Lampiran 2.4. Proyek ini meliputi kegiatan Struktur
bawah dan Struktur atas pada setiap zona mall,apartmen,office dan hotel yang
terdiri dari pelat, balok, kolom dan beton bertulang cor ditempat. Masa kerja
praktek dari tanggal 14 Agustus 2017 sampai 14 Oktober 2017, sehingga dalam
waktu tersebut dapat dilihat mengenai rencana schedule waktu pekerjaan, pada
saat pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini proyek ini masih menargetkan untuk
pengerjaan tahap 1 dari pembangunan proyek ini yaitu mencapai target Toping off
pada daerah Mall, dan pembangunan lantai 1-5 Apartman 4(Apartment Saffron)
pada zona 1 yang di targetkan sampai tanggal 30 September.
Sedangkan pada saat berlangsungnya kerja praktek, pekerjaan actual
dilapangan adalah pada tahap pembangunan mall yang masih mencangkup
pekerjaan lantai 3 pada areal Mall dan pengerjaan lantai 4 pada daerah Apartment
4 zona 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi keterlambatan pekerjaan pada
proyek Aeon Mixed Use Sentul, dan berdasarkan informasi yang diperoleh selama
Kerja Praktek , terjadi keterlambatan / slowdown pada proyek ini yang
diakibatkan karena beberapa faktor, antara lain kendala cuaca buruk pada proyek
ini yang mengakibatkan kegiatan pada proyek ini terganggu, gambar kerja yang
tidak sesuai dan cenderung masih akan berubah mengikuti situasi dan kondisi,
keterlambatannya peralatan dan kedatangan material, dan adanya kendala pada
sisi barat proyek ini yaitu pada sisi Giant Mall yang mengalami kendala pada
sistim penguatan tanah pada daerah tersebut sehingga mengakibatkan proyek
Aeon Mixed Use Sentul harus menahan pengerjaan pada areal tersebut dan diganti
ke pekerjaan perbaikan Dinding penahan tanah pada areal sisi timur Giant Mall.
Untuk menyiasati beberapa keterlambatan yang terjadi pada proyek Aeon
Mixed Use Sentul City ini ada beberapa cara yaitu untuk kendala cuaca yang tidak
menentu, dapat di siasati dengan, jika pada proyek tersebut terjadi hujan dan
cenderung mengganggu kegiatan pekerjaan di proyek ini, kegiatan dialihkan ke
beberapa spot atau zona yang sekiranya dapat dikerjakan sehingga pada proyek
tersebut proses pengerjaannya tidak berhenti. Untuk kendala gambar kerja yang

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 29


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

tidak sesuai dan cenderung berubah diantisipasi dengan cara dilakukannya


koordinasi oleh pihak Kontraktor, Konsultan dan Owner berupa rapat yang
diadakan dalam kurun waktu, dan bila gambar sudah disetujui, dicek kembali oleh
Kontraktor apakah proyek Aeon ini sudah sesuai pada gambar kerja berupa “Map-
ing” seluruh zona pada proyek ini. Untuk keterlambatan material terutama besi,
disiasati dengan penambahan lebih jumlah stock besi pada proyek ini. Dan yang
terakhir adalah kendala pada sisi barat proyek ini yaitu berupa longsor yaitu
disiasati dengan pengerjaan yang dibantu menggunakan beberapa alat berat dan
penambahan pekerja, untuk pengerjaan Dinding penahan tanah proyek tersebut,
dan dalam segi struktur yang terganggu disiasati dengan penambahan Tower
Crane pada zona 1 Apartmant 4(Apartment Saffron).

II.7 PENGENDALIAN MUTU


Pengendalian mutu proses konstruksi harus diarahkan pada upaya untuk
memenuhi persyaratan dan segenap kebutuhan pemberi tugas (owner). Seperti
diketahui kebutuhan tersebut dinyatakan dalam bentuk kriteria perencanaan yang
akan memandu secara keselurahan proses rekayasa, perencanaan dan penyusunan
spesifikasi teknis.
Pengendalian mutu bersifat mendasar dan harus diterapkan pada seluruh
proyek, baik pada perencanaan maupun konstruksi fisiknya. Agar upaya
pengendalian mutu dapat terlaksana dengan baik, maka seluruh tahap
perencanaan, langkah demi langkah dan pengambilan keputusan harus
dihubungkan dengan satu titik kontrol.Sehingga perencanaan yang sedang
dikembangkan ditinjau secara formal. Dan sudah selayaknya apabila upaya
pengendalian mutu mendapatkan perhatian khusus karena erat kaitannya dengan
faktor pembiayaan, perencanaan dan pengadaan. Semakin tinggi tingkat
pengendalian mutu, tentu memerlukan tingkat pembiayaan yang tinggi juga.
Pada prinsipnya pengendalian mutu adalah :
 Mengarahkan agar pelaksanaan ekonomi sesuai dengan spesifikasi teknis
dan dokumen kontrak.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 30


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Mencakup pertimbangan ekonomi dan penetapan jenis material metode


konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa perencanaannya telah
memenuhi syarat peraturan pembangunan.
Unsur utama pengendalian mutu pada tahap konstruksi fisik adalah
pengawas lapangan. Sehingga dalam prihal ini, konsultan pengawas bertanggung
jawab agar kegiatan harian kontraktor memberi hasil akhir yang sesuai dengan
spesifikasi kontrak. Dan pengendalian mutu juga bersinggungan dengan bahan /
material yang digunakan. Agar mutu material sesuai dengan rencana, maka
dilakukan perngujian mutu material. Beton yang digunakan harus melalui proses
uji tekan dan baja melalui proses uji tarik. Hasil pengujian Uji Slump terlampir
pada Lampiran 2.5. Test Uji Kuat Tekan Beton terlampir pada Lampiran 2.6 , Uji
Tarik dan Lengkung Statis BjTS terlampir pada Lampiran 2.7.

II.8 PENGENDALIAN BIAYA


Pengendalian biaya ini bertujuan untuk menjamin bahwa biaya final
proyek tidak melebihi anggaran.Biaya proyek dibagi menjadi dua, yaitu Fixed
Cost dan Variabel Cost.Fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan berdasarkan
RAB sedangkan, variabel cost adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin pada
setiap bulan seperti gaji karyawan, kebutuhan kantor (listrik, telpon, ATK, dan
lain – lain), kebutuhan K3.

Untuk menghindari pembengkakan biaya pada proyek, maka konsultan


manajemen konstruksi melakukan tugas – tugas sebagai berikut :
1. Mengadakan evaluasi terhadap estimasi biaya, alokasi dan cash flow untuk
semua kegiatan proyek, serta memberikan rekomendasi berupa koreksi –
koreksi sehubungan dengan program pencapaian sasaran secara efisien.
2. Menekan seminimal mungkin penyimpangan – penyimpangan pekerjaan,
terutama yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas material dan
kegiatan konstruksi.
3. Menekan waktu pelaksanaan sesuai dengan waktu rencana awal.
4. Membuat laporan keuangan proyek yang dilengkapi dengan cash
disdursement Secara periodic serta mengevaluasinya terhadap kurva – S.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 31


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Dari rencana anggaran pelaksanaan dapat diketahui besarnya volume


pekerjaan, berapa banyaknya material yang dibutuhkan, jumlah realisasi biaya
pekerjaan ini harusnya lebih kecil atau lebih besar, supaya didapat keuntungan
untuk perusahaan.Penekanan biaya dapat dilakukan dengan adanya inovasi –
inovasi baru dibidang pelaksanaan tanpa mengurangi kualitas dari mutu bangunan
itu sendiri.

II.9 PENGENDALIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Sumber daya manusia dan tenaga kerja adalah salah satu factor penting
dalam proyek konstruksi. Karena sumber daya manusia inilah yang akan
merealisasikan wujud fisik proyek konstruksi. Pengaturan sumber daya manusia
ini menjadi sangat penting agar proses kegiatan dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Peraturan dan penjadwalan sumber daya manusia dalam proyek konstruksi
ini menghindari dari terjadinya kelebihan dan kekurangan tenaga kerja pada suatu
item pekerjaan atau kurun waktu tertentu.
Tenaga kerja yang digunakan pada proyek Apartemen Gardenia @ Bogor
merupakan tenaga ahli yang telah memiliki banyak pengalaman dalam bidang
proyek serupa. Penyedia tenaga kerja pada proyek ini berasal dari kontraktor.
Tenaga kerja yang ada pada proyek ini selain tenaga kerja profesional seperti
pengawas dari owner, konsultan, kontraktor, juga terdapat tenaga kerja pelaksana
seperti tukang kayu, tukang batu, tukang besi, tukang bekisting, tukang cor, dan
lain-lain.

II.10 PENGENDALIAN K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan
dan keselamatan lingkungan kerja.[1] K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga
pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi
lingkungan kerja.
Pekerjaan konstruksi bangunan merupakan kompleksitas kerja yang
melibatkan bahan bangunan, pesawat / instalasi peralatan, tenaga kerja dan

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 32


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

penerapan teknologi yang dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja


bahkan kematian dan kerugian material. Sesuai dengan Undang-Undang No.1
Tahun 1970, dimana tertulis ruang lingkupnya adalah:
o Dilakukan pekerjaan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan
atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya.
o Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau air.
o Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh, terperosok, hanyut atau
terpelanting. Ahli K3 Konstruksi adalah ahli atau ekspert dari kontraktor
yang ditunjuk oleh menaker untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang
K3.

II.10.1 Dasar Hukum K3 dan Bangunan


Pengawasan K3 konstruksi dan sarana bangunan mempunyai mekanisme
terutama mekanisme yang menyangkut administrasi teknis K3 yang wajib
dilaksanakan oleh pelaksana konstruksi (kontraktor), khususnya keberadaan wajib
lapor pekerjaan/proyek konstruksi bangunan dan akte pengawasan
ketenagakerjaan tempat kerja konstruksi. Dalam melaksanakan dan menjalankan
prosedur K3, ada dasar hukum yang berlaku diantaranya yaitu :
o Undang-Undang Dasar 1945.
o Undang-Undang No.1 Tahun 1970.
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi
Bangunan yang terdiri dari : Kewajiban administrasi teknis K3 dan
kewajiban teknis K3 bagi pelaksana konstruksi.
o Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No.Kep.174/Men/1986 dan No.104/Kpts/1986.

II.10.2 Penanganan Pekerjaan


Pekerjaan penanganan bahan dapat mengakibatkan resiko kecelakaan kerja
yang tinggi, dimana pekerjaan tersebut meliputi : mengangkat, memindahkan, dan
menyimpan bahan yang dapat menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan
mesin (hardware devices). Dengan penanganan bahan yang baik dapat dicapai

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 33


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

penghematan waktu dan mengurangi atau meminimalkan terjadinya kecelakaan.


Jenis-jenis dan alat yang digunakan untuk penanganan bahan adalah dengan :
o Tenaga manusia (Manual Handling)
Pekerja harus mengetahui cara-cara mengangkat dan membawa secara
tepat.Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pekerja adalah : Kapasitas fisik,
sifat beban/bentuk, keadaan lingkungan kerja, latihan mengangkat/membawa
material.
o Tenaga mesin (Mechanical Handling)
Digunakan jika beban tidak dapat diangkat secara manual karena beberapa
hal, misalnya terlalu berat, terlalu besar, dll. Jenis-jenis alat yang sering dipakai
adalah peralatan angkat, pita transport, pesawat angkut, alat angkut rel.
Mekanisme penanganan bahan yang baik dan benar akan mendatangkan manfaat
sebagai berikut :
1. Menghemat waktu
2. Mengurangi kecelakaan kerja
3. Meningkatkan produktifitas
4. Menghemat ruangan
Agar penanganan berjalan aman dan selamat, maka harus dipertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Mengerti proses pengangkatan/pengangkutan yang dilakukan tepat dan
cepat.
2. Segala sumber bahaya dan penghalang pada rute harus disingkirkan.
3. Pada titik akhir harus dipastikan keamanan sekitar agar tiba dengan
selamat.
4. Bahan dan alat konstruksi harus diperiksa terlebih dahulu.

II.11 PROSEDUR KERJA


Prosedur kerja pada proyek ini khususnya pekerjaan struktur adalah
sabagai berikut :
1. Kontraktor mengajukan list shopdrawing kepada konsultan MK.
2. List shopdrawing diperiksa konsultan MK, dan jika perlu direvisi sebelum
akhirnya disahkan oleh konsultan MK.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 34


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

3. Gambar yang telah disahkan dijadikan sebagai gambar master dan


diperbanyak untuk disebarkan kepada pelaksana lapangan.
4. Kontraktor menyiapkan tenaga kerja, alat dan material yang digunakan.
5. Kontraktor menyiapkan lokasi.
6. Pelaksana diawasi oleh konsultan MK.
7. Kontraktor membuat as built drawing setelah pekerjaan selesai.
8. As built drawing diserahkan kepada owner.

II.12 RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)


RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) adalah pedoman penting dalam
melaksanakan suatu proyek di samping gambar. Sehingga penting untuk direview
dan dipahami seawal mungkin untuk kelancaran pelaksanaan proyek.
RKS adalah bagian dari dokumen kontrak disamping ketentuan kontrak,
gambar, dan dokumen lainnya. Sehingga RKS adalah salah satu pedoman penting
dalam melaksanakan proyek. Umumnya isi dari RKS terdiri dari tiga bagian, yaitu
Umum, Administrasi, dan Teknis. Namun ada pula yang menambahkan dengan
bagian Keterangan dan Syarat Pelaksanaan. Berikut penjelasannya :
o KETERANGAN. Dijelaskan mengenai pihak-pihak yang terlibat, yaitu
pemberi tugas, konsultan, perencana, konsultan pengawas, dan penyedia jasa.
Termasuk hak dan kewajiban dari setiap pihak tersebut. Disebukan pula
lampiran-lampiran yang disertakan, dengan menyebutkan macam-macam
gambar dan jumlah selengkapnya.
o PENJELASAN UMUM, berupa : (i) jenis pekerjaan, informasi tentang jenis
pekerjaan yang akan dikerjakan, (ii) peraturan-peraturan atau code yang akan
digunakan, penjelasan mengenai berita acara penjelasan pekerjaan dan
keputusan akhir yang akan digunakan, (iii) status dan batas-batas lokasi
pekerjaan beserta patok duga yang digunakan.
o SYARAT TEKNIS, adalah rincian syarat teknis setiap bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan dimulai pekerjaan persiapan sampai dengan finishing.
o SYARAT PELAKSANAAN, berupa penjelasan lengkap atas : (i) Rencana
Pelaksanaan Pekerjaan , misalnya pembuatan Time Schedule, Perlengkapan
kantor, Perlengkapan di lapangan sesuai dengan Peraturan Kesehatan dan

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 35


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Keselamatan Kerja. (ii) Persyaratan dan Pemeriksaan bahan yang akan


digunakan, baik secara visual maupun laboratorium beserta jumlah sample yg
harus di uji. (iii) Rencana Pengaturan Pelaksanaan ditempat pekerjaan,
misalnya letak dan besar kantor proyek dan direksi, system aliran material di
lokasi pekerjaan, letak peralatan konstruksi, lokasi barak pekerja, bengkel
kerja, dan tempat-tempat penyimpanan material beserta sistemnya.
o SYARAT ADMINISTRASI, yaitu penjelasan tentang tata cara proses
administrasi yang harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan. Dalam
peraturan administrasi dibedakan pula antara peraturan administrasi keuangan
dan teknis. Administrasi keuangan mencakup hal-hal sebagai berikut : Harga
penawaran termasuk didalamnya biaya pelelangan, ketentuan apabila terjadi
Pekerjaan tambah kurang, persyaratan yang harus dipenuhi dari setiap jenis
jaminan yang digunakan (Tender bond, performance bond), ketentuan denda
yang disebabkan karena keterlambatan, kelalaian pekerjaan, pemutusan
kontrak dan pengaturan pembayaran kepada Kontraktor, resiko akibat kenaikan
harga upah dan bahan. Administrasi Teknis memuat hal-hal sebagai berikut:
ketentuan apabila terjadi perselisihan beserta cara-cara penyelesaiannya,
syarat-syarat penawaran, tata cara pelelangan, kelengkapan surat penawaran,
ketentuan penyampaian dokumen penawaran dan sampul penawaran, syarat
peserta lelang dan sangsi apabila terjadi pelanggaran, dll. Hal lain yang
dijelaskan adalah peraturan penyelenggaraan, misalnya pembuatan laporan
kemajuan pekerjaan (progress), penyerahan pekerjaan dan pembuatan
schedule.
RKS harus dibuat lengkap dan rinci yang dibuat oleh konsultan untuk
bahan review oleh kontraktor. RKS harus memperhatikan lingkup pekerjaan
dan tingkat kesulitan pekerjaan. Syarat material harus memperhatikan
ketersediaan material tersebut di pasaran. Review RKS sangat penting. Banyak
kejadian dimana RKS tidak applicable terhadap kondisi aktual di lapangan.
Semua pihak, wajib melakukan review RKS demi pelaksanaan proyek yang
baik dan lancar.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 36


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

BAB III
PERENCANAAN PROYEK

III.1 URAIAN UMUM


Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dalam bidang
stabilitas ekonomi yang tinggi telah memberikan dampak yang besar terhadap
tingkat kehudupan masyarakat dan berkembangnya perekonomian umumnya di
Indonesia, dan khususnya di Kabupaten Bogor. Maka terjadi peningkatan pola
hidup di lingkungan masyarakat sehingga kebutuhan manusia semakin hari
semakin meningkat dan beragam. Oleh karena itu , alasan tersebut banyak
pembangunan sarana dan prasarana guna memenuhi kebutuhan – kebutuhan
tersebut.
Perencanaan merupakan tahap yang penting dalam merealisasikan ide
ataupun hal yang akan dilaksanakan suatu proyek. Pekerjaan perencanaan ini
sangat penting oleh karena itu diperlukan data-data yang konkrit dan akurat yang
bersifat teknis maupun non teknis. Perencanaan yang tepat akan menghasilkan
suatu rancangan yang baik, ekonomis, dan mudah pengerjaannya. Pada umumnya
perencaan suatu proyek harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
o Mutu yang baik untuk setiap hasil pekerjaan.
o Biaya proyek yang ekonomis dan efisien pada saat pengerjaan
pembangunan proyek tersebut.
o Konstruksi yang kuat.
o Waktu pelaksanaan yang sesuai waktu dan tepat dengan yang telah
direncanakan.
Dalam struktur bangunan terdiri dari beberapa bagian yang saling
berkaitan dan mendukung satu sama lain. Struktur bangunan terdiri dari pondasi,
balok, kolom, pelat dan struktur atap.

III.2 PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN


Pada saat perencanaan bangunan Proyek Kota Kasablanka 3, dasar
perhitungan dan peraturan teknis pembangunan yang digunakan mengacu pada
standard / peraturan-peraturan berupa :

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 37


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

a. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau


Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare
Warken(AV) 1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia(DTPI)
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).
d. Tata Cara Perancangan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung (SNI-1726:2012).
e. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik(PUIL) 1979 dan
PLN setempat.
g. Persyaratan Beton Strukturan untuk Bangunan Gedung(SNI-2847:2013).
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
i. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
j. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
k. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SKBI-
1987).
l. Tata cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung(SNI-03-1729-
2002).
m. Peraturan Pengecatan NI-12.

III.3 PERENCANAAN BANGUNAN


Konsep perencanaan pembangunan proyek Kota Kasblanka 3 ini
meliputi beberapa hal yang akan dibahas lebih lanjut dan dijelaskan berikut ini:
III.3.1 Struktur Bawah
Struktur bawah suatu gedung berfungsi untuk memikul beban bangunan
dan beban-beban lain yang harus diperhitungkan penyalurnya kedalam tanah
hingga kedalaman tertentu. Lapisan tanah harus menahan beban-beban tersebut
tanpa mengalami settlement yang berarti. Pelaksanaan struktur bawah meliputi
beberapa pekerjaan yang satu dengan yang lainnya. Adapun pekerjaan yang
dilaksanakan dan unsur-unsur struktur bawah meliputi :

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 38


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

1. Pondasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menentukan jenis pondasi
yang akan digunakan, antara lain :
 Kedalaman lapisan pendukung.
 Letak muka air tanah.
 Beban bangunan atas yang harus disalurkan ketanah.
 Keadaan area atau lapangan.
 Kawasan dari lingkungan sekitar.
Berdasarkan pertimbangan diatas serta didukung oleh hasil penyelidikan
tanah maka, struktur pondasi yang digunakan pada proyek Aeon Mixed Use
Sentul ini menggunakan Bored Pile. Denah Bore pile terlampir pada Lampiran
3.1.
 Mutu Beton : Fc’30 Mpa
 Bored Pile Ø1000 & Ø800
2. Pile Cap.
Pile Cap adalah pengikat, yang mempersatukan beberapa pondasi yang
didesain dari beton bertulang, yang difungsikan sebagai tempat kolom berdiri
sehingga didapat keadaan beban dari struktur atas dapat didistribusikan ke tanah
melalui pondasi. Denah Pile cap terlampir pada Lampiran 3.2. Pile cap memiliki
spesifikasi sebagai berikut :

No. Type Pile Cap Dimensi Tebal Diameter Besi

1 PC1A 1600x1600 1400 D19


2 PC1 2000x2000 1400 D19
3 PC2 4500x2000 1400 D25 & D19
4 PC2A 4950x2000 1400 D25 & D19
5 PC2B 4112x1600 1400 D25 & D19
6 PC2C 3308x1600 1400 D25 & D19
7 PC3 4500x4165 1400 D25
8 PC3A 2000x7000 1400 D25 & D19
9 PC3B 7000x2250 1400 D25 & D19
Tabel 3.1 Tipe dan Dimensi Pile Cap

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 39


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

3. Tie Beam.
Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada bangunan gedung
atau bangunan yang menggunakan pondasi dalam atau pondasi dangkal setempat.
Tie beam ini terletak di atas tanah dan di atas pondasi dangkal setempat seperti
pondasi footplat ataupun pondasi dalam. Tie beam ini sama dengan balok hanya
saja letaknya di struktur bawah. Berikut perbedaan antara sloof dan tie beam.
 Tie beam biasanya berukuran lebih besar dibanding dengan sloof. Ukuran
tie beam sangat tergantung dari bentang antar pondasi/kolom dan besarnya
beban bangunan
 Pembesian tie beam sangat variatif tergantung dari desain konsultan
struktur. Perhitungan struktur hanya dilakukan oleh konsultan struktur dan
kemungkinan antara proyek satu dengan yang lain akan berbeda dari segi
ukuran maupun penggunaan besi beton.
 Tie beam menumpu langsung ke tanah sehingga penulangan pada tie beam
pun berbeda dengan penulangan balok
 Dari segi struktural, tie beam berfungsi sebagai pengaku antara pondasi
satu dengan yang lainnya sehingga tingkat kekakuan dari struktur bawah
meningkat.
 Tie beam biasa digunakan pada bangunan besar yang mempunyai struktur
bawah. Fungsi tie beam ini sama dengan perkuatan pondasi dan mengaku
seluruh bangunan gedung.
4. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu struktur konstruksi yang dibangun
untuk menahan tanah yang mempunyai kemiringan dimana kemantapan tanah
tersebut tidak dapat dijamin oleh tanah itu sendiri.Bangunan dinding penahan
tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah gayalateral yang ditimbulkan oleh
tanah urugan atau tanah asli yang labil akibat kondisi topografinya.

III.3.2 Struktur Atas


Berbeda dengan struktur bawah yang menderita seluruh beban pada suatu
bangunan, struktur atas hanya diwajibkan untuk memikul beban badan strukturnya
sendiri dan beban yang bekerja di atas badan strukturnya, berfungsi sebagai
penahan beban tetap (Beban mati dan beban hidup) dan beban sementara (Beban

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 40


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

gempa dan beban angin). Namun peranannya ini tidak dapat disebut ringan,
karena keterkaitan antara unsur struktur yang satu dengan yang lainnya saling
mempengaruhi. Badan struktur atas pun berbeda-beda, yang disebabkan oleh
kebutuhan fungsinya.
1. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur, merupakan
komponen struktur yang digunakan terutama untuk mendukung beban aksial
tekan, kolom harus direncanakan dengan ketelitian tinggi karena kolom adalah
struktur utama dalam menentukan kestabilan konstruksi.
Selain berfungsi menahan beban aksial akibat beban diatasnya, kolom ikut
serta berfungsi melanjutkan penyaluran beban kepondasi maka dari itu kolom
harus direncanakan untuk menahan beban terfaktor yang bekerja pada semua
lantai berikut atap dan menahan momen maksimum yang terjadi.
Bentuk dan dimensi kolom menjadi bervariasi tergantung pada desain
arsitektur maupun kebutuhan struktur. Pada proyek pembangunan Apartment 4
Aeon Mixed Use Sentul ini, bentuk dan dimensi kolom berbeda- beda sesuai
dengan lokasi dan beban yang bekerja/ Bentuk jenis kolom yang di gunakan
adalah berbentuk persegi dengan mutu beton yang bervariasi yaitu antara Fc’45,
Fc’40 dan Fc’ 35 dan BJTD 50 dengan Slump 12. Gambar kerja lantai 1-5
terlampir dan detail kolom terlampir pada Lampiran 3.3 . Berikut adalah tipe dan
dimensi kolom yang digunakan yaitu :
Ukuran Tulangan
Lantai Tipe Kolom
Kolom(mm) Utama Sengkang
KA1 700x1500 34D25 D10-150
KA2 700x1300 28D25 D10-150
2~5
KA1A 700x1500 34D25 D10-150
KA2A 700x1300 28D25 D10-150
Tabel 3.2 Tipe dan Dimensi Kolom

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 41


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini, ukuran dan dimensinya kolom
berbeda-beda sesuai dengan tempat dan beban yang bekerja. Ukuran terbesar
kolom yang berbentuk persegi pada proyek ini adalah 70/130.
Menurut PBI (Peraturan Beton Indonesia 1971) :
 Diameter tulangan tidak boleh diambil kurang dari 12mm.
 Tebal selimut beton minimum pada balok 40mm.
 Luas tulangan 28 D25 = 28 x 491 = 13748 (Lampiran 3.4. Tabel Beton)
 Dimensi kolom 700 x 1300 = 910000mm2
𝐿𝑢𝑎𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 𝑥 100%
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛

13748 𝑚𝑚2
= 910000 𝑚𝑚2 𝑥 100% = 1.51 %

Maka rasio tulangan kolom type KA2 pada lantai 2~5 memenuhi syarat
PBI 1971 Bab 9.7, yaitu antara 1% - 6%.

2. Balok
Balok adalah elemen struktur yang berfungsi menyalurkan gaya dan torsi
dari pelat ke kolom. Penulangan lentur (longitudinal) balok dirancang berdasarkan
lima kombinaasi pembebanan antara beban mati, beban hidup dan beban gempa.
Dari perhitungan luas tulangan yang dibutuhkan berdasarkan ketentuan akan
ditetapkan diameter tulangan, jumlahnya, dan diperiksa tata letaknya. Kemudian
berdasarkan tulangan terpasang tersebut dan dengan tegangan leleh tulangan yang
besarnya 1,25 kali tegangan leleh yang direncanakan, dihitung momen kapasitas
balok.
Tulangan sengkang balok dirancang berdasarkan gaya geser yang
dikembangkan berdasarkan momen kapasitas balok. Adapun fungsi sengkang
adalah untuk :
 Menahan sebagian gaya geser pada bagian yang retak.
 Mencegah penjalaran retak diagonal sehingga tidak menerus kebagian
tekan beton.
 Memberi kekuatan tertentu terhadap terlepasnya beton karena umumnya
sengkang mengikat tulangan longitudinal.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 42


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Pada Apartment 4 proyek Aeon Mixed Use Sentul ini, ukuran dan dimensi
balok berbeda- beda sesuai dengan tempat dan beban yang bekerja. Bentuk jenis
balok yang digunakan adalah berbentuk persegi. Jenis balok yang digunakan
menggunakan mutu beton Fc’35 & Fc’30 dengan Slump 12. Dan pada lantai 2
sampai dengan 5 adalah menggunakan mutu beton Fc’35. Gambar kerja Lantai 1-
5 terlampir dan Detail balok terlampir pada Lampiran 3.5. Adapun ukuran balok
yaitu :
Tipe Dimensi
Lantai Bagian Tulangan Atas Tulangan Bawah Sengkang
Balok Balok
Tumpuan 7D19 4D19 D10-100
BA1 350 x 750
Lapangan 3D19 4D19 D10-150
Tumpuan 7D19 4D19 D10-100
BA1A 350 x 750
Lapangan 4D19 4D19 D10-150
Tumpuan 10D19 5D19 1,5D10-100
BA1B 350 x 750
Lapangan 4D19 8D19 1,5D10-100
Tumpuan 5D19 3D19 D10-100
BA2 350 X 600
Lapangan 3D19 4D19 D10-150
Tumpuan 6D19 4D19 D10-100
BA2A 350 x 600
Lapangan 3D19 4D19 D10-150
Tumpuan 3D19 3D19 D10-100
2~5 BA3 350 x 400
Lapangan 3D19 3D19 D10-150
Tumpuan 5D19 4D19 1,5D10-100
BA3A 350 x 400
Lapangan 4D19 4D19 1,5D10-150
Tumpuan 3D16 3D16 D10-100
BA4 200 x 400
Lapangan 3D16 3D16 D10-150
Tumpuan 10D22 6D22 1,5D10-100
BM1 400 x 750
Lapangan 6D22 10D22 1,5D10-100
Tumpuan 7D22 4D22 D10-100
BM2 350 x 750
Lapangan 4D22 7D22 D10-150
Tumpuan 7D19 4D19 D10-100
BM3 300 x 700
Lapangan 4D19 7D19 D10-150
Tabel 3.3 Tipe dan Dimensi Balok

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 43


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul memiliki ukuran dan dimensi balok
berbeda-beda sesuai dengan tempat dan beban yang bekerja. Ukuran terbesar
balok yang berbentuk persegi pada lantai 4 Apartment 4 ini adalah 40/75. Pada
SNI, h balok menerus ditentuan dengan rumus :
𝑙
ℎ=
𝑓𝑦
18,5 ( 0,4 + 700 )

Dengan desain 40/75 (BM1) telah memenuhi standar SNI.


𝑙𝑚𝑎𝑥 = 9000 𝑚𝑚 = 900 𝑐𝑚 , 𝑓𝑦 = 500 𝑀𝑝𝑎
𝑙
ℎ=
𝑓𝑦
18,5 ( 0,4 + 700 )
900
=
500
18,5 ( 0,4 + 700)

= 43,66 𝑐𝑚 ≈ 45 𝑐𝑚 < ℎ𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 75 𝑐𝑚 (Memenuhi)


 Data Teknis
Balok 40/75 : Tumpuan
Fy’ = 500 MPa
Fc’ = 30 Mpa

 Analisa Teknis
Luas tulangan 10 D22 = 10 x 380 = 3800 mm2 (Lampiran 3.4)
Luas penampang beton = 400 x 750 = 300000 mm2
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 3800
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = = = 0,0127
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 300000
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = ′
= = 0,0028
𝑓𝑦 500
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝜌𝑏
0,85 𝑓𝑐 ′ 𝛽1 600
𝜌𝑏 = ′
𝑥
𝑓𝑦 ( 600 + 𝑓𝑦 ′ )
0,85 𝑥 30 𝑥 0,85 600
= 𝑥
500 ( 600 + 500 )
= 0,0236
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 𝑥 0,0236 = 0,0177

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 44


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Jadi, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,0028 < 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 0,0127 < 𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,0177


Dapat disimpulkan bahwa rasio penulangan balok memenuhi pernyaratan

rasio penulangan minimum dan rasio penulangan maksimum (𝜌𝑚𝑖𝑛 <


𝜌 < 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 ).

3. Pelat(Slab)
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
 Besar lendutan yang diinginkan
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
 Bahan konstruksi dan plat lantai
Dan Pelat merupakan panel beton bertulang yang saling berhubungan
dengan balok sebagai penahan gaya yang berasal dari muatan-muatan tetap serta
muatan hidup untuk selanjutnya diteruskan ke kolom. Kegunaan pelat lantai
adalah :
 Sebagai pemisah antara ruang bawah dan ruang atas.
 Sebagai tempat pijakan untuk beban yang berada lantai tersebut.
 Untuk menempatkan instalasi listrik dan lampu pada ruang bawah.
 Meredam suara dari atas maupun juga dari bawah.
 Menambah kekuatan bangunan pada arah horizontal.
Pada Apartment 4 pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini memiliki
dimensi dan ketinggian pelat yang bervariasi tergantung pada desain Arsitektur
maupun kebutuhan struktur. Proyek ini memiliki dimensi dan ketinggian kolom
yang berbeda – beda sesuai dengan lokasi dan beban yang bekerja. Jenis pelat
yang digunakan menggunakan mutu beton Fc’35 dan BJTD 50. Gambar kerja
Apartment 4 terlampir dan Detail Penulangan Pelat terlampir pada Lampiran 3.6.
Berikut adalah tipe dan dimensi Pelat yang digunakan :

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 45


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

SA5
BA1
350/600 130
7780

2500
𝑙𝑛𝑚𝑎𝑥 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑙𝑛1 = 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = 7,78 − 0,5𝑏 − 0,5𝑏 = 7,78 − 0,35
= 7,43 𝑚
𝑙𝑛2 = 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 2.5 − 0,5𝑏 − 0,5𝑏 = 2.5 − 0,35
= 2.15 𝑚
𝑙𝑥 7,43
𝛽= = = 3.45
𝑙𝑦 2.15
𝑓𝑦 500
𝑙𝑛 ( 0,8 + ) 7430 (0,8+ )
1500 1500
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = = 125.58 mm
36 + 9 . 𝛽 36+9 .3.45
𝑓𝑦 500
𝑙𝑛 (0,8+1500) 7430 (0,8+1500)
ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 = = = 233,90 mm
36 36
Dapat disimpulkan tebal plat SA5 memenuhi syarat hmin dan hmaks tebal
plat, yaitu h SA5= 130mm.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 46


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK

IV.1 PENJELASAN UMUM


Dalam suatu proyek pembangunan Metode Pelaksanaan tidak kalah
pentingnya dengan Perencanaan proyek tersebut, Perencanaan yang telah disusun
oleh konsultan perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan
pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga dapat diperoleh hasil
yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil
tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana
khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik, serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah
yang ditemui di lapangan.
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, kontraktor harus memiliki
dokumen awal pelaksanaan, seperti berita acara, gambar-gambar detail, RKS dan
dokumen lainnya. Selanjutnya kontraktor membuat shop drawing sebagai gambar
detail pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar perencanaan dari konsultan
perencana dan as built drawing sebagai laporan akhir gambar-gambar yang sesuai
dengan pelaksanaan, setelah adanya pekerjaan tambah maupun kurang.
Bab ini akan menguraikan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan yang
diamati selama melaksanakan kerja praktek. Pekerjaan yang diamati ini meliputi
pekerjaan pekerjaan struktur atas yang meliputi kolom, balok dan plat.

IV.2 PERALATAN PELAKSANAAN


Untuk sebuah pembangunan konstruksi terutama di proyek Aeon Mixed
Use Sentul dibutuhkan alat-atat penunjang untuk membantu pengerjaan dan
pekerjaan dilapangan, berikut ini merupakan alat-alat yang dapat membantu untuk
pelaksanaan suatu proyek Aeon Mixed Use Sentul :

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 47


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

1) Panel Temporary
Panel Temporary merupakan panel listrik yang terdapat dibagian proyek
konstruksi, biasanya untuk membantu penyediaan listrik untuk pen-suply arus
listrik ke media penunjang lain seperti Lampu dll.

Gambar 4.1 Panel Temporary.


2) Waterpass
Waterpass (Automatic Level) digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara
vertikal ataupun horizontal.

Gambar 4.2 Waterpass.


3) Tower Crane
Merupakan alat penunjang utama dalam suatu proyek pembangunan
gedung bertingkat dengan panjang bentang 70m dan mampu menahan beban
hingga 2-3 Ton ,fungsinya untuk memindahkan material seperti Besi , Bekisting ,
Perancah dll, Tower Crane juga dapat digunakan untuk mempermudah metode
pekerjaan seperti pengecoran pada Kolom dan Plat.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 48


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.3 Tower Crane.


4) Concrete Vibrator
Concrete Vibrator digunakan untuk alat penggetar agregat pada saat
dilaksanakan suatu kegiatan pengecoran, berfungsi agar agregat dalam suatu
adukan pengecor-an tidak menumpuk dan dapat merata, dan dapat merata
sekaligus memadatkan adukan karena gelembung udara dapat hilang saat
dimasukan kedalam suatu cetakan atau bekisting, sehingga dalam suatu kegiatan
pengecoran didapat hasil cor-an yang maximal.

Gambar 4.4 Concrete Vibrator.


5) Concrete Bucket
Concrete Bucket adalah alat pengangkut beton dari mixer truck ketempat
pengecoran setelah dilakukan test slump dan telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan, maka beton dari mixer truck di tuangkan ke dalam concrete bucket.
Kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan tower crane. Dalam
pengerjaannya dibutuhkan satu orang sebagai operator concrete bucket. Pada
proyek ini pengecoran dengan concrete bucket hanya untuk pengecoran pada 5
lantai kebawah misalnya ramp, dinding penahan tanah, dinding parapet dan
konstruksi tangga, Concrete Bucket ini dapat menampung hasil adukan +1m2.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 49


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.5 Concrete Bucket.


6) Pipa Tremie
Pipa tremie merupakan pipa yang biasa digunakan untuk membantu
kegiatan pengecoran, bisa dipasang pada Concrete Pump atau pada Concrete
Bucket, pipa Tremie ini digunakan untuk menjangkau lokasi yang ingin di
cor(jika dipasang pada Concrete Pump) dan juga digunakan pada concrete bucket
sehingga beton yang keluar dari concrete bucket tidak langsung jatuh dan
menumbuk lokasi pengecoran. Usahakan sedekat mungkin jarak pipa tremie
dengan permukaan beton lama atau lantai kerja, hal ini dilakukan untuk
menghindari agregat kasar terlepas dari adukan beton.

Gambar 4.6 Pipa Tremie.


7) Bar Cutter
Digunakan untuk membantu pekerja untuk memenuhi stock besi yang
akan digunakan pada suatu bangunan yang akan dibangun, Bar Cutter digunakan
untuk memotong besi sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan pada areal
tersebut sebelum pada akhirnya difabrikasi dan dipasang menjadi tulangan
kolom/balok/plat.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 50


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.7 Bar Cutter.


8) Bar Bender
Digunakan untuk membengkokkan besi sesuai dengan bentuk penulangan
yang diinginkan setelah besi tersebut dipotong menggunakan alat Bar Cutter .

Gambar 4.8 Bar Bender.


9) Perancah (Scaffollding)
Pada pembangunan Struktur Atas perancah berguna untuk fabrikasi
bekisting plat dan balok serta memudahkan para pekerja untuk menjangkau areal
pekerjaan yang sulit dijangkau.
Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini Perancah(Scaffollding) terdiri
dari Jack Base ,Main Frame,Cross Frame, PcH , dan U-Head, , dibentuk dan
dirakit satu sama lain sehingga menjadi suatu konstruksi scaffolding.

Gambar 4.9 Perancah.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 51


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

10) Aluma System / Table Form


Aluma System merupakan hasil rekayasa engineering di bidang kostruksi,
khususnya bidang beskisting baik moulding untuk kolom, balok maupun untuk
plat lantai Table Form digunakan sebagai bekisting pelat lantai dan balok. Sistem
ini banyak digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pelat lantai dan balok yang
tipikal. Dengan sistem ini pekerjaan bangunan bertingkat dapat diselesaikan
dengan lebih cepat, mudah, aman dan menghemat biaya
Penggunaan Table Form / Aluma System ini secara tidak langsung sama
dengan sistem Perancah Konvensional, namun yang membedakan Table Form
dapat dilepas dan dipasang kembali di areal yang akan di bangun, pada proyek
Aeon Mixed Use Sentul, Table Form berpindah dengan alat bantu Tower Crane,
dan dilepas / dipasang kembali dengan menggunakan alat bantu Hand Fallet.

Gambar 4.10 Aluma System (Table Form).


11) Bekisting
Bekisting merupakan cetakan sementara pada suatu pengerjaan biasanya
(Kolom, Plat, Balok) sebelum pada akhirnya dilakukan kegiatan pengecoran,
untuk pemasangan suatu bekisting memiliki metode dan jenis yang berbeda pada
Kolom, Plat dan Balok , dan pelepasan bekisting bergantung pada umur beton
serta dilihat dari aspek metode pengerjaan diproyek tersebut.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 52


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.11 Bekisting.


12) Truck Mixer
Mixer truck merupakan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete
mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 5; 5,5; 6; dan 6 m3 pada proyek
Aeon Mixed Use Sentul Truck Mixed berkapasitas 7m3, Truk ini mengangkut
beton siap pakai (ready mix) dari tempat pencampuran beton (batching plan) PT
Cemindo Gemilang (Semen Merah Putih) & PT. SCG Readymix Indonesia
sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, truk ini terus berputar searah
jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan beton tersebut
terus homogen dan tidak mengeras.

Gambar 4.12 Truck Mixer.


13) Fixed Concrete Pump
Mobile Concrete Pump merupakan alat untuk memompa beton ready mix
dari mixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump ini untuk
meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengecoran. Alat ini sangat berguna untuk
lokasi yang sulit dijangkau seperti bangunan gedung bertingkat yang luas
sehingga dapat dengan mudah dijangkau.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 53


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.13 Fixed Concrete Pump.


14) Air Compressor
Air compressor adalah alat penghasil udara bertekanan tinggi yang
digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat mengurangi mutu
dan daya lekatan tulangan pada beton seperti: debu-debu, potongan-potongan
kawat bendrat, dan serbuk-serbuk kayu. Kegiatan pembersihan ini dilakukan
sesaat sebelum dilakukan pengecoran pada bagian bangunan tertentu.

Gambar 4.14 Air Compressor.

IV.3 PERSIAPAN PEKERJAAN


Persiapan pekerjaan di lapangan mencakup persiapan lapangan, persiapan
pekerjaan tanah atau hal yang berkaitan dengan lokasi proyek dan sekitarnya.
IV.3.1 Persiapan Lapangan
Pengukuran tanah dimaksudkan untuk mengetahui keadaan dan situasi
lokasi secara jelas. Melalui pengukuran tanah didapat data teknis berupa jenis
tanah dan kedalaman lapisan tanah keras. Data tersebut selanjutnya diolah sebagai
bagian dari bahan untuk perencanaan struktur.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 54


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

IV.3.2 Pelaksanaan pekerjaan tanah


Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran meliputi perbaikan tempat-
tempat dimana bangunan akan didirikan, penebasan atau pembabatan terhadap
semua pohon-pohon belukar, sampah yang tertanam serta material lain yang
merugikan dan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus
dihilangkan,ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang
disetujui oleh direksi.
Persiapan lapangan juga harus mencakup pembangunan “Plan Kit” atau
“Site Office” atau kantor bagi pelaksana proyek yang bersifat non permanen,
tempat tersebut harus direncanakan sesuai dengan instruksi kerja yang berlaku
agar didapat tempat yang nyaman dan dapat menunjang sumber daya manusia
yang ada.
Pada tahap persiapan perlu diadakan pengaturan lalu lintas pada lokasi
proyek agar tidak mengganggu kelancaran jalan dan tetap menjaga efisiensi lahan
dalam menampung kendaraan atau alat lain maupun sebagai tempat penyimpanan
marial.
Dan pada intinya, segala hal yang dilakukan dalam mempersiapkan sebuah
lahan agar selanjutnya pada lahan tersebut dapat dipergunakan sebagai lahan
pelaksanaan proyek, baik dari segi yang berhubungan langsung berupa kesiapan
lahan meupun dari segi non fisik seperti pendirian pos-pos yang akan menjadi
pendukung pelaksanaan proyek, baik pos security hingga bedeng tempat pekerja
beristirahat dapat dikategorikan sebagai persiapan lapangan.

IV.4 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS


IV.4.1 Kolom
Dalam proyek pembangunan Aeon Mixed Use Sentuk ini menggunakan
besi ulir yang mana digunakan untuk penulangan dari kolom dan sengkang,
Ukuran dimensi kolom yang berbeda tiap lantainya, kolom pada bagian bawah
hingga atas memiliki ukuran yang lebih besar, Berikut ini merupakan urutan
pengerjaan pembuatan Kolom pada proyek pembangunan Aeon Mixed Use Sentul
ini:

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 55


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

1. Penulangan Kolom
Sebelum dimulai pelaksanaan pengecoran kolom, tentunya pekerjaan
pembesian kolom telah terlebih dahulu dikerjakan. Adapun langkah – langkah
pekerjaan pembesian kolom antara lain adalah sebagai berikut :
A. Pengesetan/Fabrikasi
Pembuatan tulangan kolom tidak seperti balok, pembuatan tulangan kolom
dilakukan ditempat terpisah. Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini
pelaksanaan fabrikasi pembesian kolom berada di spot spot tertentu diberbagai
zona.
Langkah pertama besi – besi tulangan dipotong dengan menggunakan bar
cutter sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan lalu dibengkokkan dengan
menggunakan bar bender.

Gambar 4.15 Proses Fabrikasi pada Kolom.


B. Pemasangan Tulangan Kolom
Setelah besi kolom selesai di fabrikasi, kemudian besi kolom tersebut di
angkut ke lokasi pengecoran. Selanjutnya proses penandaan kolom dilakukan
diatas pelat, penandaan dilakukan untuk menentukan posisi bekisting dan agar
kolom terletak pada garis lurus atau sumbu yang sama agar tidak terjadi
eksentrisitas yang melewati batas yang ditentukan. Agar tulangan kolom tidak
miring maka pada bagian bawah antara kolom yang sudah ada dengan kolom yang
baru diikat dengan kawat beton. Pemasangan tulangan kolom disambung dengan
besi over stek dari tulangan kolom lantai sebelumnya.
Tulangan kolom juga diberi beton decking yang gunanya agar tulangan
tetap dalam kondisi tegak lurus sebelum di cor dan agar pada saat selesai di cor
kolom terlihat sempurna tidak terlihat tulangannya,dan sebagai selimut beton.
Setelah semuanya siap maka dilanjutkan dengan pemasangan bekisting.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 56


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.16 Pemasangan tulangan Kolom.


2. Pemasangan Bekisting
Tahapan pemasangan bekisting kolom dilaksanakan setelah pembesian
kolom telah disetujui oleh konsultan pengawas. Bekisting merupakan
konstruksi pembantu yang memberikan bentuk dan dimensi beton sesuai
dengan yang kita inginkan/sesuai dengan gambar kerja.
Ada beberapa ketentuan mengenai pemasangan bekisting, antara lain sebagai
berikut:
1. Di marking posisi kolom pada pile cap sesuai dengan ukuran pada gambar.
2. As dan jarak kolom pada bowplank di check kembali sesuai bangunan
3. Pemasangan bekisting diperkuat dengan klem pengaku dari besi yang
dilengkapi mur dan baut yang dipasang setiap 50 cm.
4. Untuk menegakkan kolom agar tidak miring dipakai support berupa pipa
besi yang dikaitkan antara kolom untuk menjaga agar bagian atas kolom
sesuai dengan ukuran pada gambar
5. Untuk memastikan tegaknya bagian atas dan bawah, di check terlebih
dahulu dengan alat sentring ke dua sisi kanan dan kiri .
6. Bekisting harus kuat, kokoh, dalam arti bila dicor bentuk bekisting
tidak berubah.
7. Bekisting tidak boleh bocor karena dapat mengakibatkan beton keropos
8. Mudah dikerjakan dan dibongkar kembali
9. Memberikan bentuk permukaan beton yang baik.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 57


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.17 Pemasangan bekisting.


3. Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran disiapkan alat-alatnya terlebih dahulu,
adapun alat-alat yang digunakan untuk persiapan pengecoran adalah :
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti :
 Alat pembetonan, seperti placing boom, vibrator, air compressor,
bekisting, alat perata beton
 Alat pendukung, seperti lampu penerangan, bucket mortar, alat slump
tes.
2. Melakukan slump test pada adukan beton -yang akan digunakan, tinggi
slump beton pada proyek ini adalah 12 ± 2 cm.
3. Memeriksa posisi bekisting, bekisting harus sesuai dengan marking yang
telah dilakukan, menutup lubang - lubang yang mungkin ada pada
bekisting untuk menghindari keluarnya sebagian adukan beton.
4. Pembersihan dari semua obstacle seperti bekas gergaji kayu, plastic dan
lain-lain.
5. Sebelum pengecoran pelat dan balok disiram dengan bahan peningkat daya
lekat semen berupa bonding agent.
6. Listrik penunjang placing boom harus kuat selama pengecoran.

IV.4.2 Balok dan Pelat Lantai


Balok adalah elemen struktur yang berfungsi menyalurkan gaya dan torsi
dari pelat ke kolom Pada proyek pembangunan Aeon Mixed Use Sentul ini

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 58


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

pengerjaan balok mengunakan system cor konvensional. Berikut ini adalah urutan
pengerjaan pengecoran balok pada proyek Aeon Mixed Use Sentul :
1. Pemasangan Scaffolding
Memasang Scaffolding yang berfungsi sebagai pengikat arah vertikal agar
tiang perancah tidak bergeser akibat beban-beban Balok dan Pelat lantai, coran
beton dan komponen lainnya.

Gambar 4.18 Pemasangan Scaffolding.


2. Pemasangan Bekisting
Perancah yang sudah dirakit menjadi satu kesatuan yang disebut Scafollding
pada bagian atasnya dipasang kayu dengan bahan baku Ecofilm sebagai
penyanggah tulangan sekaligus bahan coran yang terdapat diatas Ecofilm tersebut.

Gambar 4.19 Proses pemasangan bekistig Balok dan Plat.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 59


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

3. Penulangan Balok dan Pelat.


Penulangan balok dan Pelat ini dilakukan setelah bekisting selesai terpasang
dengan benar. Berbeda dengan penulangan kolom, penulangan balok dikerjakan
dan dirakit diatas bekisting. Tulangan balok diberi beton decking yang berguna
agar tulangan tetap dalam kondisi lurus sebelum dicor dan agar pada saat selesai
dicor balok terlihat sempurna tidak terlihat tulangan besinya.

Gambar 4.20 Proses Penulangan Balok dan Plat.


4. Persiapan Pengecoran
Sebelum dilaksanakannya suatu pengecoran ada beberapa hal yang
dilakukan antara lain :
o Periksa kembali penulangan atau pembesian Balok dan Pelat Lantai, sesuai
dengan gambar kerja penulangan yang sudah ditentukan.
o Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, harus diperiksa kembali pembuatan
bekisting.
o Pemasangan Stop Cor guna mengetahui batas dari areal yang ingin di cor
dan Relat yang berfungsi sebagai pembatas untuk selimut beton bagian atas.
o Setelah sudah di periksa bekistingnya, maka dilanjutkan untuk
membersihkan bekistingnya menggunakan Air Compressor agar tidak ada
kotor dan material yang tersisa sebelum pengecoran, apabila tidak
dibersihkan maka akan mengurangi kualitas beton dan hasil coran jadi tidak
sempurna.
o Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini biasanya untuk setiap pengecoran
selalu diadakan Join Survey,yaitu perhitungan ulang volume /m2 untuk
setiap area yang ingin di cor guna mengetahui seberapa banyak bahan coran
yang dibutuhkan untuk areal tersebut.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 60


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.21 Stop Cor.


5. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran pelat ini dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok.
Pengecoran pelat ini dilakukan sedikit demi sedikit karena luas area yang sangat
luas tidak mungkin pengecoran dilakukan sekaligus. Untuk proyek Aeon Mixed
Use Sentul ini, langkah yang dilakukan untuk Pelaksanaan Pengecoran adala:
o Uji Slum pada beton ready mix.
o Memposisikan Concrete pump didekat areal yang ingin di cor.
o Penggunaan Pipa Tremie untuk menjangkau areal coran yang berada diluar
jangkauan Concrete pump.
o Ketika Concrete Pump sudah siap diposisi, lalu Truck Mixer menuangkan
beton kedalam Concrete Pump. Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini
Truck Mixer berkapasitas + 7m2
o Ketika truck mixer menuangkan adukan beton kedalam concrete pump, lalu
dilaksanakan lah kegiatan pengecoran di areal tersebut.
o Disaat kegiatan pengecoran berlangsung, adukan yang jatuh dari pipa tremie
digetarkan dengan menggunakan Concrete Vibrator guna menghilangkan
udara pada adukan beton tadi dan bermaksud mendapat hasil coran yang
maximal.
o Disaat yang bersamaan dilaksanakan juga Pengecekan Elevasi dengan
menggunakan alat bantu Waterpass guna mendapatkan selimut beton yang
sempurna.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 61


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

IV.4.3 Pelepasan Bekisting


Berikut langkah-langkah Pembongkaran Bekisting pada Proyek Aeon
Mixed Use Sentul ini sebagai berikut :
o Pembongkaran Bekisting pada Proyek Aeon Mixed Use Sentul Bogor ini
dilakukan setelah kegiatan pengecoran sudah selesai dan beton telah
mencapai kekuatan maximum/ultimit .
o Selesai pembongkaran bekisting, dilakukan perawatan beton (Curring)
selama 24 jam.
o Untuk pelepasan bekisting pada kolom +12jam, untuk pelepasan bekisting
Pelat dan balok 7-21 hari.

IV.5 PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBESIAN


Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan pembesian yaitu :
o Lokasi fabrikasi yang strategis.
o Pada proses pemotongan dan pembengkokan besi sebaiknya direncanakan
terlebih dahulu agar semaksimal mungkin besi dapat terpakai .
o Pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan menggunakan alat bar
cutter dan bar bender untuk mempermudah dan mempercepat proses
pekerjaan .
o Besi harus bersih dan bebas karat pada saat pengecoran akan dilakukan.
o Ukuran besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana.

IV.6 PENGAWASAN PEKERJAAN BEKISTING


Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan bekisting, yaitu :
o Bekisting harus kuat, dalam arti bila dicor bentuk bekisting tidak berubah.
o Bekisting tidak boleh bocor karena dapat mengakibatkan beton keropos.
o Bahan bekisting tidak boleh menyerap air agar beton tidak menjadi kering
terlalu cepat. Pada proyek ini bekisting terbuat dari Ecofilm dengan tebal 15
mm – 20 mm.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 62


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

IV.7 PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN


Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan pengecoran, yaitu :
o Beton harus bersih dari segala kotoran organik dan anorganik, guna
mengdapatkan hasil coran yang maximal.
o Harus ada kesatuan antara beton lama dengan beton baru.
o Permukaan beton harus rata, tidak bergelombang atau berlubang, pada
proyek Aeon Mixed Use Sentul menggunakan Waterpass guna mengetahui
bahwa hasil coran tidak bergelombang dan harus serta tebat Pelat yang
diinginkan sesuai dengan rencana.
o Sesudah pengecoran, harus diperhatikan factor perawatan pada beton yang
ada karena dapat mempengaruhi mutu beton.

IV.8 USAHA PERAWATAN BETON


Pada saat beton mulai mengeras, harus dilakukan perawatan untuk
mencegah penguapan air yang berlebihan. Penguapan air serta berlebihan dapat
menimbulkan perbedaan suhu yang besar antara bagian luar dan bagian dalam
beton sehingga dapat menggangu proses hidrasi yang nantinya akan
mengakibatkan keretakan pada beton.
Perawatan (Curing) beton dapat dilakukan dengan cara membiarkan beton
tetap dalam bekisting sampai batas waktu tertentu, penyiraman secara teratur atau
penggunaan air selama minimum 14 hari atau bila tidak memungkinkan dapat
juga dengan menggunakan penutup lantai dengan menggunakan karung goni yang
sudah dibasahi.
Selain itu dapat juga dilakukan perawatan dengan cara penyemprotan
permukaan beton dengan air secara terus menerus dn dengan cara melumuri
permukaan beton dengan bahan kimia tertentu (Curing Compound).

IV.9 PENGUJIAN MUTU MIX DESIGN


Uji beton yang dimaksudkan disini berlandas pada asumsi bahwa
pelaksana telah memperoleh dan menguji kualitas agregat dan semen yang
dibutuhkan, sehingga hanya menupas bagaimana mencapai mutu kuat

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 63


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

karakteristik beton dengan materialyang telah lolos uji dan terbatas pada uji slump
(Slump Test), uji kuat tekan.
IV.9.1. Slump Test Mix Design
Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak)dari campuran
beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Kekakuan
dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan.
Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan,
atau cukup air.
Dalam suatu adukan/campuran beton, kadar air sangat diperhatikan karena
menentukan tingkat workability nya atau tidak. Campuran beton yang terlalu cair
akan menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mengering. Sedangkan
campuran beton yang terlalu kering menyebabkan adukan tidak merata dan sulit
untuk dicetak. Slump dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan
(biasanya ketika ready mix sampai, diuji setiap kedatangan). Hasil dari Uji Slump
beton yaitu nilai slump. Nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional
(SI) dan mempunyai standar.
 Mobilitas : kemudahan beton untuk dapat dialirkan kedalam cetakan
disekitar baja dandituang kembali.
 Kompabilitas : kemudahan beton untuk dipadatkan dan rongga-rongga
udaranya diambil.
 Stabilitas : kemapuan beton untuk tetap sebagai massa yang
homogen.

 Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan Uji Slump yaitu


a. Sendok cekung.
b. Cetakan berupa kerucut terpacung dengan diameter tertentu di bagian atas
10 cm dan dibagian bawah 20 cm dengan tinggi 30 cm dengan bagian atas
dan bawa cetakan terbuka.
c. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air.
d. Tongkat untuk menumbuk dengan diamteter 16mm , panjang 60 cm dan
ujung bulat dan terbuat dari baja yang tahan karat.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 64


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Prosedur Pengerjaan :
a. Basahi cetakan dengan kain basah.
b. Taruh cetakan di atas pelat yang dipasang mendatar .
c. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton muda dalam 3 lapis, tiap lapis
berisi 1/3 cetakan. Tiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pada pemadatan tongkat harus
tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan
pertama penusukan tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan
cetakan.

Gambar 4.22 Proses Uji Slump.


d. Setelah pemadatan, ratakan permukaan beda uji. Semua sisa sample yang
jatuh disekitar cetakan harus dibersihkan.
e. Kemudian cetakan diangkat secara perlahan-lahan tegak lurus keatas.
f. Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji.
g. Ukurlah slump yang terjadi dengan menetukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.
h. Besar slump merupakan Tinggi cetakan dikurangi dengan Tinggi rata-rata
benda uji.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 65


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.23 Hasil Benda Uji Slump.


IV.9.2 Crushing Test Mix Design
Pengujian dilakukan pada benda uji beton, langkah- langkah pengujian
beton adalah sebagai berikut :
1. Cetakan dengan bentuk silinder diberi oli didalamnya agar beton tidak
melekat pada cetakan setelah beton mengeras.
2. Adukan beton dituang setengah kedalam cetakan, lalu ditusuk dengan
batang baja berdiameter 16mm sebanyak 25 kali, kemudian sisi cetakan
dipukul-pukul agar adukan merata, lalu diisi lagi sisanya, dan lakukan
seperti sebelumnya.
3. Adukan diratakan permukaan atasnya.
4. Taruh cetakan tersebut diudara terbuka namun tidak boleh terkena sinar
matahari dan tidak boleh ada getaran / bebas dari getaran. Jangan lupa
memberi tanda / kode dan tanggal pengecoran.
5. Buka cetakan lalu contoh benda uji tersebut direndam kedalam air.

Gambar 4.24 Proses Crushing Test Mix Design.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 66


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

6. Contoh, diuji pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari.


7. Kemudian ditimbang beratnya lalu diletakkan pada mesin tekan secara
sentris.
8. Lalu setelah ditimbang beratnya kemudian benda uji di test dengan alat
Compression testing machine hingga beton mencapai kekuatan
maksimum, yang mana merupakan maksud utama dalam pengujian ini.
Hasil test maksimum dapat dipakai sebagai dasar untuk pengendalian
mutu beton agar dapat memenuhi persyaratan, untuk meneliti efektifitas
admixture (Bahan campuran tambahan) dan untuk menetukan saat beton
bekisting dilepas.

IV.10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(K3)
Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul terdapat SHE(Safety & Health
Enviromental) sebagai Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) , K3
adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada
semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan
penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Sistem K3 pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini memiliki visi dan misi
sebagai berikut:
o Mencegah terjadinya cedera dan sakit akibat kerja.
o Perbaikan yang berkesinambungan terhadap keselamatan , keselamatan kerja
dan pengelolaan lingkungan dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait.
o Peduli akan lingkungan kerja yang sehat dan mempertimbangkan damak
ingkungan dalam setiap kegiatan kerja.
o Penggunaan sumber daya yang efisien dalam setiap aktivitas untuk ikut
menjaga kelestarian alam.
o Penerapan sistem manajemen SHE mengikuti aturan- aturan dan persyaratan
yang berlaku.
Selama mengikuti proses kegiatan Kerja Praktek di proyek pembangunan
Aeon Mixed Use Sentul ini , para pekerja telah mematuhi salah satu program K3

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 67


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

yaitu pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan standar nasional
dan undang-undang yang berlaku. APD yang digunakan antara lain safety shoes,
safety helm, safety belt, rompi, sepatu karet, dan lain-lain. Data struktur organisasi
SHE terlampir pada Lampiran 4.1.
Pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini juga terdapat beberapa program
SHE (Safety & Health Environmental) diantaranya :
1. SHE Briefing
Dilakukan untuk setiap anggota pada proyek ini, dilakukan setiap hari
sebelum aktivitas tentang K3L dan program kerja pada semua pihak yang terlibat
dalam proyek Aeon Mixed Use Sentul ini.

Gambar 4.25 SHE Briefing.

2. Safety Induction
Safety induction adalah sebuah latihan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja yang diberikan kepada pekerja baru, kontraktor baru ataupun para tamu yang
baru pertama kali datang di lokasi perusahaan tersebut. Tujuan dari safety
induction ini adalah untuk mengkomunikasikan bahaya-bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja umum yang terdapat selama pekerjaan/kunjungan mereka
sehingga mereka bisa sadar serta bisa melakukan tindakan pengendalian terhadap
bahaya tersebut, program ini wajib dan harus dilaksanakan untuk setiap anggota
baru.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 68


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.26 Safety Induction.

3. SHE Talk (Safety Talk)


Safety talk adalah sebuah cara untuk mengingatkan karyawan/pekerja
bahwa K3 bagian yang sangat penting dalam pekerjaan. Safety talk
adalah pertemuan yang dilakukan rutin antara karyawan / pekerja dan supervisor
untuk membicarakan hal-hal mengenai K3. Tujuan utama safety talk adalah untuk
mengingatkan karyawan/pekerja akan potensi-potensi bahaya di tempat kerja dan
membantu karyawan/pekerja untuk mengenali dan mengendalikan bahaya
tersebut, pada proyek Aeon Mixed Use Sentul ini Safety Talk selalu dilaksanakan
setiap hari Jumat sebelum dilaksanakannya kegiatan pekerjaan.

Gambar 4.27 SafetyTalk.

4. Safety Meeting
Melakukan safety meeting secara rutin adalah komponen kunci dari setiap
program keselamatan kerja yang terorganisir. Safety meeting merupakan suatu

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 69


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

pertemuan yang harus dihadiri oleh semua pekerja, supervisor, engineer, foreman,
SHE dan wakil management. Untuk contoh risalah safety meeting terlampir pada
Lampiran 4.2.

Gambar 4.28 Safety Meeting.

5. SHE Patrol
Dilakukan dengan maksud untuk menjaga ketertiban pelaksanaan K3 pada
proyek ini, meliput pemakaian APD dan Safety Work, termasuk pada saat
pelaksanaan alat berat ada proyek ini.

Gambar 4.29 Safety Patrol.

6. SHE inpeksi
Dilakukan untuk pengecekan peralatan pekerjaan yang setiap hari dipakai
untuk membantu mempermudah pekerjaan dilapangan seperti alat berat, Tower
Crane, dan lain- lain, dilakukan sesuai jadwal oleh pihak K3.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 70


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

Gambar 4.30 Safety Inpeksi.

IV.10.1 ALAT KEAMANAN K3

Pada suatu proyek pembangunan khususnya proyek Aeon Mixed Use


Sentul ini tentunya memiliki standar keamanan oleh pihak K3 guna memperlancar
kegiatan pekerjaan dilapangan dengan rasa aman, salah satu standar yang
dilakukan oleh pihak K3 kontraktor PT.Pembangunan perumahan(PT.PP) ini
adalah alat keamanan. Adapun beberapa alat keamanan yang terdapat pada proyek
ini adalah
1. APAR.
Berfungsi untuk tindakan pencegahan pada bahaya kebakaran, dipasang
pada beberapa spot tertentu yang dianggap rentan terhadap ancaman kebakaran
pada proyek ini dan dilengkapi petunjuk kegunaan guna mempermudah pengguna
pada saat keadaan darurat.

Gambar 4.31 APAR.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 71


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

2. RAMBU K3.
Berguna sebagai petunjuk atau arahan pada proyek tersebut guna
memberikan pengetahuan umum tentang bahaya yang akan terjadi pada suatu
proyek dan sebagai suatu tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan.

Gambar 4.32 RAMBU K3.

3. ALAT PENGAMAN KERJA.


Alat pengaman kerja berfungsi untuk standar keamanan pada proyek ini,
biasanya berupa jaring-jaring atau pembatas agar pekerja tidak terjatuh pada saat
melakukan pekerjaan struktur.

Gambar 4.33 ALAT KEAMANAN K3.

4. APD(Alat Pelindung Diri).


Alat pelindung diri(APD) merupakan standar keamanan utama yang
dimiliki proyek Aeon Sentul City ini, berfungsi untuk melindungi setiap individu
yang ingin memasuki wilayah proyek, biasanya APD itu sendiri berupa Body
Harnest yang berfungsi sebagai Movement para pekerja karena dilengkapi dengan

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 72


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

pengunci dibagian kanan dan kiri Body Harnest tersebut dan berguna untuk
penahan tubuh agar tidak terjatuh pada saat berada di ketinggian, yang kedua
adalah Helm Safety yang berguna untuk melindungi bagian kepala dari hantaman
benda keras yang terdapat pada proyek , yang ketiga adalah Rompi yang
dilengkapi dengan sistem Flash Back yang berfungsi untuk pekerja agar mudah
terlihat pada malam hari pada saat melakukan pekerjaan, dan yang terakhir adalah
Safety Boots yang dilengkapi dengan besi dibagian depan sepatu guna melindungi
kaki dari cidera pada saat melalukan pekerjaan.

Gambar 4.34 APD(Alat Pengaman Diri).

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 73


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

V.1. KESIMPULAN
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan selama masa kerja praktek pada
proyek AEON MIXED USE SENTUL CITY ini antara lain:
1. Proyek Pembangunan Aeon Mixed Use Sentul ini merupakan bentuk
kerjasama antara PT. SENTUL CITY(sebagai Owner) , PT.
PEMBANGUNAN PERUMAHAN(PT.PP) sebagai kontraktor dan PT.
ADIGUNA SEKAWAN SEJAHTERA (sebagai konsultan pengawas).
2. Pada proyek ini terjadinya keterlambatan yang diakibatkan oleh pekerjaan
yang tidak sesuai dengan schedule perencanaan di karenakan cuaca yang
kurang baik, gambar kerja yang berubah-ubah dan keterlambatan owner
dalam penyediaan stock material, serta adanya kendala pada beberapa zona
yang mengakibatkan terhambatnya pengerjaan pada proyek ini. Dan
keterlambatan yang terjadi dapat diantisipasi dengan diadakannya rapat
ulang atau rapat koordinasi, kerja lembur dan penambahan alat.
3. Untuk pengendalian dilapangan dilakukan dengan baik dengan cara
mengadakan rapat koordinasi yang dilaksanakan tiap minggu setiap hari
jumat, dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan secara rutin
dilapangan serta tes pada alat dan material yang masuk serta test bahan
material yang akan digunakan.
4. Pengujian laboratorium yang sudah sesuai dengan mutu yang akan dipakai
pada proyek sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi yang direncanakan.
5. Struktur bangunan pada proyek ini menggunakan kontruksi beton bertulang,
untuk ukuran kolom, balok dan platnya berbeda-beda tiap lantainya. Hal ini
dikarenakan pembebanan yang diterima berbeda-beda tiap lantainya.
6. Melihat acuan proyek ini pada SNI 03-2847-2002 dan PBI (Peraturan
Beton Indonesia) , penulangan strukturatas proyek pembangunan Aeon
Mixed Use Sentul ini sudah memenuhi syarat rasio penulangan. Mutu beton
Fc’35 dan fy 500 Mpa

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 74


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

 Untuk kolom penulangannya adalah 1,51% untuk jenis kolom KA2


dimana syarat rasio penulangannya antara 1% - 6%.
 Untuk balok dengan jenis BM1 rasio penulangannya adalah 𝜌= 0,0127,
dimana syarat 𝜌 minimum dan 𝜌 makasimumnya adalah 0,0028 dan
0,0177.
 Untuk pelat SA5 tebat adalah 130 mm,dimana syarat minimum dan
maksimum tebal pelat adalah ℎ𝑚𝑖𝑛 125.58 mm dan ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 233,90 mm.
7. Pelaksanaan K3 pada proyek AEON MIXED USE SENTUL CITY ini
berjalan sangat baik. Penggunaan Safety Boots, Rompi, Body Harness dan
Safety Helm yang wajib dipakai ketika ingin memasuki proyek menjadi
bukti bahwa K3 pada proyek ini sangat berjalan dengan baik, selain itu
diadakan acara – acara seperti Safety Talk, Safety Induction dan lain- lain
juga membuktikan bahwa pada proyek AEON MIXED USE SENTUL
CITY berjalan dengan baik, untuk pelanggar juga dikenakan sangsi
hukuman berupa pemberian lubang kepada ID Card para pekerja yang
bilamana jika sudah mendapat 3 ( Tiga) lubang pada ID Card mereka tidak
bisa bekerja pada proyek Aeon Sentul City ini.

V.2. SARAN
Saran yang ingin penulis sampaikan selama menjalankan pekerjaaan kerja
praktek pada proyek pembangunan Aeon Mixed Use Sentul ini adalah :
1. Untuk pengadaan barang dan material diproyek AEON MIXED USE
SENTUL CITY ini terjadi keterlambatan untuk penyediaan baik dari
pembesian maupun bekisting sehingga terhambatnya waktu pekerjaan. Oleh
karena itu, pengadaan waktu harus tepat pada waktu karena pada suatu
proyek pembangunan, waktu terikat dengan biaya semakin lama waktu
pekerjaan semakin meningkat pula biaya pada proyek tersebut.
2. Meningkatkan koordinasi, komuikasi, serta kerjasama yang baik dilapangan
maupun di kantor agar lebih memperlancar dan mempermudah pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka mengejar target yang telah di tentukan dan juga agar
meminimalisir adanya kesalahan. Karena jika terdapat kesalahan seperti
kesalahan pemasangan, pengecekan ataupun hal lain yang menghambat

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 75


Laporan Kerja Praktek Aeon Mixed Use Sentul City

berjalannya proyek tersebut, maka satu pekerjaan terhambat semua akan


terhambat pula, karena pada proyek pembangunan ini satu unsur akan
berkaitan dengan yang lain.
3. Untuk pekerjaan yang mengalami keterlambatan harus lebih ditingkatkan
diadakannya evaluasi dan perbaikan agar kedepannya tidak terjadi lagi
keterlambatan dalam pengerjaan, namun pada proyek Aeon Mixed Use Sentul
ini terdapat rapat koordinasi yang membahas tentang masalah yang terdapat
diproyek tersebut, dan rapat ini berjalan cukup baik.
4. Untuk pelaksanaan Join Survey perlu terkoordinir kembali agar
pelaksanaanya berjalan efektif dan hasil yang diinginkan menjadi maksimal.
5. Untuk pelaksanaan masa Kerja Praktek, hendaknya mahasiswa/i harus lebih
mempelajari segala aspek dilapangan dari mulai permasalahan maupun cara
mengatasinya, dan juga belajar semua metode yang terdapat didalam proyek.
6. Pada saat pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa harus kritis melihat dan
mencatat aplikasi di lapangan.

Muhammad Luthfi Aldian(121.14.00038) 76

Anda mungkin juga menyukai