Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah mahkluk sosial. Sosial mengacu kepada hubungan antar
individu, antar masyarakat dan individu dengan masyarakat. Hidup di masyarakat itu
merupakan manifestasi bakat sosial anak. Oleh karena itu, aspek sosial melekat pada
diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar jadi
matang. Di samping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri
sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya, maka
segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan. Dan menurut para ahli
bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah bahwa mendidik itu bertujuan membimbing
agar kelak dapat hidup serasi dengan masyarakat tempat hidupnya.
Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur
pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Khusus untuk
jalur pendidikan luar sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan
keluarga adalah sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang
pertaman bagi setiap manusia. Proses sosialisasi akan dimulai dari keluarga, dimana
anak mulai mengembangkan diri. Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 pasal 10 ayat 4
dinyatakan bahwa ”Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar
sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,
nilai budaya, nilai norma dan keterampilan.”perlu pula ditegaskan bahwa pemerintah
mengakui kemandirian keluarga untuk melaksanakan upaya pendidikan dalam
lingkungannya sendiri. Meskipun pendidikan formal telah mengambil sebagian tugas
keluarga dalam mendidik anak, tetapi pengaruh keluarga tetap penting sebab keluarga
merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak. Dalam keluarga dapat
ditanamkan nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Perubahan fungsi keluarga, pola hubungan orang tua dan anak di dalam keluarga,
komposisi keanggotaan dalam keluarga, keberadaan orang tua (hanya bapak/ibu) dalam
keluarga, dan perbedaan kelas sosial keluarga diperkirakan tetap berpengaruh terhadap
perkembangan anak (Redja Mudyahardjo. et.al.,1992: modul 5/54).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian tentang sosiologi?
2. Bagaimana pengertian pendidikan?
3. BagaimanaRuang lingkup sosiologi pendidikan?
4. Bagaimana fungsi kajian sosiologi pendidikan?
5. Bagaimana tujuan sosiologi pendidikan?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan terhadap mahasiswa
tentang :
1. Mengenai bagaimana pengertian tentang sosiologi.
2. Mengenai bagaimana pengertian pendidikan.
3. Mengenai bagaimanaRuang lingkup sosiologi pendidikan.
4. Mengenai bagaimana fungsi kajian sosiologi pendidikan.
5. Mengenai bagaimana tujuan sosiologi pendidikan.

1.4 Methode Penulisan


Dalam penulisan makalah ini tim penulis menggunakan berbagai sumber informasi dari
media elektronik terutama dari internet dan Buku Sosiologi Pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PENDIDIKAN

2.1 Pengertian Tentang Sosiologi

2
Sosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang
masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh
filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (1798 –
1857). Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok – kelompok dan struktur sosialnya. Sosiologi mempunyai ciri – ciri:
1. Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan
dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk
budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi
muda.
3. Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi dari
terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan berkomulasi
mengarah kepada teori yang lebih baik.
4. Nonetis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu
– individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas
sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi
pendidikan meliputi:
a. Interaksi guru – siswa.
b. Dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah.
c. Struktur dan fungsi sistem pendidikan.
d. Sistem – sistem masyarakat dan pengaruhnya terhaadap pendidikan.
Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari
norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami
kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola
hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat tersebut. Untuk
terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial
yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat. Dalam
kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh pengikutnya,
yaitu:
1. Paham individualisme, Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir
merdeka dan hidup merdeka. Masing – masing boleh berbuat apa saja menurut

3
keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak
individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan
individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk
mencapai pengembangan diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling
berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.
2. Paham kolektivisme, Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan
kepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah
sebagai alat bagi masyarakatnya.
3. Paham integralistik, paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing
anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan
masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara individualis
melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan juga merupakan
relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan tanpa merugikan
kepentingan pribadi.
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang
bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
a. Kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat.
b. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat.
c. Negara melindungi warga negaranya.
d. Selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.
Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia
secara orang per orang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.

2.2 Pengertian pendidikan


Arti pendidikan secara etimologi : Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri
dari kata ”PAIS” artinya anak, dan ”AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi
paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
Secara definitif pendidikan (Padagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai
berikut:
1. John dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan – kecakapan fondamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
2. D. R. MJ. Langeveld

4
Pendidikan adalah pemberian bimbingan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan,
dalam pelaksanaan bimbingan diperlukan yang sengaja positif kearah tujuan yang
diinginkan. Sifat Pendidikan : Semua usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan harus
diberikan tertuju kepada kedewasaan anak didiknya.
3. SA. Bratanata dkk
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara
yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai
kedewasaannya.
4. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak – anak, artinya menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi – tingginya. Selain itu pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan
perkembangan budi pengerti (pikiran) dan jasmani anak.
5. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak – anak,
akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
6. UU SPN 20/03
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuataan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasaan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka
penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta.bMenurut
saya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

2.3 Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan


Para ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya,
Sosiologi Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational Sociology) adalah
cabang ilmu Sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh professional dibidang

5
pendidikan (calon guru, para guru, dan pemikir pendidikan) dan para mahasisiwa serta
professional sosiologi.
Menurut S. Nasution masalah-masalah yang diselidiki dalam sosiologi pendidikan
meliputi pokok-pokok masalah sebagai berikut :
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat meliputi:
a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b. Hubungan dengan system pendidikan dengan proses control social dan system
kekuasaan
c. Fungsi system pendidikan dalam proses perubahan social dan cultural atau usaha
mempertahankan status quo
d. Hubungan pendidikan dengan system tingkat/status social
e. Fungsi system pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, cultural dan
sebagainya.
2. Hubungan antar manusia dalam sekolah, meliputi :
a. Hakikat kebudayaan sekolah, sejauh mana ada perbedaan dengan kebudayaan di luar
sekolah
b. Pola interaksi social atau struktur masyarakat sekolah
c. Kepemimpinan dan hubungan kekuasaan
d. Stratifikasi social
e. Pola interaksi informal
3. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah meliputi:
a. Peranan social guru
b. Hakikat kepribadian guru
c. Pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak
d. Fungsi sekolah terhadap sosialisai murid
4. Sekolah dalam masyarakat meliputi :
a. Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam system-sistem social dalam masyarakat
luar sekolah
c. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan
d. Factor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi
sekolah.
Oleh karena itu, tujuan sosiologi pendidikan yaitu mengerti, memahami, dan
mengaplikasikan seluruh konsep, teori, dan aplikasi sosiologi pendidikan untuk dapat
mengembangkan pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan, berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan tersebut, maka ruang lingkup
sosiologi pendidikan mencakup :
1. Konsep dasar sosiologi pendidikan
2. Tujuan, pendekatan, dan signifikansi sosiologi pendidikan
3. Sejarah dan tokoh sosiologi pendidikan

6
4. Teori sosiologi pendidikan
5. Pengembangan social peserta didik
6. Sosiologi bagi guru
7. Sekolah dan masyarakat
8. Sekolah dan tata social
9. Sosialisasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat
10. Hubungan guru, murid, dan masyarakat
11. Organisasi sekolah
12. Sosiologi dan kurikulum
13. Proses belajar mengajar dari sudut sosiologi
14. Kebudayaan sekolah, masyarakat, dan keluarga
15. Pola interaksi sekolah, keluarga, dan masyarakat
16. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
17. Institusi masyarakat
18. Pendidikan multi cultural

2.4 Fungsi Kajian Sosiologi Pendidikan


Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai
bagaimana harapan dan tuntutan masyarakat mengenai isi dan proses pendidikan itu,
atau bagaimana sebaiknya pendidikan itu berlangsung menurut kacamata kepentingan
masyarakat, baik pada level nasional maupun lokal. Sosiologi Pendidikan secara
operasional dapat defenisi sebagai cabang sosiologi yang memusatkan perhatian pada
mempelajari hubungan antara pranata pendidikan dengan pranata kehidupan lain, antara
unit pendidikan dengan komunitas sekitar, interaksi social antara orang-orang dalam
satu unit pendidikan, dan dampak pendidikan pada kehidupan peserta didik (Rochman
Natawidjaja, et. Al., 2007: 82).
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut
melakukan tiga fungsi pokok, yaitu :
1. Fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena
yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan konsep-
konsep, proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik sampai dalil
dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian lapangan
yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain, serta informasi
tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi yang lengkap dan
akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan yang baik dan akan
dapat menafsirkan fenomena – fenomena yang dihadapi secara akurat. Penjelasan-
penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media komunikasi.
2. Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang
diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, tuntutan

7
masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan
eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi
prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna
mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
3. Fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial,
kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan
masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.

2.5 Tujuan Sosiologi Pendidikan


Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-
fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi)
melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan,
dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan
masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan
informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi
pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga
pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan
pranata kehidupan lain.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbicara mengenai ruang lingkup sosiologi pendidikan, hal ini tidak terlepas dari
masyarakat. Oleh karena itu sosiologi disebut juga sebagai Ilmu Masyarakat atau Ilmu
yang membicarakan masyarakat. Masyarakat selalu mencakup sekelompok orang yang
berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang
dipatuhi bersama, pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya
mereka memiliki hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama. Masyarakat
dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas ataupun dalam arti sempit.
Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih abstrak misalnya masyarakat bangsa,
sedang dalam arti sempit lebih konkrit misalnya marga atau suku. Masyarakat sebagai
kesatuan hidup memiliki ciri utama, antara lain:
1. Ada interaksi antara warga-warganya
2. Pola tingkah laku warganya diatur oleh adapt istiadat, norma-norma, hukum, dan
aturan-aturan khas
3. Ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya.
Masyarakat Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari dulu hingga
kini, ciri yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat majemuk
yang tersebar di ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan panjang, masyarakat
yang bhineka tersebut akhirnya mencapai satu kesatuan politik untuk mendirikan satu
negara serta berusaha mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagaiu masyarakat
yang bhinneka tunggal ika. Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih ditandai oleh
dua ciri yang unik, yakni :
a. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau komunitas
berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.
b. Secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas,
menengah, dan lapisan bawah.
3.2 Saran
Demikianlah Makalah ini di susun, tentunya terdapat kekurangan , untuk itu
kritik dan saran yang membangun untuk makalah kami ini agar dapat menjadi sempurna
dalam bentuk makalah yang semestinya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Shvoong. (2011). Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan. [online]. Tersedia di:
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2243751-ruang-lingkup-sosiologi-
pendidikan/#ixzz2MXrGzyjp).

10

Anda mungkin juga menyukai