DEGENERATIF
Posted by Anna Auliyanah at 9:15 am
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip-prinsip hygienis mengenai makanan secara umum dalam system pengobatan Rasulullah, sebagai
berikut:
a. Makanan harus mengandung berbagai jenis unsure-unsur organic yang penting, seperti protein, vitamin,
lemak, gula, dan mineral-mineral.
b. Penekanan atas pentingnya beberapa jenis makanan tertentu secara khusus, seperti susu, daging, madu,
kurma dan buah-buahan. Susu, sebagaimana kita ketahui, merupakan bahan makanan ideal karena
mengandung berbagai jenis zat organic utama dengan komposisi yang logis; terdiri darinprotein, lemak,
gula, mineral-mineral dan aneka macam vitamin. Oleh karena itu, Allah menjadikan susu sebagai satu-
satunya makanan bagi bayi yang baru dilahirkan. Susu mengandung unsur-unsur penyusun yang dinilai
paling mudah dicerna, mudah diserap dan paling besar khasiatnya.
Sedangkan daging dengan aneka macam jenisnya, adalah bahan makanan yang kaya dengan protein dan
gugus asam amino. Daging menjadi bahan makanan yang penting dan mendasar dikarenakan juga
memiliki kandungan lemak hewani yang cukup besar, yang kadarnya memang berbeda antara jenis
daging yang satu dengan yang lain. Dikarenakan mengandung unsure-unsur mineral penting, beberapa
jenis vitamin, daging juga merupakan sumber protein utama yang berperan sangat esensial dalam proses
pertumbuhan jaringan tubuh dan penggantian jaringan yang rusak, terutama sesudah menderita sakit
keras, kekurangan gizi dan berbagai jenis kecelakaan dan penderitaan.
Mengenai madu, sudah dapat diketahui memiliki nilai gizi bagi orang yang sehat dan nilai medisnya
sebagai obat bagi berbagai jenis penyakit. Hal ini dikarenakan madu mengandung beberapa unsure yang
sangat bermanfaat serta memiliki berbagai keutamaan. Madu mampu menyediakan kalori yang cukup
tinggi kepada tubuh.
Adapun kurma, nilai gizinya terletak pada kandungan kadar gula yang tinggi dan teristimewa memiliki
berbagai jenis unsure mineral dan zat makanan yang sangat cocok bagi rahim guna menghalangi
pendarahan. Kurma juga mengandung zat-zat yang membuat awet muda dan vitamin-vitamin dengan
komposisi dan jenis yang cocok untuk berbagai keadaan.
Zat-zat yang terkandung didalam buah-buahan dan sayur-sayuran sangat berpengaruh terhadap vitalitas
dan potensi tubuh, serta penjagaan dari berbagai jenis penyakit. Diriwayatkan dari Rasulullah,
bahwasanya beliau senantiasa makan, dan tidak pernah menolak, buah-buahan yang dihasilkan oleh
daerah setempat pada musimnya. Sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan pada setiap daerah jenis
buah-buahan yang dapat dipetik serta diambil manfaatnya oleh penduduk setempat, hal ini diungkapkan
oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziah, agar mereka sehat dan segar tanpa banyak membutuhkan obat-obatan.
c. Penekanan tentang perlunya spesifikasi makanan bagi orang yang sakit, dengan pengertian bahwa
makanan yang cocok bagi orang yang sehat kadang-kadang justru membahayakan bagi orang yang sakit.
Dalam hal ini, ada dua hal yang mendapat perhatian Rasulullah, yaitu:
Larangan memaksakan si sakit atas makan makanan tertentu dan bila dipentingkan memanfaatkan
diet bagi pengobatan.
Pemberian makanan yang mudah dicerna kepada si sakit, yaitu jenis makanan yang tidak
membahayakan ataupun memberatkan lambung.
Rasulullah telah menegaskan masalah ini yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah:
“Janganlah kalian memaksakan orang-orang yang sakit kepada makanan, sesungguhnya Allah
memberi mereka makan dan minum.”
d. Rasulullah menekankan kebersihan makanan dan makanan sedapat mungkin langsung dimakan setelah
dihidangkan
e. Larangan makan secara berlebih-lebihan, atau upaya menghindar dari sifat rakus dan tamak.
f. Rasulullah senantiasa makan dan meminta daging panggang.
Daging panggang lebih sedikit mengandung lemak daripada yang di goring.
g. Rasulullah senantiasa mengkombinasikan antara makanan yang segar (mentah) dan makanan yang
dimasak, dalam menghidangkan makanan.
h. Meletakkan norma-norma social dan tingkah laku dalam hal makan, seperti agar orang mengambil
makanan yang dekat dengannya, mengunyah makanan perlahan-lahan tanpa terburu-buru, serta tidak
makan secara berlebih-lebihan.
BAB III
PEMBAHASAN
- Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan
keadaan dan komplikasi penyakit
- Memperbaiki keadaan stroke
- Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi diet dimaksudkan untuk mencapai pola makan yang sehat. Perlu ditekankan bahwa tujuan diet
ini bukan untuk sementara, tetapi secara berangsur melakukan perubahan permanen pada perilaku
penderita penyakit degeneraatif.
a. Diet pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus (DM) dikontrol berdasarkan kandungan energy,
protein, lemak, dan karbohidrat.
b. Diet penyakit jantung terdiri atas:
- Diet jantung I, diberikan pada pasien penyakit jantung akut. Diet diberikan berupa 1-1,5 l cairan/hari
selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya.
- Diet jantung II, diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan
dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan
sebagai diet jantung II garam rendah. Diet ini rendah energy, protein, kalsium, dan tiamin.
- Diet jantung III, diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan
dari diet jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai
hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung III garam rendah. Diet ini rendah energy dan
kalsium, tetapi cukup zat gizi lain
- Diet jantung IV, diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet
jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema,
diberikan sebagai diet jantung IV garam rendah. Diet ini cukup energy dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
- Energy cukup, yaitu 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energy diberikan 1100-1500 kkal/hari
- Protein cukup, yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, pprotein diberikan
1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi gagal ginjal kronik, protein diberikan rendah yaitu
0,6 g/kgBB
- Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total. Utamakan sumber tidak jenuh ganda, batasi
sumber lemak jenuh yaitu <10% dari kebutuhan energy total. Kolestrol dibatasi <300 mg
- Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energy total
- Vitamin cukup
- Mineral cukup
- Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolestrol darah
- Cairan cukup. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan dapat
dihabiskan
- Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
- Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan mengenai pelayanan gizi penyakit
degeneratif, adalah:
1. Penyebab utama timbulnya penyakit degenerative adalah perubahan gaya hidup (merokok, minuman
keras, makan makanan yang berlemak, dan lain-lain)
2. Penyakit degeneratif adalah istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu
proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya
ke keadaan yang lebih buruk.
3. Factor resiko penyakit degenerative dapat digolongkan atas dua bagian; 1). Factor resiko yang tetap atau
tidak dapat diubah, dan 2). Factor resiko yang tidak menetap atau dapat diubah
4. Rasulullah Saw sangat mengedepankan prinsip hygiene dalam hal makanan
5. Tujuan, syarat dan jenis diet disesuaikan dengan keadaan pasien dan penyakit yang diderita
B. Saran
Diperlukan keahlian khusus dan tenaga yang terampil dibidang gizi untuk menangani pasien
yang menderita penyakit degenerative. Dalam menyusun menu untuk pasien penyakit degenerative harus
memperhatikan syarat, tujuan, dan jenis diet