Anda di halaman 1dari 3

Liniment

1. Pengertian

Linimentum umumnya adalah sediaan cair atau kental (gel), mengandung


analgetikum dan zat yang mengandung sifat rubefasien, melemaskan otot atau
menghangatkan; digunakan sebagai obat luar. (ForNas III, 1978).

Linimentum analgetik dan linimentum yang melemaskan otot digunakan dengan cara
mengoleskan pada kulit menggunakan kain flanel panas atau bahan lain yang cocok;
linientum yang menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil
memijat dan mengurut. (ForNas III, 1978).

Liniment adalah suatu larutan alkohol atau berlemak atau emulsi dari macam-macam
bahan obat yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pda kullit, biasanya dengan
menggosokkannya. Linimen dengan pembawa alkohol atau hdroalkohol berguna dalam
hal rubefasein, menghasilkan sakit atau kerja penetrasi yang diringankan; liniment
berlemak umumnya digunakan untuk mengurut atau memijit. Liniment berlemak kurang
menimbulkan iritasi pada kulit dibanding liniment beralkohol.

Liniment tidak umum digunakan pada kulit yang pecah atau lecet sebab mungkin
menimbulkan iritasi yang berlebiahn. Karena itu pembawa liniment harus dipilih
berdasarkan macam kerja yang diinginkan (rubefacient, menghilangkan iritasi atau hanya
untuk pijit) dan juga berdasarkan pada kemampuan larutnya komponen-komponen yang
diinginkan dalam berbagai macam pelarut. Untuk liniment berlemak, pelarut dapat berupa
minyak padat seperti minyak almond, minyak kacang, minyak sesami, minyak biji kapas
atau bahan-bahan yang mudah menguap seperti minyak wintergreen atau terpentin atau
dapat suatu kombinasi dari minyak lemak dan minyak menguap.

Semua liniment harus menggunakan label yang menerangkan bahwa liniment, hanya
sesuai untuk pemakain luar dan tidak boleh untuk pemakaian dalam. Liniment yang
bentuknya emulsi atau mengandung bahan yang tidak larut harus dikocok baik-baik
sebelum digunakan untuk menjamin meratanya penyebaran fase, dan untuk preparat ini
label “Kocok Baik-Baik” harus tertera pada label. Liniment harus disimpan dalam wadah
tertutup. Tergantung pada bahannya masing-masing, liniment harus dibuat dalam cara
yang sama dengan cara membuat larutan emulasi atau suspensi tergantung pada keadaan
kasusnya. (Ansel
2. Formula Utama Liniment
Terdiri dari:
Zat aktif
Ammonia Liquida, Methylis Salicylas
Zat Tambahan: Zat Pewangi
Zat Pengawet: zat pengawet yang dimaksudkan adalah zat yang
ditambahkan dan dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas sediaa
dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Zat
pengawet yang umumnya digunakan adalah metil paraben 0,12-0,18%
atau propil paraben 0,02-0,05%

3. Contoh Formula
 Linimentum Amonia
Tiap 100 ml mengandung:
R/ Ammonia Liquida 20 ml
Oleinicum 1 ml
Oleum Sesami 79 ml
 Linimentum Metil Salisilat (Linimen Godopuro)
Tiap 100 ml mengandung:
R/ Methylis Salicylas 20 ml
Mentholum 4g
Oleum Eucalypti 10 ml
Oleum Arachidis hingga 100 ml

4. Prosedur
Mencampurkan seperti pada pembuatan salep.
Contoh : Linimen Gondopuro.(F.N)
Secara umum ada dua metode, yaitu
a. Pencampuran
Komponen dicampur hingga tercapai homogenitas sediaan. Pada skala kecil,
seperti dalam peracikan resep, farmasis dapat mencampur komponen
menggunakan mortir dan stamper atau menggerus bahan-bahan pada ointment
slab atau papan salep (gelas besar atau pelat porselin atau papan pil)
menggunakan spatula.
b. Peleburan
Dengan metode peleburan, semua atau sebagian komponen salep disatukan
melalui pelelehan dan didinginkan dengan pengadukan konstan hingga
memadat. Komponen yang tidak meleleh ditambahkan pada campuran saat
campuran sedang didinginkan dan diaduk.

5. Metode Evaluasi Sediaan Semisolid


a. Organoleptis
Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna,
tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (
dengan kriteria tertentu) dengan menetapkan kriterianya pengujianya (macam
dan item), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh,
pengambilan keputusan dengan analisa statistik.
b. Daya Sebar
Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala.
Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya,
dan di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur
pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan
waktu tertentu secara teratur ).
c. Penentuan Ukuran Droplet
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan
emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek
glass, kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran dan
penyebarannya.
d. Uji Aseptabilitas
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di
buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di
timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring
untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut,
sangat lembut.

Anda mungkin juga menyukai