Sap DHF
Sap DHF
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. Latar Belakang
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang
dapat menyebabkan kematian. Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit
demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer :2009).
Demam berdarah terdapat pada daerah tropis,terutama negara Asean dan Pasifik
barat disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,diIndonesia dikenal
2 jenis nyamuk Aedes yaitu: Aedes Agypti dan Aedes albopictus. Insiden secara
keseluruhan tidak ada perbedaan jenis kelamin penderita DHF tetapi kematian lebih
banyak pada anak perempuan,usia antara 1- 4 tahun dan 5 – 10 tahun.
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibody,
dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Wabah demam dengue di Eropa meletus pertama kali pada tahun 1784, sedangkan
di Amerika Selatan wabah itu muncul diantara tahun 1830 – 1870. Di Afrika wabah
demam dengue hebat terjadi pada tahun 1871 – 1873 dan di Amerika Serikat pada tahun
1922 terjadi wabah demam dengue dengan 2 juta penderita. Dalam kurun waktu 4 tahun
yaitu pada tahun 2007-2010, kasus DBD di Indonesia meningkat tiap tahunnya. Terdapat
dua puncak epidemik di tahun 2007 terdapat 158.115 kasus dan 2009 terdapat sekitar
158.912 kasus. Pada tahun 2008 terdapat 137.469 kasus (Insiden Rate = 59,02 per 100.000
penduduk) dan tahun 2010 mencapai sekitar 140.000 kasus. Pada tahun 2014, sampai
pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak
71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak
112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita (Depkes RI, 2015).
Saat ini, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu: 1) Menguras, adalah
membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi,
ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain; 2)
Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi,
toren air, dan sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas
yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti: 1)
Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2)
Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4)
Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk; 6)
Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung
pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain (Depkes
RI, 2015).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan keluarga dapat
keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian DHF
b. Menjelaskan penyebab DHF
c. Menjelaskan tanda dan gejala DHF
d. Menjelaskan penatalaksanaan DHF
e. Menjelaskan pencegahan DHF
3. Materi
a. Pengertian DHF
b. Penyebab DHF
c. Tanda dan gejala DHF
d. Penatalaksanaan DHF
e. Pencegahan DHF
4. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab
5. Media
a. Leaflet
b. LCD
6. Setting Tempat
Keterangan :
= peserta = fasilitator
= moderator = observer,
= penyaji & dokumentasi
= notulen
7. Pengorganisasian
a. Pembimbing akademik : Deni Yasmara, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Kep.MB.
b. Pembimbing Klinik : Ainur Rusdi, S.Kep.,Ns
c. Moderator : Riny Pujiyanti
d. Penyaji : Husna Ardiana
e. Fasilitator : Achmad Ali Basri
f. Notulen : Dessy Era P
g. Observer & dokumentasi : Siwi Sabdasih
8. Proses Penyuluhan
9. Job Description
a. Penyaji
1) Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang DHF
2) Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar memahami tentang DHF
b. Moderator
1) Bertanggung jawab atas kelancaran acara
2) Membuka dan menutup acara
3) Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan
c. Fasilitator
1) Membantu kelancaran acara penyuluhan
2) Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
3) Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan
d. Observer, notulen dan dokumentasi
1) Mengamati jalannya acara penyuluhan
2) Mencatat pertanyaan dari peserta
3) Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir
penyuluhan.
4) Melakukan dokumentasi selama acara berlangsung
10. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilakukan
b. Kesiapan materi dan fasilitas pendukung
c. Pengumpulan SAP 1 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
d. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan pelaksanaan
2. Kriteria proses
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peseta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai POA (Plan of Action)
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria hasil
a. Peserta yang datang sejumlah ± 5 orang atau lebih
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri
c. Peserta mampu menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar.
11. Referensi
1. DEPKES RI, 2015. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/article/view/15011700003/demam-berdarah-biasanya-mulai-
meningkat-di-januari.html
2. Nurkhasanah, 2015. Diakses dari http://www.askepkeperawatan.com/2015/10/sap-
demam-berdarah.html
3. Mansjoer, Arif, dkk 2008. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran UI
: Media Aescullapius. Jakarta.
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian DHF
Dengue Haemoragic Fever atau demam berdarah dengue (DBD)
adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran
geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari
empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup
berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa
serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada
manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
2. Penyebab DHF
Penyebab DHF adalah Arbovirus (Arthropodborn Virus) melalui gigitan
nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty).
Cara penularan:
a. Nyamuk mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus
Dengue.
b. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya
dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.
c. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dalam
tubuh nyamuk.
d. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
e. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan
menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).
f. Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera
menderita DHF.
3. Tanda dan Gejala DHF
a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
Menyampaikan tujuan
2. Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang
perawatan pada pasien ca paru
Menjelaskan tentang pemberian nutrisi yang
tepat
Menjelaskan pentingnya memotivasi pasien
untuk beraktivitas sesuai dengan kemampuan Penyaji
Menjelaskan penanganan jika terjadi
kekambuhan dan mengidentifikasi tanda gejala
yang memerlukan tindakan medic
Menjelaskan Pencegahan pada pasien ca
parupada pasien ca paru
3. Memfasilitasi peserta untuk bertanya Fasilitator
Menjawab pertanyaan Penyaji
Menyimpulkan materi Moderator
Memberikan salam penutup Moderator
Membagikan leaflet Fasilitator
Membantu jalannya penyuluhan Fasilitator
Evaluasi :
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Daftar Pertanyaan :
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Saran :
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________