Anda di halaman 1dari 10

Materi : Peluang

Kompetensi Dasar : 3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu


kejadian dari suatu percobaan

A. Mengenal Peluang
Probabilitas suatu kejadian adalah angka yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1.
Kemudian, ada yang disebut juga dengan ruang sampel. Ruang sampel adalah
himpunan semua kejadian (hasil) yang mungkin terjadi. Ruang sampel
biasanya dinyatakan dengan “S”, dan setiap anggota dari ruang sampel
disebut titik sampel.
Ilustrasi :
 Kejadian yang memiliki peluang 0 merupakan kejadian yang tidak
mungkin terjadi (mustahil).
Contoh : Ayam melahirkan, Sapi berkaki dua
 Kejadian yang memiliki peluang 1 merupakan kejadian yang pasti
terjadi.
Contoh : Setiap makhluk hidup pasti akan mati
Setiap makhluk hidup pasti bernafas
 Arif mengikuti 3 buah bidang lomba dalam acara 17 Agustus di daerah
rumahnya. Lomba pertama adalah balap karung, lomba kedua adalah
makan kerupuk dan lomba ketiga adalah membawa kelereng dengan
sendok. Tentukan :
o Peluang Arif untuk memenangkan salah satu lomba
o Peluang Arif untuk memenangkan 2 buah lomba
o Peluang Arif untuk memenangkan seluruh lomba yang diikutinya
Penyelesaian :
o Peluang Arif untuk memenangkan salah satu lomba
Perbandingan 1 lomba yang dimenangkan dengan jumlah seluruh
lomba yang diikuti.
1 : 3 (memenangkan 1 lomba dari 3 lomba)
o Peluang Arif untuk memenangkan 2 buah lomba
Perbandingan lomba yang dimenangkan dengan jumlah seluruh
lomba yang diikuti.
2 : 3 (memenangkan 2 lomba dari 3 lomba)
o Peluang Arif untuk memenangkan semua lomba
3 : 3 (memenangkan 3 lomba dari 3 lomba)
Ruang sampel :
{lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba membawa
kelereng dengan sendok}
Titik sampel :
Lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba membawa
kelereng dengan sendok.

B. Peluang Empirik
a. Pengertian peluang empirik
Peluang empirik adalah sebuah peluang yang didasarkan pada banyaknya
percobaan yang dilakukan. Peluang empirik juga sering disebut frekuensi
relatif atau frekuensi nisbi.
b. Tujuan peluang empirik
Tujuan peluang empirik yaitu mencari peluang terjadinya sebuah
kejadian.
c. Rumus peluang empirik
n(A)
P(A) = n(S)

Keterangan :
P(A) : Peluang kejadian A
n(A) : Jumlah terjadinya A pada sebuah percobaan
n(S) : Jumlah seluruh percobaan yang dilakukan
Catatan :
Huruf A bisa diganti dengan huruf lainnya seperti B,C,D,dsb. Tergantung
pada nama kejadiannya.
Contoh peluang empirik :
Sebuah percobaan melempar dadu sebanyak 120 kali. Kemudian muncul
angka 3 sebanyak 15 kali. Jadi berapakah peluang terjadinya mata dadu
3?
Diketahui :
Jumlah terjadinya A pada sebuah percobaan atau n(A) = 15
Jumlah seluruh percobaan yang dilakukan atau n(S) = 120
Ditanya :
Peluang terjadinya mata dadu 3
Penyelesaian :
n(A)
P(A) = n(S)
15 1
P(A) = =
120 8
1
Jadi, peluang terjadinya mata dadu 3 adalah 8

C. Peluang Teoritik
a. Pengertian peluang teoritik
Peluang teoritik adalah peluang yang didasarkan pada kemungkinan
yang akan terjadi.
b. Tujuan peluang teoritik
Tujuan peluang teoritik yaitu mencari peluang terjadinya sebuah
kejadian.
c. Rumus peluang teoritik
n(A)
P(A) = n(S)

Keterangan :
P(A) : Peluang kejadian A
n(A) : Jumlah kemungkinan terjadinya A
n(S) : Jumlah seluruh kemungkinan yang akan terjadi pada
ruang sampel

Contoh soal :
Sebuah dadu memiliki enam sisi yang terdiri mata dadau 1 sampai 6.
Jadi berapakah peluang terjadinya mata dadu 6 saat dilakukan
pelemparan?
Diketahui :
 Jumlah kemungkinan terjadinya mata dadu 6 atau n(A) = 1
( yaitu angka 6 saja )
 Jumlah seluruh kemungkinan atau n(S) = 6
( yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6 )
Ditanya :
Peluang terjadinya mata dadu 6
Penyelesaian :
n(A)
P(A) = n(S)
1
P(A) = 6
1
Jadi, peluang terjadinya mata dadu 6 adalah 6

D. Hubungan antara peluang empirik dan peluang teoritik


Peluang empirik dan peluang teoritik tidaklah jauh berbeda.
Keduanya memilik tujuan yang sama yaitu mencari peluang dari suatu
kejadian. Tetapi, hasil dari peluang empirik dan peluang teoritik bisa
berbeda. Jika suatu percobaan itu dilakukan banyak sekali, maka hasil dari
peluang empirik akan mendekati hasil peluang teoritik.
Materi : Hubungan antara data dan cara penyajiannya
Kompetensi Dasar : 3.12 Menganalisis hubungan antara data dengan cara
penyajiannya (tabel, diagram garis, diagram batang
dan diagram lingkaran)

A. Mengenal Data
Sebelum menyajikan data, kita harus tahu dulu apa itu data. Kata
“data” berasal dari bahasa inggris yang bersifat majemuk. Datum adalah
keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu obyek/kejadian atau
narasumber. Sedangkan data adalah kumpulan dari datum.
Setelah mengumpulkan data, maka data masih belum dapat
memberikan informasi yang lengkap, apabila belum disajikan dengan benar.
Agar data mempunyai makna, maka data haruslah diolah dan disajikan dalam
berbagai bentuk penyajian. Secara umum, ada 2 cara penyajian data yang
sering digunakan, yaitu dengan tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel
Macam-macam penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar adalah
sebagai berikut :
a. Tabel baris kolom
Tabel ini digunakan untuk data yang terdiri dan beberapa baris dan
kolom dengan bentuk susunan barus dan kolom yang saling
berhubungan.
Contoh :
Penjualan mobil suatu perusahaan periode tahun 2010 – 2014
Tahun Banyak mobil terjual
2010 28.000
2011 27.700
2012 29.000
2013 29.120
2014 28.900
b. Tabel distribusi frekuensi
Tabel ini digunakan untuk data yang dibagi menjadi beberapa
kelompok.
Berikut langkah untuk menyajikan data statistik kedalam tabel
distribusi frekuensi :
1) Tentukan interval nya. Tiap baris terdiri dari beberapa nilai yang
disebut interval.
2) Tentukan kelasnya. Banyak baris yang selanjutnya disebut kelas.
Contoh :
Sajikan data berikut dalam bentuk tabel distribusi frekuensi!
Nilai statistika dasar dari 40 siswa :
71 69 75 72 67 55 60 66 66
80 50 67 63 71 68 67 78 76
62 73 74 79 61 73 55 67 62
65 59 57 66 77 62 63 71 58
78 66 68 58 68 82 72 56 84
73 68 53 64 72
Penyelesaian :
84−50
Banyak kelas = 7, maka interval = = 4,9 = 5 (dibulatkan)
7

Kelas disusun berurutan dari nilai terkecil sampai nilat terbesar.


(i) Banyak kelas (baris) = 7
(ii) Interval kelasnya = 5

Tabel distribusi frekuensi :


Interval Frekuensi
50 – 54 2
55 – 59 7
60 – 64 8
66 – 69 14
70 – 74 10
75 – 79 6
80 – 84 3
Total 50

2. Menyajikan data dalam bentuk diagram batang


Untuk membuat diagram batang diperlukan sumbu mendatar
dan sumbu tegak yang berpotongan tegak lurus. Kedua sumbu
masing-masing dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala yang
sama. Skala pada sumbu tegak tidak harus sama dengan skala pada
sumbu mendatar. Pada diagram batang, data statistik disajikan dengan
menggunakan gambar berbentuk batang yang letaknya vertikal atau
horicontal. Letak batang yang satu dengan batang yang lainnya saling
berdampingan dibuat terpisah.
Contoh :
Sajikan data berikut dalam bentuk diagram batang!
Jumlah lulusan SMA “X” Tahun 2000 – 2004
Tahun Lulusan
2000 20
2001 40
2002 50
2003 70
2004 100
Bentuk diagram batang :

3. Menyajikan data dalam bentuk diagram garis


Diagram garis umumnya digunakan untuk menyajikan data
yang diperoleh dari waktu ke waktu teratur dalam jangka waktu
tertentu, misalnya data rata-rata nilai UN suatu sekolah dari tahun
ke tahun, banyak kendaraan yang lewat di jalan tol tertentu setiap
jam, harga kebutuhan bahan pokok dari hari ke hari, jumlah
wisatawan maca negara yang berkunjung ke Indonesia dari tahun
ke tahun, dan sebagainya.
Contoh :
Sajikan data berikut dalam bentuk diagram garis!
Jumlah pengunjung kebun binatang medan dari bulan Januari –
Juni.
Bulan Jumlah pengunjung
Januari 2000
Februari 2500
Maret 1100
April 875
Mei 600
Juni 4500
Bentuk diagram garis :

4. Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran


Selain menggunakan diagram batang dan diagram garis,
data statistik dapat disajikan dengan menggunakan diagram
lingkaran. Daerah lingkaran menggambarkan data seluruhnya,
sedangkan bagian dari data diagmbarkan dengan menggunakan
juring atau sektor. Besar sudut pusat tiap juring harus sebanding
dengan besa nilai data yang disajikan. Dengan demikian, sebelum
membuat diagram lingkran, terlebih dulu harus dihitung sudut
pusat dari tiap juring.
Contoh :
Berikut adalah data guru di Indonesia pada tahun 2001/2002
dengan pembulatan ke puluhan ribuan terdekat.
Buatlah diagram lingkaran berdasarkan data tersebut.
Jenis Sekolah Jumlah Guru
SD 1.200.000
SMP 460.000
SMA 210.000
SMK 130.000
Penyelesaian :
Sebelum membuat diagram lingkaran, kita tentukan jumlah guru
seluruhnya.
Jumlah guru seluruhnya :
1.200.000 + 460.000 + 210.000 + 130.000 = 2.000.000
Kemudian kita tentukan besar sudut pusat untuk setiap juring,
yaitu:
Jenis
Banyak Guru Besar sudut pusat
Sekolah
1.200.000
SD 1.200.000 × 360o = 216o
2.000.000
460.000
SMP 460.000 × 360o = 83o
2.000.000
210.000
SMA 210.000 × 360o = 38o
2.000.000
130.000
SMK 130.000 × 360o = 23o
2.000.000

Bentuk diagram lingkaran :

Data guru di Indonesia pada tahun 2001/2002


SMK

SMK
SMA
SMA

SMP
SD
SMP

Anda mungkin juga menyukai