Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS

A. Definisi

Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan biasanya
menghilang setelah melahirkan (Murrayetal.,2002). Diabetes yang dialami oleh seorang ibu yang
pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu mengalami DM pada saat hamil disebut diabetes
mellitus gestasional (Syafei Piliang, 1993).

B. ETIOLOGI

Penyakit diabetes mellitus ini terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah
insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati
membrane sel.

C. FAKTOR RISIKO

Hal-hal yang menjadi factor resiko diabetes mellitus adalah sebagai berikut :

1. Riwayat keluarga dengan DM


2. Glukosuria dua kali berturut-turut
3. Kegemukan
4. Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan).
5. Adanya hidramnion
6. Kelahiran anak sebelum besar.

D. KLASIFIKASI DIABETES
Ada beberapa klasifikasi, salah satunya menurut White (1965).
1. Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes
kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi peningkatan
kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi peningkatan kadar glukosa 1 atau 2
jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan pengaturan diet.
2. Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama 10
tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.
3. Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama 10-
19 tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
4. Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diserita sebe;umnya usia 10
tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.
5. Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul termasuk
arteri uterusna.
6. Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk golongan glomerulonephritis dan
pielonefritis.
Kemudian dibuat modifikasi tambahan. Kelas untuk ibu dengan komplikasi renitis
proliferates atau dengan perdarahan dalam korpus vitreum.

E. PATOFISIOLOGI
Metabolisme karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebih masih
banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan. Progesterone dan HPL
menyebabkan jaringan ibu resiten terhadap insulin dan menghasilkan enzim yang disebut
insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, sehingga mempercepat terjadinya insulin.
Bila pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat, maka akan timbul
suatu keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menimbulkan kondisi
kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi), mengeksresikan cairan
(poliuri), dan mudah lapar (polifagia).

F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa: polidipsi, poliuri, polifagia,
penurunan
berat badan, lemah, mengantuk (somnolen), dan dapat timbul ketoasidosis.
Pengaruh diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut.
1. Hiperemesis gravidarum.
2. Pemakaian glikogen bertambah.
3. Meningkatkan metabolism basal.

Dampak diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut.


1. Abortus dan partus prematurus.
2. Preeklamsi.
3. Hidramnion.
4. Kelainan letak janin.
5. Insufisiensi.

Pengaruh diabetes pada bayi yang dilahirkan adalah sebagai berikut.


1. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
2. Cacat bawaan.
3. Dismaturitas.
4. Janin besar
5. Kelainan neurologis.
G. MANAJEMEN TERAPEUTIK
Manajemen terapeutik yang diberikan bertujuan untuk mencegah kemungkinan
timbulnya komplikasi pada ibu dan mempertinggi angka keselamatan bayi (salvage fetal
rate).

Ada tiga tujuan pengobatan diabetes mellitus gestasi adalah sebagai berikut.

1. Mencegah timbulnya ketosis dan hipoglikemia.

2. Mencegah hiperglikemia dan glikosuria seminimal mungkin.

3. Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin.

Diet ibu diabetes dalam kehamilan tidak berbeda dengan diet diabetes lainnya, kecuali
penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan 10-12kg selama hamil dan
menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200 gram/hari. Diperhatikan diet yang tratur dan
asupan kalori total yang tepat diselingi dengan makanan kecil (4-6 kali sehari).

Saat tidur diberikan 25 gram karbohidrat untuk mencegah ketosis pada malam hari. Pada
wanita dengan glukosa di mata GTT intoleransi glukosa tidak diberikan insulin, tetapi
memerlukan pengawasan ketat.

H. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

Komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori.

1. Komplikasi metabolik akut.

2. Komplikasi-komplikasi vascular jangka panjang.

I . ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS

A. Pengkajian
1. RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)
a. Riwayat diabetes
b. Riwayat anak lahir besar
2. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
3. Riwayat kesehatan sekarang (RKS)
a. Ditemui adanya tanda-tanda DM, seperti polidipsi, polifagi,poliuri, dan lain-lain.

B. Saluran Urinarius
Dapat mengalami riwayat poliuria, Infeksi Saluran Kemih (ISK), nefropati
makanan dan cairan, polydipsia, polifagia, mual, muntah, serta penurunan berat badan.

C. Keamanan
Integritas kulit lengan, paha dapat berubah karena injeksi insulin yang sering
terdapat kerusakan penglihatan/retinopati, serta riwayat gejala-gejala infeksi dan atau
positif terhadap infeksi perkemihan dan vagina.

D. Status Kebidanan
Tinggi fundus mungkin lebih tinggi atau rendah dari normal terhadap usia gestasi
(Hidramnion, ketidaktepatan pertumbuhan janin); riwayat neonates besar terhadap usia
gestasi (LGA);hidramnion;anomaly kongenital; dan kematian janin yang tidak jelas
penyebabnya.

E. Sosial Ekonomi
Masalah faktor social ekonomi dapat meningkatkan risiko komplikasi,
ketidakadekuatan, atau kurangnya system pendukung yang bertanggung jawab.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin glukosa (HbAlc) kadar glukosa serum acak, kadar keton urine,
protein urine dan kreatinin (24jam), tes fungsi tiroid, hemoglobin hemaktrokrit, kadar
estriol, tes toleransi glukosa, albumin glukosa, elektrodiagram, kultur vagina, tes
nonstres (NST), ultrasonografi, contraction stress test (CST), oxytocyn challenge test
(OCT), amnionsintesis, serta kriteria profil biofisik.
II.DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dengan tepat.
2. Risiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal sebagai perubahan sirkulasi.
3. Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah abnormal anemia, hipoksia jaringan, dan perubahan respons
imun.
III.INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diagnosis 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan


ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrient dengan tepat.
Hasil yang diharapkan:
a. Nutrisi ibu akan meningkatkan 24-30 lb pada masa praenatal atau yang tepat
berat badan sebelum kehamilan.
b. Ibu akan mempertahankan glukosa darah puasa antar 60-100 mg dl 1 jam
prapartum tidak lebih 140 mg/dl.
c. Ibu akan sering mengungkapkan pemahaman tentang aturan individu dan kebutuhan
pemantauan diri.
Rencana intervensi rasional
MANDIRI
1. Kaji masukan kalori dan pola 1. Membantu dalam mengevaluasi
makan dalam 24 jam pemahaman ibu tentang diet
dan/atau pentingnya menaati aturan
diet.
2. Tinjau ulang pentingnya makan 2. Makan sedikit dan sering
kudapan yang teratur bila menghindari hiperglikemia
menggunakan insulin. postprandial dan ketosis
puasa/kelaparan.
3. Bila terjadi hipoglikemia 3.Mual dan muntah dapat
asimtomatik, atasi dengan segelas mengakibatkan defisiensi
susu sebanyak 8 oz dan ulangi tiap karbohidrat yang dapat
15 menit bila kadar glukosa serum menimbulkan metabolism lemak
tetap dibawah 70 mg dl. dan terjadi ketosis.
KOLABORASI
4. Diskusikan dosis, jadwal, dan tipe 4.Penggunaan jumlah besar karbohidrat
insulin sederhana untuk mengatasi
hipoglikemia menyebabkan nilai
glukosa darah meningkat cepat.
Kombinasi karbohidrat dengan protein
mempertahankan normoglikemia lebih
lama dan membantu mempertahankan
stabilitas glukosa sepanjang hari.
5. Sesuaikan diet atau cara 5.Pembagian dosis mempertimbangkan
pemberian insulin untuk kebutuhan maternal dan rasio waktu
memenuhi kebutuhan individu. makan terhadap makanan dan
memungkinkan kebebasan dalam
penjadwalan makanan. Dosis total
setiap hari berdasarkan usia gestasi,
berat badan ibu dan kadar glukosa
serum.
6. Rujuk pada ahli diet dan konseling 6.Kebutuhan metabolik pranatal
pertanyaan mengenai diet yang berubah setiap trimester dan
dianjurkan. penyesuaian ditentukan oleh
penambahan berat badan dan tes
laboratorium. Diet spesifik pada
individu diperlukan untuk
mempertahankan normoglikemia dan
mendapatkan berat badan yang
diinginkan.
7. Tentukan hasil HbAlc setiap 2-4 7.Memberikan keakuratan gambaran
minggu. rata-rata control glukosa serum selama
60 hari.
2. Diagnosa 2: Risiko cedera janin yang berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa maternal akibat perubahan pada sirkulasi.
Hasil yang diharapkan:
Ibu akan menunjukkan reaksi NST secara normal dan oxytocin challenge test
dan/atau tes stres kontraksi negatif.
Rencana Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Tentukan klasifikasi White terhadap 1.Janin kurang berisiko bila klasifikasi
diabetes, jelaskan klasifikasi serta White adalah A, B, dan C dengan
makna pada ibu dan pasangan klasifikasi D atau di atas akan
mengalami masalah ginjal atau
komplikasi lainnya.
2. Kaji control diabetik sebelum 2.Kontrol ketat sebelum konsepsi
konsepsi. membatu risiko mortalitas janin dan
anomali kongenital.
3. Kaji gerakan janin dan DJJ setiap 3.Terjadinya insufiensi dan ketosis
kunjungan sesuai indikasi. Anjurkan maternal mungkin secara negatif akan
untuk mencatatnya mulai usia memengaruhi gerakan janin dan DJJ.
gestasi 18 minggu dan setiap hari
mulai minggu ke-34.
4. Pantau adanya tanda hipertensi 4.Bermanfaat untuk mengidentifikasi
dalam kehamilan (edema, pola pertumbuhan abnormal.
proteinuria, dan peningkatan TD).
5. Berikan informasi tentang efek 5.Kira-kira 12-13 dari diabetes menjadi
diabetes yang mungkin pada gangguan hipertensi karena perubahan
pertumbuhan dan perkembangan kardiovaskular berkenaan dengan
janin. diabetes.
KOLABORASI
6. Kaji HbAlc setiap 2-4 minggu 6.Pengetahuan membantu ibu membuat
sesuai indikasi. keputusan melaksanakan aturan dan
dapat meningkatkan kerja sama.
7. Dapatkan kadar serum alfa 7.Insiden bayi malformasi secara
fetoprotein (AFP) pada gestasi 14- kongenital meningkat pada wanita
16 minggu. dengan kadar tinggi pada awal
kehamilan buruk.
8. Siapkan untuk USG pada usia 8.USG bermanfaat dalam memastikan
kehamilan 8, 12, 18, 28, dan 36 tanggal gestasi dan membantu
sampai 38 minggu sesuai indikasi. mengevaluasi Indra Uterine Growth
Retardation (IUGR)
3. Diagnosis 3:Risiko tinggi cedera materal yang berhubungan dengan perubahan pada
control diabetic, profil darah abnormal atau anemia hipoksia jaringan, dan perubahan
imun.
Hasil yang diharapkan:
a. Ibu tetap normotensive.
b. Ibu tetap mempertahankan normoglikemia.
c. Ibu bebas dari komplikasi.
Rencana Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Perhatikan klasifikasi White untuk 1.Ibu yang diklasifikasikan memiliki
diabetes, kaji derajat control diabetic. diabetes tipe D, E, atau F memiliki risiko
tinggi mengalami komplikasi.
2. Kaji kondisi ibu terhadap perdarahan 2.Perubahan vascular yang dihubungkan
vagina dan nyeri tekan abdomen. dengan diabetes menetapkan ibu pada
risiko abrupsio plasenta.
3. Kaji adanya edema. 3.Ibu diabetic cenderung kelebihan
retensi cairan dan hipertensi karena
kehamilan (HKK) akibat perubahan
vaskular.
4. Tentukan tinggi fundus, periksa 4.Hidramnion terjadi dalam 6-25% ibu
adanya edema pada ekstremitas dan diabetik yang hamil. Hal ini terjadi
dispnea. kemungkinan berhubungan dengan
peningkatan kontribusi janin pada cairan
amnion karena hiperglikemia
meningkatkan pengeluaran urine janin.
5. Kaji dan tinjau ulang tanda dan gejala 5.Deteksi awal ISK dapat mencegah
infeksi saluran kemih (ISK) pielonefritis yang memperberat
persalinan.
KOLABORASI
6. Pantau kadar gula setiap kunjungan. 6.Mendeteksi ancaman ketoasidosis.
7. Kaki Hb/Ht pada setiap kunjungan 7.Anemia mungkin ada pada ibu dengan
awal kemudian selama trimester kedua masalah vaskular.
dan pada kehamilan aterm.
8. Intruksikan pemberian insulin sesuai 8.Kebutuhan insulin selama kehamilan
kebutuhan. tidak sama jumlahnya.
9. Dapatkan urinalisis dan kultur urine, 9.Membantu mencegah atau mengatasi
berikan antibiotic sesuai indikasi. pielonefritis.
10. Kumpulkan specimen untuk ekskresi 10.Kemungkinan perubahan vaskular
protein total, ibus, kreatinin nitrogen, dapat merusak fungsi ginjal pada ibu
urea darah, dan kadar asam urat. dengan diabetes berat.
11. Siapkan ibu untuk melakukan USG 11.Ibu berisiko tinggi terhadap CPD dan
pada usia gestasi minggu ke-8, 12, 26, distosia karena makrosomia.
dan 38 kehamilan untuk menentukan
ukuran janin dengan menggunakan
diameter biparietal, panjang femur,
dan perkiraan berat badan janin.

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan
perawat, dan bukan atas petunjuk petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

V. EVALUASI KEPERAWATAN
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani.2009.ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Padang : Salemba medika

Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta :
Nuha Medika
.

Anda mungkin juga menyukai