Anda di halaman 1dari 4

MANUSIA DAN SAINS

1. Manusia adalah Khalifah (Pewaris) Tuhan di Bumi

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
Kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada-
Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar!” Mereka menjawab: “Maha Suci
Engkau ,tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “ [QS Al-
Baqarah (2):30-32]

Dari ayat tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa manusia diberikan Allah mandat
sebagai khalifah (pengganti /pewaris) Tuhan di bumi.Sebagai pewaris manusia manusia
diberikan kemampuan untuk membuat dan mengambil keputusan. Bayangkan andaikata
bila harimau diberikan kemampuan untuk mengambil keputusan. Apa jadinya dengan kita
di dunia ini ?

Kedudukan manusia sebagai pewaris menjadikannya bertanggung jawab menjaga


kelestarian semua macam kehidupan di bumi ini.

Untuk itu Tuhan telah memberikan alat kelengkapan kepada manusia sebagai pengambil
keputusan dengan adanya kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar, hal ini sangat
dimungkinkan karena ia memiliki susunan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan
otak berbagai jenis makhluk hidup hidupnya, termasuk hewan-hewan yang bentuk
tubuhnya sangat mirip dengan manusia, yaitu primata yang primitif.

Catatan : Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik).

2. Tuhan Maha Mengetahui, Manusia Ingin Tahu

              

         

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia telah menciptakan


manusia dari sesuatu yang melekat. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang
mengajarkan penggunaan kalam, mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya. [QS Al-
’Alaq (96) :1-5]

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. [ QS.An-Nahl (16) :78]
Salah satu Nama Tuhan di dalam agama Islam disebut Al-’Aliim yang artinya “Yang Maha
Mengetahui “.

Kepada manusia diturunkannya sebagian ilmu-Nya melalui Wahyu. Ilmu ini disebut dengan
ilmu Naqliah atau ilmu yang diturunkan. Contoh anjuran pemberian ASI untuk bayi sampai
umur 2 tahun, dsb.

Ada pula ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia yang dinamai ilmu ladunni.

Tetapi ada pula ilmu yang diperoleh dengan upaya manusia yaitu dengan kemampuan
akalnya. Pengetahuan yang dikumpulkan dan disusun menjadi suatu bentuk yang teratur
inilah yang disebut dengan ilmu Aqliah atau sains atau ilmu pengetahuan.

3. Perkembangan Cara Manusia Untuk Mengetahui

 Masa 9 bulan dalam kandungan adalah usaha untuk menjaga agar perkembangan fisik
tubuh terutama otak menjadi sebaik-baiknya. Sel-sel pembentuk otak (neuron) mulai
berkembang dari umur janin 13 minggu terus berkembang sampai usia 2 tahun.
 Bayi manusia lahir tanpa kemampuan disebut bersifat Altrisial ( Latin : altrix - “betina
pemberi makan”) . Berbeda dengan anak kambing, gajah , dll yang bersifat Prekoksial (
Latin : prexa -“sebelum” coquere –”memasak”, sehingga gabungannya berarti “bersifat
menjadi dewasa sebelum waktunya “
 Anak perlu bantuan untuk berkembang

Menurut Teori Piaget , ada 4 periode proses perkembangan kecerdasan manusia :

1. Periode Sensorimotor ( 0-24 bulan)


2. Periode Praoperasional (2-7 tahun)
3. Periode Operasi Nyata (7-11 tahun)
4. Periode Operasi Formal (11-15 tahun)

Periode Sensorimotor pada periode ini bayi belajar memadukan semua rangsangan yang
diterima inderanya dengan gerakan - gerakan . Misalnya, ia akan menoleh ke arah sumber
bunyi, bergerak menuju benda yang menarik perhatiannya,dll. Bayi perlu mendapat
perhatian lebih dari ibunya.

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan” [QS. Al-Baqarah (2) :233]

Periode Praoperasional dimulai ketika bayi berumur 2 tahun dan berakhir pada usia 6
sampai 7 tahun, bergantung pada taraf perkembangan kecerdasan anak. Anak belajar
menggunakan lambang untuk mengungkapkan sesuatu. Kotak kosong akan dimanfaatkan
sebagai garasi untuk mobil-mobilannya, dsb. Apabila seekor kucing dinamakan ibunya
“belang” , maka nama belang itu dianggapnya nama umum bagi semua kucing. Inilah yang
disebut dengan Semilogika atau logika searah

Periode Operasional Nyata dimulai ketika anak berusia 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun.
Anak sudah mulai menggunakan logika , misalnya bila segelas air dituangkan ke dalam
bejana lain yang bentuknya lebih tinggi dan garis tengahnya lebih sempit, ia akan melihat
memang permukaan air lebih tinggi naik, namun ia akan mengatakan volumenya tetap
sama.
Pada periode operasional nyata ini dari hasil pengamatannya terhadap benda-benda yang
ditanganinya akhirnya akan menjadi pengalaman (experience). Dari sini akhirnya ia mampu
menggolong-golongkan, menata, dan mencari hubungan antara berbagai pengalaman
yang agaknya memiliki keterkaitan. Dengan kata lain ia sudah mampu membuat suatu
kesimpulan atas dasar penalaran induksi.

Penalaran induksi adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari
pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas
logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan
bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika
dipanaskan akan bertambah panjang.

Para pemikir yang menggunakan penalaran induksi dimasukkan ke dalam kelompok Aliran
Pengalaman atau Empirisme. Orang yang menggunakan penalaran induksi kadang-kadang
akan membuat kesalahan kesimpulan. Contoh :”Semua kerbau yang saya amati berwarna
kelabu atau bulai. Oleh karena itu semua kerbau di dunia berwarna kelabu atau bulai”.

Periode Operasional Formal dicapai seorang anak setelah ia berusia sekurang-kurangnya


11 tahun. Periode ini dicirikan dengan kemampuannya menalar dan berhipotesis dengan
menggunakan lambang-lambang. Pada ketika ini anak akan mulai mampu melakukan
penalaran deduksi, yaitu suatu pembuktian dengan menggunakan logika.

Kesimpulan mengenai suatu hal diperoleh dengan dengan menurunkannya dari


pernyataan-pernyataan lain yang disebut premis (alasan) yang mendasari argumen (bahan
perbedaan pendapat). Argumen yang dipakai disusun sedemikian, sehingga apabila
premisnya benar, kesimpulannya pun harus benar. Contoh : “Semua makhluk ciptaan
Tuhan” dan “Manusia adalah makhluk” maka dapat disimpulkan “Manusia adalah Ciptaan
Tuhan”.

Orang yang menemukan pengetahuan melalui daya nalar yang dikendalikan akal ini
dikelompokkan ke dalam aliran akal atau rasionalisme.

Dalam kenyataannya ada orang yang karena keadaan perkembangan kecerdasannya hanya
sampai pada taraf praoperasional saja,atau pada taraf operasional nyata. Tetapi mungkin
pula ada anak yang pada usia yang jauh lebih muda telah mencapai taraf perkembangan
operasi formal.

5. Pengetahuan (Knowledge) dan Ilmu Pengetahuan (Sains)

Di pedesaan seorang anak yang sakit perut maka anak tersebut disuruh makan pisang raja,
dan sakit perutnya baik.Jika ditanyakan kenapa mereka melakukan tindakan itu ? Mereka
menjawabnya ini kebiasaan turun temurun (naluri)

Itulah pengetahuan (knowledge), namun apabila diteruskan menelitinya, zat apa yang
terdapat di dalam pisang raja yang dapat menghentikan diare, dan ditemukan adalah zat
tanin, kemudian disimpulkan bahwa bahan-bahan lain yang mengandung tanin seperti air
teh kental, serbuk pinang, serbuk gambir dan arang batok kelapa, juga dapat menangkal
diare. Itulah ilmu pengetahuan (sains).
6. Objek Ilmu

Tidak dapat dipungkiri bahwa di dunia terdapat 2 alam, yaitu alam materi (fisika) dan alam
nonmateri (metafisika), namun Sains mutakhir hanya mengarahkan manusia kepada alam
materi saja, akibatnya alam nonmateri (metafisika) tidak menjadi objek ilmu.

Dalam pandangan Alquran objek ilmu adalah alam fisika dan metafisika, hal ini ditegaskan
Tuhan dalam firmannya:

        

“Aku bersumpah dengan yang kamu lihat dan yang kamu tidak lihat” [QS A l-Haqqah (69) :
38-39]

Anda mungkin juga menyukai